Bioteknologi Pangan :
Yoghurt
Dibuat Oleh :
Misel Rajasyah H.P
IX-C/17
03,01-2020
DAFTAR ISI:
Judul ...................................................................................
Daftar isi ..............................................................................
Bab 1
Pendahuluan........................................................................
Latar belakang.....................................................................
Tujuan...................................................................................
Bab 2
Kajian
Teori.......................................................................................
Bab 3
Hasil dan pembahasan..........................................................
Bab 4
Simpulan,penutup,dan
saran..........................................................................................
Happy
Reading
Bab 1
Pendahuluan
Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang
Maha Pemurah dan Lagi Maha Penyayang, puji syukur saya
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah
melimpahkan Hidayah, Inayah dan Rahmat-Nya sehingga
saya mampu menyelesaikan penyusunan makalah IPA dengan
tema “Bioteknologi pangan,Yoghurt”.
Latar Belakang
Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu
fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt
tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di
Indonesia tetapi juga masyarakat di dunia. Yoghurt digemari
masyarakat karena yoghurt diyakini sebagai minuman yang
memiliki nilai gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan
tubuh.
Yoghurt mengandung bakteri probiotik yang terbukti dapat
memperbaiki proses pencernaan dengan menyediakan
mikroflora yang dibutuhkan dan dapat menghambat
pertumbuhan bakteri patogen di dalam saluran pencernaan.
Yoghurt juga bermanfaat untuk membantu penderita lactose
intolerance, mencegah diare, mengurangi resiko timbulnya
kanker atau tumor dalam saluran pencernaan dan organ lain
serta mereduksi jumlah kolesterol dalam.
Selama ini yoghurt yang dijual di pasaran hanya dibuat dari
sumber hewani seperti susu sapi dan sumber nabati seperti
sari kacang-kacangan. Yoghurt yang dijual umumnya juga
hanya memiliki rasa yoghurt plain, sehingga inovasi
pembuatan yoghurt dari segi bahan dan rasa kurang
bervariasi. Inovasi bahan pembuatan yoghurt ini sangat
penting karena akan memberikan variasi nilai gizi dan rasa
pada yoghurt sehingga akan lebih menarik konsumen baik
anak-anak maupun orang dewasa untuk mengkonsumsi
yoghurt. Inovasi bahan yoghurt bisa diperoleh dengan
memanfaatkan bahan-bahan yang memiliki nilai gizi tinggi
dan belum banyak dimanfaatkan di lingkungan sekitar.
Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Alat :
a) Wadah atau toples yang terbuat dari kaca atau plastik
b) 1 buah ember atau baskom,digunakan sebagai tempat
inkubasi youghrt itu sendiri
c) Lap, lap merupakan sebuah alat yang bisa digunakan untuk
menutup toples dengan keadaan tertutup. Sebelum lap
digunakan, terlebih dahulu harus disterilisasikan.
d) Panci, Panci merupakan sebuah wadah atau alat yang
digunakan untuk proses pemanasan susu yang hendak
digunakan untuk pembuatan yoghurt.
e) Sendok pengaduk,digunakan sebagai alat untuk mengaduk
susu pada saat dipanaskan.
F) Kompor portable
g) Botol plastik,sebagai kemasan
Bahan :
1. Yoghurt plain
2. Susu murni.
3. Perasa/sirup
CARA KERJA :
Pembahasan
Salah satu cara pengolahan dan pengawetan susu yang
tertua adalah tehnologi pengemasan susu dilakukan dengan
cara fermentasi. Salah satu produk fermentasi susu ini adalah
yoghurt. Melalui proses fermenatasi ini maka susu akan
memiliki konsitensi berupa pasta atau puding yang
mempunyai cita rasa yang spesifik karena timbulnya senyawa
– senyawa yang mudah menguap yang dihasilkan oleh bakteri
stater.
Dalam proses fermentasi susu dalam pembuatan Yoghurt
digunakan bakteri fermentan penghasil asam laktat, terdiri
dari Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus.
Bakteri tersebut berperan sebagai pembentuk asam, sehingga
terbentuk Yoghurt dengan aroma yang khas. Asam yang
terbentuk menyebabkan penggumpalan protein susu dan
membantu mengawetkan yoghurt. Bakteri asam laktat juga
dapat menekan pertumbuhan bakteri pembusuk susu, sehingga
yoghurt lebih tahan lama selama masa penyimpanan
dibandingkan susu.
Lactobacillus lebih berperan dalam pembentukan aroma,
sedangkan streptococcus lebih berperan dalam pembentukan
cita rasa. Komponen susu yang paling berperan dalam
pembuatan yoghurt adalah laktosa dan kasein. Laktosa yang
merupakan carbohydre susu digunakan sebagai sumber energi
selama pertumbuhan biakan bakteri dan akan menghasilkan
asam laktat. Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi
laktosa menyebabkan keasaman susu meningkat atau pH
menurun, kasein merupakan komponen terbanyak dalam susu
yang sangat peka terhadap asam. Dalam kondisi keasaman
yang rendah maka kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein
akan terkoaqulasi membentuk padatan yang disebut yoghurt.
Pada umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam laktat
0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman (pH) 4 – 4.5.
Sangat penting diperhatikan bahwa saat memasukkan
starter, maka suhu susu harus didinginkan dulu dari suhu saat
pemanasan susu yaitu 90oC menjadi sekitar 45oC-55oC. hal ini
sangat penting karena jika starter dimasukkan pada saat suhu
susu masih tinggi sekita 90oC maka bakteri yang terkandung
dalam starter tersebut akan mati sehingga pembuatan yoghurt
akan mengalami kegagalan.
·Pemanasan
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba
yang ada pada susu seperti Mycobacterium tubercolis,
micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri stater. Disamping itu juga untuk menurunkan
kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan
diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup padat.
Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara antara lain sebagai berikut : Susu dipanaskan
pada suhu tinggi (dibawah suhu didih) dalam jangka tertentu
hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah semula,
patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak sampai
mendidih).
· Pendinginan
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum
bagi bakteri Starter, pendinginan dikerjakan sampai suhu 50-
55 oC, kemudian Setelah suhu tercapai ditambahkan bakteri
starter 2-3 % dari jumlah susu