Disusun oleh:
Nama : Restridinda Indriani
NIM : 205050107111054
No. Absen : 27
Kelas :M
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Manik Eirry Sawitri, MS.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... i
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
MATERI DAN METODE .................................................................................................................... 2
2.1 Materi ........................................................................................................................................... 2
2.2 Metode.......................................................................................................................................... 3
2.2.1 Alat dan Bahan ..................................................................................................................... 3
2.2.2 Prosedur kerja ...................................................................................................................... 3
BAB III................................................................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................. 4
3.1 Hasil.............................................................................................................................................. 4
3.2 Pembahasan ............................................................................................................................... 11
BAB IV ................................................................................................................................................. 13
PENUTUPAN ...................................................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
4.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1 Materi
Susu sebagai pelengkap 4 sehat 5 sempurna mempunyai beragam zat di dalamnya. Zat-
zat di dalamnya yakni seperti karbohidrat, protein, elemen pembangun, energi komponen,
lipid, dan masih banyak lagi. Susu mengandung beberapa kelompok nutrisi. Organik zat
hadir dalam jumlah yang hampir sama dan dibagi menjadi elemen pembangun, protein, dan
energi komponen, karbohidrat dan lipid. Ini juga terdiri dari elemen fungsional, seperti
jejak vitamin, enzim dan gas terlarut, dan mengandung garam terlarut, terutama dalam
bentuk fosfat, nitrat dan klorida kalsium, magnesium, kalium dan natrium.
Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam susu. Meskipun laktosa adalah gula,
rasanya tidak manis. Laktosa tidak dapat dengan mudah dimodifikasi dengan memberi
makan dan langkah sejati dari ras susu ke yang lain. Ini digunakan sebagai substrat selama
fermentasi susu oleh bakteri asam laktat, berbeda dalam produk fermentasi seperti yoghurt
dan keju. Ini memainkan peran dalam fermentasi produksi susu. Protein dalam susu sangat
berkualitas, artinya, mereka mengandung semua asam amino esensial, dan elemen yang
tubuh tidak dapat menghasilkan. Penting untuk diingat bahwa protein adalah blok
bangunan dari semua jaringan hidup. Protein susu lainnya hadir dalam serum whey dan
protein whey didefinisikan sebagai protein yang larut.
Kasein dibedakan oleh rendahnya kelarutan pada pH 4,6 dan dibedakan berdasarkan
distribusi pertukaran dan kepekaan terhadap presipitasi oleh kalsium. Dalam susu, lemak
adalah sumber energi utama. Selain yang disebutkan di atas, susu juga memiliki banyak zat
di dalamnya seperti enzim, vitamin, dan lain sebagainya. Susu mentah berfungsi sebagai
media yang ideal untuk pertumbuhan mikroba seperti: Lactobacillus, Lactococcus,
Streptococcus dan ragi dan cetakan.
Susu dapat diperpanjang masa simpannya tanpa perlu merubah sifat fisisnya. Salah satu
cara untuk melakukan pemanjangan masa simpan susu yakni dengan cara mengolah susu
segar menjadi susu pasteurisasi dengan cara pemanasan di bawah titik didih susu. Dalam
beberapa tahun terakhir, masalah keamanan pangan dan keinginan untuk memperpanjang
umur simpan susu cair telah mendorong banyak pengolah susu untuk meningkatkan suhu
pasteurisasi HTST di atas kondisi minimum ditentukan oleh Ordonansi Susu Pasteurisasi.
Susu mentahnya dipisahkan 3 dengan dingin menjadi fraksi krim dan skim. Pada hari
pengolahan, susu skim mentah dan krim dicampur untuk membuat 2% lemak susu. Kontrol
2
terhadap bahaya mikrobiologis merupakan tantangan yang cukup besar untuk menjamin
kualitas susu pasteurisasi dari sisi keamanan produk.
2.2 Metode
2.2.1 Alat dan Bahan
1. Wadah transparan (4 buah)
2. Sampel susu segar 200 ml (2 buah)
3. Sampel susu pasteurisasi 200 ml (2 buah)
4. Label
(dokumentasi)
2.2.2 Prosedur kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Memberikan label pada setiap wadah dengan keterangan sebagai berikut:
• Kode P1T1 untuk susu segar yang disimpan dalam suhu ruang
• Kode P1T2 untuk susu segar yang disimpan dalam suhu refrigator
(7℃ - 10℃)
• Kode P2T1 untuk susu pasteurisasi yang disimpan dalam suhu ruang
Kode P2T2 untuk susu pasteurisasi yang disimpan dalam suhu refrigator
(7℃ - 10℃)
3. Memasukkan 200 ml susu ke dalam masing masing wadah sesuai kode yang
telah ditetapkan
4. Wadah ditutup dengan rapat
5. Wadah diletakkan sesuai dengan keterangan kode
6. Mengamati perubahan yang terjadu setiap 0, 4, 8, 12, dan 24 jam
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Susu segar dan pasteurisasi yang disimpan sesuai yang ditetapkan dan di lihat perubahan
organoleptiknya, dibawah ini adalah hasil yang didapatkan:
0 jam
4
(keadaan susu kode P2T1 dalam 0 jam)
Pada jam ke 0, susu pasteurisasi dengan kode P2T1 masih dalam keadaan normal dan
bagus. Aroma dari susu tawar, warna dari susunya masih berwarna putih susu dan sedikit
bening, sedangkan teksturnya masih dalam keadaan cair. Susu ini masih dalam keadaan bagus
dan belum mengalami kerusakan enzim dan lain lain.
5
Pada jam ke 4, susu sapi segar dengan kode P1T1 sedikit mengalami kerusakan. Aroma
dari susu ini sedikit asam dan warna nya berubah menjadi lebih putih pekat, sedangkan dari
teksturnya sudah ada sedikit presipitasi diatasnya tetapi masih cair.
6
(keadaan susu kode P2T2 dalam 4 jam)
Pada jam ke 4, susu pasteurisasi dengan kode P2T2 masih lumayan bagus. Aroma dari
susu masih tawar, warna nya sedikit lebih pekat, dan teksturnya masih cair.
8 jam
7
(keadaan susu kode P2T1 dalam 8 jam)
Pada jam ke 8, susu pasteurisasi dengan kode P2T1 aroma mulai tercium asam, tekstur
presipitasi diatasnya mulai berubah sedikit mengental tetapi susu masih dalam keadaan cair,
dan warna nya menjadi lebih keruh.
8
Pada jam ke 12, susu sapi segar dengan kode P1T1 memiliki aroma yang sangat asam,
warna nya menjadi lebih keruh, tekstur presipitasi diatasnya menjadi kental, krim dan skim
mulai terpisah.
9
Pada jam ke 12, susu pasteurisasi dengan kode P2T2 memiliki aroma tawar, warna putih,
tekstur cair.
24 jam
10
Pada jam ke 24, susu pasteurisasi dengan kode P2T1 memiliki aroma yang asam, tekstur
yang kental, dan warna yang mulai menjadi keruh.
3.2 Pembahasan
Hasil organoleptik pada uji awal susu pasteurisasi menunjukkan bahwa bau, rasa, dan
warna khas, hal ini berarti susu dalam keadaan baik karena tidak dijumpai adanya
penyimpangan atau perubahan pada bau, rasa, dan warna susu (SNI 01-2782-1998) melaui
(Agustina Arianita Cahyaningtyas dkk, 2016). Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian yang
membuktikan bahwa susu pasteurisasi maupun susu segar yang disimpan pada suhu ruang dan
suhu dingin memiliki kualitas yang baik pada jam ke 0 karena bakteri dan mikroorganisme
yang belum berkembang dengan banyak.
Selama penyimpanan susu pada suhu ruang terjadi penurunan tingkat keasaman susu yang
lambat dari jam ke-0 sampai jam ke-4 (Lely Anggriani dkk, 2014). Hal ini sesuai dengan hasil
dari penelitian yang menunjukkan bahwa perubahan tingkat keasaman di jam ke 4 masih
lambat dan belum terjadinya perubahan yang signifikan.
.Pada jam ke 4 sampai dengan jam ke 8 menunjukkan terjadi peningkatan keasaman yang
nyata (Maulina Nababan dkk. 2015). Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian yang dilakukan
bahwa di jam ke 4 menuju jam ke 8 itu menunjukkan peningkatan keasaman dapat dilihat dari
bau nya yang berbau asam.
Pada penyimpanan suhu ruang selama 12 jam derajat keasaman susu segar lebih tinggi
(Sunarlim dan Widianingrum, 2005) melalui (Maria Fransiska dkk). Hal ini sesuai dengan
bahwa susu segar yang disimpan pada suhu ruang saat penyimpanan ke 12 jam menandakan
indicator asam yang meningkat bisa di cium dari bau asam yang menyengat.
11
.
PH susu dari keempat jenis sampel hampir 4,5 setelah 24 jam. Ini karena fakta bahwa
sampel yang dipasteurisasi dan tetra susu kemasan memiliki jumlah bakteri aktif yang lebih
rendah yang memetabolisme laktosa susu yang berlawanan dalam kasus susu yang tidak
dipasteurisasi (Sandeep Choudhary dkk, 2019). Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian yang
sudah dilakukan bahwa susu pasteurisasi yang diletakkan pada suhu ruang akan mengalami
percepatan pembusukan, karena mengalami pertumbuhan mikroba yang cepat, pH yang
menurun, dan bisa dibuktikan dari kondisi susu pasteurisasi pada jam ke 24 dari tekstur nya
yang membentuk prsipitasi, aroma yang asam, dan warna yang pekat.
12
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
▪ Susu segar P1T1 jika tidak segera dilakukan pendinginan ataupun pasteurisasi akan
mengalami pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan enzim enzim alami akan aktif
sehingga zat zat yang ada didalam susu akan rusak karena nilai keasamannya yang
meningkat.
▪ Susu pasteurisasi P2T2 yang disimpan pada suhu refrigerator lebih baik dibandingkan
susu sampel lain seperti P2T1, apalagi susu segar P1T1 yang hanya disimpan pada suhu
ruang.
4.2 Saran
Praktikum dilaksanakan dengan baik, materi yang dijelaskan sangat jelas, dan pemaparan
materi nya mudah dipahami. Adapun kendala yang cukup sering dialami dalam koneksi
internet yang tidak stabil.
13
DAFTAR PUSTAKA
Cahyaningtyas, A. A., Pudjiastuti, W., & Ramdhan, I. (2016). Pengaruh suhu penyimpanan
terhadap organoleptik, derajat keasaman dan pertumbuhan bakteri coliform pada susu
pasteurisasi. Jurnal Riset Teknologi Industri, 10(1), 13-23.
Choudhary, S., Joshi, B., Pandey, G., & Joshi, A. (2019). Application of single and dual
fluorophore-based pH sensors for determination of milk quality and shelf life using a
fibre optic spectrophotometer. Sensors and Actuators B: Chemical, 298, 126925.
Jaman, M. F. V., Suada, I. K., & Sampurna, I. P. (2013). Kualitas Susu kambing peranakan
etawa selama penyimpanan suhu ruang ditinjau dari rasa, pH dan Uji
Alkohol. Indonesia Medicus Veterinus, 2(5), 469-478.
Nababan, L. A., Suada, I. K., & Swacita, I. B. N. (2014). Ketahanan susu segar pada
penyimpanan suhu ruang ditinjau dari uji tingkat keasaman, didih, dan waktu
reduktase. Indonesia Medicus Veterinus, 3(4), 274-282.
Nababan, M., Suada, I. K., & Swacita, I. B. N. (2015). Kualitas Susu Segar pada Penyimpanan
Suhu Ruang Ditinjau dari Uji Alkohol, Derajat Keasaman dan Angka
Katalase. Indonesia Medicus Veterinus, 4(4), 374-382.
Link jurnal:
▪ https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0925400519311244
▪ https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Kualitas+Susu+Kambi
ng+Peranakan+Etawa+Selama+Penyimpanan+Suhu++Ruang+Ditinjau+dari+Rasa%2
C+pH+dan+Uji+Alkohol&btnG=
▪ https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Kualitas+Susu+Segar+
pada+Penyimpanan+Suhu+Ruang+Ditinjau+dari+Uji++Alkohol%2C+Derajat+Keasa
man+dan+Angka+Katalase&btnG=
▪ https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e9a7a34a13c4d774790a606b6
2a28e74.pdf
▪ http://ejournal1.kemenperin.go.id/jrti/article/view/1732
14