Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323339519

Identifikasi Kesempurnaan Proses Pasteurisasi Ditinjau dari Total Bakteri


serta Kandungan Protein dan Laktosa pada Susu Pasteurisasi Kemasan
Produksi Pabrik dan Rumah Tangga di Kot...

Article · September 2016


DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03.5

CITATIONS READS

0 2,290

3 authors, including:

Yosfi Rahmi
Brawijaya University
10 PUBLICATIONS   5 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Food Diversification View project

All content following this page was uploaded by Yosfi Rahmi on 15 August 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

Identifikasi Kesempurnaan Proses Pasteurisasi Ditinjau dari Total Bakteri serta Kandungan
Protein dan Laktosa pada Susu Pasteurisasi Kemasan Produksi Pabrik dan Rumah Tangga
di Kota Batu

Dewi Chrisna Wulandari*, Nurdiana **, Yosfi Rahmi*

ABSTRAK

Susu segar merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar mengandung
berbagai zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Nilai gizi susu yang tinggi menyebabkan susu menjadi
medium yang sangat disukai oleh mikrooganisme. Hal tersebut mendorong pertumbuhan dan
perkembangan mikroba, sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu menjadi tidak layak dikonsumsi
bila tidak ditangani secara tepat dan benar. Salah satu cara pengolahan susu agar tetap bertahan lama
dalam waktu tertentu adalah dengan pasteurisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesempurnaan proses susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik dan rumah tangga yang ditinjau dari total
mikroba serta kadar protein dan laktosa. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional. Sampel
yang digunakan sebanyak 5, dengan pengulangan sebanyak 2 kali. Variabel bebas adalah susu kemasan
yang sudah dipasteurisasi, sedangkan variabel terikatnya adalah total mikroba, kadar protein serta kadar
laktosa. Analisis data total mikroba, kadar protein serta kadar laktosa menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pasteurisasi pada susu kemasan produksi rumah tangga
terbukti belum sempurna dengan total mikroba yang terkandung melebihi ambang batas yang telah
ditentukan oleh SNI yaitu 30x104 ± 3,0x105 cfu/mL. Kadar protein yang terkandung dalam susu pasteurisasi
kemasan produksi pabrik lebih tinggi dibandingkan dengan produksi rumah tangga yaitu 3,95% serta kadar
laktosa yang terkandung dalam susu pasteurisasi kemasan produksi pabrik lebih rendah daripada produksi
rumah tangga yaitu 0,5192 g per 100g susu.

Kata kunci: Susu pasteurisasi, Kadar protein, Kadar laktosa, Total mikroba

Identification of Perfectly Pasteurization Process by Total Microorganisms and Levels of


Protein and Lactose Content in Pasteurized Milk Packed by Diary Industry and Home
Industry in Batu City

ABSTRACT

Fresh milk is a nutritious food as it contain proteins, fats, carbohydrates, minerals, and vitamins that
are needed by the human body. Nutritional value in milk can be a media for microbial growths. If the milk
were not handled properly and correctly, it will not be suitable to consume. A process to produce a longlive
milk is pasteurization. The purpose of this study was to identify the perfectly pasteurization process in
pasteurized milk packed by dairy industry and home industry in terms of total microorganism as well as
levels of protein and lactose. This was a descriptive observational study. The samples used were 5 samples
with 2 times of replication. The independent variable in this study was packed pasteurized milk, while the
dependent variables were the total microorganisms and the levels of protein and lactose.The data were
analyzed using descriptive analysis. The results showed that pasteurized milk packed by home industry
was not perfectly pasteurized since the microorganisms number were exceed the threshold specified by
Indonesia National Standart (SNI) that is 30x104 ± 3.0x105 cfu/mL. Levels of protein in pasteurized milk
packed by dairy industry was higher than home industry that is 3.95%, and lactose contained in
pasteurized milk packed by dairy industry was lower than home industry that is 0.5192 g per 100g of milk.

Keywords: Milk pasteurization,Lactose content, Protein content, Total microorganism

* Program Studi Ilmu Gizi, FKUB


** Laboratorium Farmakologi, FKUB


Lab Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, 65145

144
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

PENDAHULUAN proses pendinginan.6Pasteurisasi susu harus


dilakukan dengan sempurna dan sesegera
Susu segar merupakan bahan makanan yang mungkin disimpan pada penyimpanan dingin
bergizi tinggi karena mengandung berbagai zat dengan suhu ±4°C, sehingga susu pasteurisasi
makanan yang lengkap dan seimbang seperti tidak akan rusak dalam waktu ±7 hari. Umumnya
protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin pada produksi rumah tangga suhu penyimpanan
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Nilai susu pasteurisasi selama pemasaran berkisar
gizi di dalam susu yang tinggi menyebabkan susu antara 2-6°C, sedangkan untuk produksi pabrik
menjadi medium yang sangat disukai oleh berkisar antara 0,1-0,9°C.7 Hasil penelitian
mikroorganisme. Hal tersebut mendorong Rusmanto (2005) menunjukkan bahwa total
pertumbuhan dan perkembanganmikroorganisme bakteri pada susu pasteurisasi yang beredar di
sehingga dalam waktu yang sangat singkat susu wilayah Kota Malang berkisar antara 9,0 x104 ±
menjadi tidak layak dikonsumsi bila tidak 1,5 x 105 cfu/mL. Nilai tersebut melebihi ambang
ditangani secara tepat dan benar.1 batas yang ditentukan oleh SNI dan berbahaya
Provinsi penghasil susu terbesar di Indonesia untuk dikonsumsi.
adalah Jawa Timur. Jumlah produksi susu di Protein memegang peranan penting dalam
Jawa Timur pada akhir tahun 2004 mencapai pertumbuhan dan perkembangan tubuh, selain itu
lebih dari 540 ton per hari dan pada akhir tahun dapat mendukung aktifitas fisik seperti olahraga.
2005 meningkat menjadi 600 ton per hari.2 Ini Sejalan dengan manfaat protein sebagai zat gizi
menunjukkan bahwa jumlah produksi susu di yang berperan dalam pertumbuhan dan
Jawa Timur melimpah. Meskipun produksi susu perkembangan, maka dibutuhkan 15-20% protein
berlimpah, peternak di Jawa Timur belum bisa dari total kebutuhan atau keluaran per hari.8
meningkatkan kualitasnya. Terbukti dari hasil Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat
penelitian Rahmawati (2011) yang menunjukkan yang terkandung dalam susu dan merupakan
bahwa data jumlah mikroba pada susu segar di sumber energi yang memasok hampir setengah
Jawa Timur melebihi batas maksimum SNI 7388- keseluruhan kalori susu (35-45 %). Selain itu,
2009 yaitu 1x106 koloni/ml. Salah satu cara laktosa berperan penting untuk absorpsi kalsium.
pengolahan susu agar tetap bertahan lama dalam Sehingga kandungan protein serta laktosa perlu
waktu tertentu adalah dengan pasteurisasi.3 diperhatikan juga dalam susu pasteurisasi.9
Pasteurisasi pemanasan pada suhu 71 C
o Susu pasteurisasi yang diproduksi biasanya
selama 15 detik, dilakukan dengan tujuan untuk tidak langsung habis terjual, sehingga untuk
membunuh semua bakteri patogen serta sebagian memperpanjang masa simpan perlu dilakukan
bakteri pembusuk dan menginaktifkan enzim- penyimpanan pada suhu rendah. Prosedur
enzim yang berada di dalam susu sehingga dapat penanganan yang tidak benar selama proses
memperpanjang masa simpan dengan tidak distribusi dan proses pasteurisasi yang tidak
mengurangi cita rasa dan nilai gizi yang sempurna dapat mengakibatkan kerusakan pada
terkandung di dalamnya.4 Pasteurisasi ini disebut produk susu pasteurisasi dan menjadi tidak aman
juga dengan pasteurisasi continuous yang dikonsumsi. Kualitas susu pasteurisasi yang
digunakan dalam proses pasteurisasi susu skala diterima oleh konsumen harus memenuhi standar
besar atau pabrik.5 Sementara metode yang baku SNI sehingga konsumen tidak dirugikan.10
digunakan dalam skala rumah tangga biasanya Berdasarkan penjelasan di atas, maka
menggunakan metode batch, yaitu proses perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi
pemanasan susu pada suhu 61-63°C selama kesempurnaan proses pasteurisasi susu kemasan
kurang lebih 30 menit dengan cara susu dalam yang diproduksi oleh pabrik dan rumah tangga.
botol dipanaskan dengan menempatkannya pada
wadah yang berisi air (steam) lalu dilakukan

145
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

BAHAN DAN METODE beberapa produsen yang menjual susu


pasteurisasi dalam skala rumah tangga maupun
Desain penelitian skala pabrik. Survei tersebut dilakukan di wilayah
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Batu karena Batu merupakan kotaprodusen susu
observasional dengan pendekatan cross sectional serta terdapat pula beberapa KUD susu disana.
yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang Di samping itu, juga untuk mengetahui macam-
terjadi pada objek penelitian diukur dan macam rasa susu yang dijual, pemasokan susu
dikumpulkan pada waktu yang bersamaan. setiap harinya sehingga peneliti dapat
memastikan susu apa yang akan digunakan untuk
Prosedur pengambilan data penelitian. Susu yang dianalisis merupakan susu
Sampel yang digunakan adalah susu yang pasteurisasi tanpa rasa. Adapun analisis yang
berlabel pasteurisasi yang diproduksi oleh pabrik dilakukan meliputi mutu mikrobiologi (total bakteri)
sebanyak 2 sampel dan susu pasteurisasi yang dan mutu gizi (kadar protein dan kadar laktosa).
berasal dari produksi rumah tangga sebanyak 3 Tidak ada perlakuan apapun pada sampel susu
sampel. Masing-masing sampel merek susu pasteurisasi yang akan dianalisis. Pembelian
tersebut diambil secara bersamaan dan kemudian sampel susu pasteurisasi dilakukan sehari
diteliti total bakteri, kadar protein dan kadar sebelum sampel dianalisis yang kemudian
laktosa. Pengambilan sampel diulang sebanyak 2 disimpan dalam lemari es dan keesokan harinya
kali, sehingga total sampel yang digunakan sampel dianalisis.
adalah 10 sampel, kemudian diambil rata-ratanya.
Proses pengukuran variabel dilakukan di 3 Perhitungan Total Bakteri
Laboratorium yang berbeda. Untuk total bakteri Pemeriksaan total bakteri dilakukan dengan
dilakukan pada Laboratorium Mikrobiologi metode TPC (total plate count). Pemeriksaan ini
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dilakukan selama 3 hari. Penelitian tersebut
Malang, Untuk kadar protein dilakukan di dilakukan secara duplo agar hasilnya lebih valid.
Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Brawijaya Total Bakteri pada susu pasteurisasi dapat dilihat
Malang, dan untuk kadar laktosa dilakukan pada pada Tabel 1.
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang. Tabel 1 Perhitungan total bakteri
No Jenis Susu Total Bakteri
Analisis data (cfu/mL)
1. Industri rumah tangga 1 9,7x104 ± 0,97x105
Analisis data dari hasil penelitian ini dilakukan
2. Industri rumah tangga 2 0
secara deskriptif yaitu pengolahan data secara 3. Industri rumah tangga 3 30x104 ± 3,0x105
statistik dengan cara mendeskripsikan atau 4. Pabrik 1 0
menggambarkan data yang telah terkumpul 5. Pabrik 2 0
sebagaimana adanya. Lalu diambil kesimpulan
apakah susu tersebut melalui proses pasteurisasi Hasil rata-rata duplo pada ke-5 sampel susu
yang sudah sempurna atau belum melalui total pasteurisasi menunjukkan 2 sampel dengan total
bakteri serta kadar protein dan laktosa. bakterinya melebihi ambang batas yang telah
ditetapkan oleh SNI yaitu 3x104 cfu/ml. Kedua
HASIL PENELITIAN susu tersebut adalah susu pasteurisasi industri
rumah tangga 1 dengan total bakteri 9,7x104 ±
Gambaran Umum Penelitian 0,97x105 cfu/mL dan susu pasteurisasi industri
Sebelum melakukan penelitian, peneliti rumah tangga 3 dengan total bakteri 30x104 ±
melakukan survei pendahuluan. Survei 3,0x105 cfu/mL. Hal ini menunjukkan bahwa
pendahuluan dilakukan untuk mengetahui letak kedua susu pasteurisasi tersebut proses

146
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

pasteurisasinya masih belum sempurna dan tidak


layak untuk dikonsumsi karena telah melebihi Tabel 3. Kadar laktosa
batas yang sudah ditetapkan oleh SNI. Untuk No Jenis Susu Rata-rata Kadar
susu pasteurisasi produksi pabrik tidak ditemukan Laktosa (gram)
1. Industri rumah tangga 1 1,3744
mikroorganisme, sehingga diinterpretasikan
2. Industri rumah tangga 2 1,7880
bahwa proses pasteurisasi sempurna. 3. Industri rumah tangga 3 1,5232
4. Pabrik 1 0,5272
Kadar Protein 5. Pabrik 2 0,5192
Pemeriksaan protein dilakukan di
Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA Universitas Hasil analisis kelima sampel susu
Brawijaya Malang. Pemeriksaan ini menggunakan pasteurisasi yang paling banyak mengandung
metode Kjeldahl dengan titrasi. Metode Kjeldahl laktosa adalah pada susu pasteurisasi industri
terdiri dari 3 tahap yaitu: dekstruksi, destilasi, dan rumah tangga 2 sebanyak 1,7880 g per 100 g dan
titrasi serta konversi. Hasil dari pemeriksaan yang paling rendah adalah pada susu pasteurisasi
protein dengan menggunakan meode Kjeldahl pabrik 2 yaitu 0,5192 g per 100 g. Hasil tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2. menunjukkan bahwa kadar laktosa pada sampel
kurang memenuhi standar yang ditentukan yaitu
Tabel 2. Kadar protein sebesar 4,8 g/ 100 g sampel susu.
No Jenis Susu Rata-rata Kadar
Protein (%) PEMBAHASAN
1. Industri rumah tangga 1 3,39
2. Industri rumah tangga 2 3,45 Cemaran Bakteri pada Susu Pasteurisasi
3. Industri rumah tangga 3 3,47
4. Pabrik 1 3,88 Susu merupakan media yang sangat baik
5. Pabrik 2 3,95 bagi pertumbuhan bakteri dan dapat menjadi
sarana bagi penyebaran bakteri yang
Berdasarkan data diatas setelah membahayakan kesehatan manusia. Susu akan
pemeriksaan dapat diketahui bahwa kadar protein mudah tercemar mikroorganisme
yang tertinggi terkandung dalam susu pasteurisasi bilapenanganannya tidak memperhatikan aspek
produksi pabrik 2, sedangkan untuk kadar protein kebersihan.11Upaya untuk memenuhi
terendah terkandung dalam susu pasteurisasi ketersediaan susu harus disertai dengan
produksi industri rumah tangga 1. Meskipun peningkatan kualitas dan keamanan produk susu.
demikian hasil tersebut cukup baik karena sudah Hal ini karena kandungan gizi suatu bahan
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pangan yang tinggi akan menjadi tidak bernilai
SNI, yaitu kandungan protein dalam susu bila bahan pangan tersebut berbahaya bagi
pasteurisasi yaitu sebesar 2,5%. Dapat kesehatan.
disimpulkan dari keseluruhan sampel berdasarkan Proses pencemaran bakteri pada susu
hasil yang ada sudah cukup baik untuk memenuhi dimulai ketika susu diperah karena adanya bakteri
syarat kadar protein dalam susu pasteurisasi. yang tumbuh di sekitar ambing, sehingga saat
pemerahan bakteri tersebut terbawa dengan
Kadar Laktosa susu. Berbagai sumber pencemaran seperti kulit
Pemeriksaan laktosa dilakukan dengan sapi, ambing, air, tanah, debu, manusia,
metode yang sederhana di Laboratorium Biokimia peralatan, dan udara.
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Bakteri yang dapat mencemari susu terdiri
Malang. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara dari bakteri patogen dan bakteri pembusuk.
duplo. Hasil pemeriksaan laktosa dapat dilihat Kedua golongan bakteri tersebut dapat
pada Tabel 3. menyebabkan penyakit yang ditimbulkan oleh

147
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

susu (milkborne disease), seperti tuberkulosis, yang tidak benar pada saat penyimpanan dan
bruselosis, dan demam tipoid. Mikroorganisme pemasaran.
lain yang terdapat di dalam susu yang dapat Proses pasteurisasi hingga pengemasan
menyebabkan penyakit adalah Salmonella, yang kurang higienis dapat menyebabkan
Shigella, Bacillus cereus, dan S. aureus.12 kontaminasi berbagai bakteri ke dalam produk
Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam susu pasteurisasi. Kontaminasi bakteri dapat
susu melalui udara, debu, alat pemerah, dan berasal dari susu segar itu sendiri saat
manusia. pemerahan, peralatan dan pekerja yang tidak
Sebelum mengonsumsi susu perlu steril, tempat produksi, dan air yang digunakan
diperhatikan terlebih dahulu kondisi susu tersebut. tidak higienis selama proses produksi serta
Susu segar yang baik adalah yang memenuhi kualitas kemasan yang digunakan. Jadi proses
kriteria Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH), pasteurisasi yang seharusnya dapat membunuh
yaitu: (1) tidak mengandung atau tidak bakteri yang ada dalam susu namun karena
bersentuhan dengan barang atau zat yang adanya faktor-faktor tersebut maka keberadaan
diharamkan, (2) tidak mengandung agen bakteri masih ada.
penyebab penyakit, misalnya mikroba penyebab Berdasarkan temuan total bakteri yang
penyakit hewan menular (bakteri tipus, tbc) dan jumlahnya melebihi batas maksimum pada
residu bahan berbahaya (antibiotik, logam berat, standar SNI yaitu 3x104 cfu/mL pada susu
pestisida, hormon), (3) tidak dikurangi atau pasteurisasi industri rumah tangga 1 dan industri
ditambah sesuatu apapun, (4) mengandung zat rumah tangga 3 dapat disimpulkan bahwa kedua
gizi dalam jumlah yang cukup dan seimbang.13 produk tersebut dalam proses pasteurisasinya
Susu segar yang ASUH dapat dihasilkan dari masih belum sempurna dan tidaklayak untuk
sapi perah yang sehat serta pemerahannya baik dikonsumsi. Susu pasteurisasi tersebut juga dapat
dan benar. Pengolahan susu melalui sterilisasi berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi
atau pasteurisasi dapat menekan jumlah mikroba yang mengkonsumsinya. Pada susu produksi
yang terdapat dalam susu segar. Cemaran bakteri pabrik jumlah total bakteri yang ditemukan masih
pada susu pasteurisasi di Kota Batu pada salah dibawah ambang batas yang telah ditetapkan.
satu sampel adalah mencapai 30x104 ± 3,0x105 Jadi proses pasteurisasi pada susu produksi
cfu/mL. Hal tersebut sudah melebihi ambang pabrik sudah sempurna berdasarkan jumlah total
batas yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu 3x104 bakteri yang ditemukan, sehingga aman untuk
cfu/mL. Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui dikonsumsi. Namun, untuk susu pasteurisasi
bahwa perkiraan jumlah total bakteri yang ada produksi rumah tangga masih perlu diperbaiki lagi
pada susu pasteurisasi dari 5 sampel terdapat 2 proses pasteurisasinya dengan lebih
sampel yang terbukti melebihi ambang batas memperhatikan prosesnya dari awal yaitu dari
kandungan total bakteri yang telah ditetapkan pemerahan hingga pengemasan yang lebih steril.
oleh SNI yaitu sebesar 3x104 cfu/mL. Sampel
tersebut adalah susu pasteurisasi industri rumah Kadar Protein
tangga 1 dan susu pasteurisasi industri rumah Protein merupakan salah satu kelompok
tangga 3. bahan makronutrien, tidak seperti bahan
Tingginya total bakteri pada susu pasteurisasi makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein
produksi rumah tangga dibandingkan dengan berperan lebih penting dalam pembentukan
susu pasteurisasi produksi pabrik dapat biomolekul daripada sumber energi yaitu sebagai
disebabkan oleh kurang higienisnya proses penyusun bentuk tubuh. Namun apabila
pasteurisasi dari awal yaitu saat pemerahan susu organisme mengalami kekurangan energi, maka
sampai dengan pengemasan dan penanganan protein dapat digunakan sebagai sumber energi.
Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya

148
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

yang selain mengandung N, C, H, O, kadang mengandung laktosa adalah susu pasteurisasi


mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah bahan industri rumah tangga 2 dan yang paling sedikit
pembentuk jaringan di dalam tubuh. Proses mengandung laktosa adalah susu pasteurisasi
pembentukan jaringan secara besar-besaran pabrik 2. Hal ini dapat disebabkan karena suhu
terjadi pada masa kehamilan dan masa yang digunakan pada produksi rumah tangga
pertumbuhan.14 Selain itu, protein juga lebih rendah daripada yang digunakan dalam
memegang peranan penting dalam pertumbuhan produksi pabrik sehingga laktosa tidak banyak
dan perkembangan tubuh, serta dapat yang hilang pada saat pemanasan tersebut.
mendukung aktifitas fisik seperti olahraga. Sejalan Dengan mengetahui peran laktosa yang
dengan manfaat protein sebagai zat gizi yang penting untuk tubuh maka perlu memperhatikan
berperan dalam pertumbuhan, dan kandungan laktosa pada susu agar tubuh tidak
perkembangan, maka dibutuhkan 15-20% protein kekurangan asupan laktosa. Namun pada
dari total kebutuhan atau keluaran per hari.15 penderita intoleransi laktosa maka susu
Berdasarkan hasil pemeriksaan protein pasteurisasi produksi rumah tangga tidak
dengan menggunakan metode Kjeldahl bahwa dianjurkan untuk dikonsumsi karena mengandung
kandungan protein yang tertinggi terdapat pada banyak laktosa dibandingkan dengan produksi
susu pasteurisasi produksi pabrik 2, sedangkan pabrik. Intoleransi laktosa merupakan sindroma
kadar protein terendah ditemukan dalam susu klinis yang ditandai oleh satu atau lebih
pasteurisasi produksi rumah tangga 1. Meskipun manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual,
demikian hasil dari ke dua sampel tersebut cukup kembung, produksi gas di usus meningkat setelah
baik karena sudah memenuhi standar yang telah konsumsi laktosa atau makanan yang
ditetapkan oleh SNI yaitu kandungan protein mengandung laktosa. Jumlah laktosa yang
dalam susu pasteurisasi yaitu sebesar 2,5%. Jadi menyebabkan gejala tersebut bervariasi antar
dapat disimpulkan bahwa kandungan protein individu, tergantung pada jumlah laktosa yang
pada susu pasteurisasi produksi pabrik lebih dikonsumsi, derajat defisiensi laktosa, dan bentuk
banyak daripada susu pasteurisasi produksi makanan yang dikonsumsi.16 Intoleransi laktosa
rumah tangga.Namun secara keseluruhan jumlah terjadi karena defisiensi enzim lactase sehingga
sampel yang ada baik susu pasteurisasiproduksi laktosa tidak dapat dicerna dengan baik.
pabrik maupun susu pasteurisasi produksi rumah
tangga menunjukkan kandungan protein yang KESIMPULAN
disyaratkan oleh SNI.
1. Proses pasteurisasi pada susu kemasan
Kadar Laktosa produksi pabrik lebih baik dibandingkan
Laktosa merupakan sumber energi yang dengan produksi rumah tangga.
memasok hampir setengah dari keseluruhan 2. Jumlah total bakteri yang terkandung dalam
kalori yang terdapat pada susu (35-45%). Laktosa susu pasteurisasi produksi pabrik lebih sedikit
diperlukan untuk absorbsi kalsium. Laktosa tidak dari pada produksi rumah tangga.
terdapat dalam bahan makanan yang lain. 3. Kadar protein yang terkandung dalam susu
Laktosa lebih mudah diubah oleh pasteurisasi produksi pabrik lebih tinggi
bakteri menjadi asam laktat yang menyebabkan dibandingkan dengan produksi rumah tangga.
susu menjadi asam. Sesuai dengan SNI, Namun, keduanya sudah memenuhi standar
kandungan laktosa dalam susu pasteurisasi SNI yang telah ditetapkan yaitu 2,5%.
sebaiknya 4,8 gram/100 gram susu. 4. Kadar laktosa yang terkandung dalam susu
Berdasarkan hasil pengujian kadar laktosa pasteurisasi produksi pabrik lebih rendah
diperoleh hasil bahwa dari kelima sampel susu daripada produksi rumah tangga. Namun,
pasteurisasi yang diteliti yang paling banyak keduanya masih belum memenuhi standar

149
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

kandungan laktosa yaitu sebesar 4,8 g/100 g Ditinjau dari Aspek Mikrobiologi.Skripsi.
susu. Malang: Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya. .
SARAN 9. Rusmanto. 2005. Kajian Aspek Mikrobiologi
dan Nilai Nutrisi Susu Pateurisasi yang
1. Diperlukan tindak lanjut berupa peningkatan Beredar di wilayah Kota Malang. Skripsi.
pengetahuan dan perubahan perilaku Malang: Fakultas Peternakan Universitas
produsen mengenai keamanan susu terkait Brawijaya.
dengan total bakteri. 10. Grahatika R. Identifikasi dan Pemeriksaan
2. Diperlukan pemantauan secara berkala Jumlah Total Bakteri pada Susu Sapi di
terhadap proses pasteurisasi dari awal Kabupaten Karanganyar. Skripsi. Malang:
hingga akhir agar total bakteri tidak melebihi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
ambang batas. (Online). 2009.
http://etd.eprints.ums.ac.id/6073/1/K1000500
DAFTAR PUSTAKA 35.pdf. Diakses 26 Oktober 2011.
11. Buckle KA, Edward RA, Flact GH dan
1. Lukman DW. 2004. Pelatihan Mikrobiologi Wooton N. 2007. Ilmu Pangan. Purnomo H
Dasar Bidang Kesehatan Hewan Peternakan. dan Adiono (Penerjemah). Jakarta:
Analisis Kuantitatif Bakteri Produk Asal Universitas Indonesia Press.
Hewan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 12. Rahmawati I. Jumlah Total Bakteri Dalam
2. Winarno dan Jenie. 1992. Kerusakan Bahan Susu Segar di Tiap Tahapan Pasca Panen
Pangan dan Cara Pencegahannya. Jakarta: pada Peternakan Sapi Perah di Wonocolo
Ghalia Indonesia. Surabaya.Skripsi. Surabaya: Fakultas
3. Eniza S. Dasar Pengolahan Susu dan Ikutan Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.
Ternak. (Online). 2004. 2011.www.fkh.unair.ac.id/artikel1/artikel%20I
www.pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/dkij ndra%20rahmawati.pdf. Diakses 1 Juli 2012.
0111.pdf. Diakses 15 Januari 2012. 13. Suwito W. Bakteri yang Sering Mencemari
4. Purwadi. Pangembangan Produksi Susu Susu: Deteksi, Patogenesis, Epidemiologi,
Pasteurisasi Melalui Proses Pasteurisasi dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Litbang
Sistem Kontinyu di Koperasi SAE PUJON Pertanian. 2010; 29(3):96–100.
Malang. Laporan Akhir Proyek Riset 14. Anang M. 1990. Kimia dan Teknologi
Unggulan Kemitraan. Kementrian Riset dan Pengolahan Air Susu. Yogyakarta: Andi
Teknologi. 2004. Offset.
http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/ 15. Martindah, 2008. The Comparation of Cow
jitv/jitv61-8.pdf. Diakses 1 Januari 2012. and Soybean Milk: The Content and
5. Hadiwiyoto. 1994. Teori dan Prosedur Biochemical Absorption. (Online). 2008.
Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/
Yogyakarta: Liberty. lokakarya/loksp08-38.pdf. Diakses 24
6. Standar Nasional Indonesia. SNI 01 – 3141 – Agustus 2012.
1998: Syarat Mutu Susu Segar. Badan 16. Eirry M, Manab A, Masdiana CP, Tri ES, Umi
Standardisasi Nasional. 1998. W, dan Ghozi K. Kajian Kualitas Susu
7. Standar Nasional Indonesia. SNI 01 – 3951 – Pasteurisasi yang Diproduksi UD Gading Mas
1995: Syarat Mutu Susu Pasteurisasi. Badan Selama Penyimpanan dalam Refrigerator.
Standardisasi Nasional. 1995. (Online). 2010. .http://jitek.ub.ac.id/index.php/
8. Martiana. 2006. Kerusakan Susu Pasteurisasi jitek/article/download/160/152.pdf. Diakses
Komersial Pada Penyimpanan Suhu Dingin 20 Juli 2012.

150
Majalah Kesehatan FKUB Vol 3, No 3, September 2016

17. Gilcreas FW. Value of Phosphatase as an www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/.../PMC1529307/


Indicator of Pasteurizaion. (Online). 2000. pdf. Diakses 13 Januari 2012.

151

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai