SIFAT PROTEIN
Triliyani Lesmana
D2401211114
Kelompok 2/P2
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari sifat-sifat protein yaitu sifat
koagulasi, sifat amfoter dan sifat reversibel protein.
II TINJAUAN PUSTAKAN
2.1 Protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks dengan bobot molekul
tinggi. Protein juga merupakan suau polimer yang terdiri dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein berfungsi
menjamin ketersediaan untuk tubuh, mendukung sistem kekebalan tubuh,
menghasilkan pergerakan tubuh sebagai transmitor gerkan syaraf dan
mengandilakan pertumbuhan dan perkembangan (Susanti dan Hidayat 2016).
2.2 Sifat Amfoter Protein
Protein memiliki sifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan
memberikan proto kepada bas kuat, atau dapat bersifat sebagai penerima proton
dari basa kuat (Naga et al 2010).
15
10
pH
0
10 ml 20 ml 30 ml 40 ml 50 ml 60 ml 70 ml
Volume
pH naoh pH hcl
4.2 Pembahasan
Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.
Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat dalam
sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah ataupun
organisme tingkat tinggi. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan
peptida. Tiga per empat zat padat tubuh terdiri dari ikatan komplek dengan fibril
atau disebut protein fibrosa. Protein mempunyai fungsi sebagai katalisator,
sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung
sistem kekebalan tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh sebagai transmitor
gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Protein pada
susu memiliki manfaat sebagai asupan pemenuhan gizi, protein pada susu juga
memiliki sifat yang khusus yang terkait dengan perkembangannya, pertumbuhan
dan kelangsungan hidup pada bayi salah satunya adalah sebagai antimikroba.
Selain itu, protein juga berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein memiliki peran yang penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Tanpa adanya protein dalam tubuh manusia, maka tubuh manusia
akan terasa lems tanpa tenaga (Natsir dan Latifa 2018). Protein memiliki banyak
sifat salah satunya sebagai amfoter. Sifat amfoter protein ditentukan oleh gugus-
gusnya yang dapat mengion. Koagulasi pada protein disebabkan oleh panas
dengan suhu sekitar 38%-75%. Faktor eksternal yang mempengaruhi kelarutan
protein yaitu pH, suhu, jrnis pelarut, kekuatan ionic atau konsentrasi garam
(Bolontrade et al 2013)
Pemanasan pada protein berpengaruh pada perubahan wujud sebagai
contoh putih telur sebelum dmasukan ke dalam air mendidih wujud putih telur
masi berwarna putih bening , kental, dan tidak ada endapan namun setelah
dimasukan ke dalam air mendidih putih telur berubah menjadi putih bersih, padat,
dan memiliki endapan. Tidak ada perubahan yang sangat terlihat selain putih telur
pada bahan lain.
Penambahan HgCl2 pada putih telur memberikan efek perubahan endapan.
Setelah penambahan HgCl2 sebanyak 1 tetes, terdapat endapan pada putih telur.
Penambahan 1 tetes HgCl pada susu skim memberikan efek adanya endapan di
dinding tabung reaksi. Penambahan 3 tetes HgCl pada susu murni mengalami
perubahan adanya endapan. Dan untuk sari kedelai mendapatkan perubahan
dengan adanya endapan pada saat sudah diberikan 3 tetes HgCl . Pengendapan
protein dengang logam berat menunjukan perubahan kekentalan dan endapnny
bertambah walaupun memiliki kadar yang berbeda-beda. Protein yang ditambah
asam atau basa dan dilakukan pemanasan akan mengalami proses koagulasu yang
mengakibatkan perubahan pH dan bahan-bahan kimia (Lestari dan Amalia
2018).perubahan pH putih telur setelah ditambah HCL dan NaOH terlihat
semakin menurun dari pH awal. Konsentrasi putih telur berpengaruh nayat
terhadap pH, total asam, persen, pengendapan, serta kesukaan panelis terhadap
warna (Vivia 2016)
Uji titrasi pada puti telur dilakukan dengan penambahan larutan HCL
sebanyak 60 ml yang memberkan perubahan yang signifikan. Hal ini juga sama
ketika penambahan NaOH sebanyak 60 ml. Perubahan yang signifikan ini
membuktikan bahwa tidak ada sifat penyangga pada putih telur. Perubahan paling
signifikan terlihat saat baha-bahan dimasukan dengan formaldehyde. Titik
isoelektrik adalah saat pH asam amino berda pada bentuk amfoter, dan pada saat
titik isoelektris ini kelarutan protein menurun dan mencapai angka terendah,
protein akan mengendap dan menggumpal. Pada saat titik isoelektris ini jumla
kation dan anion yang terbentuk sama banyaknya.
V SIMPULAN
Protein memiliki sifat-sifat yaitu koagulasi, amfoter, dan reversibel. Sifat
koagulasi adalah penggumpalan pada wujud protein setelah dilakukan pemanasan
pada protein. Sifat amfoter yaitu sifat dimana protein dapat mengatur
keseimbangan asam dan basa tubuh atau dapat bersifat memberikan proto kepada
basa kuat dan menerima proton.
DAFTAR PUSTAKA
Bolontrade A, Agustin J, Maria C.A. 2013. Amaranth proteins foaming
properties: Adsorption kinetics and foam formation part 1. Current Opinion
in Colloid & Interface Science. Vol.105:319-327
Katili, A. S. (2009). Struktur dan fungsi protein kolagen. Jurnal pelangi
ilmu, 2(5).
King’ori AM. 2012. Uses of poultry egg: Egg albumen and egg yolk. J. Poultry.
Sci. 5 (2): 9-13.
La’lang, M. (2018). Analisis profil protein daging kerbau dengan variasi
konsentrasi garam serta pengasapan berbasis SDS-PAGE (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Lestari MA, Amalia M. 2018. Analisis protein dan lipid [Tesis]. Bogor (ID):
Institut pertanian bogor.
Naga WS, Adiguna B, Retnoningtyas ES, Ayucitra A. 2010. Koagulasi protein
dari ekstrak biji kecipir dengan metode pemanasan. Jurnal Protein. 9(1):1-
11.
Natsir NA. Latifa S. 2018. Analisis kandungan protein total ikan kakap merah dan
ikan kerapu bebek. Jurnal Ilmiah dan Pendidikan Biologi. 7(1):49-55.
Probosari E. 2019. Pengaruh protein diet terhadap indeks glikemik. Journal of
Nutrition and Health. 7(1):33-39.
Risnawati M, Cahyaningrum SE. 2013. Pengaruh penambahan ion logam Ca2+
terhadap aktivitas enzim papain. Jurnal Kimia. 2(1):76-83.
Susanti R, Hidayat E. 2016. Profil protein susu dan produk olahannya. Jurnal
MIPA. 39(2):98-106.
Vivia FA, Yayuk T, Budiantaa. 2016. Effect of egg white concentration on
physicochemicl and sensory properties pf nutmeg juice. Journal of Food
Technology and Nutrion. 13 (1): 12-17
LAMPIRAN