Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA

MAHASISWA S1 DAN D3 KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI TUGAS


AKHIR 2017/2018
Di Fakutas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai program studi S1 keperawatan

Disusun Oleh
Muhaimin
14631462

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2018
Naskah Publikasi
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA
MAHASISWA S1 DAN D3 KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI TUGAS
AKHIR 2017/2018
Di Fakutas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Disusun oleh
Muhaimin
14631462

Pembimbing I Pembimbing II

…………………………………… ………………………………………
Nurul Sri Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kes Cholik Harun Rosdjidi, APP., M.Kes
NIDN. 0707017503 NIDN. 022027201

Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN.0715127903
HUBUNGAN ANTARA STRES AKADEMIK DENGAN KUALITAS TIDUR PADA
MAHASISWA S1 DAN D3 KEPERAWATAN DALAM MENGHADAPI TUGAS
AKHIR 2017/2018 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

Muhaimin1, Nurul Sri Wahyuni2, Cholik Harun Rosdjidi 3


1
Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan FIK UNMUH Ponorogo,
2,3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UNMUH Ponorogo

Abstrak

Mahasiswa akhir yang sedang menghadapi tugas akhir cenderung mengalami kualitas tidur
yang kurang baik, salah satu penyebab kualitas tidur buruk adalah tekanan akademik atau disebut
stres akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui hubungan antara
stres akademik dengan kualitas tidur mahasiswa.
Pada penelitian ini menggunakan rancangan korelasional yang mengidentifikasi hubungan
antar variabel dengan cara pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan dengan 57
mahasiswa yang menghadapi tugas akhir di Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Data dikumpulkan menggunakan intrumen berupa
lembar kuisioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan
a = 0,05.
Hasil menunjukan sebagian besar mahasiswa (61,4%) mengalami stres patologis (Stres
Sedang, Stres Berat dan Stres Sangat Berat). Pada hasil juga ditemukan sebagian besar
mahasiswa (68,4%) mengalami kualitas tidur buruk. Hasil menujukan adanya hubungan antara
stres akademik dengan kualtas tidur (p=0,000).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah stres akademik berhubungan dengan kualitas tidur
mahasiswa yang sedang menghadapi tugas akhir, sehingga mahasiswa harus tepat dalam
memanajemen waktu dalam menyusun tugas akhir.
Kata Kunci : Stres Akademik, Kualitas Tidur, Mahasiswa Akhir
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN STRESS ACADEMIC WITH SLEEP QUALITY IN
COLLEGE STUDENTS S1 AND D3 NURSING WITH LAST TASK

Muhaimin1, Nurul Sri Wahyuni2, Cholik Harun Rosdjidi 3


1
Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan FIK UNMUH Ponorogo,
2,3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FIK UNMUH Ponorogo

Abstract

Final college students do the final task tend to experience poor sleep quality, one cause of
poor sleep quality is the academic pressure or called stress academic. This study aims to identify
and determine the relationship between stress academic with the sleep quality of college students
This study use a correlational design that review the relationship between of variables with
cross sectional approach. This research was conducted with 57 college students do the final task
in Nursing Faculty of Health Sciences University of Muhammadiyah Ponorogo. Data were
collected using an instrument in the form of a questionnaire. Data were analysis Chi-Square
statistic test with significance level <0,05.
The results showed most college students (61.4%) stress Pathological (Medium Stress,
Stress Weight and Stress Very Heavy). The result also found most of college student (68,4%)
experience poor sleep quality. Results showed the relationship between stress academic and
sleep quality (p = 0,000).
Conclusion of this research is stress academic with sleep quality of college students do the
final task, so that the student must be right in managing the time in preparing the final task.

Keywords: Stress Academic, Sleep Quality, College


PENDAHULUAN mudah lelah, gelisah, gugup dan khawatir
Stres Akademik merupakan stres (Universitas Kanjuruan Malang : 2013).
yang dialami mahasiswa akibat respon yang Kualitas tidur merupakan suatu kondisi
muncul karena terlalu banyak tuntutan dan yang dialami oleh seseorang sehingga
tugas yang harus diselesaikan (Olejnik dan mendapatkan kesegaran dan kebugaran saat
Holschuh, 2007). Sedangkan menurut terbangnu dari tidurnya, Fanny (2016).
Rumiani (2000) stres akademik merupakan Kualitas tidur yang baik juga berdampak
suatu keadaan cemas yang meliputi positif bagi seseorang, sehingga seseorang
psikologis maupun fisik yang mana tidak tersebut tidak lagi memperlihatkan perasaan
kemampuananya mahasiswa untuk yang lelah, mudah gelisah, dan lesu. Hidayat
memberikan tanggapan dari tuntutan dan (2006) menyebutkan bahwa kualitas tidur
kebutuhan yang ada sehingga direspon dapat dikatakan baik apabila tidak ada
sebagai stresor, sehingga dapat menjadikan kekurangan atau tidak mengalami masalah
hal negatif pada mahasiswa dalam dalam tidurnya.
menghadapi kondisi tersebut. Sebagai Data dari National Institute of Health
mahasiswa yang berada di lingkungan (NIH) di Amerika tahun 2014 menunjukan
pendidikan. angka sebesar 51% mahasiswa mengalami
Menurut American Psychological kualitas tidur yang kurang baik dari sampel
Association (APA) tahun 2013 terdapat 125 sebanyak 515 mahasiswa. Data cukup
Ribu mahasiswa dari 150 perguruan tinggi signifikan juga terdapat di Universitas
dan universitas yang menunjukan 30% Sumatera Utara pada 2015, sebanyak 61,7%
mahasiswa mengalami stres akademik. Di mahasiswa dari sampel 185 mahasiswa
Indonesia, terdapat penelitian stres mengalami kualitas tidur yang kurang baik.
akademik yang mengambil tempat di Di Semarang kualitas tidur buruk seperti
Poltekkes Kemenkes Jakarta (2014), data durasi tidur, gelombang tidur, dan
menunjukan 91,7% mahasiswa mengalami mendengkur pada mahasiswa menunjukan
beban akademik akibat dari tuntutan yang angka sebesar 41,8% dari 95 mahasiswa
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, yang mengikuti riset.
dari 121 sampel yang diambil. Di Jawa Kondisi stres akademik pada mahasiswa
timur tingkat stres akademik juga cukup dapat terjadi pada mahasiswa akibat dari
tinggi, terdapat 82,6% mahasiswa tuntutan dari akademiknya untuk
mengalami stres akademik yang sedang menyelesaikan tugas kewajibannya sebagai
menjalankan tugas akhir, reaksi dari mahasiswa, dan juga tugas skripsi sebagai
penelitian tersebut, antara lain responden syarat untuk kelulusan. Kondisi seperti
berdampak pada produksi hormon epinefrin HASIL DAN PEMBAHASAN
(adrenal), hormon ini akan beredar dalam Penelitian ini dilaksanakan di
tubuh untuk meningkatkan tekanan darah Fakultas Ilmu Kesehatan Univeritas
dan denyut jantung, kecepatan pernafasan, Muhammadiyah Ponorogo dengan
dan mengubah proses tubuh lainnya. Hasil responden sebanyak 57 responden.
respon stres salah satunya adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kegelisahan sehingga kualitas tidur kurang hubungan antara stres akademik dengann
baik. Ansietas dan depresi sering kali kualitas tidur pada mahasiswa S1 dan D3
mengganggu tidur seseorang. Kualitas tidur Keperawatan dalam menghadi tugas akhir.
yang kurang baik pada mahasiwa yang Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi subjek
penelitian berdasarakan usia pada
sedang menjalankan tugas akhir akan
mahasiswa D3 dan S1 Keperawatan
mengalami masalah-masalah yang berulang Universitas Muhammadiyah Ponorogo 26
Maret sampai dengan 30 April 2018.
pada perkuliahan karena kurangnya
Usia Frekuensi Prosentase
konsentrasi terhadap hal yang dikerjakan, (Tahun) (f) (%)
20 16 28,1
waktu untuk istirahat tidur tidak cukup atau
21 20 35,1
kurang dari 8 jam. 22 21 36,8
METODE PENELITIAN Jumlah 50 100
Sumber : Data Primer
Penelitian ini menggunakan jenis Pada Tabel 5.1 data menunjukan dari
desain atau rancangan korelasional yang seluruh subjek penelitian yang dilaksanakan
mana mengkaji dan mengungkapkan berjumlah 57 mahasiswa terdapat sebagian
hubungan antar variabel dengan pendekatan besar (36,8%) atau sejumlah 21 mahasiswa
cross sectional. Penelitian dengan berusia 22 tahun, mahasiswa yang berusia
pendekatan cross sectional adalah jenis 21 tahun berjumlah 20 mahasiswa, dan
penelitian yang menekankan waktu sebagian kecil (28,1%) atau sejumlah 16
pengukuran atau observasi data variabel mahasiswa berusia 20 tahun.
independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat (Nursalam, 2016). Penelitian Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi subjek
penelitian berdasarakan Pendidikan yang
ini dilakukan untuk mengidentifikasi sedang ditempuh pada mahasiswa D3 dan
hubungan antara stres akademik dengan S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Ponorogo 26 Maret
kualitas tidur pada mahasiswa keperawatan sampai dengan 30 April 2018
dalam menghadapi tugas akhir. Alat dalam Pendidikan Frekuensi Prosentase
(f) (%)
Analisa data penelitian ini adalah S1 29 50,9
menggunakan uji statistik chi-square. Keperawatan
D3 28 49,1
keperawatan rin
Jumlah 57 100
gan
Sumber : Data Primer
Pada tabel 5.2 terdapat sebagian besar 2 Stres sed 19 33, 35 61,4
subjek penelitian adalah S1 Keperawatan Patol ang 3
dengan 29 mahasiswa atau (50,9%) dan ogis ber 15 26,
terdapat (49,1%) atau sejumlah 28 at 3
mahasiswa adalah D3 Keperawatan. Sa 1 1,8
nga
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi subjek
penelitian berdasarakan jenis kelamin t
pada mahasiswa D3 dan S1 Keperawatan ber
Universitas Muhammadiyah Ponorogo 26
Maret sampai dengan 30 April 2018 at
Jumlah 57 100
Jenis Frekuensi Prosentase
Kelamin (f) (%) Sumber : Data Primer
Laki - Laki 17 29,8
Perempuan 40 70,2 Pada Tabel 5.4 terdapat bahwa seluruh
Jumlah 57 100 subjek penelitian yang berjumlah 57
Sumber : Data Primer
Pada data tabel 5.3 terdapat bahwa mahasiswa D3 dan S1 Keperawatan

sebagian besar penelitian (70,2%) atau sebagian besar 33,3% atau 19 mahasiswa

sebanyak 40 mahasiswa adalah berjenis menagalami stres sedang, 26,3% atau 15

kelamin perempuan dan hampir dari mahasiswa mengalami stres berat dan

setengahnya terdapat subjek penelitian sebagian lainnya 19,3% atau 11 mahasiswa

(29,8%) atau sebanyak 17 mahasiswa adalah mengalami stres ringan. Dengan demikian

berjenis kelamin laki-laki terdapat (61.4%) atau berjumlah

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi subjek 35mahasiswa mengalami stres dengan


penelitian berdasarakan presentase Stres rentan stres sedang sampai stres sangat
Akademik pada mahasiswa D3 dan S1
Keperawatan Universitas beratatau masuk dalam kelompok patologis
Muhammadiyah Ponorogo 26 Maret dan sebagian kecil (38.6%) atau sejumlah 22
sampai dengan 30 April 2018
mahasiswa mengalami stres ringan
No Kategori F P( Juml P(%
Stres %) ah ) (kelompok stres fisiologis).
.
1 Stres No 11 19, 22 38,6
fisiol rm 3
ogis al
Str 11 19,
es 3
Tabel 5.5Distribusi frekuensi subjek Pada tabel 5.6 menunjukan bahwa dari
penelitian kualitas tidur pada mahasiswa selueruh responden baik D3 dan S1
D3 dan S1 Keperawatan Universitas Keperawatan sebagian besar dari stres
Muhammadiyah Ponorogo 26 Maret ringan (kelompok stres fisiologis)
sampai dengan 30 April 2018. mengalami kualitas tidur baik sejumlah 13
No. Kualitas tidur F P(%) mahasiswa (59.1%)dan sebagian kecil
1 Buruk 39 68,4 berdampak pada kualitas tidur buruk hanya
2 Baik 18 31,6
Jumlah 57 100,0 sejumlah 9 (40.9%)mahasiswa. Sedangkan
lebih dari setengahnya (85.7%) dengan
Pada data di Tabel 5.5 terdapat bahwa jumlah 30 mahasiswa yang mengalami stres
sebagian besar responden dari penelitian dengan kelompok patologis(stres sedang
(68,4%) atau sebanyak 39 Mahasiswa hingga stres sangat berat) berdampak pada
mengalami kualitas tidur yang buruk, dan kualitas tidur yang buruk. Pada kondisi stres
setengahnya 18 mahasiswa (31,1%) fisiologis mahasiswa bisa tidur dengan baik.
mengalami kualitas tidur yang baik.
Anailisis Chi-square dengan
Tabel 5.6 Tabulasi silang Stres akademik menggunakan software IBM SPSS Statistics
dan kualitas tidur pada mahasiswa D3 version 16.0 pada tabel 5.19 digunakan
dan S1 Keperawatan Universitas untuk mengidentifikasi hubungan antara
Muhammadiyah Ponorogo 26 Maret stres akademik dengan kualitas tidur pada
sampai dengan 30 April 2018. mahasiswa D3 dan S1 keperawatan dalam
menghadapi tugas akhir di Fakultas Ilmu
Kualitas tidur
Stres ju Kesehatan Universitas Muhammadiyah
N ba % Bu %
Akade ml % Ponorogosehingga terdapat hasil sebagai
o. ik ru
mik ah berikut. Hasil analisis uji Chi-Square yaitu
k χ2= 12.551 dan didapatkan hubungan yang
sedang antara stres akademik dengan
1 Stres
59. 40.
Fisiolo 13 9 22 100 kualitas tidur (p value=0,001, α=0,05).
1 9
gi
Stres Kedua variabel tersebut memiliki kereratan
14. 85.
2 Patolog 5 30 35 100 hubungan yang sedang (contingency
3 7
i
χ2= 12.551 coefficient=0,425) yang dapat diambil
P = 0,000 Cc = 0,425
α = 0,05
bahwa Stres Akademik bukanlah faktor
yang dominan untuk mempengaruhi kualitas
tidur pada mahasiswa D3 dan S1
Keperawatan dalam menghadapi tugas Agola dkk (2009) menyatakan bahwa
akhir. Penarikan hasil ini didapatkan dengan tingkat stres sedang pada mahasiswa akhir
melihat nilai p,jika p< α (0,05) maka cukup tinggi. Pada kondisi stres akademik
variabel ada hubungan (H0 ditolak), dan yang sedang mahasiswa cenderung mudah
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tersingung, sulit untuk fokus sehingga dapat
hubungan antara stres akademik dengan mempengaruhi dalam pola kemampuan
kualitas tidur. dalam kegiatan proses pembelajaran hal ini
juga termasuk dalam menghadapi tugas
PEMBAHASAN
akhir.Hal ini didukung penelitian Purwati
Stres Akademik pada Mahasiswa yang Susi (2012) mengatakan hampir 50%
Menghadapi Tugas Akhir mahasiswa tingkat akhir mengalami stres
patologi yang dapat dikatakan cukup tinggi,
Pada penelitian ini diperoleh hasil dari
walaupun dalam penelitian tersebut tidak
sebagaian besar responden 19 mahasiswa
dijelaskan secara rinci penyebab stres pada
atau 33,3% mengalami stres akademik
mahasiswa. Hal ini di dukung pada data
dengan stres sedang dan sebagian
BAEA Universitas Muhammadiyah
mengalami stres berat dengan jumlah 26,3%
Ponorogo tahun 2016 dimana terdapat
atau 15 mahasiswa, dan sebagian kecil
mahasiswa prodi S1 keperawatan dengan
menagalami stres sangat berat hanya
jumlah 70% dari 30 mahasiswa terlambat
berjumlah 1,8% atau 1 mahasiswa. Dalam
dalam menyelesaikan tugas akhir atau
kondisi stres sedang, stres berat, dan sangat
terlambat dalam ujian tugas akhir yang telah
berat masuk dalam kategori stres patologi,
ditentukan, hal tersebut juga terjadi di tahun
dengan jumlah 35 atau 61,4% mahasiswa
2017 dimana terdapat 20% dari 45
mengalami stres patologi. Menurut Stuart
mahasiswa S1 terlambat dalam proses Tugas
dan Sunden (2008) stres patologi dimana
akhir. Pada prodi D3 juga terdapat
tingkat individu dalam persepsi menurun
mahasiswa yang terlambat dalam
dan lebih memfokuskan perhatian pada hal-
menyelesiakan tugas akhirnya, terdapat pada
hal lain sehingga dapat mempersempit lahan
tahun 2016 ada 15,7% dari 89 mahasiswa
persepsinya. Hal ini berdasarkan tabel 5.4,
dan di tahun 2017 terdapat 21,5% dari 93
di penelitian ini terdapat hasil bahwa
mahasiswa prodi D3 keperawatan terlambat
sebagian besar responden penelitian (61.4%)
dalam meneyelesaikan tugas akhir. Namun
atau sejumlah 35 mahasiswa mengalami
secara umum tingkat stres akademik dapat
stres akademik yang sedang atau termasuk
diidentifikasi dengan melihat fisik, emosi,
dalam stres patologi.
serta perilaku mahasiswa.
Kualitas Tidur Pada Mahasiswa yang sedang melaksanakan praktikum. Sedangkan
Menghadapi Tugas Akhir
S1 cenderung lebih sedikit jika dibanding

Pada hasil penelitian didapatkan D3 keperawatan, sebanyak 18 atau 62,1%

bahwa sebagian besar subjek penelitian atau dari 29 mahasiswa Prodi S1 keperawtan. Hal

responden (68,4%) atau sejumlah 39 ini juga didukung dengan penelitian dari

mahasiswa mengalami kualitas tidur yang Indiriani (2016) tentang kualitas tidur pada

buruk. Lund dkk (2010, dalam Arfianingsih. mahasiswa di Universitas Sumatera Utara

(2017)) menyatakan kualitas tidur buruk yang menyebutkan bahwa sebanyak 61%

yang dialami individu atau mahasiswa dapat mahasiswa mengalami kualitas tidur yang

mempengaruhi mood (marah, cemas, buruk dari sampel 185 mahasiswa. Juga

kelelahan dan tekanan darah). Pada didukung penelitian yang bertempat di

penelitian inididapat berdasarkan tabulasi Universitas Diponegoro Semarang, dimana

silang menggunakan Chi-Square dan dari 95 mahasiswa terdapat 41,8%

instrumen PSQI untuk mengukur kualitas mahasiswa mengalamai kualitas tidur buruk

tidur mahasiswa. Dengan skor total dari seperti kuangnya durasi tidur.

instrumen di PSQI jika lebih dari 5 ( >5 ) Kualitas tidur individu dapat dipengaruhi

dikatakan kualitas tidur yang buruk. Hasil oleh banyak faktor, seperti lingkungan,

penelitian untuk kualitas tidur pada subjek cahaya, durasi tidur, suhu, dan stres. kualitas

penelitian yaitu mahasiswa keperawatan tidur pada mahasiswa dapat mempengaruhi

sejumlah 39 mahasiswa atau 68,4% di dalam proses belajarnya, hal ini termasuk

katakan buruk. Dimana mahasiswa Prodi D3 dalam mengerjakan tugas akhir. Kualitas

keperawatan lebih cenderung mengalami tidur yang buruk berdampak pada tanda fisik

kualitas tidur buruk dengan jumlah 21 atau seperti terdapat area gelap pada area mata,

75% mahasiswa dari jumlah 28 mahasiswa kemerahan pada konjungtivita, dan

D3 hal ini karenakan mahasiswa prodi D3 berakibat pada ilusi penglihatan. Akan
bermanfaat jika kualitas tidur baik pada Pada hasil penelitian 57 sampel
didapatkan responden yang mengalami stres
mahasiswa dikarenakan kebutuhan untuk
fisiologis (stres akademik dalam kondisi
istirahat tidur terpnuhi dengan baik, yang
normal hingga stres ringan) sejumlah 40,9%
berdampak pada mood yang baik juga. Pada atau 9 mahasiswa yang berdampak pada
kualitas buruk (skor > 5) mahasiswa prodi
penelitian ini terdapat 18 mahasiswa yang
S1 dan D3 keperawatan. Kozier (2008) stres
mengalami kualitas tidur baik atau 31,6%
dapat memberikan dampak yang cukup
dari sampel 57 mahasiswa. besar bagi individu untuk dapat tertidur.
Sehingga mahasiswa yang mengalami stres
Hubungan Stres Akademik
dapat berdampak pada kualitas tidur.
Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa
American psychiatric Association (2008)
Dalam Mengahdapi Tugas Akhir
Kualitas tidur adalah suatu fenomena
Pada hasil penelitian 57 sampel ini
kompleks yang melibatkan dimensi, yang
didapatkan sebagian subjek penelitian atau
meliputi aspek lamanya tidur dan lamanya
responden yang mengalami stres fisiologis
waktu yang diperlukan untuk tidur.
(stres akademik dalam kondisi normal hinga
Responden yang mengalami kuaitas tidur
stres ringan) berjumlah 13 mahasiswa atau
buruk dikarenakan dampak dari praktikum
59,1% berdampak pada kualitas tidur yang
dimana durasi tidur lebih sedikit.
baik (skor ≤5). Kandasamy (2010)
Hasil penelitian 57 sampel terdapat
menyatakan bahwa stres dalam kondisi stres
mahasiswa S1 dan D3 keperawatan yang
fisiologis (kondisi normal dan stres ringan)
mengalami stres patologi (stres sedang
yang dialami individu, membuat mahasiswa
hingga stres sangat berat) dengan jumlah
menjadi motivisi dalam dirinya sedang
14,3% atau 5 subjek penelitian berdampak
untuk menjdaikan proses belajar. Menurut
pada kualitas tidur baik (skor ≤5).
Fanny (2016) Kualitas tidur merupakan
Rosmawati (2014) menyatakan bahwa
suatu kondisi yang dialami oleh seseorang
kualitas tidur biasanya dipicu oleh stres,
sehingga mendapatkan kesegaran dan
suasana yang ramai, suhu, dan lingkungan.
kebugaran saat terbangun dari tidurnya.
Govarest (2006, dalam Tyas 2014)
Sehingga responden yang mengalami stres
menyatakan bahwa respon stres setiap
fisiologis masih bisa mendapatkan kualitas
individu tidak bisa sama dengan individu
tidur yang baik, hal ini dikarenakan terdapat
lainnya, sehingga mahasiswa tentu akan
keseimbangan dalam berfikir yang di alami
berbeda dalam mempersepsikan stresor.
mahasiswa dengan stres fisiologis.
Sehingga kualitas tidur baik mahasiswa
pada kondisi stres patologis dikarenakan dapat disimpulkan berhubungan (p=0,001,
coping setiap individu tidak sama, hal α=0,05). Dengan demikian pada penelitian
tersebut mengakibatkan kualitas tidur ini dapat dibuktikan dengan hipotesis bahwa
mahasiswa jadi baik. terdapat hubungan antara stres akademik
Dari penelitian 57 sampel terdapat dengan kualitas tidur, dapat di terima.
mahasiswa S1 dan D3 keperawatan yang Pernyataan tersebut dapat di katakan bahwa
mengalami stres patologi (stres sedang stres akademik pada mahasiswa yang
hingga stres sangat berat) dengan jumlah mengerjakan tugas akhir dapat
85,7% atau 30 mahasiswa berdampak pada mempengaruhi kualitas tidur mahasiswa.
kualitas tidur buruk (skor > 5). Hal ini
didukung oleh Kusrohmaniah (2011) yang KESIMPULAN
menyatakan semakin tinggi skors stres Berdasarkan hasil pembahasan dari
individu, semakin tinggi pula skor atau skala hubungan pengetahuan dengan perilaku
gangguan tidur. Ulummuddin (2011) stres konsumsi minuman tradisional pada remaja
sedang dapat memicu terjadinya kualitas yang mengalami dismenorea dapat
tidur yang buruk dan juga gangguan tidur disimpulkan sebagai berikut :
yang salah satunya insomnia, hal ini di 1. Sebagian besar responden penelitian
karenakan dalam kondisi stres, dapat terjadi (61,4%) memiliki stres akademik
suatu reaksi yang menyebabkan produksi bersifat patofisiologi (stres sedang, stres
hormon dalam tubuh meningkat, salah berat dan stres sangat berat)
satunya hormon adrenalin yang berdampak 2. Sebagian besar responden penelitian
pada peningkatan pengeluaran keringat, (68,4%) memiliki kualitas tidur yang
melebarkan pupil dan menurunnya aktivitas buruk.
gastrointestinal. meski begitu subjek masih 3. Terdapat hubungan yang signifikan
bisa untuk tertidur walaupun dalam kondisi antara stres akademik dengan kualitas
stres. Juga menyatakan bahwa stres adalah tidur pada mahasiswa D3 dan S1
faktor utana individu mengalami kualitas keperawatan dalam mneghadapi tugas
tidur. Menurut peneliti, dengan mengatur akhir.
atau memanjemen stres dapat berpengaruh SARAN
dalam kualiats tidur mahasiswa yang sedang 1. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi D3
menghadapi tugas akhir. dan S1 Keperawatan.
Hasil analisis kedua variabel antara Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi D3 dan
Stres Akademik dan Kualitas Tidur Pada S1 Keperawatan diharapkan dapat
Mahasiswa merupakan dua variabel yang menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan mengembangkan peran pengajar Anindita, A.Y. (2010). Pengaruh Kebiasaan
Mengkonsumsi Minuman Kunyit
perawat dalam segi pendidikan, pemberi
Asam Terhadap Keluhan
informasi, serta konselor dalam Dismenorea Primer Pada Remaja
Putri Di Kotamadya Surakarta.
komunitas. Hal ini akan membantu
Skripsi. Universitas Sebelas Maret:
mahasiswa dalam mengalami masalah- Surakarta.
masalah selama proses mengerjakan
Anurogo, D & Wulandari, A. (2011). Cara
tugas akhir. Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta: ANDI.
2. Bagi Mahasiswa Prodi D3 dan S1
Keperawatan Arfiana Iva, Priyanto, Susilo J. (2014).
Pengaruh Minuman Jahe Merah
Mahasiswa Prodi D3 dan S1
(Zingiber Officinale Roscoe)
Keperawatan diharapkan dapat Terhadap Intensitas Nyeri Haid
Pada Mahasiswa D-IV Kebidanan
menggunakan hasil penelitian ini sebagai
Stikes Ngudi Waluyo. Artikel Skripsi.
bahan untuk mengatur atau Stikes Ngudi Waluyo.
memanajemen waktu dalam mengerjakan
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
tugas akhir. Sehingga mahasiswa yang (2007). Acuan Sediaan Herbal,
Volume Ketiga, Edisi Pertama:
mengalami kesulitan dapat segera
Jakarta.
mungkin mengatasinyaBagi peneliti
Ekawati, H. (2017). Perbedaan Efektivitas
selanjutnya
Pemberian Minuman Jahe Dan
Bagi peneliti selanjutnya disarankan Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Disminorhea Pada Mahasiswi
melakukan penelitian lebih lanjut
Semester VII Keperawatan Stikes
khususnya dalam perilaku konsumsi Muhammadiyah Lamongan. Jurnal
Keperawatan, Vol. 09 No. 01:
minuman tradisional pada remaja.
Lamongan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan.
Untuk peneliti selanjutnya, lebih baik
Yogyakarta : Graha Ilmu.
meneliti stres akademik dengan jumlah
Guyton A.C. and J.E. Hall. (2007). Buku
responden yang lebih banyak lagi
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
sehingga didapatkan populasi yang lebih Jakarta: EGC.
luas dan mengguakan instrumen yang
Hidayat, Alimul Aziz. (2007). Metode
lebih fokus ke stres akademik. Penelitian Keperawatan dan
Analiisis Data. Jakarta: Salemba
Medika.
DAFTAR PUSTAKA
Kumalasari, F. L. M. (2017). Efektivitas
Agoes, Azwar. (2010). Tanaman Obat
Senam Dismenore Sebagai Terapi
Indonesia. Jakarta: Salemba Medika
Alternatif Menurunkan Tingkat Nyeri
Haid Tinjauan Sistematis Penelitian
Tahun 2011-2018. Journal of Health Praktis Edisi 4. Jakarta: Salemba
Science and Prevention, Vol 1 (1), Medika.
ISSN 2549-919X.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Reproduksi Remaja dan Wanita. _____________. (2012). Metodologi
Jakarta: Salemba Medika. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Kostania, G. & Arik K. (2015). Perbedaan
Efektivitas Ekstrak Jahe Dengan _____________. (2014). Promosi
Ekstrak Kunyit Dalam Mengurangi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan.
Nyeri Dismenorhea Primer Pada Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mahasiswi Di Asrama Jurusan
Kebidanan Poltekes Surakarta. Purwani, S. Herniyatun., Isma Y. (2010).
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Vol. Hubungan Tingkat Pengetahuan
5 No. 2, hlm 110-237: Surakarta. Tentang Dismenore Dengan Sikap
Penanganan Dismenore Pada
Mahdiyah Dede, Nurul H, Emma H. (2016). Remaja Putri Kelas X Di SMAN 1
Efektivitas Pemberian Minuman Sari Petanahan. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Kunyit Putih Terhadap Penurunan Keperawatan, Vol. 6 No. 1:
Nyeri Haid “Disminore” Primer Petanahan.
Pada Siswi Kelas XI SMKN 3
Banjarmasin. Jurnal Dinamika Riaet Kesehatan Dasar. (2010). Jakarta:
Kesehatan Vol. 7 No. 1. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Manuaba, L.B.G., Manuaba L.A.C., I.B.G.F. Republik Indonesia.
(2007). Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC. Sembiring. (2011). Hubungan Pengetahuan
Dan Sikap Remaja Putri dalam
Manuaba, L.B.G., Manuaba L.A.C., I.B.G.F. Penanganan Dismenorea di Amik
(2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Imelda Medan. Jurnal DIII
Ginekologi. Jakarta: Trans Info Kebidanan Mutiara Indonesia.
Media.
Sitorus, BR. S.Yuli., Sri R.S., Maya F.
Manurung, F. M. Sri U., Siti R. HD. (2015). (2015). Hubungan Tingkat
Efektivitas Yoga Terhadap Nyeri Pengetahuan Dan Sikap Remaja
Dismenore Pada Remaja. JOM Vol. Putri Tentang Dismenorea Dan
2 No. 2: Universitas Riau. Tindakan Dalam Penanganan
Dismenorea Di SMP Swasta Kualuh
Mansur, Herawati. (2009). Psikolog Ibu dan Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Anak Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika. Sugiyo. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Bandung: Alfabeta.
Ginekologi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Yogyakarta: Mulia Suri, I.S. & Nofitri, D.M. (2014). Pengaruh
Medika. Minuman Kunyit Terhadap
Penurunan Tingkat Nyeri Menstruasi
Nursalam, (2016). Metodologi Penelitian Pada Remaja Putri Kelas 1 Di
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Pondok Pesantren Nurul Yaqin
Pakandangan Kecamatan 6
Lingkung Kabupaten Padang
Pariaman.

Winarso, agus. (2014). Pengaruh Minuman


Kunyit Asam Terhadap Penurunan
Tingkat Nyeri Dismenorea Pada
Siswi Di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Jatinom Klaten. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan, Vol. 3, No
2, hlm 106-214: Surakarta.

Wijayakusuma, M. (2007). Penyembuhan


dengan temulawak hlm 23-7. Jakarta:
Sarana Pustaka Prima.

Winkjosastro, hanifa. (2007). Ilmu


Kandungan. Jakarta: YBP-SP.

Yusuf, syamsu, L.N. (2011). Psikologi


Perkembangan Anak dan Remaja.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai