Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.

1, Juni 2018

Hubungan Adversity Quotient Dengan Kecemasan Menghadapi


Dunia Kerja Pada Freshgraduate Universitas Syiah Kuala

Correlation Adversity Quotientand the Anxiety in Facing the


Working World on Fresh graduate from Syiah Kuala University
T.M. Noor Rachmady1, Eka Dian Aprilia2
Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran, Program Studi Psikologi
e-mail: 1 ampoen99@gmail.com, 2eka.aprilia@unsyiah.ac.id

KATA KUNCI : Adversity quotient, Kecemasan menghadapi dunia kerja, Fresh graduate
KEYWORDS : Adversity quotient, anxiety in facing the working world, Fresh graduate

ABSTRAK: Persaingan di dunia kerja pada era modern sekarang ini semakin sulit, fenomena
tersebut berdampak pada pengangguran yang semakin meningkat setiap
tahunnya. Hal tersebut menyebabkan kecemasan pada fresh graduate yang
baru memasuki dunia kerja. Diketahui salah satu faktor yang dapat
meminimalisirkan kecemasan pada fresh graduate adalah adversity quotient.
Hal ini memungkinkan fresh graduate mampu mengatasi kesulitan terkait
persaingan dunia kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
antara adversity quotient dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada
fresh graduate Universitas Syiah Kuala. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah incidental sampling. Sampel penelitian berjumlah 257 fresh
graduate (120 laki-laki dan 137 perempuan). Pengumpulan data menggunakan
skala Adversity quotient yang disusun oleh Khairiyah (2016) dan skala
kecemasan menghadapi dunia kerja yang disusun oleh Nugroho (2010).
Analisis data menggunakan teknik korelasi Pearson yang menunjukkan nilai
koefisien korelasi (r) = -0,598 (p < 0,05) sehingga dapat diartikan bahwa
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara adversity quotient dengan
kecemasan menghadapi dunia kerja pada fresh graduate Universitas Syiah
Kuala dan hipotesis dalam penelitian ini diterima.
ABSTRACTCompetition in the world of work in the modern era is now more difficult, the
phenomenon has an impact on unemployment is increasing every year. This
causes anxiety on fresh graduate who just entered the world of work. Known
one of the factors that can minimize anxiety in fresh graduate is adversity
quotient. This allows fresh graduate to overcome difficulties related to the
competition of the work world. The purpose of this research is to find out the
relationship between adversity quotients with anxiety to face work world at
fresh graduate of Syiah Kuala University. The sampling technique used is
incidental sampling. The sample of the study amounted to 257 fresh graduates
(120 men and 137 women). Data collection using the Adversity quotient scale
compiled by Khairiyah (2016) and the scale of anxiety against the world of
work compiled by Nugroho (2010). Data analysis using Pearson correlation
technique showed correlation coefficient (r) = -0,598 (p <0,05) so it can be
interpreted that there is negative and significant relationship between
adversity quotient with anxiety to face work world at fresh graduate of Syiah
Kuala University and the hypothesis in this research is accepted.

54
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

PENDAHULUAN Provinsi Aceh, merupakan perguruan tinggi


negeri tertua dan salah satu perguruan
Pendidikan tinggi dan menjadi sarjana tinggi yang memiliki nama besar di Aceh.
bagi masyarakat merupakan kebutuhan di Saat ini, Unsyiah memiliki lebih dari
era globalisasi yang terus berkembang 50.000 orang mahasiswa yang menuntut
untuk kehidupan yang lebih baik (Rosliani ilmu di 12 Fakultas dan Program Pasca
dan Ariati, 2016). Atmanti (2005) Sarjana. Setiap tahunnya, Unsyiah
menyebutkan pendidikan yang semakin menghasilkan lulusan lebih dari 4000
tinggi bermanfaat untuk memperluas orang. Unsyiah secara institusi telah resmi
pengetahuan, meningkatkan pemahaman memperoleh nilai akreditasi “A” dari Badan
teknis modern dan kepemimpinan serta Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
perangsang untuk menciptakan (BAN-PT) pada tahun 2015. Hal ini
pembaharuan-pembaharuan dalam menjelaskan bahwa Unsyiah
kehidupan masyarakat. Lulusan perguruan mengutamakan mutu, juga
tinggi umumnya berusia 23 sampai dengan mengintegrasikan nilai-nilai universal,
25 tahun yang tergolong ke dalam nasional, lokal untuk melahirkan sumber
kelompok usia dewasal awal (Hurlock, daya manusia yang memiliki keselarasan
2009). dalam antara IPTEK, IMTAQ dan
Masa dewasa awal ditunjukkan oleh meningkatkan kualitas akademik untuk
dua kriteria, yaitu kemandirian ekonomi menghasilkan lulusan yang berdaya saing
dan kemandirian dalam membuat keputusan tinggi (Universitas Syiah Kuala, 2016).
(Santrock,2009). Perkembangan karir pada Lulusan Unsyiah seharusnya lebih
usia dewasa awal menjadi fokus utama dan mudah mendapatkan pekerjaan
memiliki pekerjaan tetap serta penghasilan dibandingkan lulusan universitas lain yang
menjadi tanda seseorang memasuki tahapan ada di Aceh. Adhayaksa dan Rusgiyono
masa dewasa. Proses pencarian pekerjaan (2010) menyebutkan bahwa salah satu
adalah tuntutan social yang harus dihadapi kriteria yang sangat diperhitungkan dalam
kelompok dewasa awal termasuk sarjana seleksi penerimaan kerja adalah nama besar
baru.Namun demikian, mencari pekerjaan perguruan tinggi. Akan tetapi, faktanya
di Indonesia bukan hal yang mudah. Terjadi masih banyak lulusan Unsyiah yang belum
persaingan yang begitu ketat di antara bekerja. Hal ini didasarkan pada survey
sesama pencari kerja sehingga membuat yang dilakukan oleh CDC (Career
individu berusaha untuk terus Development Center) Unsyiah pada lulusan
meningkatkan kualitas diri terutama Universitas Syiah Kuala yang menyatakan
kualitas pendidikan yang dimiliki (Lestari bahwa setelah 2 tahun masih ada sebesar
dan Budiharto, 2006). Banyaknya orang 24,7% alumni yang belum mendapatkan
yang ingin mendapatkan pekerjaan dan pekerjaan. CDC (Career Development
terbatasnya lapangan kerja, menyebabkan Center) Unsyiah menyebutkan bahwa ada
ketimpangan dalam penyerapan pencari beberapa alasan yang menyebabkan fresh
kerja yang berdampak pada meningkatnya graduate sulit untuk mendapatkan
pengangguran dalam suatu negara (Yunita, pekerjaan, diantaranya kesesuaian dengan
2013). Tingginya angka pengangguran pada bidang keilmuan yang dikuasai, gaji, tidak
tingkat lulusan universitas dapat ada pilihan pekerjaan lain, kedekatan
menimbulkan kegelisahan pada lulusan dengan tempat tinggal, dan lainnya.
baru universitas (fresh graduate) tentang Dunia kerja merupakan suatu hal
kemungkinan mereka mendapatkan yang akan menjadi pengalaman baru bagi
pekerjaan. individu dan setiap individu memiliki
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) gambaran yang berbeda mengenai dunia
merupakan salah satu universitas yang kerja. Sebagian beranggapan bahwa dunia
berada di Indonesia yang terletak di kerja merupakan suatu hal yang

55
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

menyenangkan, tapi sebagian juga memikirkan kesulitan dalam mendapatkan


beranggapan bahwa persaingan dalam dunia pekerjaan tersebut.Kemampuan seseorang
kerja adalah suatu hal yang menakutkan dalam mengatasi kesulitan hidup dan
sehingga menimbulkan rasa tertekan. Rasa mengukur kemampuannya dikenal dengan
tertekan yang dialami individu berupa konsep adversity quotient (Stoltz, 2000).
perasaan takut. Perasaan takut yang dialami Stoltz (2000) menjelaskan bahwa individu
oleh seseorang tentang sesuatu yang akan yang memiliki adversity quotientyang
terjadi berupa ancaman-ancaman dan tinggi adalah individu yang memiliki
kesulitan yang sebenarnya belum jelas dan kegigihan dalam hidup dan tidak mudah
tidak realistis yang akan muncul di masa menyerah, memiliki kekebalan atas
depan sehingga dapat membahayakan ketidakmampuan dirinya menghadapi
kesejahteraan seseorang dikenal dengan masalah dan tidak akan mudah terjebak
istilah kecemasan (Alloy, Riskind & dalam kondisi keputusasaan. Adversity
Manos, 2005). quotient tinggi menunjukkan kemampuan
Kecemasan yang paling untuk bertahan dan terus berjuang ketika
dikhawatirkan saat mencari pekerjaan pada dihadapkan pada sebuah permasalahan
fresh graduate yaitu psikotes dan interview hidup, penuh motivasi, dorongan, ambisi,
(Isnaini & Lestari, 2015). Menurut Astuti antusiasme, dan semangat yang tinggi.
(dalam Isnaini & Lestari, 2015) kegagalan Berdasarkan penjelasan di atas dan
saat mengikuti wawancara (interview) minimnya penelitian yang meneliti
disebabkan oleh irrational believe yang mengenai hubungan antara adversity
dapat memengaruhi kognitif, perasaan, dan quotientdan kecemasan menghadapi dunia
perilaku. Berdasarkan beberapa lowongan kerja pada fresh graduate Universitas Syiah
kerja di berbagai media, peneliti Kuala, maka peneliti tertarik untuk meneliti
berpendapat bahwa kecemasan juga dapat mengenai hubungan adversity
timbul disebabkan salah satu kualifikasi quotientdengan kecemasan menghadapi
kerja yaitu penyedia kerja meminta dunia kerja pada fresh graduate Universitas
pengalaman kerja, sedangkan fresh Syiah Kuala.
graduate merupakan lulusan yang baru
lulus dan belum pernah memiliki METODE PENELITIAN
pengalaman pekerjaan sebelumnya.
Kecemasan yang tidak teratasi dengan Penelitian ini menggunakan
baik pada fresh graduate dapat pendekatan kuantitatif dengan jenis
menimbulkan dampak negatif bagi penelitian korelasi. Sampel dalam
individu, salah satunya gangguan perilaku penelitian ini adalah 257 yang merupakan
berupa perilaku menghindar. Perilaku freshgraduate Universitas Syiah Kuala
menghindar dapat menghambat individu yang diperoleh denganmenggunakan
untuk mendapat pekerjaan (Mu’arifah, metode nonprobabilitysampling dengan
2005). Kecemasan yang tidak tertangani teknik incidental sampling. Data
dengan baik pada fresh graduate juga akan dikumpulkan dengan dua buah skala
membuat individu menjadi depresi, tidak psikologi adaptasi yaitu, adversity quotient
memiliki rasa percaya diri, merasa diri yang disusun oleh Khairiyah (2016) dengan
selalu gagal, sering melamun atau koefisien releabilitas 0,801 dan Kecemasan
merenung, mudah putus asa, dan dapat menghadapi dunia kerja yang disusun oleh
mengalami kecemasan kronis (Isnaini & Nugroho dengan koefisien reliabilitas 0,927
Lestari, 2015). (2010). Metode analisis data menggunakan
Fresh graduate diharapkan mampu teknik parametrik yaitu correlation Pearson
mengatasi rasa cemasnya, sehingga mereka (Priyatno, 2011).
dapat fokus dalam mendapatkan pekerjaan
daripada harus secara terus-menerus ANALISIS DAN HASIL

56
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

dimiliki oleh individu akan menyebabkan


Hasil analisis uji statistik korelasi individu mampu bertahan mengatasi
menunjukkan hasil koefisien korelasi kecemasan sehingga mereka yang memiliki
sebesar (r) = -0,598 (p < 0,05). Hasil tingkat adversity quotient yang tinggi akan
tersebut menunjukkan bahwa terdapat lebih terdorong untuk dapat mengerjakan
hubungan yang negatif dan signifikan sesuatu dengan baik. Individu yang
antara adversity quotient dengan kecemasan mempunyai adversity quotient yang tinggi
menghadapi dunia kerja. Dengan demikian, akan cenderung mempunyai sikap optimis,
hipotesis yang diajukan diterima yaitu motivasi yang tinggi, ulet, dan tekun.
terdapat hubungan antara adversity Sehingga dengan begitu individu akan
quotientdengan kecemasan menghadapi mampu menyelesaikan suatu kesulitan
dunia kerja. Hasil analisis dengan dengan baik atau mampu keluar dari
menggunakan korelasi Person Product- hambatan tersebut. Beberapa aspek inilah
Moment menunjukkan nilai koefisien yang mampu untuk meminimalisir
determinasi (r2) = 0,358 yang artinya kecemasan individu.
terdapat 35,8% sumbangan efektif adversity Pada variabel kecemasan menghadapi
quotient terhadap kecemasan menghadapi dunia kerja, fresh graduate pada penelitian
dunia kerja, sementara 64,2% dari ini memiliki kecemasan yang sedang
kecemasan menghadapi dunia kerja (65,7%). Greenberger dan Padesky (1995)
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. menjelaskan bahwa perilaku seseorang
Penelitian ini juga meneliti beberapa yang mengalami kecemasan akan
faktor yang dapat mempengaruhi menghindari dan meninggalkan situasi
kecemasan menghadapi dunia kerja di permasalahan yang dialami, dan suasana
antaranya pengalaman organisasi, dimana hati yang cepat berubah. Dalam hal ini,fresh
freshgraduate yang di masa kuliahnya graduate tidak ingin membahas tentang
mengikuti organisasi sebanyak 62,6%, dunia kerja. Berdasarkan fakta, fresh
kemudian 66,9% fresh graduate memiliki graduate yang mengalami kecemasan akan
IPK berkisar 3,01-3,50 dengan predikat menghindari pembicaraan tentang dunia
sangat memuaskan, dilanjutkan dengan kerja dan juga dapat tersinggung dan mudah
freshgraduate melamar pekerjaan 1-10 kali marah.
dalam kurun 1 tahun sebanyak 81%. Penelitian ini juga menunjukkan
Puspitasari (2013) mengatakan individu bahwa 70,8% fresh graduate Universitas
yang memiliki Adversity quotient yang Syiah Kuala memiliki adversity quotient
tinggi akan mampu mengatasi kecemasan yang sedang. Hal tersebut berarti tingkat
dan mampu mengerjakan sesuatu dengan adversity quotient pada fresh graduate
baik. Berdasarkan penelitian ini kecemasan Universitas Syiah Kuala secara umum
menghadapi dunia kerja pada fresh tergolong sedang, dan berada pada kategori
graduate 65,7% memiliki kecemasan dalam campers. Campers adalah golongan yang
kategori sedang dan 70,8% fresh graduate merasa cukup dengan apa yang sudah
memiliki adversity quotient dalam kategori dicapai dan mengabaikan kemungkinan
sedang. untuk melihat atau mengalami apa yang
masih mungkin terjadi, masih menunjukkan
DISKUSI usaha, dan masih mengerjakan apa yang
perlu dikerjakan (Stoltz, 2000).
Hasil penelitian ini dapat Subjek dalam penelitian ini mayoritas
membuktikan bahwa terdapat hubungan memiliki pengalaman organisasi (52,6%).
yang negatif dan signifikan antara adversity Pengalaman berorganisasi memiliki
quotientdengan kecemasan menghadapi pengaruh terhadap adversity quotient.
dunia kerja. Puspitasari (2013) menjelaskan Menurut Dwika, Zulharman, dan Hamidy
tingkat adversity quotient tinggi yang (2014) salah satu faktor yang memengaruhi

57
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

adversity quotient adalah pengalaman Penelitian ini bertujuan untuk


berorganisasi. Pengalaman organisasi akan mengetahui hubungan antara adversity
membantu meningkatkan adversity quotient dengan kecemasan menghadapi
quotientindividu, karena individu yang dunia kerja pada fresh graduate Universitas
memiliki pengalaman berorganisasi akan Syiah Kuala. Hasil penelitian ini
lebih banyak menemui kesulitan menunjukkan ada hubungan negatif dan
dikarenakan selain harus menghadapi signifikan antara adversity quotient dengan
kesulitan akademis, individu juga harus kecemasan menghadapi dunia kerja pada
menghadapi kesulitan di organisasi fresh graduate Universitas Syiah Kuala.
sehingga individu akan lebih meningkatkan Hal tersebut mengindikasikan bahwa
daya juangnya dibandingkan individu yang semakin tinggi adversity quotient maka
tidak memiliki pengalaman berorganisasi. semakin rendah kecemasan menghadapi
Selain itu individu yang memiliki dunia kerja. Hal ini terjadi karena adversity
pengalaman berorganisasi juga akan lebih quotient yang dimiliki oleh fresh graduate
berani mengambil keputusan, akan memengaruhi kecemasan menghadapi
berkomunikasi di depan umum, dan dunia kerja pada fresh graduate tersebut.
memiliki jiwa kepemimpinan. Selanjutnya, hasil penelitian ini
Novanto dan Yulianti (2015) menunjukkan bahwa umumnya fresh
menjelaskan bahwa IPK merupakan graduate Universitas Syiah Kuala berada
cerminan utama pencapaian prestasi pada kategori sedang atau campers untuk
akademik selama mahasiswa menempuh adversity quotient dan pada kategori sedang
studi di perguruan tinggi. Pada penelitian untuk kecemasan menghadapi dunia kerja.
ini ditemukan bahwa mayoritas IPK fresh
graduate termasuk dalam kategori yang SARAN
memuaskan yaitu 66,9%, hal ini dapat
menjadi salah satu indikator penting yang Berdasarkan hasil penelitian ini maka
mempengaruhi kecemasan dalam terdapat beberapa saran yang peneliti ingin
menghadapi dunia. IPK yang menjadi salah sampaikan Kepada subjek penelitian yaitu
satu indikator prestasi akademik diprediksi fresh graduate agar dapat meningkatkan
akan dapat meminimalisir kecemasan yang adversity quotient yang dimiliki dengan
dirasakan oleh individu (Basri, 2014). berusaha secara maksimal untuk
Pada proses pelaksanaan penelitian, menyelesaikan permasalahan mereka
peneliti menyadari banyaknya kekurangan sendiri sebelum meminta bantuan kepada
dalam penelitian ini. Beberapa kekurangan orang lain. Hal tersebut berkaitan dengan
ini dapat dijadikan pertimbangan untuk kecemasan yang muncul dalam menghadapi
penelitian selanjutnya. Pertama, banyaknya dunia kerja. Adversity quotientyang baik
subjek penelitian yang sudah berada di luar akan mempermudah fresh graduate untuk
kota Banda Aceh. Kedua, banyak subjek menghadapi dunia kerja.
yang menolak untuk mengisi skala yang Selanjutnya kepada Universitas Syiah
diberikan oleh peneliti pada saat Kuala kepada CDC (career developmental
pelaksanaan jobfair. Ketiga, alat ukur center) selaku civitas akademika
dianggap memiliki jumlah pernyataan yang Universitas Syiah yang bertugas untuk
cukup banyak sehingga subjek merasa mendekatkan alumni dengan dunia kerja
jenuh untuk mengisi. Beberapa keterbatasan diharapkan agar lebih banyak mengadakan
ini dapat dijadikan pertimbangan untuk seminar, workshop, training, serta
penelitian selanjutnya. menghimbau kepada mahasiswa untuk
mengikuti organisasi yang terdapat di
SIMPULAN universitas dengan maksud mengasah
kemampuan diri individu. Hal ini dapat
menjadi kesiapan untuk menghadapi dunia

58
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

kerja sehingga adversity quotient menjadi Khairiyah, Y. (2016). Hubungan optimism


lebih meningkat dan dapat mengurangi menghadapi persaingan dunia kerja
kecemasan mengahadapi dunia kerja pada dengan adversity quotient pada
fresh graduate. mahasiswa universitas syiah kuala.
Kepada Peneliti selanjutnya yang Skripsi.
Lestari, W. A. & Budiharto, S. (2006).
ingin meneliti dengan variabel yang sama, Hubungan antara kepercayaan diri
dianjurkan untuk lebih memperhatikan dengan kecemasan menghadapi dunia
variabel lain yang mungkin memengaruhi kerja pada mahasiswa psikologi
adversity quotientdan kecemasan universitas islam indonesia. Naskah
menghadapi dunia kerja seperti adversity Publikasi. Yogyakarta: Universitas Islam
emotional, kepercayaan diri, hardiness, Indonesia.
prestasi akademik dan pengalaman Mu’arif, A. (2005). Hubungan kecemasan
berorganisasi. Selain itu dianjurkan untuk dengan agresifitas. Humanitas Indonesia
dapat melakukan penelitian secara langsung Pscychological journal. 2(2), 102-111
sehingga bisa mengawasi subjek penelitian Novanto, Y., & Yulianti, L. (2015). Faktor–
sampai dengan selesai mengisi skala agar faktor yang berkaitan dengan prestasi
akademik mahasiswa sekolah tinggi
hasil penelitian lebih akurat dan tepat. teologi” x”. Tanjung Balai: Sekolah
Tinggi Teologia Marturia.
DAFTAR PUSTAKA Nugroho, T. A. F. (2010). Hubungan antara
kepercayaan diri dengan kecemasan
Adhayaksa, M. A., & Rusgiyono, A. (2010). menghadapi dunia kerja pada mahasiswa
Persepsi dunia kerja terhadap lulusan semester akhir di fakultas psikologi
fresh graduate S1 menggunakan universitas sanata dharma Yogyakarta.
multidimensional unfolding. 1(3). 49-57. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata
Alloy, L. B., Riskind, J. H., & Manos, M. J. Dharma. Diakses pada tanggal 20
(2005). Abnormal psychology: current September 2016 melalui library.usd.ac.id.
perspective (9th ed). New York: Mc. Priyatno, D. (2011). Buku saku spss; Analisis
Graw Hill. statistik data, lebih cepat, efisien, dan
Atmanti. H. D. (2005). Investasi sumber daya akurat. Yogyakarta: PT Buku Seru.
manusia melalui pendidikan. Dinamika Puspitasari, T. R. (2013). Adversity quotient
Pembangunan. 2(1). 30-39. dengan kecemasan mengerjakan skripsi
Basri, S. H. (2014). Kecemasan Mahasiswa pada mahasiswa. Jurnal Online
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dalam Psikologi. 1 (2). 299-310.
Menghadapi Dunia Kerja. Jurnal PMI. Rosliani, N & Ariati, J. (2016). Hubungan
1(12). 121-140 antara regulasi diri dengan kecemasan
Dwika, D. Y., Zulharman., & Hamidy. (2014). menghadapi dunia kerja pada pengurus
Hubungan Pengalaman Berorganisasi ikatan lembaga mahasiswa psikologi
Dengan Tingkat Adersity Quotient (AQ) Indonesia (ILMPI). Jurnal Empati. 5(4),
Pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas 744-749
Kedokteran Universitas Riau. JOM FK. Santrock, J. W. (2009). Remaja (Ed. 11).
1(2). Terjemahan: Benedictine Widyasinta.
Greenberger, D., & Padesky, C, A. (1995). Jakarta: Erlangga.
Mind Over Mood. New York: KP Stoltz, PG. (2000). Adversity quotient:
Company. mengubah hambatan menjadi peluang
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi (Terjemahan: T. Hermaya). Jakarta:
Perkembangan: Suatu Perkembangan Grasindo.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Universitas Syiah Kuala. (2014). Sejarah.
Erlangga Diakses pada tanggal 28 Januari 2017,
Isnaini, N. S. N., & Lestari, R. (2015). dari http://www.unsyiah.ac.id/
Kecemasan pada pengangguran terdidik Universitas Syiah Kuala. (2016). Data Lulusan.
Universitas. Jurnal Indigenous. 1(13), Diakses pada tanggal 25 Januari 2017,
39-50. dari http://www.unsyiah.ac.id/

59
Jurnal Psikogenesis, Volume 6, No.1, Juni 2018

Yunita, E. (2013). Hubungan antara Publikasi. Surakarta: Universitas


kepercayaan diri dengan kecemasan Muhammadiyah Surakarta. Diakses pada
menghadapi dunia kerja pada mahasiswa tanggal 25 Agustus 2016 melalui
semester akhir universitas http://eprints.ums.ac.id/28985/14/naskah
muhammadiyah Surakarta. Naskah _publikasi.pdf

60

Anda mungkin juga menyukai