Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB STRES PADA MAHASISWA VOKASI


UNIVERSITAS DIPONEGORO

Diampu Oleh:
Riris Tiani, S.S, M.Hum

Disusun Oleh :
Fahmi Nur Hidayat (40030623630039)
Nika Putri Deswita (40030623630054)
Galih Ridho Prasetyo (40030623650090)
Anastasia Theresia Lucia S. (40030623650123)

PRODI TATA RUANG DAN PERENCANAAN


DEPARTEMEN SIPIL DAN PERENCANAAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya. Laporan penelitian ini dibuat sebagai bagian dari tugas akademik dan
sebagai bukti dedikasi penulis untuk belajar. Penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada semua orang yang telah membantu menyusun laporan ini.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari penulis untuk perbaikan
di masa mendatang karena mereka menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna.
Akhir kata, saya berharap laporan penelitian ini membantu pembaca dan
membantu kemajuan ilmu pengetahuan.

DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN..........................................................................................................................3
I. Latar Belakang.................................................................................................................................3
II. Rumusan Masalah............................................................................................................................3
III. Tujuan Penelitian.........................................................................................................................3
IV. Manfaat.............................................................................................................................................3
BAB 2. KERANGKA TEORI.....................................................................................................................4
I. Tinjauan Pustaka..............................................................................................................................4
II. Landasan Teori................................................................................................................................4
BAB 3. METODE PENELITIAN...............................................................................................................5
BAB 4.........................................................................................................................................................5
I. HASIL.............................................................................................................................................5
II. PEMBAHASAN............................................................................................................................19
BAB 5. PENUTUP....................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
BAB 1. PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Kesehatan adalah kesejahteraan kondisi fisik, mental, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang menjalani kehidupan yang produktif secara sosial, serta
menjadi perhatian setiap orang baik terhadap kesehatan fisik maupun mental
(Ambarwati et al., 2019). Beban ekonomi yang tinggi, kesenjangan sosial yang besar,
dan ketidakstabilan sosial dapat menyebabkan terjadinya gangguan mental. Tuntutan
akademis mahasiswa dan keengganan mereka untuk menghadapinya dapat
menyebabkan stres dan penyakit mental lainnya.
Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang secara normatif
bertanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya manusia. Dengan
pendidikan yang baik diharapkan akan meningkatkan kualitas mahasiswa menjadi
lebih baik. Salah satu hasil yang diharapkan dari pendidikan tinggi adalah
kontribusinya terhadap pengentasan kemiskinan (Santrock, 2019). Harapan yang
tinggi terhadap mahasiswa memicu stres yang dapat menimbulkan akibat negatif
seperti masalah kesehatan dan pengalaman depresi. Hal ini terjadi di berbagai negara,
budaya, dan etnis.
Mahasiswa sering mengalami stres yang disebabkan oleh masalah tekanan
akademik, tuntutan sosial, masalah keuangan, dan kesulitan menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru. Stres yang tidak dapat dikendalikan atau diatasi seseorang
akan berdampak negatif pada kognisi, emosi, dan perilaku. Namun jika stres masih
dalam batas kemampuan individu untuk mengatasinya, stres juga dapat memberikan
dampak positif, seperti meningkatkan kreativitas dan merangsang pengembangan diri.
(Khotimah, 2021)
Stres juga mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Kesehatan mental
mahasiswa sangat penting karena dapat berdampak pada kesejahteraan dan prestasi
akademik mereka. Kesehatan mental yang baik akan menghasilkan jiwa yang sehat
dan sebaliknya.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Beban akademik terhadap tingkat stress
mahasiswa ?
2. Bagaimana Dampak Stress pada Kesehatan mental mahasiswa secara
keseluruhan ?
III. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang metode regulasi emosi secara
kognotif pada siswa.
2. Menemukan gambaran kesehatan mental yang positif dan negatif pada siswa
IV. Manfaat
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
menyebabkan stres pada siswa selama proses pembelajaran.
2. Penelitian ini dapat membantu institusi menghasilkan lulusan yang berkualitas
tinggi.

BAB 2. KERANGKA TEORI

I. Tinjauan Pustaka
Sebagai referensi dalam proposal penelitian berjudul “Analisis Faktor Penyebab Stres
pada Mahasiswa vokasi universitas diponegoro dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental”
peneliti menganalisis penelitian sebelumnya dengan topik yang sama. Penelitian ini mengacu
pada tiga referensi penelitian sebelumnya.

Penelitian yang pertama tentang “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat
Stress Akademik Mahasiswa Reguler Program Studi di Keperawatan Cirebon Poltekkes
Kemenkes Tasikmalaya” yang dilakukan oleh Ira Suwartika dan Agus Nurdin tahun 2014. Data
dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil kategori indeks kinerja sangat memuaskan,
sehingga terdapat peningkatan proporsi responden yang mengalami stres akademik mulai dari
ringan hingga sangat berat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat stres akademik tidak bergantung
pada nilai atau prestasi akademik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara jumlah kunjungan ke pusat kesehatan masyarakat dengan tingkat stres akademik. Tingkat
stres yang lebih tinggi menyebabkan lebih seringnya kunjungan medis. (Ira Suwartika, Agus
Nurdin, 2014)

Penelitian yang kedua tentang “Hubungan Karakteristik Mahasiswa Dengan Kesehatan


Mental Mahasiswa Selama Kuliah Daring” yang dilakukan oleh Ainun Madani, Irma
Prasetyowati, dan Citra Anggun Kinanthi tahun 2022. Data hasil penelitian ini adalah kesehatan
mental responden pada saat perkuliahan daring pada masa pandemi cenderung mengalami
gangguan, dan sebaran gangguan jiwa cenderung lebih berat dibandingkan sebaran gangguan
jiwa yang cenderung sedang dan ringan. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik
responden, khususnya gender, dengan kesehatan mental siswa. (Madani et al., 2022)

Penelitian yang ketiga tentang “Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa selama Pembelajaran Daring pada masa Pandemi COVID-
19” yang dilakukan oleh Nindya Ayu, Dewa Ayu Agung, dan Wayan Eka tahun 2022. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Warmadewa, khususnya yang berusia 21 tahun, berjenis kelamin
perempuan, dan angkatan 2018, mengalami stres sedang dengan sistem pembelajaran daring
pada masa pandemi COVID-19. (Nindya, 2022)

Kesamaan penelitian ini adalah tema pembahasan tingkat stres pada siswa. Perbedaannya
dengan penelitian terdahulu dengan peneliti saat ini terletak pada fokus penelitiannya. Penelitian
yang dilakukan peneliti saat ini juga membahas tentang dampak stres terhadap kesehatan mental
mahasiswa. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.

II. Landasan Teori


Stress yang dialami mahasiswa dalam ranah akademik dikenal dengan stress akademik.
Stres akademik adalah kondisi di mana siswa merasa terganggu dalam proses pembelajaran
karena terlalu banyak tugas yang melebihi kemampuan mereka, yang berdampak buruk pada
kesehatan fisik dan mental mereka.

Menurut penelitian (Munir, 2016), ada dua jenis sumber stres akademik: internal: pola pikir,
kepribadian, dan keyakinan; eksternal: prestasi akademik, tekanan kinerja, kemajuan status
sosial, dan tuntutan orang tua.

Stress dapat berdampak pada kesehatan mental. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,
kesehatan mental adalah kondisi kesehatan yang dirasakan seseorang. Hal ini mencakup
kemampuan mengelola tekanan hidup normal, bekerja secara produktif dan produktif, serta
berpartisipasi dalam masyarakat. Menurut Kementerian Kesehatan (2018), masalah kesehatan
mental dibagi menjadi tiga kategori: stres, depresi, dan gangguan kecemasan.
Menurut Darajat Mafud (2014), ada dua komponen utama yang mempengaruhi kesehatan
mental: faktor internal dan eksternal. Faktor internal termasuk kepribadian, kondisi fisik,
pertumbuhan dan dewasa, kondisi psikis, religiusitas, sikap terhadap masalah hidup, makna
hidup, dan keseimbangan berpikir. Faktor eksternal termasuk keadaan sosial, ekonomi, politik,
adat istiadat, dan lingkungan.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Responden dengan Jumlah 34 Orang, Merupakan Mahasiswa Aktif
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Angket dan Observasi. Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang akan diberikan kepada
sejumlah Mahasiswa aktif Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Jenis kuesioner yang dipilih
adalah menggunakan Google Form dengan pertanyaan yang telah peneliti klasifikasikan.
BAB 4
I. HASIL
Tabel 1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 1.1 diatas menunjukan dari 34 responden yang di teliti, mayoritas mahasiswa adalah
berjenis kelamin perempuan sebanyak 21 orang responden (61,8 %) dan responden laki laki
sebanyak 13 orang (38,2 %).

Tabel 1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Tabel 1.2 diatas menunjukan dari 32 responden yang di teliti, mayoritas mahasiswa berumur 18
tahun dengan jumlah 18 orang (56,2 %) dan 19 tahun dengan jumlah 12 orang (35,2 %).

Tabel 1.3 Disribusi frekuensi berdasarkan Prodi di Sekolah Vokasi


Tabel 1.3 diatas menunjukan dari 32 responden yang diteliti, mayoritas mahasiswa berasal dari
prodi Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan dengan jumlah 17 orang (50 %).

Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Penyebab Stres ( Individual )

SS (5)

S (4)

N (3)

TS (2)

STS (1)
Tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa dari mayoritas mahasiswa Sangat tidak setuju dengan
pernyataan bahwa mereka tidak mendapat dukungan moril dari orang tua adalah 16 orang (47,1
%)

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Penyebab Stres ( Individual )

Tabel 1.5 diatas menunjukan bahwa Mayoritas mahasiswa sangat tidak setuju dengan pernyataan
bahwa mereka merasa tidak punya teman yang mendukung adalah 14 orang (41,2%).

Tabel 1.6 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Individual)

Tabel 6 diatas menunjukan bahwa Mayoritas mahasiswa sangat tidak setuju dengan pernyataan
bahwa berat badan mereke menurun ketiika menjadi mahasiswa adalah 10 orang (29,4 %).

Tabel 1.7 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Individual)


Tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa Mayoritas mahasiswa merasa setuju dengan pernyataan
bahwa emosi tidak stabil Ketika menjadi mahasiwa adalah 10 orang (29,4 %).

Tabel 1.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan penyebab stres (Individual)

STS (1) : Sangat Tidak Setuju

Tabel 1.8 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa netral dengan pernyataan
bahwa ekspektasi orang tua menjadi beban pikiran Ketika menjadi mahasiswa adalah 13 orang
(38,2 %).

Tabel 1.9 Distribusi Frekuensi berdasarkan penyebab stress (Kelompok)


Tabel 1.9 diatas menunjukan mayoritas mahasiswa merasa netral dengan pernyataan bahwa
mereka merasa kebingungan atas penjelasan materi dosen Ketika dikelas adalah 12 orang (35,2
%).

Tabel 1.10 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Kelompok)

Tabel 1.10 diatas menunjukan mayoritas mahasiswa merasa netral dengan pernyataan bahwa
mereka merasa kebingungan dengan tugas yang diberikan dosen adalah 12 orang (35.3 %).

Tabel 1.11 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stres (Kelompok)

Tabel 1.11 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa Tidak setuju dan netral
dengan pernyataan bahwa mereka merasa belum bisa menyesuaikan diri dengan pola
pembelajaran di perkuliahan adalah 11 orang (32.4 %).
Tabel 1.12 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Kelompok)

Tabel 1.12 diatas menujukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa sangat tidak setuju dengan
pernyataan bahwa mereka kesulitan beradaptasi di Kota Semarang adalah 18 Orang (52,9 %)

Tabel 1.13 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Fisik)

Tabel 1.13 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa tidak setuju dengan
pernyataan bahwa (Handphone / Laptop ) yang mereka miliki kurang menunjang kuliah adalah
11 orang (32,4 %).

Tabel 1.14 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stress (Fisik)


Tabel 1.14 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa sangat setuju dengan
pernyataan bahwa suhu udara di tempat tinggal mereka sangat panas adalah 21 orang (61,8 %)

Tabel 1.15 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stres (fisik)

Tabel 1.15 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa sangat tidak setuju dengan
pernyataan bahwa tempat tinggal mereka sangat bising adalah 10 orang (29,4 %).

Tabel 1.16 Distribusi frekuensi berdasarkan penyebab stres (Fisik)

Tabel 1.16 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa netral dengan pernyataan
bahwa mereka merasa kurang nyaman dengan ruang kelas yang terlalu sempit adalah 12 orang
(35,3 %).

Tabel 1.17 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi fisik mahasiswa


Tabel 1.17 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa setuju dengan pernyataan
bahwa mereka sulit tidur adalah 9 orang (25,6 %).

Tabel 1.18 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi fisik mahasiswa

Tabel 18 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa merasa netral dengan pernyataan
bahwa mereka terlalu sering berkeringat adalah 10 orang (29,4 %).

Tabel 1.19 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Fisik Mahasiswa

Tabel 1.19 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa setuju dengan pernyataan bahwa
mereke cepat merasa Lelah adalah 12 orang (35,3 %).
Tabel 1.20 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Fisik Mahasiswa

Tabel 1.20 diatas menunjukan mayoritas mahasiswa netral dengan pernyataan bahwa mereka
merasa gugup jika berurusan dengan perkuliahan adalah 16 orang (47,1 %).

Tabel 1.21 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Fisik Mahasiswa

Tabel 1.21 diatas menunjukan mayoritas mahasiswa netral dengan pernyataan bahwa mereka
merasa depresi dan putus asa adalah 13 orang (38,2 %).

Tabel 1.22 Distribusi frekuensi berdasarkan Kondisi Fisik Mahasiswa


Tabel 22 diatas menunjukan bahwa mayoritas mahasiswa netral dengan pernyataan Mereka
mudah marah adalah 10 orang (29,4 %).

II. PEMBAHASAN
1. Jenis Kelamin, Umur, Prodi.

Berdasarkan penelitian dan telah diisi oleh 34 orang responden yang berasal dari
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro. Pada Faktor jenis kelamin mayoritas adalah
responden Perempuan dengan jumlah 21 orang atau setara dengan 61,8 %, dan
Responden laki – laki denga jumlah 13 orang atau setara dengan 38, 2 %. Pada Faktor
Umur , responden berumur 17 tahun (8,8 %), 18 tahun (56,2), 19 tahun (35,2 %) dan 20
tahun (2,9 %). Faktor umur tersebut dapat dipengaruhi oleh umur rata rata mahasiswa
vokasi yang memiliki rentang 17 – 25 tahun.

Lalu pada faktor prodi, rata – rata responden berasal dari prodi peneliti sendiri
yaitu Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan dengan 17 orang atau setara 50 %, selain
itu juga berasal dari prodi Teknik Infrastruktur dan Arsiterktur dengan 6 orang atau 17,6
%, Akutansi Perpajakan dengan jumlah 5 orang atau 14,7 %, Bahasa Asing Terapan
dengan 4 orang atau 11,8 %, Teknologi Rekayasa Kimia Industri dan Teknik Listrik
Industri dengan masing masing 1 orang atau setara dengan 2,9 %.

2. Individual

Berdasarkan hasil penelitian yang telah telah diambil dari 34 responden Mahasiswa Aktif
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, presentase tertinggi mahasiswa setuju ada di
pernyataan ‘Saya merasa emosi saya tidak stabil Ketika menjadi mahasiswa’ dengan 15 orang
atau setara dengan (44.1 %) dan pernyataan ‘Saya merasa ekspektasi orang tua menjadi beban
pikiran saya saat menjadi mahasiswa’ dengan jumlah 11 orang atau 32.3 %.

1. Saya merasa emosi saya tidak stabil Ketika menjadi mahasiswa


Emosional adalah penyebab stress pada Mahasiswa yang paling banyak
Terjadi, dikarenakaan pada masa mahasiswa ini kita harus mampu untuk
memngenal orang dan lingkungan baru, atau tidak bisa mengekspresikan emosi.
Jika emosi kita tidak stabil, akan berpengaruh pada otak sehingga kita akan sulit
menerima Pelajaran.

2. Saya Merasa ekspektasi orang tua menjadi beban pikiran saya saat menjadi
mahasiswa
Pada masa perguruan tinggi, mahasiswa pasti dihadapkan pada harapan
yang berlebihan dari orang tua mereka. Jadi, untuk menanggapi tuntutan tersebut,
siswa sering mengalami kecemasan, tegang, dan gelisah. Reaksi perasaan ini
dikenal sebagai ketakutan gagal, yang juga dikenal sebagai ketakutan gagal.
Berdasarkan Conroy (2002),
3. Kelompok

Berdasarkan hasil penelitian yang telah telah diambil dari 34 responden Mahasiswa Aktif
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro, Presentasi setuju tertinggi ada di pernyataan ‘ Saya
kesulitan beradaptasi di kota semarang ‘ dengan presentase 11.8 %.

1. Saya kesulitan beradaptasi di Kota Semarang

Ketika kita harus beradaptasi dengan budaya atau lingkungan baru di kota
perantauan (seperti bahasa, makanan, cuaca, dan cara bergaul) yang sangat
berbeda dari kota asal kita, kita dapat mengalami stres akulturatif, yang dapat
menyebabkan rasa kesepian, rindu dengan kota asal kita, dan perbedaan jenis dan
bahasa yang berbeda, yang menyebabkan kesulitan. Menurut Keo, Kristinawati,
dan Setiawan (2019)

4. Fisik Sekitar
Hasil dari penelitian yang diberikan kepada 34 responden Mahasiswa Aktif
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro presentase setujju tertinggi ada di Pernyataan
‘Suhu udara di tempat tinggal saya sangat panas’ dengan presentase melebihi 50 % yaitu
61.8 % atau 21 responden setuju.

1. Suhu di tempat tinggal saya sangat panas

Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro ini berada di Kota Semarang, Jawa


Tengah. Kota Semarang menjadi Kota dengan Suhu terpanas kedua i Pulau Jawa
setelah Kota Surabaya, dengan suhu 39 derajat celcius. Hormon Kartisol dan Hormon
Adrenalin dalam tubuh kita akan meningkat jika berada di cuaca panas, ini dapat
menyebabkan mahasiswa menjadi cepat stress, cemas, dan Mudah marah.

5. Kondisi Fisik Mahasiswa

Setelah melakukan penelitian pada faktor kondisi fisik, Dampak stress yang dialami
Mahasiswa Aktif Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro akibat stress didapatkan mereka
mengalami kondisi - kondisi fisik dibawah ini :
1. Mahasiswa Sulit Tidur :7 Orang (20,6)
2. Mahasiswa sering berkeringat : 8 Orang (25,6 %)
3. Mahasiswa Cepat Merasa Lelah : 17 Orang (48,5 %)
4. Mahasiswa Mudah Marah : 6 Orang (17,6 %)
BAB 5. PENUTUP
I. Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian yang telah diisi oleh 34 Responden, Mahasiswa Aktif


Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro disimpulkan bahwa , Penyebab Stress pada
mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu :
1. Tidak Mendapat dukungan dari Orang tua
2. Merasa kebingungan dengan tugas yang diberikan
3. Ekspektasi Orang Tua kepada Mahasiswa
4. Mahasiswa Kesulitan beradaptasi di Kota Rantau (Kota Semarang)
5. Tempat Tinggal Mahasiswa Sangat Panas
Selain untuk mencari penyebab stress pada Mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas
Diponegoro, peneliti juga mendapatkan dampak stress tersebut kepada fisik mahasiswa.
Berikut ini :
1. Mahasiswa Sulit tidur
2. Mahasiswa Sering Berkeringat
3. Mahasiswa Cepat merasa Lelah
4. Mahasiswa Mudah marah
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa.
Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(1), 40. https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.40-47
Ira Suwartika, Agus Nurdin, E. R. (2014). Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Volume 3 No.3 Nopember 2008. 9(3), 144–148.
Khotimah, F. S. (2021). Dinamika stres pada mahasiswa yang melakukan learning from home.
Publikasi Ilmiah. http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/92015
Madani, A., Prasetyowati, I., & Kinanthi, C. A. (2022). Hubungan Karakteristik Mahasiswa
Dengan Kesehatan Mental Mahasiswa Selama Kuliah Online. Ikesma, 18(2), 72.
https://doi.org/10.19184/ikesma.v18i1.25679
Munir. (2016). Konsep Kesahatan Mental. Correspondencias & Análisis, 15018, 1–23.
Nindya, K. et al. (2022). “Tingkat Stres Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Warmadewa selama Pembelajaran Daring pada masa Pandemi COVID-19.”
Aesculapius Medical Journal, 2 No.2(2), 69–75.
Santrock, J. W. (2019). Life - span development, perkembangan masa hidup (edisi ketigabelas)
jilid 1. Erlangga, 142–149.
Harlianty, R. A., Wilantika, R., Dika, ;, Lestari, A., Yusuf, ;, & Pamungkas, T. (2021).
WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE Stres pada Mahasiswa yang Menjalani
Perkuliahan Online. 3, 275–288. https://doi.org/10.30604/well.235322021
Rahmanda, Y. A., & Satwika, Y. W. (2022). Gambaran Stres Akulturatif pada Mahasiswa Baru
yang Merantau (Beda Budaya) Description of Acculturative Stress in New Student who
Wander (Different Cultures). 10(01), 825–844.
Hasan, M., M, Y., Supatminingsih, T., Inanna, I., & Dinar, M. (2021). Ekspektasi Orang Tua
Terhadap Pendidikan Anak Dalam Perspektif Pendidikan Ekonomi Informal. Edunomic
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9(2), 183. https://doi.org/10.33603/ejpe.v9i2.5294
Muhid, A., & Mukarromah, A. (2018). Pengaruh Harapan Orang Tua dan Self-Efficacy
Akademik terhadap Kecenderungan Fear of Failure pada Siswa: Analisis Perbandingan
antara Siswa Kelas Unggulan dan Siswa Kelas Reguler. Jurnal Darussalam: Jurnal
Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam, 10(1), 31.
https://doi.org/10.30739/darussalam.v10i1.266
Nurfitriani, T. S., & Setyandari, A. (2022). Hubungan Regulasi Diri Dalam Belajar Terhadap
Stres Akademik Mahasiswa Kmpks Yogyakarta. Jurnal of Counseling and Personal
Development, 4(1), 1–11.
Alviana, A. F., & Nanik Setyowati, R. R. (2023). Motivasi Orang Tua dalam Penentuan
Pendidikan Tinggi Anak di Kelurahan Meri Kota Mojokerto. Kajian Moral Dan
Kewarganegaraan, 11(2), 494–509. https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p494-509

Anda mungkin juga menyukai