ABSTRAK
Masalah kecemasan karir kerap kali dirasakan mahasiswa tingkat akhir. Dalam hal ini, mulai bermunculan
amanat tanggung jawab baru yang mengharuskan untuk berpikir dan bersiap ke tahapan persiapan
membangun karir. Hal ini menimbulkan permasalahan kecemasan karir jika tidak diimbangi dengan
persiapan karir yang matang. Timbulnya kecemasan karir ini dimungkinkan memiliki hubungan dengan
keenam dimensi kesejahteraan psikologis sebagai gambaran aspek kesehatan mental. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecemasan karir dan kesejahteraan psikologis
mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif korelasional dengan metode data survei yang disebarkan secara online. Responden
dalam penelitian ini berjumlah 136 orang dengan rentang usia 21-25 tahun. Alat ukur yang digunakan
menggunakan Career Anxiety Scale dan Psychological Well-Being Scale adaptasi Bahasa Indonesia. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara kecemasan karir dengan
keenam dimensi kesejahteraan psikologis dengan kekuatan hubungan cukup kuat sampai kuat, yakni
kecemasan karir dan autonomy (ρ = -0,400**), kecemasan karir dan environmental mastery (r = -0,538**),
kecemasan karir dan personal growth (r = -0,345), kecemasan karir dan positive relationship with others
(ρ = -0,375**), kecemasan karir dan purpose in life (r = -0,327**) dan kecemasan karir dan self-acceptance
(r = -0,322**).
Kata Kunci: kecemasan karir, kesejahteraan psikologis, mahasiswa tingkat akhir
ABSTRACT
Final-Year university students often experience career anxiety. In this regard, new responsibilities emerge,
requiring them to think and prepare for the stages of career development. This raises issues of career
anxiety if not accompanied by adequate career preparation. The emergence of career anxiety may be
related to the six dimensions of psychological well-being, which depict aspects of mental health. This study
aims to determine the relationship between career anxiety and psychological well-being among final-year
students at the Faculty of Psychology, Airlangga University. This research adopts a quantitative
correlational approach using an online survey method for data collection. The respondents in this study
consisted of 136 individuals aged between 21 and 25 years old. The measurement tools utilized were the
Career Anxiety Scale and Psychological Well-Being Scale, which are adapted in Bahasa Indonesia. The
data analysis results indicate a significant negative relationship between career anxiety and the six
dimensions of psychological well-being, with moderate to strong effect sizes. Specifically, career anxiety is
negatively correlated with autonomy (ρ = -0.400**), environmental mastery (r = -0.538**), personal
growth (r = -0.345), positive relationship with others (ρ = -0.375**), purpose in life (r = -0.327**), and
self-acceptance (r = -0.322**).
Keywords: career anxiety, psychological well-being, final-year students
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 23
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
tepat waktu, penyelesaian tugas kuliah, tindakannya sendiri (autonomy) (Ryff &
praktikum, dan skripsi yang akan ditempuh Keyes, 1995). Kesejahteraan psikologis
mahasiswa tingkat akhir sebagai syarat mengikutsertakan berbagai aspek kehidupan,
kelulusan kuliah (Saputra, 2020). Di sisi lain, salah satunya adalah aspek akademik,
mahasiswa tingkat akhir tidak hanya kesiapan karir, dan pekerjaan yang dirasakan
memikirkan tentang skripsi sebagai syarat secara langsung oleh mahasiswa tingkat akhir
kelulusan akademiknya, namun ia juga (Prasetyo, 2020).
memikirkan karir yang akan ia tempuh segera Mahasiswa tingkat akhir merupakan
setelah lulus masa studinya (Baiti et al., 2018). individu yang berada pada masa emerging
Hal yang menjadi kendala adalah tidak adulthood, dimana karakteristik utama yang
semua mahasiswa tingkat akhir mampu terlihat ditandai dengan ketidakstabilan,
menghadapi skripsi sekaligus mempersiapkan optimisme, kebebasan, fokus diri, dan
karir yang diinginkan secara matang. Hal ini ekspektasi yang tinggi (Arnett, 2014).
dibuktikan dengan beberapa penelitian Berkenaan dengan rentang usia emerging
terdahulu yang mengungkapkan bahwa adulthood, umumnya mahasiswa tingkat akhir
mahasiswa tingkat akhir rentan mengalami berada pada rentang usia 21 - 25 tahun (Super,
kecemasan bahkan sampai pada gangguan 1980, dalam Tsai et al., 2017). Pada usia ini,
depresi karena harus berhadapan pada realita mahasiswa mulai memasuki tahapan
penyesuaian transisi akademik dan karir implementation, dimana menurut teori
(Pisarik et al., 2017; Saputra, 2020). Pikiran perkembangan karir (career development
masa depan akan karir yang belum pasti dapat theory), pada tahapan ini mahasiswa berupaya
menimbulkan emosi negatif dan mengembangkan komitmen awal terkait karir,
meningkatkan terjadinya kondisi depresi dan mulai memilih pekerjaan yang diinginkan,
kecemasan, termasuk kecemasan karir yang dan berupaya mengembangkan harapan
beresiko negatif terhadap kesejahteraan karirnya dengan mengukuti pembelajaran dan
psikologis/psychological well-being (Rahimi pelatihan (Super, 1980, dalam Tsai et al.,
et al., 2022). 2017).
Mengacu pada kajian psikologi positif, Sesuai dengan transisi dan tugas
terdapat istilah psychological well-being perkembangannya, usia emerging adulthood
untuk mengetahui sejauh mana tingkat mulai dihadapkan pada situasi peralihan dari
kesejahteraan psikologis individu. masa menempuh pendidikan di perguruan
Psychological well-being atau kesejahteraan tinggi ke masa mencari pekerjaan dan
psikologis merupakan keadaan dimana membangun karir (Keane et al., 2021;
individu tidak hanya terbebas dari tekanan Konstam et al., 2015). Berkaitan dengan ciri
atau masalah mental saja, namun juga mahasiswa sebagai emerging adulthood,
memiliki kemampuan menerima dirinya saat mahasiswa juga turut memiliki ekspektasi
ini dan masa lalunya (self-acceptance), mengenai pekerjaan yang diinginkannya
perkembangan diri (personal growth), tujuan (Arnett & Fishel, 2013, dalam Konstam et al.,
dan arah hidup (purpose in life), hubungan 2015). Pada dasarnya, keinginan untuk
positif dengan orang lain (positive memenuhi ekspektasi tersebut bukanlah
relationship with others), penguasaan sesuatu yang buruk. Beberapa penelitian yang
lingkungan (environmental mastery), dan dilakukan sebelumnya justru menunjukkan
kemampuan untuk membuat keputusan dan memiliki ekspektasi karir dapat meningkatkan
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 25
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 27
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
dari 4 dimensi berdasarkan Chen (2005, berencana segera berkarir setelah lulus kuliah.
dalam Tsai et al., 2017), yakni: Untuk menghitung. estimasi sample size,
(1) Personal Ability: Kapasitas individu peneliti merujuk pada (Şeker, 2020) untuk
dalam mendapatkan keterampilan mendapatkan nilai r sebagai pengganti ukuran
tertentu yang digunakan untuk effect size. Selanjutnya, G*Power akan
melakukan kegiatan khusus mencakup menggunkaan nilai r untuk menghitung
kemampuan dasar yang harus dimiliki ukuran sampel minimal yang dibutuhkan
seorang calon karyawan seperti dalam desain penelitian. Berdasarkan Şeker,
keterampilan bahasa asing, keterampilan G. (2020), peneliti menggunakan G*power
operasional komputer, keterampilan dengan effect size (ρ) = 0.36, α = 0.05, test
kepemimpinan, serta kemampuan bekerja power P = 0.95 dan didapatkan hasil minimum
dengan orang lain. sample size N=90.
(2) Irrational Beliefs About Employment:
Pikiran-pikiran tidak logis yang diyakini Pengukuran
seseorang dan terjadi secara terus Peneliti melakukan pengukuran untuk
menerus mengenai pekerjaan yang akan mengumpulkan data dengan memberikan
dihadapi. Keyakinan irasional pada skala Psychological Well-Being (Ryff &
pekerjaan mengacu pada kesulitan yang Keyes, 1995) versi adaptasi Bahasa Indonesia
mungkin akan dihadapi seorang lulusan yang diadaptasi dari penelitian Rachmayani &
universitas saat mereka masuk ke dunia Ramdhani (2014) untuk mengukur tingkat
kerja. Kesejahteraan Psikologis mahasiswa tingkat
(3) Professional Education Training: akhir. Skala Psychological Well-Being terdiri
Pengetahuan profesional bersifat praktis dari 6 aspek yang diungkap, yaitu:
mengenai keterampilan profesional serta penerimaan diri, hubungan positif dengan
memahami harapan karir secara realistis. orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan,
Aspek ini meliputi kekhawatiran tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Skala
mengenai keahlian yang dimiliki, Psychological Well-Being diujikan reliabilitas
pekerjaan yang sesuai minat dan bakat, dan validitasnya pada sampel mahasiswa yang
penerapan dari yang telah dipelajari, serta menghasilkan total 48 aitem dari 86 aitem
keterampilan profesional yang dimiliki. dengan indeks reliabilitas antara 0,484 – 0,743
(4) Employment environment: Kekhawatiran per dimensinya dengan keseluruhan
individu akan minimnya informasi terkait reliabilitas skala dengan Cornbach’s Alpha
pekerjaan, seperti kondisi ekonomi, sebesar 0,912. Selanjutnya, validitas skala
pendapatan, maupun dinamika Psychological Well-Being memiliki korelasi
ketenagakerjaan yang tidak sesuai dengan aitem berkisar antara 0,304 – 0,580.
ekspektasi. Selain itu, dilakukan juga pengumpulan
data dengan memberikan skala Career
METODE Anxiety Scale (Tsai et al., 2017) versi adaptasi
Subjek Bahasa Indonesia yang diadaptasi dari
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa penelitian Zulfahmi & Andriany (2021) yang
tingkat akhir Fakultas Psikologi Universitas mengukur kondisi kecemasan karir
Airlangga yang berusia 21 – 25 tahun dan mahasiswa tingkat akhir. Career Anxiety
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 29
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
Scale terdiri dari 4 aspek yang diungkap, teknik Chi Square dengan bantuan SPSS versi
yakni: kemampuan pribadi, keyakinan 25,0. Berdasarkan hasil pengujian uji beda
irasional tentang pekerjaan, lingkungan kerja, Chi Square, ditemukan hasil bahwa tidak ada
serta pelatihan pendidikan profesional. Skala perbedaan yang signifikan antara jenis
Career Anxiety dilakukan uji reliabilitas dan kelamin dengan kecemasan karir (χ²(2) =
validitasnya pada sampel mahasiswa yang 1.273, p = 0,529, V = 0,097), usia dengan
menghasilkan total 25 aitem dengan indeks kecemasan karir (χ²(8) = 11,230, p = 0,189, V
reliabililtas Cronbach’s Alpha sebesar 0,91 = 0,287), dan tahun angkatan dengan
dengan validitas konstruk 0,54 – 0,83. kecemasan karir (χ²(8) = 11,230, p = 0,189, V
= 0,287).
Analsis Data Hasil uji normalitas menunjukkan
Teknik analisa data dalam penelitian ini bahwa variabel kecemasan karir berdistribusi
diarahkan pada pengujian hipotesis yang normal (p = 0,200* (p > 0,05)). Pada variabel
diajukan serta untuk menjawab rumusan psychological well-being dimensi
masalah. Setelah melakukan penyebarakan environmental mastery, personal growth,
instrumen skala melalui link Google Form purpose in life, dan self-acceptance
yang disebarkan melalui Email dan berdistrubusi normal (p = 0,097 (p > 0,05), p
WhatsApp, peneliti melakukan analisis data = 0,062 (p > 0,05), p = 0,054 (p > 0,05), p =
dengan bantuan SPSS versi 25,0 for windows. 0,196 (p > 0,05)). Selanjutnya, pada variabel
Analisis data diawali dengan gambaran psychological well-being dimensi autonomy
partisipan penelitian yang diperkaya dengan dan positive relationship with others tidak
analisis Chi Square. Selanjutnya, peneliti berdistribusi normal (p = 0,002 (p < 0,05); p =
melakukan analisis menggunakan teknik 0,001 (p < 0,05)). Pada pengujian linieritas,
korelasi Pearson Product Moment pada kecemasan karir (career anxiety) dan
variabel dan dimensi yang memenuhi uji asusi kesejahteraan psikologis
(uji normalitas dan uji linieritas) dan (PWB/Psychological Well-Being) memiliki
menggunakan teknik korelasi Spearman Rho taraf signifikansi sebesar 0.000, dengan
pada variabel dan dimensi yang tidak demikian kecemasan karir dan kesejahteraan
memenuhi uji asumsi. psikologis memiliki hubungan yang linier
karena taraf signifikansinya dibawah 0.05.
HASIL DAN PEMBAHASAN Selanjutnya, analisis korelasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menghasilkan nilai signifikansi 2-tailed
dari 136 mahasiswa Psikologi Fakultas sebesar 0,000, dengan demikian dapat
Psikologi Universitas Airlangga, mayoritas disimpulkan bahwa variabel kecemasan karir
partisipan, yakni 114 partisipan adalah dan keenam dimensi variabel kesejahteraan
perempuan (83,8%), dengan rentang usia 21- psikologis memiliki hubungan negatif
25 tahun, mayoritas partisipan, yakni 60 signifikan karena nilai signifikansinya < 0.05.
partisipan berusia 21 tahun (44,1%), dan Selanjutnya, kekuatan hubungan antar
mayoritas partisipan, sebanyak 97 partisipan variabel dapat dilihat melalui nilai koefisien
merupakan angkatan 2019 (71,3%). korelasi, dengan 0,10 – 0,29 (lemah), 0,30 -
Untuk memperoleh gambaran 0,49 (cukup kuat/medium), 0,5 – 1,0
partisipan secara mendalam, peneliti (kuat/besar). Hasil uji korelasi menunjukkan
melakukan uji perbedaan menggunakan bahwa career anxiety dan autonomy memiliki
korelasi negatif signifikan (ρ = -0,400**, N = tidak ada perbedaan signifikan antara usia
136, p < 0,01, two-tailed). Career anxiety dan dengan kecemasan karir terhadap masa depan
environmental (r = -0,538**, N = 136, p < pada mahasiswa tingkat akhir di Yogyakarta.
0,01, two-tailed). Career anxiety dan personal Selanjutnya, penelitian ini juga menunjukkan
growth (r = -0,345**, N = 136, p < 0,01, two- hasil bahwa tidak ada perbedaan signifikan
tailed). Career anxiety dan positive antara tahun angkatan dengan kecemasan
relationship with others (ρ = -0,375**, N = karir karena nilai p = 0,704 (p > 0,05). Hal ini
136, p < 0,01, two-tailed). Career anxiety dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
purpose in life (r = -0,327**, N = 136, p < Daniels et al. (2011) yang menyebutkan
0,01, two-tailed). Career anxiety dan self- bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara
acceptance (r = -0,322**, N = 136, p < 0,01, faktor lingkungan seperti tahun angkatan
two-tailed). dengan kecemasan karir pada mahasiswa.
Penelitian ini bertujuan untuk Hipotesis dari penelitian ini
mengetahui apakah terdapat hubungan antara menyebutkan bahwa terdapat hubungan
kecemasan karir dan kesejahteraan psikologis antara kecemasan karir dan kesejahteraan
pada mahasiswa tingkat akhir. Konteks psikologis. Penelitian ini menunjukkan bahwa
mahasiswa tingkat akhir dipilih karena terdapat hubungan yang negatif signifikan
berdasarkan telaah literatur terdahulu antara kecemasan karir dengan keenam
mengungkapkan bahwa mahasiswa tingkat dimensi kesejahteraan psikologis dengan
akhir kerap kali merasa kesulitas dalam kekuatan hubungan cukup kuat sampai sangat
transisi dari masa menempuh pendidikan ke kuat, hal ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi
masa mencari pekerjaan dan membangun sig (2-tailed) kecemasan karir dan keenam
karir (Pisarik et al., 2017). dimensi kesejahteraan psikologis yang
Hasil uji beda Chi Square untuk menunjukkan nilai 0,000. Hasil pengujian
menguji perbedaan menunjukkan tidak ada korelasi membuat H0 dalam penelitian ini
perbedaan kecemasan karir dengan jenis ditolak dan Ha diterima.
kelamin, karena nilai p = 0,529 > (p > 0,05). Hubungan antara kecemasan karir
Hasil ini sejalan dengan penelitian dengan kesejahteraan psikologis pada
sebelumnya yang dilakukan oleh Arjanggi et mahasiswa tingkat akhir dalam penelitian ini
al. (2022) yang menyebutkan bahwa tidak ada terlihat dari aspek kecemasan karir yang
perbedaan signifikan antara jenis kelamin mempengaruhi setiap dimensi kesejahteraan
dengan kecemasan karir dalam konteks psikologis. Seperti pada aspek kecemasan
keraguan dan keputusan pengambilan karir yang berkaitan dengan kapasitas dan
karirnya. Hal ini berarti bahwa kecemasan keterampilan tertentu dalam melakukan
karir dapat terjadi pada mahasiswa laki-laki kegiatan khusus yang menunjang pekerjaan,
maupun perempuan dalam tingkat yang sama. seperti memiliki keterampilan bahasa asing,
Selanjutnya, penelitian ini juga menunjukkan keterampilan operasionalisasi komputer dan
hasil bahwa tidak ada perbedaan signifikan digitalisasi teknologi, kemampuan
antara usia dengan kecemasan karir karena kepemimpinan dan bekerja sama dengan
nilai p = 0,189 (p > 0,05). Hal ini sejalan orang lain, keterampilan pengambilan
dengan penelitian yang dilakukan oleh keputusan pribadi, keterampilan berperilaku,
Widyastuti (2021) yang menyebutkan bahwa serta kemampuan mengevaluasi dan berbenah
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 31
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
diri yang juga berhubungan negatif dengan karena rendahnya kemampuan untuk
dimensi autonomy (kemandirian) dari dimensi mengatur dan menyusun kontrol
kesejahteraan psikologis. Hal ini dibuktikan lingkungannya yang kompleks.
oleh penelitian yang dilakukan oleh Miles et Penelitian yang dilakukan oleh
al. (2018), dimana dalam penelitian tersebut Morales-Rodríguez et al. (2020)
menunjukkan hasil bahwa individu yang menunjukkan bahwa pertumbuhan pribadi
memiliki kecemasan karir cenderung kurang (personal growth) yang merupakan dimensi
mandiri, kurang independen, dan cenderung kesejahteraan psikologis juga memiliki
enggan melakukan eksplorasi lebih dalam hubungan dengan kecemasan karir. Morales-
karena dirinya cenderung fokus pada Rodríguez et al. (2020) mengungkapkan
kecemasan dan kegagalan yang mungkin akan bahwa personal growth merupakan aspek
dialaminya. Hal ini menyebabkan ia kesulitan yang berasosiasi dengan kecemasan,
untuk mengambil keputusan dan mengerjakan kecerdasan emosional, dan berkaitan dengan
tugas pekerjaannya secara mandiri dan konsep diri dalam ranah akademik dan
profesional. Kesulitan untuk menjadi pribadi profesional. Sejalan dengan penelitian
yang mandiri inilah yang juga berhubungan sebelumnya yang dilakukan oleh Pedrero et
dan berdampak pada rendahnya kondisi al. (2012, dalam Morales-Rodríguez et al.,
kesejahteraan individu yang berkaitan dengan 2020), penelitian terbaru yang dilakukan oleh
kemandirian dan self-controlnya (Côté & Morales-Rodríguez et al. (2020)
Morgan, 2002, dalam Miles et al., 2018). menunjukkan bahwa individu yang memiliki
Selain itu, kecemasan karir juga personal growth yang rendah menunjukkan
memiliki hubungan negatif dengan dimensi kecemasan karir yang lebih tinggi dengan
environmental mastery (penguasaan rendahnya kepuasaan hidup dan kesejahteraan
lingkungan) dalam kesejahteraan psikologis. psikologis. Hal ini dikarenakan individu yang
Penelitian yang dilakukan Strauser et al. memiliki personal growth yang rendah
(2008) menunjukkan bahwa environmental kurang dapat beradaptasi dengan
mastery merupakan aspek terpenting dalam keterampilan yang dibutuhkan karena
kontribusinya pada perkembangan cenderung kurang terbuka pada pengalaman-
kepribadian kerja seseorang. Hal ini karena pengalaman baru yang membuatnya
individu yang memiliki kemampuan bertumbuh di situasi yang dibutuhkan,
penguasaan lingkungan dapat mengontrol sehingga, individu merasa cemas dan
aktivitas kerja yang kompleks, mampu kesulitan mengerjakan tugas-tugasnya
memenuhi tuntutan lingkungan kerja, serta Morales-Rodríguez et al. (2020). Hal ini yang
mampu memanfaatkan peluang yang ada di membuat tingkat kepuasan hidup dan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kesejahteraan psikologis, terutama dalam
pribadi, termasuk kebutuhan psikologis aspek personal growthnya rendah.
seperti kesejahteraan psikologisnya. Sejalan Selain itu, kecemasan karir juga
dengan Strauser et al. (2008), Paech et al. memiliki hubungan negatif dengan dimensi
(2016) mengungkapkan bahwa individu yang positive relationship with others. Sejalan
kehilangan kemampuan penguasaan dengan hal ini, penelitian yang dilakukan oleh
lingkungan dapat menyebabkan ancaman Moitra et al. (2011, dalam Miles et al., 2018)
psikologis seperti kecemasan, depresi, dan menyebutkan bahwa individu dengan
rendahnya kualitas kesejahteraan psikologis kecemasan karir memiliki tingkat stres yang
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 33
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
masih menjadi mahasiswa (Ali & Shah, 2013; Zulfahmi & Andriany (2021) pada 154
Morales-Rodríguez et al., 2020). mahasiswa universitas bahwa mahasiswa
Secara keseluruhan, hasil dari penelitian universitas cenderung memiliki kematangan
ini menunjukkan bahwa dari total 136 kesiapan kerja yang moderat, oleh sebab itu
partisipan, mayoritas partisipan yakni 93 mahasiswa pada kategori ini memiliki
partisipan (68.4%) masuk ke dalam kategori kecenderungan untuk merasakan
kecemasan karir sedang. Artinya, mayoritas ketidakstabilan dalam hal kematangan
mahasiswa baik laki-laki maupun perempuan persiapan karir dan kesejahteraan
masih mengalami ketidakpastian akan karir psikologisnya apabila tidak diintervensi atau
yang ingin dipilih serta kemampuan dan difasilitasi dengan baik.
ketertarikan pribadi terkait pekerjaan yang
diinginkannya. Hal yang sama juga sejalan SIMPULAN
dengan mayoritas partisipan yang masuk ke Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dalam kategori kesejahteraan psikologis dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
sedang. Hasil penelitian ini mendukung terdapat hubungan antara kecemasan karir dan
penelitian yang dilakukan oleh Zulfahmi & kesejahteraan psikologis pada mahasiswa
Andriany (2021) bahwa mahasiswa tingkat akhir. Hubungan antara kedua variabel
universitas cenderung memiliki tingkat tersebut memiliki arah negatif signifikan
kecemasan karir yang moderat (sedang). Hal dengan kekuatan dari rentang cukup kuat
ini dipengaruhi keenam aspek kesejahteraan sampai dengan kuat. Hal ini menandakan
psikologis, terutama pada aspek terbesar bahwa semakin tinggi kecemasan karir, maka
yakni environmental mastery yang berkaitan semakin rendah aspek-aspek dalam
dengan penguasaan lingkungan di tengah kesejahteraan psikologisnya, begitu pula
persepsi negatif akan pemberitaan media sebaliknya.
mengenai keadaan ekonomi, banyaknya
persaingan yang dirasa lebih berkompeten, DAFTAR PUSTAKA
angka pengangguran yang masih tinggi, dan Ali, U., & Shah, E. (2013). Career Decision
kekhawatiran akan ketidaksesuaian antara Difficulty as a Predictor of
ekspektasi dengan realita dunia kerja yang Environmental Mastery and Self
akan dihadapi. Sejalan dengan hal ini, Esteem in College Students. Procedia -
penelitian ini juga mendukung penelitian Social and Behavioral Sciences, 84,
Strauser et al. (2008) dan Morales-Rodríguez 1119–1123.
et al. (2020) yang menunjukkan bahwa https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.0
environmental mastery merupakan aspek 6.711
terpenting dalam perkembangan kerja dan Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R.
karir seseorang yang akhirnya berpengaruh T. (2019). GAMBARAN TINGKAT
pada kondisi kesejahteraan psikologisnya. STRES MAHASISWA. Jurnal
Penelitian ini mendukung studi yang Keperawatan Jiwa, 5(1), Article 1.
dilakukan Morales-Rodríguez et al. (2020), https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.4
yang menunjukkan bahwa mahasiswa tingkat 0-47
akhir rawan memiliki kecemasan karir yang Arjanggi, R., Hartono, H., & Suprihatin, T.
mengancam kesejahteraan psikologisnya. (2022). Studi Korelasi Antara Efikasi
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Diri Terhadap Keputusan Karir Dengan
Keraguan Karir Pada Siswa Sekolah Keane, C., Waldeck, D., Holliman, A.,
Menengah Atas. Sang Pencerah: Jurnal Goodman, S., & Choudhry, K. (2021).
Ilmiah Universitas Muhammadiyah Exploring the Experience of Anxiety
Buton, 8(2), Article 2. Among Final Year Students at
https://doi.org/10.35326/pencerah.v8i2. University: A Thematic Analysis. The
2076 Qualitative Report, 26(8), 0_1,2621-
Arnett, J. J. (2014). Emerging adulthood: The 2630. https://doi.org/10.46743/2160-
winding road from the late teens 3715/2021.4874
through the twenties (Second Edition). Kim, Y. H., Demirer, I., Josiam, B., & Gultek,
Oxford University Press. M. M. (2023). Student’s Career
Baiti, R. D., Abdullah, S. M., & Expectations in the Hospitality and
Rochwidowati, N. S. (2018). Career Tourism Industry: An Examination of
Self-Efficacy Dan Kesiapan Kerja Pada Student’s MACE (Motivation, Attitude,
Mahasiswa Semester Akhir. Jurnal and Career Expectation) Model. Journal
Psikologi Integratif, 5(2), Article 2. of Hospitality & Tourism Education,
https://doi.org/10.14421/jpsi.2017.%x 0(0), 1–12.
Cheung, C.-K., Cheung, H. Y., & Wu, J. https://doi.org/10.1080/10963758.2023.
(2014). Career unreadiness in relation to 2191324
anxiety and authoritarian parenting Konstam, V., Celen-Demirtas, S., Tomek, S.,
among undergraduates. International & Sweeney, K. (2015). Career
Journal of Adolescence and Youth, Adaptability and Subjective Well-Being
19(3), 336–349. in Unemployed Emerging Adults: A
https://doi.org/10.1080/02673843.2014. Promising and Cautionary Tale. Journal
928784 of Career Development, 42(6), 463–
Daniels, L. M., Stewart, T. L., Stupnisky, R. 477.
H., Perry, R. P., & LoVerso, T. (2011). https://doi.org/10.1177/0894845315575
Relieving career anxiety and indecision: 151
The role of undergraduate students’ Luthans, F., & Broad, J. D. (2022). Positive
perceived control and faculty Psychological Capital to Help Combat
affiliations. Social Psychology of the Mental Health Fallout from The
Education, 14(3), 409–426. Pandemic and VUCA Environment.
https://doi.org/10.1007/s11218-010- Organizational Dynamics, 51(2),
9151-x 100817.
Darwish, M. A. A., Banat, S. M., Sarhan, W. https://doi.org/10.1016/j.orgdyn.2020.1
Y., & Aleid, W. A. (2021). Future 00817
Career Anxiety and Its Relationship Miles, M. M., Szwedo, D. E., & Allen, J. P.
with Marital Distress Among the Al- (2018). Learning to cope with anxiety:
Hussein Bin Talal University Students. Long‐term links from adolescence to
Iranian Journal of Psychiatry and adult career satisfaction. Journal of
Behavioral Sciences, 15(1), Article 1. Adolescence, 64(1), 1–12.
https://doi.org/10.5812/ijpbs.101398 https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2
018.01.003
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 35
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)
Social Psychology, 69(4), 719–727. (Vol. 30, pp. 1–31). Emerald Publishing
https://doi.org/10.1037/0022- Limited. https://doi.org/10.1108/S0277-
3514.69.4.719 283320170000030001
Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). Strauser, D. R., Lustig, D. C., & Çiftçi, A.
Psychological Weil-Being: Meaning, (2008). Psychological Well-Being: Its
Measurement, and Implications for Relation to Work Personality,
Psychotherapy Research. Vocational Identity, and Career
Psychotherapy and Psychosomatics, Thoughts. The Journal of Psychology,
65(1), 14–23. 142(1), 21–35.
https://doi.org/10.1159/000289026 https://doi.org/10.3200/JRLP.142.1.21-
SAFITRI, P. (2017). Hubungan Kecemasan 36
dengan Psychological Well-Being Teng, C. W. C., Lim, R. B. T., Chow, D. W.
Sarjana S1 dalam Menghadapi Dunia S., Narayanasamy, S., Liow, C. H., &
Kerja [Skripsi, Universitas Islam Negeri Lee, J. J.-M. (2022). Internships before
Sultan Syarif Kasim Riau]. and during COVID-19: Experiences and
https://doi.org/10/11.%20DAFTAR%2 perceptions of undergraduate interns
0PUSTAKA.pdf and supervisors. Higher Education,
Santo, A. T., & Alfian, I. N. (2021). Skills and Work-Based Learning, 12(3),
Hubungan Dukungan Sosial dan 459–474.
Kecemasan dalam Menghadapi Dunia https://doi.org/10.1108/HESWBL-05-
Kerja pada Mahasiswa Akhir. Buletin 2021-0104
Riset Psikologi dan Kesehatan Mental Tsai, C.-T. (Simon), Hsu, H., & Hsu, Y.-C.
(BRPKM), 1(1), 370–378. (2017). Tourism and Hospitality
https://doi.org/10.20473/brpkm.v1i1.24 College Students’ Career Anxiety:
895 Scale Development and Validation.
Saputra, M. R. (2020). Hubungan Dukungan Journal of Hospitality & Tourism
Sosial Dan Psychological Well-Being Education, 29(4), 158–165.
Pada Mahasiswa Yang Sedang https://doi.org/10.1080/10963758.2017.
Menempuh Skripsi Di Universitas 1382365
Airlangga [Skripsi, UNIVERSITAS Widyastuti, A. S. (2021). DUKUNGAN
AIRLANGGA]. SOSIAL ORANG TUA DAN
https://doi.org/10/10.%20LAMPIRAN. KECEMASAN TERHADAP KARIR
pdf MASA DEPAN PADA MAHASISWA
Şeker, G. (2020). Well-Being and Career TINGKAT AKHIR DI YOGYAKARTA.
Anxiety as Predictors of Career https://dspace.uii.ac.id/handle/1234567
Indecision. 89/31776
https://doi.org/10.9779/pauefd.706983 Wilkes, J., Garip, G., Kotera, Y., & Fido, D.
Sharone, O. (2017). LinkedIn or LinkedOut? (2022). Can Ikigai Predict Anxiety,
How Social Networking Sites are Depression, and Well-being?
Reshaping the Labor Market. In International Journal of Mental Health
Emerging Conceptions of Work, and Addiction.
Management and the Labor Market
DOI: https://doi.org/10.47353/sikontan.v2i1.1122 37
Sikontan Journal
Volume 2 Nomor 1 (2023)