Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PENANGANAN DAN PENGOLAHAN HASIL TERNAK (SUSU)

Pengolahan Susu Parterisasi, Yogurth, Mentega, Keju Mozarella, Es Krim

Oleh:
Dinda Fatmawati
020320148

PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
TUJUAN 5
BAHAN DAN METODE 6
Waktu dan Tempat 6
Bahan dan Metode 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Hasil organoleptik 11
Pembahasan 11
SIMPULAN DAN SARAN 14
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 16

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pembuatan susu parteurisasi 14


Gambar 2 Pembuatan Yogurth 15
Gambar 3 Pembuatan mentega 16
Gambar 4 Pembuatan keju mozzarella 17
Gambar 5 Pembuatan Es cream 18

3
PENDAHULUAN

Latar Belakang
a. Susu Parterisasi
Susu pasteurisasi menurut SNI 01-3951-1995 adalah susu yang telah mengalami
proses pemanasan pada temperatur 72 o C minimum selama 15 detik atau pemanasan pada
63-66 o C selama 30 menit, kemudian segera didinginkan sampai 10 o C, selanjutnya
diperlakukan secara aseptik dan disimpan pada suhu maksimum 4,4 o C (BSN 1995). Proses
penanganan, pengolahan, pengawetan, dan penyimpanan bahan pangan yang kurang baik
dapat mengakibatkan susu mudah rusak. Kontaminasi mikroorganisme seperti
Staphylococcus aureus ke dalam susu tidak menyebabkan perubahan fisik susu, sehingga
keberadaannya tidak disadari konsumen. Selain itu mikroorganisme yang sering digunakan
sebagai indikator sanitasi dalam pangan yaitu Escherichia coli. Adanya E. coli di dalam suatu
makanan menunjukkan telah terjadi kontaminasi karena sanitasi yang tidak baik selama
persiapan produk maupun pengolahan. Spora mikroorganisme patogen tidak hilang oleh
proses pasteurisasi, oleh karena itu upaya untuk menjaga kualitas susu pasteurisasi dengan
menyimpannya dalam suhu rendah (Hutagaol 2013).
b. Yogurth
Yogurt merupakan salah satu produk hasil fermentasi susu yang paling tua dan cukup
populer di seluruh dunia. Bentuknya mirip bubur atau es krim tetapi dengan rasa agak asam.
Selain dibuat dari susu segar, yogurt juga dapat dibuat dari susu skim (susu tanpa lemak) yang
dilarutkan dalam air dengan perbandingan tertentu bergantung pada kekentalan produk yang
diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yogurt juga dapat dibuat dari campuran
susu skim dengan susu nabati (susu kacangkacangan) (Sumantri, 2004).
c. Mentega
Mentega adalah produk yang terbuat dari lemak susu dimana kedalamnya dapat
ditambahkan garam untuk mendapatkan rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu. Warna
kuning pada mentega disebabkan zat warna B karoten yang terdapat dalam krim (cream).
Sebagian dari kita menghindari mentega dan margarin karena takut pada kandungan
lemaknya. Padahal, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan itu. Selain
vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium serta omega-3 dan omega-6.
Lemak dan minyak meruPakan zat gizi penting untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu,
4
lemak dan minyak meru9akan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan
karbohidrat dan protein. Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-
masing 9,4, dan 4 kkal (Burdiyanto, 2002).
d. Keju Mozarella
Keju mozzarella adalah keju lunak yang proses pembuatannya tidak dimatangkan
(unrippened) atau disebut juga keju segar (freesh cheese). Ciri-ciri keju mozzarella yaitu
elastis, berserabut, dan lunak (Willman dan Willman, 1993). Keju mozzarella dimanfaatkan
sebagai topping pizza, karena kelelehan keju mozzarella yang mampu membentuk
serabutserabut ketika dipanaskan tidak dapat digantikan oleh keju lain.
Keju mozzarella mengandung bakteri asam laktat yang berasal dari susu dan dapat
bermanfaat baik bagi kesehatan dan berfungsi sebagai agen probiotik. Bakteri probiotik
adalah bakteri hidup yang dapat bermanfaat baik bagi mikroflora usus. Selain itu,
penambahan bakteri probiotik dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen (Maheswari
dkk., 2008). Lactobacillus adalah salah satu bakteri probiotik yang utama digunakan pada
produk-produk komersial dewasa ini seperti Lactobacillus casei dan Lactobacillus bulgaricus
(Cahyanti, 2008 ).
e. Es Cream
Es krim adalah sejenis makanan hidangan beku dan produksi es krim secara komersial
mulai dilakukan pada abad ke-18, menyusul ditemukannya mesin freezer pada tahun 1846.
Pabrik es krim pertama dibangun di Baltimore, Amerika Serikat, pada tahun 1851 (Anonim,
2008). Es krim dapat dikatakan sebagai salah satu jenis makanan yangsangat populer di dunia
dan sangat digemari semua kalangan. Es krim juga sangat baik untuk kesehatan karena kaya
akan nutrisi dan termasuk makanan dengan gizi tinggi. Komposisi terbesar es krim adalah
susu yang merupakan sumber protein dan energi yang dapat membantu pertumbuhan (Chan,
2008).

TUJUAN
1. Mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik susu parterisasi
2. Mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik yogurt
3. Mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik mentega
4. Mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik keju mozzarella
5. Mampu mengetahui dan menjelaskan karakteristik es cream
6. Mampu mengevaluasi hasil pengolahan

5
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Pembuatan susu pasteurisasi, Yogurth, dan Mentega dilaksanakan pada 02 Oktober


2023, bertempatan di Lab Pasca Panen Polbangtan Bogor.
Pembuatan Keju Mozarella dan Ice Cream dilaksanakan pada 09 Oktober 2023, bertempat
di Lab Pasca Panen Polbangtan Bogor

Bahan dan Metode

a. Susu Parterisasi
Alat :
Pasteurisasi dan Sterilisasi
1) Susu segar
2) Autoclave
3) Komor
4) Panci 2 tingkat
5) Thermometer raksa
6) Botol Schott Uji fisik susu murni (uji warna, bau, rasa dan konsistensi)
Bahan:
1) Susu segar
2) Tabung reaksi 5 ml
Prosedur kerja:
Parteurisasi
1) Masukkan susu segar ke dalam panci bertingkat
2) Panaskan pada suhu 72⸰C selama 15 detik
3) Dinginkan dengan air mengalir atau udara dingin
4) Tambahkan flavor sesuai selera
Sterilisasi
1) Masukkan susu segar ke dalam botol Schott
2) Panaskan pada suhu 105-120⸰C selama 30-40 menit pada autoclave
3) Segera dinginkan dengan air mengalir atau udara dingin
b. yogurt
Alat :
6
1. Panci berlapis
2. Thermometer
3. Pengaduk kayu
4. Kompor
5. Timbangan kue
6. Stoples/wadah
Bahan :
1. Susu murni
2. Susu skim
3. Lactobacillua Bulgaricus (LB)2%
4. Streptopillus Thermophillus(ST)2%
Prosedur Kerja:
1. Sterilkan semua peralatan yang akan digunakan
2. Campurkan susu murni dan susu skim, aduk sampai rata
3. Masak dengan menggunakan panci susun (bagian bawah air) sampai temperature susu
mencapai 80℃ selama 10 menit
4. Dinginkan dengan segera sampai suhu 40 - 45℃
5. Tambahkan starter LB dan ST kemudian aduk hingga rata
6. Incubasikan/peram pada suhu kamar 29℃ selama kurang lebih 12 jam atau diperam
pada suhu 43℃ selama 5-6 jam.
7. Setelah diperam selanjutnya simpan pada suhu 5℃ (dalam lemari es) minimal 1 malam
, siap di hidangkan /menikmati.
c. Mentega
Bahan :
1. 2 L susu murni
2. Garam meja
Alat:
1. Mesin pasteurizer
2. Cream separator
3. Mixer 26
4. Alumunium foil
5. Timbangan
6. Gelas ukur
7. Thermometer

7
Cara Membuat :
1. Panaskan susu pada suhu 65⸰C selama 30 menit
2. Dinginkan susu sampai suhu 40⸰C
3. Masukkan susu pada alat cream separator, lalu nyalakan alat sehingga terpisah bagian
skim dan krim susu
4. Ambil bagian krim susu, lalu masukkan pada mixer
5. Tumbuk (churn) krim susu pada mixer sampai diperoleh bagian padat berupa lemak
susu
6. Tambahkan garam meja sebanyak 0,5-2% pada mentega
7. Bungkus menggunakan bahan kedap air maupun kelembaban, misalnya plastic
polyethylene atau alumunium foil.
d. Keju Mozarella
Bahan :
1. Susu segar 5 L
2. Rennet
3. Asam sitrat
4. Garam krosok
Alat:
1. Kompor
2. Panci susun
3. Thermometer
4. Kain saring
5. Timbangan digital
Prosedur pembuatan
1. Pasteurisasi susu sampai mencapai 65OC
2. Diamkan selama 30 menit, ukur suhu sampai 30-35OC
3. Siapkan 10 gram asam sitrat untuk 5 L susu, larutkan dengan 10 sdm air mineral
4. Tuangkan larutan asam sitrat ke dalam susu lalu diaduk.
5. Siapkan seujung kuku enzim rennet, larutkan dengan 1 sdm air mineral
6. Diamkan 15 menit sampai 3 jam hingga susu terkoagulasi
7. Setelah terkoagulasi, akan telihat bagian padat yang disebut “curd” dan bagian cair
yang disebut “whey”.
8. Potong berbentuk kotan bagian curd agar whey dapat keluar.

8
9. Panaskan pada suhu 40⸰C aduk perlahan, kemudian saring curd, pisahkan dengan
whey, dan pindahkan curd ke dalam baskom
10. Didihkan air
11. Tuangkan garam secukupnya ke dalam curd, aduk hingga merata
12. Tuangkan air mendidih ke dinding baskom, lalu aduk curd perlahan agar panasnya
merata, dan tarik ke atas (Streching) sampai terlihat elastis.
13. Jika curd sudah elastis, tandanya keju mozzarella sudah jadi dan bisa disimpan di
refrigerator untuk kemudian dikonsumsi
e. Es Cream
Bahan :
1. Susu segar 1000 ml
2. Whipped cream 350 gram
3. Susu skim 70 gram
4. Gula pasir 170 gram
5. Gelatin 6,5 gram
6. Vanili bubuk 4,5 gram
Alat:
1. Timbangan
2. Gelas ukur 28
3. Panci
4. Pengaduk
5. Spatula
6. Thermometer
7. Mixer
8. Baskom 2 buah
9. Kompor
10. Ice cream maker
Prosedur pembuatan :
1. Campur whipped cream bubuk dengan air dingin, gunakan takaran sesuai dengan yang
tercantum pada kemasan whipped cream, kemudian mixer hingga whipped cream
terbentuk dan kaku
2. Panaskan susu pada suhu 72⸰C selama 15 detik sambal diaduk, masukkan gula, susu
skim, dan gelatin
3. Turunkan suhu hingga 50⸰C, kemudian masukkan vanili, aduk rata

9
4. Campurkan, whipped cream ke dalam susu, aduk rata
5. Masukkan adonan es krim ke dalam mesin es krim, kemudian setting waktu cooling
down pada 7 dan set kekuatan pada angka 5, pencet tombol “cool”, tunggu 15-20
menit, kemudian Tarik tuas untuk mengeluarkan ice cream

10
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil organoleptik
Parameter Volume Hasil Warna Aroma Tekstur Cita Rasa
awal
Susu 2ltr 10 botol Putih susu Khas susu Cair Khas susu
Parteurisasi sedikit
manis
Yogurt 2ltr 9 botol Putih Khas kental Asam
yogurt
Mentega 550ml 350gram Putih Khas Tawar Tawar
tulang mentega
Keju - - Putih Khas susu Elastis -
Mozarella tulang padat
Es cream 1ltr - Putih Manis khas Lembut Berasa
susu Vanila

HASIL PERBANDINGAN KELOMPOK

Parameter Volume Hasil Perbandingan Rasa


awal
Susu 2ltr 9 botol Air 800ml Coklat, strawberry, melon
Parteurisasi Gula 200ml
Yogurt 2ltr 11 botol 1:2 Leci, jeruk, melon
Mentega 550ml 350gram - -
Keju Mozarella - - - -
Es cream 1ltr - - Vanilla

Pembahasan

Susu Parteurisasi
Menurut Huck et al. (2008) dalam industry pengolahan susu pengendalian bakteri
pembusuk pembentuk endospora harus dilakukan, terutama kelompok Bacillus
sppdan Paenibacillus. Karena bakteri tersebut dapat bertahan pada suhu tinggi dan waktu
pasteurisasi yang pendek. Potensi masuknya mikroba pembusuk tahan panas selama proses
produksi dan pengolahan susu dapat berasal dari peternakan sapi perah.
Hasil pelaksanaan praktikum susu yang digunakan sebanyak 2 liter, susu di panaskan dan
mengalami penyusutan dan menjadi 1.800ml dimana diberi perasa (gula) sebanyak 15% yaitu
270 gram dan diinkubator selama 24 jam dengan suhu ruang.

11
Hasil pengamatan praktikum pembuatan susu parteurisasi untuk rasa khas rasa susu atau
normal agak sedikit manis. Menurut Buckle et al, 1987, susu mempunyai rasa normal, agak
sedikit manis karena terdapat kandungan laktosa dan merupakan satu-satunya karbohidrat
yang terkandung dalam susu. Laktosa adalah disakarida yang tersusun dari 1 molekul glukosa
dan 1 molekul galaktosa.
Susu parteurisasi untuk warna normal putih susu untuk aroma susu yaitu khas susu dan
untuk tekstur susu cair normal seperti susu biasanya.
Yogurt
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktikum pembuatan yogurt, susu yang digunakan
sebanyak 2 liter dilakukan proses pemasakan dan melakukan proses fermentasi dengan
ditambah bakteri lalu disimpan setelah didiamkan 24 jam yogurt dicampurkan dengan air
dengan perbandingan 1:2 (air :yogurt) dan ditambahkan gula dengan pembandingan 1:2
(air:gula) lalu diberi perisa sesuai keinginan.
Bagi masyarakat Amerika, yoghurt tidak disukai karena memiliki rasa yang asam.
Jennifer (2015).
Hasil dari praktikum pengujian sifat organoleptic, rasa yogurt asam dan Menurut Harper
and Hall, dalam Rahmawan (1986) disebutkan bahwa komponen utama yoghurt adalah sifat-
sifat bau dari asam laktat dan substansi aroma yang dihasilkan oleh mikroba yang digunakan.
Selain rasa asam yogurt memiliki warna putih normal, aroma khas yogurt dan tekstur
kental.
Mentega
Berdasarkan hasil praktikum krim yang digunakan dalam pembuatan mentega
sebanyak 550ml dan menghasilkan mentega sebanyak 350 gram, bahan utama yang
digunakan yaitu susu segar yang telah dipisahkan skimnya sehingga yang digunakan hanya
krimnya saja. Sifat organoleptic dari mentega yaitu berupa warna putih kekuningan, rasa khas
mentega, tekstur lembut dan dengan kenampakan yang menarik.
Keju Mozarella
Berdasarkan hasil praktikum yang digunakan dalam pembuatan keju mozzarella yaitu
menggunakan renned 1/8 bahan utama yang digunakan yaitu susu parteurisasi sebanyak 5
liter. Sifat organoleptic dari keju mozzarella yaitu berupa warna putih tulang, rasa khas susu,
tekstur elastis padat dan dengan kenampakan yang menarik.
Keju mozzarella yang terbuat dari 100% susu sapi memiliki kadar air yang baik atau
paling rendah. Keju mozzarella yang baik pada umumnya dihasilkan dari susu kerbau, karena

12
pada dasarnya susu kerbau mengandung lebih banyak lemak dan protein serta rendah kadar
airnya (Sari, 2014).
Ciri-ciri keju mozzarella yaitu elastis, tidak berserabut dan lunak. Ciri-ciri keju
mozzarela seperti ini dapat dicapai selama kadar airnya dapat dicapai dan juga tergantung
pada proporsi lemak susu dari bahan dasarnya (Legowo et al,. 2009).
Es cream
Berdasarkan hasil praktikum susu yang digunakan dalam pembuatan es cream yaitu
susu sapi. Sifat organoleptic dari es cream yaitu menurut Kartika, dkk, 1988 rasa merupakan
hal yang sangat diperhatikan dalam pembuatan suatu produk. Rasa merupakan rangsangan
yang ditimbulkan oleh bahan yang dimakan, terutama dirasakan oleh indera pengecap. Rasa
pada suatu makanan dipengaruhi oleh penggunaan bahan dasar. Suatu produk dapat diterima
oleh konsumen apabila memiliki rasa yang sesuai dengan yang diinginkan, berdasarkan hasil
praktikum rasa es cream ini khas susu dan perisa vanilla.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur, warna,
cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor-faktor yang lain dipertimbangkan secara visual.
Faktor warna lebih berpengaruh dan kadang-kadang sangat menentukan suatu bahan pangan
yang dinilai enak, bergizi, dan teksturnya sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki
warna yang memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya (Winarno, 1995).
Tekstur berdasarkan hasil praktikum yaitu lembut.
Kandungan senyawa pada suatu bahan terlarut dalam air dan lemak mampu
menghasilkan aroma. Indera penciuman berfungsi mendeteksi aroma yang menguap bersama
senyawa diudara. Aroma susu umumnya mencirikan aroma khas yang dapat berubah bila
terkena senyawa atau benda tertentu (Nurwantoro, 2009). Aroma berdasarkan hasil praktikum
yaitu aroma khas susu.
Dari tekstur bisa dirasakan sensasi keras, lembut, empuk, atau alot dan lengket, halus
atau kasar berpasir,dan lainnya. Tekstur es krim yang ideal adalah halus dan partikel padatan
terlalu kecil untuk dapat dirasakan di mulut. Tekstur berpasir (coarseness) dapat menunjukkan
bahwa kristal besar dengan ukuran yang tidak seragam atau sel udara terlalu besar
(Szcensniak, 1998). Hasil praktikum pembuatan es cream ini tekstur es cream yaitu lembut.

13
SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan:
1. Susu parteurisasi
Susu parteurisasi dari susu sapi dengan perlakuan pemanasan dengan 72⸰C selama 15
detik dan dinginkan dengan air mengalir susu diberi perasa vanilla.
2. yogurt
Yoghurt merupakan minuman fermentasi dari susu oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus.
Pemanasan susu dilakukan untuk membunuh mikroorganisme pencemar, menurunkan
potensial redoks campuran tersebut, dan menghasilkan faktor- faktor dan kondisi yang
menguntungkan untuk perkembangan bakteri yang dimasukkan sebagai inoculum. Pemberian
yoghurt plan atau starter dilakukan pada suhu susu 45oc.
3. Mentega
Berdasarkan hasil praktikum pada pemmbuatan mentega dengan 550 gram dan yang
didapat hanya 350 gram dengan sifat organoleptic meliputi warna putih kekuningan, rasa khas
mentega, tekstur lembut dan dengan kenampakan yang menarik.
4. Keju mozzarella
Berdasarkan hasil praktikum sifat organoleptic dari keju mozzarella yaitu berupa warna
putih tulang, rasa khas susu, tekstur elastis padat dan dengan kenampakan yang menarik.
5. Es cream
Berdasarkan hasil praktikum sifat organoleptic dari es cream yaitu berupa warna putih,
rasa khas susu dan perisa vanila, tekstur lembut dan dengan kenampakan yang menarik.
Saran
Sebaiknya praktikum ini lebih memahami mengerjakan setiap proses pengolahan lebih
berhati-hati tidak boleh berkerumun dan melakukan kegiatan tidak berisik karena bisa
mengurangi steril tempat maupun produk.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet and N. Wooten,. 1987 Ilmu Pangan. Terjemahan oleh
Hari Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Hutagaol FVA. 2013. Kualitas mikrobiologi susu sebelum dan sesudah pasteurisasi
[skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sumantri, Indro. (2004). Pemanfaatan Mangga Lewat Masak Menjadi Fruitghurt dengan
Mikroorganisma Lactobacillus bulgaricus. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa
Kimia dan Proses. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP.
Budiyanto, Moch Agus Kresno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang Press.
Cahyanti, A. N., 2008. Kajian Pertumbuhan Probiotik Lactobacillus acidophilus dan
Kandungan Asam Lemak dalam Susu Kambing fermentasi Selama Penyimpanan.
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 5 (72-80).
Sari A. N. 2014. Total bahan padat, kadar protein, dan nilai kesukaan keju mozzarella dari
kombinasi susu kerbau dan susu sapi. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (4)
152:156.
Legowo, A. M., Kusrahayu dan S. Mulyani. 2009. Ilmu dan Teknologi Susu. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Kartika, B., P. Hastuti dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi-UGM, Yogyakarta.
Winarno, F.G. 1995. Enzim Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Nurwantoro. 2009. Bahan Ajar Dasar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan
Universitas Diponegoro. Semarang.
Szcensniak, A.S., 1998. Effect of storage on texture dalam food Storage Stability. Irwin, A.T.
dan Paul, R.S., 1998. Crc Press. Florida

15
LAMPIRAN

Gambar 1 Pembuatan susu parteurisasi

Susu 8 liter Gula 15% (270gram)

Cream 50 gram Penyaringan susu

Pemasakan susu Pemeriksaan suhu susu

16
Thawing Susu sudah diberi perasa

Gambar 2 Pembuatan Yogurth

Susu Pengecekan suhu

Penambahan gula dan cream Penambahan bakteri

Inkubasi
Yogurt dimasukan kedalam botol dan diberi
perisa

17
Gambar 3 Pembuatan mentega

Susu Pemanasan susu

Pemisahan skim dan krim Krim

skim Mixer skim

Jadilah mentega

18
Gambar 4 Pembuatan keju mozzarella

Pemasakan/pemanasan susu Thawing

Rennet dicampur dengan air panas Masukan bahan

Didiamkan agar terkoagulasi Sudah terkoagulasi terlihat curd dan whey

Penyaringan curd agar whey keluar Memisahkan curd dan whey

19
Curd Aduk dan campur curd denggan air panas

Dibungkus dengan alumunium foil Keju siap dikonsumsi

Gambar 5 Pembuatan Es cream

Panaskan susu Siapkan gula 170gram dan sususkim 70gram

Gelatin 6,5 gram Wippy cream 350 gram+ air dingin

20
Masukan bahan Mixer wippy cream dam susu

Sudah homogen Sebelum itu bersihkan mesin soft ice cream

Setelah homogeny masukan kedalam soft ice Jadilah ice cream


cream

21

Anda mungkin juga menyukai