Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA

MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2020

CRITICAL ANALYSIS
PENELITIAN KEPERAWATAN JIWA

Oleh :

MONICA AULIANDA
161211188

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN 2020

1
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA
MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG TAHUN 2020

CRITICAL ANALISIS

PENELITIAN KEPERAWATAN JIWA

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)

Dalam Program Studi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Oleh :

MONICA AULIANDA
161211188

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN 2020

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa tingkat akhir banyak yang mengalami stres yang berlebihan

sehinga akan berpengaruh terhadap prestasi dan pola istirahat mahasiswa tersebut.

Kondisi stres yang sering dialami oleh mahasiswa yaitu ketika akan menyelesaikan

tugas ynag menumpuk dan peneyelesaian tugas akhir atau skripsi (Wulandari, 2012)

Dalam lingkungan akademik, stres merupakan pengalaman yang paling sering

dialami oleh para siswa, baik yang sedang belajar di tingkat sekolah ataupun di

perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan banyaknya tuntutan akademik yang harus

dihadapi, misalnya ujian, tugas-tugas, dan lain sebagainya. Sejumlah peneliti telah

menemukan bahwa siswa yang mengalami stres akan cenderung menunjukkan

kemampuan akademik yang menurun (Andarini & Fatma, 2013).

Menurut Bressert (2016) beberapa tanda bahwa stress telah berdampak pada

fisik diantaranya adalah adanya gangguan tidur, peningkatan detak jantung,

ketegangan otot, pusing dan demam, kelelahan, dan kekurangan energi. Adanya

dampak pada aspek kognitif ditandai dengan adanya kebingungan, sering lupa,

kekhawatiran, dan kepanikan. Pada aspek emosi, dampak dari stress diantaranya

adalah mudah sensitif dan mudah marah, frustrasi, dan merasa tidak berdaya. Pada

aspek perilaku, stress berdampak pada hilangnya keinginan untuk bersosialisasi,

kecenderungan untuk ingin menyendiri, keinginan untuk menghindari orang lain, dan

timbulnya rasa malas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi insomnia diantaranya adalah faktor usia

dan jenis kelamin, pengalaman hidup ,stres, lingkungan, diet, pengunaan obat-obatan

selain itu seseorang yang mengalami stres akan berpengaruh terhadap kesehatan dan

pola istirahatnya. Stres pada mahasiswa terjadi bila ada tuntutan terhadap mahasiswa

3
dalam penyelesaian tugas akhir atau tugas sehingga bisa menjadi sumber stres yang

potensial sehingga mahasiswa dapat bersikap tragis, anarkis sehingga bisa melakukan

tindakan yang mengancam terhadap keselamatan mahasiswa tersebut (Amirudin,

2017)

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh orang yang mengalami kesulitan

kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan tidur singkat atau tidur

nonrestoratif. Insomnia dapat menimbulkan bagi kesehatan fisik antara lain

peningkatan nafsu makan yang akan mengakibatkan obesitas, diabetes, penyakit

jantung koroner, hipertensi, serta gangguan sistem imun. Insomnia juga dapat

dikaitkan dengan gangguan psikologik misalnya terjadinya depresi, ansietas, dan

penurunan daya ingat. Penurunan daya ingat seseorang akan membuat pikiran

seseorang akan kacau sehinga seseorang bisa stres (Rafknowledge, 2015)

Seseorang yang mengalami gangguan sulit tidur (insomnia) akan berkurang

kuantitas dan kualitas tidurnya.Insomnia adalah gangguan tidur yang sering

dikeluhkan. Gangguan tidur ini dapat mempengaruhi pekerjaan, aktivitas sosial dan

status kesehatan bagi penderita (Nindy, 2018). Seseorang dapat mengalami insomnia

akibat stress situasional seperti masalah keluarga, masalah di tempat kerja atau

kampus, penyakit atau kehilangan orang yang dicintai. Kesulitan tidur, sering

terbangun di malam hari, sulit untuk tidur kembali, dan bangun dini hari serta merasa

tidak segar saat bangun pagi adalah jenisjenis keluhan insomnia yang biasa dialami

oleh penderita (Nino,2010).

Badan Kesehatan Dunia peningkatan angka kejadian stres cukup tinggi setiap

tahunnya, Pada tahun 2017 hampir 350 juta penduduk dinia mengalami penyakit stres,

prevalensi angka kejadian stres pada penduduk di dunia meningkat pada tahun 2018

sebanyak 483 juta penduduk mengalami tingkat stres, Kejadian ini banyak di alami

4
pada usia 20-35 tahun. Sementara pada (2019) melaporkan bahwa dunia angka

tingkat stres jauh meningkat yaitu mencapai 608.000.000 data tersebut

menunjukkan bahwa tingkat stres bersifat universal (WHO, 2019)

Di Indonesia gangguan mental masih menjadi salah satu permasalahan yang

signifikan yang selalu meningkat setiap tahunya. Pada tahun 2017 sebanyak 9,5 jiwa

mengalami tingkat stres, Pada tahun 2018 meningkat menjadi 11,4 juta, sementara

tahun (2019)mencatat bahwa prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia

meningkat di bandingkan tahun sebelumnya yaitu mencapai 14 juta orang atau 6%

dari jumlah penduduk di Indonesia untuk usia 15 tahun ke atas karena sudah memiliki

pola pikir yang berlebihan dan susah untuk menyelesaikan permalasalahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Randi tahun 2018 terdapat hubungan yang

bermakna antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa tingkat akhir

SI keperawatan dalam penyusunan skripsi di Universitas Gajah Mada di dapatkan

tingkat stres mahasiswa berat sebanyak (67,9%) dengan insomnia berat sbanyak

(56,0%) dengan nilai p value=0,00. Dari hasil penelitian terdapat hubungan yang

bermakna anata tingkat stres dengan insomnia pada mahasiwa tingkat akhir.

Penelitian yang dilakukan oleh Khamelina Finda tahun 2012 kepada 56

responden terdapat (78,6%) mengalami stres ringan dan insomnia ringan dengan

tanda-tanda kegelisahan dan kecemasan tanpa gangguan kualitas tidur dengan nilai p

value 0,000.

Penelitian yang dilakukan oleh Oriza widya tahun 2016 terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa tingkat

akhir DIV bidanan pendidik reguler dalam penyusunan skripsi di Universitas Aisyah

Yogjakarta dengan nilai p value=0,00. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan

semakin tinggi tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir akan mengakibatkan

5
insomnia. Begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat stres pada mahasiswa maka

akan semakin terhindar dari kejadian insomnia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prasetyorini dan Prawesti (2012)

mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara stres dengan kejadian komplikasi di

Ruang Rawat Inap Dewasa Rumah Sakit Baptis Kediri.

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas maka penulis tertarik untuk

melakukan critical analyisis tentang hubungan tingkat stres dengan insomnia pada

mahasiswa tingkat akhir program studi S1 keperawatan STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang tahun 2020

B. Tujuan

Tujuan dari critical analyisis ini adalah untuk menganalisis dan memaparkan

secara ilmiah bagaimana hubungan tingkat stres dengan insomnia pada mahasiswa

tingkat akhir program studi S1 keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

tahun 2020

C. Metode Analisis

Waktu pelakasanaan analisis ini adalah tangal 27 Juli sampai dengan 3 Agustus 2020.

Strategi penelususran sumber atau referensi ilmiah adalah dengan cara mencari buku

dan jurnal penelitian. Penelusuran ini dilakukan dengan cara mencari sumber atau

referensi dalam bentuk cetak melalui perpustakaan dan lainnya serta melalui database

eletronik seperti google book dan google scholar. Sumber dan referensi ilmiah yang

ditelusuri dalam bahasa indonesia serta dalam bentuk buku, full text, buku case study.

Buku yang digunkan dengan waktu penerbitan 10 tahun terakhir dan jurnal penelitian

dengan waktu penerbitan 5 tahun terkahir.

Berdasarkan proses pencarian yang dilakukan oleh penulis di temukan beberapa buku

jurnal penelitian yang berkaitan dengan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir.

6
Adapun sumber yang berkaitan dengan hubungan tingkat stres pada mahasiswa tigkat

akhir. Adapun sumber tau referensi ilmiah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Agung. (2015). Gangguan Kesehatan Ketika Insomnia Dibiarkan dan Dianggap Biasa -

Tribunnews.com. https://www.tribunnews.com/kesehatan

Amirudin. (2017). Analisis faktor-faktor penyebab penyebab tingkat kejadian stres pada

mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Hasanudin

Andarini dan Fatma. (2013). Hubungan antara distres dan dukungan sosial dengan proktrasi

akademi pada mahasiswa dalam menyusun skripsi. talenta psikologi.

Nindy Olli. (2018). Hubungan kejadian insomnia dengan kosentrasi belajar pada mahasiswa

semester V program studi ilmu keperawatan Fakultas kedokteran Universitas Sam

Ratulangi

Nino Oktarino. (2010). Mengatasi Insomnia Kiat Praktis. Jakarta

Randi (2018). Hubungan tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa tingkat

akhir SI keperawatan dalam penyusunan skripsi di Universitas Gajah Mada

Sugiarti. A. (2018). Gambaran Stres dan danpaknya pada mahasiswa. Universitas Indonesia.

Vol 2: Jakarta

Bressert, S. (2016). The impact of stress. Psych Central. Diunduh dari

https://psychcentral.com/lib/the-impact-of-stress.

Widya Oriza (2016). Hubungan antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada

mahasiswa tingkat akhir DIV Kebidanan dalam penyusunan skripsi di Universitas

7
Aisyah Yogjakarta

WHO. (2019). Mental health: strengthening our response. https://www.who.int/en/news-

room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response

Wulandari. (2012). Research Sleep disturbance. 69.

D. Hasil Analisis

Masalah yang sering dialami oleh mahasiswa yaitu ketika akan menyelesaikan

tugas ynag menumpuk dan peneyelesaian tugas akhir atau skripsi hal ini akan

mengakibatkan mahasiswa akan mengalami stres dan mengalami insomnia

(Wulandari, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi stres diantaranya adalah faktor

usia dan jenis kelamin, pengalaman hidup, selain itu seseorang yang mengalami stres

akan berpengaruh terhadap kesehatan dan pola istirahatnya.

Stres dapat timbul dari berbagai macam sumber diantaranya adalah

adanya tuntutan, permasalahan yang tidak bisa di selesaikan, tugas yang menumpuk,

desakan oleh atasa terhadap laporan, dan lain.lain. Menurut (Walfare, 2017) stres

pada mahasiswa terjadi bila ada tuntutan terhadap mahasiswa dalam penyelesaian

tugas akhir atau tugas sehingga bisa menjadi sumber stres yang potensial sehingga

mahsiswa dapat bersikap tragis, anarkis sehingga bisa melakukan tindakan yang

mengancam terhadap keselamatan mahasiswa tersebut.

Insomnia adalah gejala yang dialami oleh orang yang mengalami kesulitan

kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan tidur singkat atau tidur

nonrestoratif (Agung, 2015), Mahasiswa yang mengalami insomnia bisa akan

8
mengakibatkan tingkat stres dalam melakukan penyelesaian tugas akhir tersebut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fitria tahun 2013 tentang hubugan

antara tingakt stres dengan tingkat insomnia mahasiswa program studi pendidikan

dokter fakultas kedokteran Universitas Dipenegoro didapatkan hasil dari 150

responden (43,9%) normal, (10,5%) mengalami stres ringan, (19,6%) mengalami

sedang, (11,1%) mengalami stres berat, dan di lihat dari insomnia (59,6%) normal,

(37,7%) mengalami insomnia ringan, (2,6%) mengalami insomnia sedang dan

(37,7%) mengalami insomnia berat, dari hasil penelitian tersebut terdapat hubungan

yang bermakna antara tingkat stres dengan tingkat insomnia dengan arah hubungan

positif sedang.

Stresor yang dialami oleh mahasiswa tidak hanya menyebabkan mahasiswa

rentan mengalami stres tetapi juga rentan mengalami gangguan tidur, insomnia dapat

juga menganggu ritme biologis manusia diantaranya menimbulkan dampak gangguan

mood, kosentrasi dan daya ingat (Azizah, 2016). Gejala gejala insomnia secara umum

adalah seorang mengalami kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun pada

malam hari ataupun tengah malam saat tidur. Orang yang mengalami insomnia juga

bisa terbangun lebih dini dan kemudian sulit untuk tidur kembali (Hartono, 2011).

Stresor yang dihadapi oleh mahasiswa tidak hanya menyebabkan mahasiwa

rentan stres tetapi juga rentan terhadap gangguan tidur. Halini diperkuat oleh

penelitaian yang dilakukan oleh Nofrida tahun 2020 hubungan tingakt stres dengan

kejadian insomnia pada mahasiswa prodi keperawatan Stikes Harapan Ibu Jambi

yaitu didapatkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat

stres dengan insomina pada mahasiswa keperawatan dengan hasil (42,4%) responden

mengalami insomnia berat dan (72,3%) mengalami stres berat dengan nilai p value

0,000.

9
Berdasarkan hasil pemaparan hasil analisis yang telah penulis lakukan dengan

merujuk kepada berbagai sumber ilmiah dan terpercaya, dapat di bandingkan dan di

analisa dari faktor-faktor penyebab stres salah satu nya seseoarang akan mengalami

insomnia. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu bahwa

semangkin tinggi tingkat stres seseorang mahasiwa akan mengalami insomnia berat.

Berdasarkan hal tersebut peneliti juga membandingkan dengan teori yang ada untuk

memperkuat hasil penelitian yang dilakukan.

Menurut asumsi dan analisa peneliti yang dibandingkan dengan teoritis bahwa

tekanan dalam pengerjaan skripsi pada mahasiswa emang berdampak berupa stres

walaupun dalam penelitian ini tidak dilihat pemicu lain untuk terjadinya stres.

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu dan dilaihta dengan teori terrdapat

kesamaan bahwa mahasiswa tingkat akhir mengalami tingat stres yang berat dan

mengalami insomnia. Hal ini dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi instansi

pendidikan untuk menyiapkan mental mahasiswa sebelum mengerjakan skripsi.

Proses pengerjaan skripsi yang hanya berlangsung selama enam bulan seharusnya

menimbulkan stres ringan atau sedang saja. Mahasiswa juga harus lebih

mempersiapkan diri sebelum masuk dalam semester pengerjaan skrispsi baik secara

fisik maupun psikloginya.

DAFTAR PUSTAKA

Agung. (2015). Gangguan Kesehatan Ketika Insomnia Dibiarkan dan Dianggap Biasa -

Tribunnews.com. https://www.tribunnews.com/kesehatan

10
Fitria (2013). Hubugan tingakt stres dengan tingkat insomnia mahasiswa program studi

pendidikan dokter fakultas kedokteran Universitas Dipenegoro

Hartono L.A. (2011). Stres & Stroke. Yogjakarta: Kanisius

Lilik Ma,arifatul Azizah. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik

Klinik.Yogjakarta.

Nofrida (2020). Hubungan tingakat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa prodi

keperawatan Stikes Harapan Ibu Jambi

Rafknowledge. (2015). Insomnia dan Gangguan Tidurlainnya. Jakarta

Wulandari. (2012). Research Sleep disturbance. 69.

Wlafare, S.H. and. (2017). Academic stres among college students: comparison of American

and international students. academic stressors; international students; reactional. Vol.11

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai