Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH PEMBERIAN SENAM YOGA DALAM PENURUNAN

TINGKAT STRESS PADA MAHASISWI MAGISTER


KEPERAWATAN YANG SUDAH MENIKAH DI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

Usulan Penelitian Untuk Tesis S-2

Minat Keperawatan Jiwa


Program Studi Magister Keperawatan

Diajukan Oleh :
MUHSHANAH
22/498854/PKU/20301

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan merupakan suatu cara

yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dalam berbagai ilmu. Pendidikan

tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

maupun negara. Kemajuan suatu negara juga dapat ditentukan oleh tingkat prestasi

akademiknya dalam pendidikan (Biremanoe, 2021). Pendidikan juga dapat dicapai secara

formal dan informal. Pendidikan formal seperti di perguruan tinggi diperlukan untuk

menghasilkan individu yang kreatif. Perguruan tinggi merupakan suatu tempat dimana

individu dapat mengembangkan kemampuannya, mengembangkan diri, menciptakan

teknologi, ilmu pengetahuan serta mempersiapkan diri menjadi manusia yang

berkompeten di bidangnya. (Putri et al., 2018).

Menurut KBBI (2008), mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi.

Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dihadapkan pada

berbagai tuntutan yang nantinya dapat membantu mereka untuk beradaptasi dengan

lingkungan kerja yang sesungguhnya. Dalam menjalankan studinya, mahasiswa harus

beradaptasi dengan sistem pendidikan, metode belajar dan keterampilan sosial yang

sangat berbeda dengan tingkat pendidikan sebelumnya (Biremanoe, 2021). Mahasiswa

yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi mempunyai tanggung jawab yang harus

dipenuhi baik selama masa studinya maupun setelah menyelesaikan studinya. Mereka

juga diharapkan mampu memenuhi berbagai tuntutan seperti pemenuhan tugas-tugas

perkuliahan, menghadapi kompleksitas materi perkuliahan yang semakin sulit dari tahun
ke tahun, beradaptasi sosial di lingkungan kampusnya dan juga memenuhi harapan untuk

meraih pencapaian prestasi akademik (Hananda, 2023). Mahasiswa tidak akan lepas dari

kebutuhan untuk menyelesaikan tugas akademik dan kegiatan lainnya, baik kegiatan

akademik seperti belajar, kuliah, mengerjakan tugas atau tugas akhir maupun non-

akademik seperti organisasi mahasiswa dan bekerja (Saputra & Prahara, 2020).

Kegiatan-kegiatan akademik dan non-akademik tersebut sering kali menjadi

faktor yang mempengaruhi tingkat stress akademik mahasiswa. Stress karna akademik

bukanlah masalah sepele, karena jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan

permasalahan psikologis bagi mahasiswa (Hananda, 2023). Aslan & Akturk (2018)

menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan populasi umum dan siswa dalam disiplin

ilmu kesehatan lainnya, dinyatakan bahwa risiko perkembangan masalah kesehatan

mental lebih tinggi di mahasiswa keperawatan. Menurut B & Hamzah (2020) Mahasiwa

Perempuan di bidang kesehatan terutama di keperawatan memiliki tingkat stress lebih

tinggi dari mahasiswa laki-laki dikarenakan lebih sedikitnya mahasiswa laki-laki

sehingga mahasiswa perempuan harus mengambil peran dalam berbagai kegiatan

organisasi atau kegiatan lainnya karena mahasiswa laki-laki yang terbatas. Penelitian

Kountul et al. (2018) menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki tidak mudah mengalami

stres dibandingkan dengan perempuan. Hal ini karena laki-laki yang dituntut untuk lebih

kuat daripada wanita, sehingga laki-laki lebih menggunakan akalnya daripada

perasaannya sedangkan wanita lebih menggunakan perasaannya dalam menghadapi suatu

masalah.

Stres akademik tidak hanya dialami oleh mahasiswa sarjana namun juga dialami

oleh mahasiswa pascasarjana. Menurut KBBI (2023) pascasarjana adalah tingkat


pendidikan atau pengetahuan setelah sarjana. Kehidupan akademik pada mahasiswa

pascasarjana memiliki kebutuhan dan tantangan tersendiri. Kompetisi akademik, tugas

kuliah, lingkungan baru, kondisi finansial, hubungan dengan anggota keluarga, masalah

di tempat kerja dan juga urusan rumah tangga (Hardayati et al., 2023)

Mahasiswa pascasarjana yang sudah berumah tangga atau menikah tentu saja

mempunyai peran ganda. Melaksanakan peran sebagai mahasiswa semakin sulit jika

disandingkan dengan peran lainnya. Konflik dalam menjalankan peran disebabkan

berbagai hal, misalnya tekanan pada peran, keterbatasan waktu yang dimiliki mahasiswa,

serta sulitnya menyesuaikan prioritas waktu antar kuliah dan rumah tangga (Fristania,

2021). Beberapa mahasiswa ada juga yang memilih untuk tidak melanjutkan studinya dan

lebih memilih menghilang menutup diri dari lingkungan, fokus menjalani kehidupan

barunya sebagai ibu rumah tangga karena ingin fokus pada anak dan ada pula karna

faktor ekonomi serta sudah kehilangan semangat dalam melanjutkan pendidikannya

akibat kurangnya dukungan sosial (Hananda, 2023). Hal ini menjadikan tingkat stres

pada mahasiswa yang sudah berumah tangga lebih tinggi daripada mahasiswa yang

belum berumah tangga.

Menurut Ribeiro et al. (2018) stres memiliki hubungan negatif terhadap kualitas

hidup mahasiswa melalui berbagai kerusakan aspek yang berhubungan dengan fisik dan

mental. Dampak lebih lanjut dari stres pada mahasiswa dapat bersifat langsung dan tidak

langsung meningkatkan risiko bunuh diri melalui regulasi emosi kepercayaan diri

(Hardayati et al., 2023).

Meningkatnya kejadian stres diperlukan penanganan yang tepat. Manajemen stres

sangat dibutuhkan untuk menurunkan stres yang dialami oleh mahasiswa Pascasarjana
keperawatan. Ada beberapa cara untuk menurunkan stress baik itu secara farmakologi

atau non-farmakologi. Terapi farmakologi yang bisa diberikan adalah anti-depresan

namun sudah banyak juga terapi non-farmakologi yang dapat digunakan. Salah satu

terapi non-farmakologi adalah dengan melakukan terapi yoga dimana yoga adalah teknik

yang melibatkan relaksasi, meditasi dan serangkaian latihan fisik yang dilakukan

bersamaan dengan pernapasan untuk mencapai kenyamanan fisik, mental, sosial dan

spiritual (Khairunnisa, 2018). Fokus aktivitas dari senam yoga yakni seluruh pikiran

dalam mengontrol panca indra dan tubuh secara keseluruhan. Manfaat yoga yaitu

meningkatkan konsentrasi, mengurangi stress dan depresi, melatihan keseimbangan,

mengurangi nyeri, serta memberikan ketenangan batin (Munawarah & Triariani, 2019).

Senam yoga berperan penting dalam meningkatkan kepekaan emosional perhatian,

kinerja mental dan keseimbangan kepribadian antara mahasiswa. yoga juga dipercaya

dapat meningkatkan stres manajemen, kesehatan pada mahasiswa, mengurangi stres yang

dirasakan dan pengaruh negatif pada mahasiswa sehingga dapat meningkatkan

kesejateraan psikologis di dalamnya (Tripathi et al., 2018)

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pujiastuti et al., 2022)

dimana data yang diperoleh menunjukkan hasil bahwa sesudah diberikan intervensi

senam yoga paling banyak responden berada pada tingkat stres ringan artinya terjadi

penurunan tingkat stres pada responden. Dampak positif yang ditimbulkan seperti

berkurangnya perasaaan cemas, perasaan gelisah, perasaaan marah, perasaan takut,

perasaan tegang, lebih mudah dan nyenyak saat tidur dan menekan nafsu makan.

Penelitian Siska (2021) menyatakan bahwa Hatha Yoga berpengaruh dalam penurunan

stres lansia dimana sebelum dilakukan yoga 3 responden dinyatakan stress ringan, 10
respondes stress sedang dan 7 responden stress parah. Tingkat stress setelah diberikan

Hatha Yoga didapatkan hasil 20 responden mengalami penurunan tingkat stress menjadi

stres normal.

Penelitian yang dilakukan Yi et al. (2022) menunjukkan bahwa Kelompok yoga

menunjukkan kecemasan dan tingkat depresi yang lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok kontrol (p=0,033, p<0,001). Menurut penelitian Miyoshi (2019) Skor rata-rata

kuesioner untuk "reaksi stres psikologis dan fisik" menunjukkan stress menurun secara

signifikan setelah sesi yoga kelompok. Selain itu, skor rata-rata tingkat stres menurun

secara signifikan lebih rendah setelah 4 minggu latihan yoga mandiri di rumah

dibandingkan sebelum atau sesudah dilakukannya yoga kelompok. Daukantaitė et al.

(2018) mengatakan bahwa tingkat stress pada kelompok yang telah diberikan Yin Yoga

and Mindfullness menurun secara signifikan dari pada kelompok control.

Studi pendahuluan dilakukan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dimana

populasi yang akan diteliti adalah mahasiswi Magister Keperawatan. Hasil studi

pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah seluruh mahasiswa magister keperawatan yang

aktif adalah sebanyak 153 orang mahasiswa yang terbagi dari angkatan 2023 sebanyak 57

orang, angkatan 2022 sebanyak 58 orang dengan perincian 13 orang mahasiswa laki-laki

dan 45 mahasiswa perempuan serta angkatan 2021 sebanyak 38 orang dengan perincian 7

mahasiswa laki-laki dan 31 mahasiswa perempuan.

Studi pendahuluan kedua didapatkan hasil bahwa ada 36 mahasiswi magister

keperawatan yang sudah berumah tangga. 6 mahasiswi dari angkatan 2021, 18 Mahasiswi

dari angkatan 2022 dan 12 mahasiswi dari angkatan 2023. Berdasarkan hasil pencarian

literatur ditemukan beberapa penelitian yang telah meneliti tentang pengaruh yoga dalam
penurunan stres namun belum ada literatur yang meneliti pengaruh yoga dalam

penurunan stres terhadap mahasiswi yang sudah berumah tangga.

Oleh karena itu, setelah pertimbangan terkait besarnya masalah yang ada serta

belum ditemukannya penelitian mengenai pengaruh terapi yoga dalam penurunan stres

pada mahasiswi yang sudah berumah tangga terutama pada mahasiswa Magister

Keperawatan. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti ‘pengaruh pemberian senam yoga

dalam penurunan stres pada mahasiswi Magister Keperawatan yang sudah berumah

tangga di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta’.

B. Rumusan Masalah

Stres merupakan kondisi yang dialami oleh manusia ketika kenyataan tidak sesuai

dengan harapan yang diinginkan. Stres dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

aktivitas yang tidak seimbang, tekanan dari dalam diri sendiri, dan perasaan cemas. Stres

adalah hal yang bisa terjadi kepada semua orang atau kelompok yang berada dibawah

tekanan. Mahasiswa adalah salah satu kelompok yang rentan mengalami stres karena

adanya aktivitas-aktivitas yang mereka kerjakan seperti tugas kuliah, kegiatan organisasi

dan tugas akhir. Tingkat stres lebih tinggi dialami oleh mahasiswa perempuan Hal ini

karena laki-laki yang dituntut untuk lebih kuat daripada wanita, sehingga laki-laki lebih

menggunakan akalnya daripada perasaannya sedangkan wanita lebih menggunakan

perasaannya dalam menghadapi suatu masalah. Tingginya stres pada mahasiswa tentu

saja sangat berpengaruh dimana stres memiliki dampak yang negatif pada kesehatan fisik

maupun psikologi mahasiswa.

Stres juga dialami oleh mahasiswi mascasarjana keperawatan terutama yang

sudah menikah dikarenakan adanya peran ganda antara menjadi mahasiswa dan menjadi
ibu rumah tangga. Peran ganda yang dialami oleh mahasiswi magister keperawatan

menjadi pemicu tingkat stres dikarenakan sulitnya membagi waktu dan prioritas antara

kegiatan kuliah dan rumah tangga.

Hal ini memerlukan perhatian lebih sehingga perlu adanya terapi yang mudah

dilakukan baik secara individu ataupun kelompok, sehingga dapat mengurangi tingkat

stress. Salah satu terapi yang dapat diberikan adalah terapi senam yoga yang tidak

membutuhkan farmakologis dan dapat dilakukan secara kelompok maupun secara

individu.

Berdasarkan dari latar belakang maka rumusan masalah penelitian ini adalah

“apakah ada pengaruh pemberian senam yoga dalam penurunan tingkat stres pada

mahasiswi Magister Keperawatan yang sudah berumah tangga di Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus:

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian yoga dalam penurunan stres terhadap mahasiswi yang sudah

berkeluarga di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi perbedaan tingkat stres mahasiswi magister

keperawatan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sebelum dan

sesudah diberikan senam yoga.


b. Mengidentifikasi perbedaan skor stres mahasiswi Magister

Keperawatan di Universitas Gadjah Mada sebelum dan sesudah

diberikan senam yoga.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi, bahan bacaan dan

sumber kajian ilmiah yang dapat menambah wawasan pengetahuan yang

berkaitan dengan pengaruh yoga dalam penurunan stress pada mahasiswa

magister keperawatan yang sudah berumah tangga.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan pengembangan

ilmu pengetahuan dan sebagai masukan bagi mahasiswa untuk menambah

wawasan pengetahuan.

3. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi tenaga kesehatan

tentang pengaruh pemberian yoga dalam penurunan stress sehingga dapat

diaplikasikan ke Masyarakat.

4. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan penting

bagi masyarakat sehingga Masyarakat dapat menggunakan yoga dalam

penurunan stress
E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa mengenai pengaruh pemberian senam yoga dalam penurunan tingkat stres yang pernah dilakukan

antara lain:

No Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan Persamaan

1 Five-week yin yoga- Desain penelitian ini Hasil penelitian Perbedaan dua Kedua penelitian ini
based interventions menggunakan menunjukkan bahwa penelitian ini ada pada sama-sama mempunyai
decreased plasma Randomize control tingkat stress pada jumlah kelompok variabel yang sama yaitu
adrenomedullin and trial dimana partisipan kelompok yang telah partisipan dimana pada stres.
increased dibagi menjadi 3 diberikan Yin Yoga and penelitian Daukantaite Kedua penelitian ini
psychological health in kelompok Mindfullness menurun et al dibagi menjadi 3 sama-sama memberikan
stressed adults: A secara signifikan dari pada kelompok partisipan terapi yang sama yaitu
randomized controlled kelompok control (p = sedangkan pada senam Yoga.
trial (Daukantaitė et .012) penelitian ini dibagi
al., 2018) menjadi 2 kelompok
partisipan.
2 A randomized trial of Penelitian ini Hasil penelitian Perbedaan dua Kedua penelitian ini
yoga for stress and menggunakan desain menunjukkan bahwa penelitian ada pada sama-sama mempunyai
substance use among penelitian paralel dalam 3 bulan partisipan partisipan dimana variabel yang sama yaitu
people living with HIV dengan rasio alokasi yang mengikuti Yoga partisipan di penlitian stres.
in reentry (Wimberly et 1:1 mengatakan bahwa stres Wimberly et al adalah Kedua penelitian ini
al., 2018) mereka berkurang [F pasien yang terkena sama-sama memberikan
(1,59)=9.24, p<.05] HIV sementara terapi yang sama yaitu
partisipan pada senam Yoga.
penelitian ini adalah Kedua penelitian ini
Mahasiswi Magister sama-sama memiliki
Keperawatan yang kelompok kontrol
sudah berumah tangga
3 Managing job stress Penelitian ini Hasil penelitian Perbedaan kedua Kedua penelitian ini
among teachers of menggunakan desain a menunjukkan bahwa penelitian ini adalah sama-sama mempunyai
children with autism group randomize patrtisipan yang berada pada intervensi yang variabel yang sama yaitu
spectrum disorders A Waitlist control dalam kelompok Y-CBT( diberikan. Penelitian stres.
randomized controlled (WLC) dengan pre- Yoga and Cognitive Akanaeme memberikan Kedua penelitian ini
trial of cognitive test, post-test, dan Behaviour Therapy) intervensi berupa sama-sama memberikan
behavioral therapy follow-up penilaian. mengalami penurunan kolaborasi antara Yoga terapi yang sama yaitu
with yoga (Akanaeme Partisipan secara acak yang signifikan (t dan Cognitive senam Yoga.
et al., 2021) dimasukkan ke dalam (27)=16.89, P=.000, behavioural therapy Kedua penelitian ini
kelompok intervensi CI=71.24, 90.13 sementar sedangkan penelitian ini sama-sama memiliki
yang diberikan Y-CBT partisipan yang berada menggunakan intervensi kelompok kontrol
dan ke dalam dalam kelompok WLC Yoga saja.
kelompok Waitlist (Waitlist Control) tidak
(kontrol) menunjukkan penurunan
stres yang signifikan.
4 Pengaruh Senam Yoga Jenis penelitian yang Hasil penelitian Perbedaan kedua Kedua penelitian ini
Terhadap Penurunan digunakan dalam menunjukkan bahwa penelitian aini ada pada sama-sama mempunyai
Tingkat Stres pada penelitian ini adalah sebelum dan sesudah partisipan dimana pada variabel yang sama yaitu
Mahasiswa Tingkat pra-pasca test dengan intervensi Senam Yoga penelitian Pujiastuti et stres.
akhir dalam Menyusun penelitian (one-group terhadap tingkat stres al partisipan merupakan Kedua penelitian ini
Skripsi (Pujiastuti et pre-post test design). didapatkan nilai mahasiswa sarjana sama-sama memberikan
al., 2022) Pada design ini berdasarkan uji statistic tingkat akhir sedangkan terapi yang sama yaitu
terdapat pre-test Wilcoxon Sign Rank Test partisipan pada senam Yoga.
sebelum diberi diperoleh p value = 0,0001 penelitian ini adalah Kedua penelitian ini
perlakukan dengan (p<0,05). Hasil tersebut mahasiswa Magister sama-sama memiliki
menggunakan menunjukkan terdapat Keperawatan yang kelompok kontrol.
kuesioner.Pengambilan pengaruh yang bermakna sudah berumah tangga. Kedua penelitian ini
sampel dalam senam yoga terhadap sama-sama mempunyai
penelitian ini tingkat stres mahasiswa responden mahasiswa.
menggunakan non- tingkat akhir dalam
probability sampling menyusun skripsi di
dengan simple random STIKes Santa Elisabeth
sampling merupakan Medan.
suatu cara
pengambilan sampel
dimana tiap anggota
populasi diberikan
kesempatan
5 Pengaruh Senam Penelitian ini Berdasarkan uji statistik Perbedaan kedua Kedua penelitian ini
Asthanga Yoga menggunakan desain menggunakan uji penelitian ini ada pada sama-sama mempunyai
Terhadap Penurunan Quasy Experimental Wilcoxon Signed Ranks partisipan dimana pada variabel yang sama yaitu
Tingkat Stres pada dengan rancangan One Test diperoleh hasil bahwa penelitian Salean et al stres.
Mahasiswa Fakultas GroupPre and Post nilai tingkat signifikansi p partisipan merupakan Kedua penelitian ini
Kedokteran di Test Design. Metode = 0,000 atau p< 0,05 yang mahasiswa sarjana sama-sama memberikan
Universitas Nusa pengambilan sampel menunjukkan bahwa kedokteran sedangkan terapi yang sama yaitu
Cendana (Salean et al., menggunakan teknik terdapat pengaruh yang partisipan pada senam Yoga.
2020) stratified random signifikan antara senam penelitian ini adalah Kedua penelitian ini
sampling Ashtanga Yoga terhadap mahasiswa Magister sama-sama memiliki
penurunan tingkat stres Keperawatan yang kelompok kontrol.
pada mahasiswa Fakultas sudah berumah tangga Kedua penelitian ini
Kedokteran Universitas sama-sama mempunyai
Nusa Cendana (p = 0,000 responden mahasiswa.
atau p< 0,05) serta terdapat
penurunan tingkat stres
sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan senam
Ashtanga Yoga
6 Efektivitas Terapi Yoga Metode penelitian ini Dari hasil literature review Perbedaan dari kedua Kedua penelitian ini
pada Stres Kerja dengan melakukan beberapa artikel dapat penelitian ini terletak sama-sama mempunyai
Perawat Jiwa (Martani pencarian artikel disimpulkan bahwa ada pada jenis penelitian variabel yang sama yaitu
& Yosep, 2022) dengan topik bebrapa intervensi yang dimana penelitian stres.
intervensi stress kerja dilakukan pada stres kerja Martani dan Yosep Kedua penelitian ini
pada perawat Jiwa perawat jiwa. dan dari adalah oenelitian sama-sama memberikan
dengan metode yang hasil literatur review Kualitatif sedangkan terapi yang sama yaitu
digunakan adalah didapatkan banyaknya penelitian ini adalah senam Yoga.
metode kualitatif pada tenaga medis di bagian penelitian kuantitatif. Kedua penelitian ini
data base internasional mental care yang stres Perbedaan juga terdapat sama-sama memiliki
yaitu pubmed. akibat kerja, dari hasil pada partisipan kelompok kontrol.
Riset design literature review ada penelitian dimana
menggunakan beberapa intervensi yang partisipan penelitian
pendekatan diberikan pada perawat Martani dan Yosep
Randomized Control jiwa terkait stress kerja adalah perawat yang
Trial (RCT) namun yang efektif bekerja di rumah sakit
inggris, Tahapan digunakan yaitu terapi jiwa sedangkan
pemilihan artikel yoga terbukti efektif pada partisipan penelitian ini
menggunakan panduan perawat jiwa atau tenaga adalah mahasiswi
Preferred Reporting medis yang stres kerja. Magister Keperawatan
Items for Systematic yang sudah berumah
Reviews and Meta tangga.
Analysis (PRISMA)
yang meliputi 5
langkah yaitu
mendefinisikan kriteria
kelayakan,menentukan
sumber informasi,
pemilihan literatur,
pengumpulan data dan
pemilihan item data
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Stres Mahasiswa

a. Pengertian Stres Mahasiswa

Stres dapat diartikan sebagai keadaan khawatiran atau ketegangan mental

yang disebabkan oleh situasi sulit atau menekan. Stres adalah respons alami

manusia yang mendorong kita untuk mengatasi tantangan dan ancaman dalam

hidup kita. Setiap orang mengalami stres sampai tingkat tertentu (WHO,

2023). Stress merupakan setiap perubahan yang memerlukan penyesuaian.

Stressor pada stress dapat berasal dari sumber yaitu lingkungan, tubuh, dan

pikiran. Lingkungan menuntut kita untuk selalu menyesuaikan diri. Dimana

kita harus dapat beradapatasi dengan cuaca, suara, kepadatan, tuntutan

interpersonal, tekanan waktu, standar penampilan, dan berbagai ancaman rasa

aman dan harga diri (Giyarto, 2018). Dalam dunia pendidikan atau yang

sering terjadi dilingkungan sekolah atau kampus, stres yang sering dialami

oleh mahasiswa sering disebut sebagai stres akademik. Stres akademik itu

sendiri adalah stres yang dialami siswa yang bersumber dari proses

pembelajaran atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Apabila

dibandingkan antara siswa dan mahasiswa, stres akan cenderung dihadapi dan

dirasakan oleh para mahasiswa (Barseli & Ifdil, 2017).

Fawzy & Hamed (2017) mengatakan bahwa stres dapat menyebabkan

kecemasan, depresi, kualitas tidur yang buruk, kinerja akademik yang buruk,
penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat, mengurangi kepuasan dan

kualitas hidup, kehilangan kepercayaan diri dan resiko gangguan kejiwaan

atau bahkan ide serta upaya bunuh diri.

b. Sumber Stres Mahasiswa

Sumber stress dapat berubah-ubah, sejalan dengan perkembangan manusia

tetapi kondisi stress juga dapat terjadi disetiap saat sepanjang kehidupan.

Menurut Robbins dalam Cahyono (2019) sumber stres dibagi menjadi tiga

faktor, yaitu :

1) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan disini meliputi ketidakpastian ekonomi,

ketidakpastian politis dan ketidakpastian teknologis

2) Faktor individual

Faktor individual disini meliputi faktor keluarga, ekonomi dan

kepribadian.

3) Faktor organisasional

Faktor individual disini meliputi tuntutan tugas dimana didalamnya

termasuk desain pekerjaan, kondisi kerja dan tata letak kerja. Tuntutan

peran, tuntutan antarpribadi, struktur organisasi, kepemimpinan

organisasi dan tahap organisasi juga termasuk faktor individual.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Mahasiswa

Menurut Ulum (2018) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

stres dalam menyusun skripsi antara lain:


1) Faktor Internal

a) Jenis Kelamin

Wanita cenderung memiliki tingkat stres yang lebih tinggi

dibandingkan dengan pria. Secara umum wanita mengalami stres

30% lebih tinggi dibandingkan pria.

b) Karakteristik Kepribadian Mahasiswa

Mahasiswa yang memiliki kepribadian kesabaran memiliki daya

tahan terhadap sumber stres yang lebih tinggi daripada mahasiswa

yang tidak memiliki kepribadian kesabaran.

c) Intelegensi

Mahasiswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang lebih tinggi

akan lebih tahan terhadap sumber stres dari pada mahasiswa yang

memiliki inteligensi rendah, karena tingkat inteligensi berkaitan

dengan penyesuaian diri.

2) Faktor Eksternal Mahasiswa

a) Tuntutan pekerjaan atau tugas

Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja mempunyai tingkat stres

lebih tinggi karena selain memikirkan tugas di perkuliahan

mahasiswa tersebut juga memikirkan tugas dari pekerjannya.

b) Hubungan mahasiswa dengan lingkungan

Meliputi dukungan sosial yang diterima dan integrasi dalam

hubungan interpersonal dengan lingkungan sosialnya.


c) Faktor keluarga

Faktor stres yang dialami oleh seseorang yang disebabkan karena

kondisi keluarga. Baik itu dari orang tua atau dari anak, suami atau

istri jika mahasiswa tersebut sudah menikah.

d) Faktor suku dan budaya

Setiap masyarakat yang tinggal disuatu daerah memiliki

kebudayaan yang membedakan dengan daerah lain. Kebudayaan

yang berbeda mampu membentuk kepribadian dalam masyarakat.

e) Faktor ekonomi

Mahasiswa yang memiliki status soial ekonomi yang rendah

cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi. Rendahnya

pendapatan menyebabkan adanya kesulitan ekonomi sehingga

sering menyebabkan tekanan dalam hidup.

f) Strategi koping

Strategi koping merupakan rangkaian respon yang melibatkan

unsur-unsur pemikiran untuk mengatasi permasalahan sehari-hari

dan sumber stres yang menyangkut tuntutan dan ancaman yang

berasal dari lingkungan sekitar.

d. Tahapan Stres

Menurut (Hawari, 2016) stres tebagi menjadi tahapan- tahapan sebagai

berikut :
1) Stres tahap 1

Tahap ini ditandai dengan stres ringan dan dan biasanya disertai

dengan perasaan sebagai berikut :

a) Berlebihan (over acting).

b) Mengalami rasa kemampuan yang tinggi dalam menyelesaikan

tugas di luar kapasitas.

c) Mengalami rasa puas dan antusiasme yang semakin meningkat

terhadap pekerjaan mereka, namun mereka tidak menyadari energi

mereka menipis secara bertahap.

2) Stres tahap 2

Keluhan-keluhan yang sering ditemukan oleh seseorang yang berada

dalam kondisi stres tahap 2 adalah sebagai berikut :

a) Selalu merasa Lelah saat bangun pagi

b) Mudah Lelah setelah makan siang

c) Mudah Lelah menjelang sore hari

d) Lambung atau perut merasa tidak nyaman

3) Stres tahap 3

Pada tahap ini, disarankan bagi seseorang untuk mencari konsultasi

medis untuk intervensi terapeutik. Keluhan-keluhan yang sering

ditemukan oleh seseorang yang berada dalam kondisi stres tahap 3

adalah sebagai berikut :

a) Gangguan lambung atau usus semakin nyata misalnya keluhan

“maag” (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).


b) Ketegangan otot-otot

c) Perasaan tidak nyaman dan ketegangan emosional semakin

meningkat.

d) Insomnia

e) Koordinasi tubuh terganggu

4) Stres tahap 4

Jika keadaan stres di tahap 3 terjadi dan individu yang bersangkutan

tetap memaksakan diri tanpa membiarkan waktu istirahat, maka stres

tahap 4 akan bermanifestasi sebagai berikut :

a) Bertahan sepanjang hari hanya akan menimbulkan tantangan yang

cukup besar

b) Entitas yang awalnya mampu memberikan respons yang sesuai

terhadap keadaan tertentu kini telah mengalami penurunan

kapasitasnya untuk merespons dengan cara yang memuaskan

c) Individu mengalami kekurangan kapasitas untuk melakukan tugas

rutin sehari-hari

d) Pola tidur yang terganggu

e) Penurunan fokus kognitif dan kapasitas memori.

f) Sensasi ketakutan dan kecemasan yang tak terhitung.

5) Stres tahap 5

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam tahap 5

yang ditandai dengan hal-hal berikut:

a) Kelelahan fisik dan mental yang semakin tinggi


b) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang

ringan dan sederhana

c) Gangguan sistem pencernaan yang semakin berat

d) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang yang semakin

meningkat

e) Mudah bingung dan panik

6) Stres tahap 6

Gambaran stres tahap 6 adalah sebagai berikut :

a) Debaran jantung teramat keras.

b) Sekujur badan terasa gemetaran, dingin, dan keringat bercucuran.

c) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal ringan.

d) Pingsan

e. Tingkat Stres

Menurut Alawiyah (2020), tingkat stres yang dialami mahasiswa

merupakan reaksi yang muncul dari hal-hal yang ditemui dalam kehidupan

akademik yang dapat berpotensi menimbulkan gangguan keseimbangan

individu. Persepsi dan respons terhadap stres bervariasi di antara individu.

Persepsi dipengaruhi oleh keyakinan individu, norma sosial, pengalaman

sebelumnya, dan strategi untuk mengelola stres. Menurut Priyoto (2019)

Tingkat Stres sendiri dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Stres ringan

Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur,

seperti banyak tidur, kemacetan lalu lintas, kritikan dari atasan. Situasi
stres ringan berlangsung beberapa menit atau beberapa jam saja. Stres

ringan berguna karena dapat memacu seseorang untuk berpikir dan

berusaha lebih tangguh menghadapi tantangan hidup. Ciri-ciri stres

ringan yaitu semangat meningkat, penglihatan tajam, energi meningkat

namun cadangan energinya menurun, kemampuan menyelesaikan

pelajaran meningkat, sering merasa letih tanpa sebab, kadang-kadang

terdapat gangguan sistem seperti pencernaan, otak, perasaan tidak

santai

2) Stres sedang

Stres sedang berlangsung lebih lama daripada stress ringan. Penyebab

stres sedang yaitu situasi yang tidak terselesaikan dengan rekan, anak

yang sakit, atau ketidakhadiran yang lama dari anggota keluarga. Ciri-

ciri stres sedang yaitu sakit perut, mules, otot-otot terasa tengang,

perasaan tegang, gangguan tidur dan badan terasa ringan

3) Stres berat

Stres berat adalah situasi yang lama dirasakan oleh seseorang dapat

berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan, seperti

perselisihan perkawinan secara terus menerus, kesulitan finansial yang

berlangsung lama karena tidak ada perbaikan, berpisah dengan

keluarga, berpindah tempat tinggal mempunyai penyakit kronis dan

termasuk perubahan fisik, psikologis sosial pada usia lanjut. Ciri-ciri

stres berat yaitu sulit beraktivitas, gangguan hubungan sosial, sulit

tidur, pemikiran negatif, penurunan konsentrasi, takut tidak jelas,


keletihan meningkat, tidak mampu melakukan pekerjaan sederhana,

gangguan sistem membuat perasaan takut meningkat.

f. Dampak Stres pada Mahasiswa

Kountul et al. (2018) mengatakan bahwa mahasiswa umumnya

menghadapi tingkat stres yang tinggi, yang dapat menyebabkan penurunan

kinerja akademik, gejala depresi, penurunan fisiologis, dan hasil kesehatan

yang merugikan. Menurut Sosiady (2020) terdapat 3 dampak stres yang

menyerang fisik, emosional dan kognitif. Dampak-dampak tersebut dapat

duraikan sebagai berikut :

1) Dampak fisik

a) Tidur tidak teratur (insomnia)

b) Kurangnya intensitas istirahat

c) Anxiety disorder

d) Kelelahan kronik

2) Dampak emosional

a) Kehilangan rasa nyaman

b) Lebih memilih ‘Flight’ daripada ‘Fight’ dalam menghadapi suatu

hal

c) Sering berpikiran negatif

3) Dampak kognitif

Gagal Paham sehingga melemahkan kemampuan intelektual

diantaranya kemampuan visual, kemampuan verbal, kemampuan

konseptual dan kemampuan numerik.


g. Alat Ukur Stres

Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria PSS-10

(Perceived Stress Scale) yang merupakan self-report questionnaire yang

terdiri dari 10 pertanyaan dan dapat mengevaluasi tingkat stres beberapa bulan

yang lalu dalam kehidupan subjek penelitian. Perceived stress scale ini akan

menanyakan tentang perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan

terakhir ini. Mahasiswa akan diminta untuk mengindikasikan seberapa sering

perasaan ataupun pikiran dengan membulatkan jawaban atas pertanyaan.

Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring dengan ketentuan penilaian

sebagai berikut :

0 = Tidak pernah

1 = hampir tidak pernah

2 = kadang-kadang

3 = cukup sering

4 = sangat sering

Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan tingkatan

stres sebagai berikut:

1) Stres ringan (total skor 1-14)

2) Stres sedang (total skor 15-26)

3) Stres berat (total skor >26)


2. Senam Yoga

a. Pengertian Senam Yoga

Yoga dalam bahasa Sansekerta adalah “yuj”, yang berarti “untuk

memasangkan atau memanfaatkan.” Konsep penyatuan juga berasal dari yuj, hal

ini mendefinisikan bahwa yoga berarti “proses menyatukan pikiran, tubuh, dan

napas dalam pengalaman holistik untuk kesehatan dan kesejahteraan individu.”

Dalam arti yang lebih luar, tujuan akhir yoga adalah realisasi diri. Tradisi yoga

yang luas menawarkan banyak praktik, ekspresi dan jalan menuju kesatuan

holistik dan realisasi diri (Golden, 2020). Senam Yoga adalah suatu latihan yang

melibatkan aktivitas fisik dan pernapasan. Senam yoga juga dinilai dapat

membantu melatih spiritual, fisik dan mental (Surya et al., 2018).

Senam yoga memiliki ciri-ciri yang membedakan dari latihan fisik yang

lain. Salah satu cirinya adalah penekanan napas dalam senam yoga. Dalam latihan

yoga, pengaturan pernapasan dianggap penting untuk mempengaruhi dan

menenangkan keadaan mental dan fungsi fisik. Hal inilah yang melatarbelakangi

yoga dianggap sebagai terapi untuk kondisi psikosomatis (Gupta & Telles, 2021)

b. Manfaat Yoga

Ada beberapa manfaat senam yoga yang dapat dirasakan secara fisik

maupun mental, yaitu (UHDN, 2023) :

1) Fleksibilitas

Stretch pada yoga tidak hanya untuk otot tapi untuk seluruh sel-sel tubuh

anda. Dalam suatu studi ditemukan bahwa terdapat peningkatan fleksibilitas


sebesar 35% setelah 8 bulan melakukan yoga. Keuntungan yang paling besar

adalah fleksibilitas di pundak dan badan.

2) Kekuatan

Beberapa gaya yang ada pada senam yoga dapat membantu meningkatkan

kekuatan otot, membangun kekuatan tubuh bagian atas. Hal ini penting

terutama pada usia tertentu.

3) Postur

Peningkatan fleksibilitas dan kekuatan akan menghasilkan postur tubuh yang

lebih baik. Manfaat lain dari yoga adalah meningkatkan kesadaran diri kita.

Kesadaran tinggi ini memberikan anda peringatan jika anda bungkuk atau

slumping sehingga Anda bisa langsung menyesuaikan sikap.

4) Pernafasan

Sebagian besar gaya yoga menekankan pada dalam dan panjangnya nafas

Anda. Hal ini juga yang merangsang respons relaksasi yang akan berlawanan

dengan peningkatan respons dari stres.

5) Mengurangi stres

Beberapa gaya yoga menggunakan teknik meditasi khusus untuk membuat

pikiran yang sering stres menjadi lebih tenang. Gaya yoga lainnya juga

tergantung pada teknik bernafas yang mendalam untuk memfokuskan pikiran,

yang membuat pikiran menjadi lebih tenang.


6) Konsentrasi dan mood yang lebih baik

Hampir setiap peserta yang mengikuti kelas yoga merasa lebih bahagia dan

puas. Penelitian baru-baru ini mengeksplorasi efek dari yoga pada depresi,

manfaat yang didapat adalah adanya peningkatan aliran oksigen ke otak

7) Kesehatan jantung

Yoga telah lama dikenal untuk menurunkan tekanan darah dan memperlambat

denyut jantung. Manfaat dari memperlambat denyut jantung sangat berarti

pada orang yang hipertensi, penyakit jantung dan stroke. Yoga juga telah

dikaitkan dengan penurunan tingkat kolesterol dan trigliserida serta dalam

peningkatan fungsi sistem kekebalan.

8) Yoga mengendalikan pikiran

Pengendalian pikiran diperlukan mengingat pikiran sangat mempengaruhi

prilaku manusia. Jika manusia memiliki pikiran yang baik maka manusia

tersebut memiliki prilaku yang baik atau senaliknya, maka dari itu pikiran

perlu dikendalikan guna membantu manusia dalam mencapai tujuan hidupnya

yang lebih baik.

c. Jenis-Jenis Yoga

Menurut Golden (2020) beberapa jenis senam yoga yang dapat dilakukan

untuk menurunkan stres adalah sebagai berikut :

1) Ashtanga Yoga

Ashtanga Yoga adalah gaya yoga yang kuat, didirikan oleh Sri K. Pattabhi

Jois, dimana ada penekanan dalam menghubungkan napas dan gerakan.

Dalam kelas Ashtanga yoga latihan postur ini disebut mengikuti salam
matahari dan variasinya. Postur yang semakin menantang mengikuti salam

matahari dikategorikan dalam tiga seri: primer, menengah, dan lanjutan.

Rangkaian menengah mendukung aliran napas (prana), dan rangkaian

selanjutnya menstabilkan tubuh dan pikiran.

2) Desikachar/Viniyoga

Latihan ini menekankan pada gerakan masuk dan keluar dari postur dengan

napas dan kemudian menahan asana. Yoga jenis ini sering mencakup

penggunaan yoga seperti nyanyian dan mantra.

3) Hatha Yoga

Menurut sejarawan yoga, Amy Vaughn istilah “hatta” berarti “kekuatan” dan

merupakan kombinasi dari “ha” atau halaman, dan “tha” atau bulan. Hal ini

menandakan keseimbangan yang berlawanan. Ini mencakup praktik fisik dan

mental, seperti postur, pernapasan yoga, pemusatan pikiran, dan praktik

meditasi.

4) Panas/Bikram

Yoga ini dilakukan di ruangan yang bersuhu hingga 104°F. Ada 26 postur

yang diajarkan secara berurutan dimulai dengan latihan pernapasan diawal

dan akhir. latihan yoga ini akan memberikan rasa segar, fleksibel dan

tertantang secara fisik.

5) Iyengar

Tidak banyak pose yang ditawarkan dalam sesi ini. Yoga gaya Iyengar adalah

modifikasi dan alat peraga untuk membuat yoga dapat diakses oleh semua

tubuh dan kondisi kesehatan.


6) Kundalini Yoga

Kundalini yang berarti ular melingkar. Potensi dan energi terletak ditulang

belakang. Latihan yoga ini dikatakan dapat membangkitkan dan mengangkat

energi untuk memenuhi tujuan hidup kita. Yoga kundalini ini mengurangi

tingkat stres dan meningkatkan aktivitas di area otak yang merupakan pusat

memori.

7) Restoratif Yoga

Yoga ini didukung oleh alat peraga untuk menumbuhkan relaksasi dan

pengaturan stres di tempat yang gelap, tenang, dan aman. Yoga restoratif ini

menggunakan guling dan selimut untuk membantu praktisi merasa didukung.

Gaya yoga ini memiliki efek menenangkan pada tubuh, pikiran dan nafas.

8) Pranayama

Pranayama dikenal sebagai pengaturan napas. Napas dangkal atau

hiperventilasi kemungkinan menunjukkan stres dan kecemasan dan terkadang

kita mendapati bahwa kita menahan nafas. Pranayama merupakan bagian

integral dari yoga seperti halnya bernapas dalam kehidupan.

d. Kontraindikasi yoga

Menurut Wulandari (2021) Ada kontraindikasi atau pembatasan yang

harus diperhatikan saat melakukan yoga :

1) Pernah menjalani operasi hernia

,jika yoga dilakukan maka dapat menimbulkan sakit pada perut maka dari itu

perlu dilakukan pemeriksaan pendahuluan terlebih dahulu untuk

mengantisipasi kesalahan atau kegawatan setelah melaksanakan senam yoga.


2) Kehamilan yang besar

Perlu berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan untuk memastikan

kekuatan kandungan

3) Orang yang memiliki varises

Jika dipaksakan maka akan menimbulkan rasa yang berat pada kaki dan

kadang-kadang akan pusing

4) Seseorang yang menderita masalah pencernaan seperti ulkus lambung dan

ulkus duodenum

5) Gangguan pada sistem kardiovaskuler

Beberapa gerakan dalam yoga dapat meningkatkan tekanan darah, denyut

jantung, atau memengaruhi aliran darah, yang dapat berpotensi berbahaya

bagi mereka yang sudah memiliki gangguan kardiovaskuler

6) Osteoporosis tingkat lanjut

Beberapa pose yoga melibatkan peregangan dan torsi tubuh yang kuat dapat

meningkatkan risiko cedera atau patah tulang pada tulang yang sudah lemah

7) Gangguan mata atau glaucoma

Gerakan dalam yoga melibatkan perubahan posisi tubuh yang cepat, seperti

gerakan dari posisi berdiri ke posisi terbalik. Ini dapat menyebabkan

peningkatan tekanan intraokular, yang berbahaya bagi mereka yang sudah

memiliki tekanan mata tinggi. Gerakan head stand juga memungkinkan

tekanan darah meningkat ke mata. Ini dapat meningkatkan tekanan

intraokular, yang berisiko bagi orang dengan glukoma.


8) Memiliki tekanan darah tinggi atau rendah tak terkontrol

Yoga yang sangat intens atau kompetitif bisa meningkatkan stres atau

ketegangan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. Orang

dengan tekanan darah rendah mungkin sudah memiliki gejala pusing atau

pingsan, dan beberapa pose senam yoga bisa memperburuk kondisi.

9) Riwayat cedera pada bahu, leher dan lutut

Beberapa pose senam yoga dapat membuat rasa tidak nyaman pada orang

dengan riwayat cedera

10) Riwayat fraktur

Orang dengan riwayat fraktur, terutama jika fraktur tersebut belum sembuh

sepenuhnya, perlu berhati-hati ketika melakukan senam yoga. Fraktur yang

belum sembuh sepenuhnya dapat menjadi lebih parah atau Kembali cedera

jika seseorang melakukan gerakan atau peregangan yang tidak tepat dalam

yoga.

e. Persiapan Senam Yoga

Menurut Golden (2020) ada 4 persiapan yang bisa dilakukan sebelum

memulai senam yoga, yaitu:

1) Atur lingkungan dan ruang

Minimalkan suara yang mengganggu atau putar musik yang tenang. Tidak

menggunakan ponsel dan matikan TV atau komputer. Pastikan suhu ruang

nyaman. Saat berlatih bisa menggunakan matras yoga, karpet, atau kursi serta

pastikan memiliki banyak ruang untuk bergerak. Mengatur lingkungan dan

ruang membantu kita untuk fokus dan memberikan rasa aman dan nyaman
2) Kenakan pakaian yang nyaman

Maksudnya disini adalah pakaian yang memberikan rasa bebas bergerak dan

bernapas dengan nyaman

3) Pilih pose dan urutan

Pikirkan tentang bagaimana perasaan secara fisik dan mental hari ini, dan cari

pose atau urutan yang membutuhkan perhatian. Lakukan tinjauan visual, latih

urutan dalam pikiran Anda untuk membantu pikiran dan tubuh terhubung

dengan gerakan selama Latihan

4) Tetap bernafas dengan normal dan secara sadar

Kesadaran bernapas adalah kunci untuk mengatasi stres dan nyeri. Dalam

latihan yoga, anda bernapas secara sadar seiring dengan gerakannya. Yoga

berbeda dengan pergengan karena penekanannya pada tubuh, pikiran, dan

napas. Napas yang panjang, lambat, dan sadar akan membantu meredakan

ketegangan dan menghilangkan kekakuan, pengepalan atau penjagaan yang

terjadi pada otot kita saat kita merasakan sakit

f. Gerakan dasar yoga

Yoga adalah suatu sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik

membentuk sikap tubuh (asana) disertai dengan teknik pernapasan (pranayama)

guna mencapai suatu keseimbangan antara dua kekuatan yang berbeda di dalam

tubuh (Sindhu, 2015). Beberapa gerakan umum yoga untuk menurunkan stres

adalah sebagai berikut (Tomlinson, 2021) :

1) Warm up (pemanasan)

2) Pranayama
3) Duduk dalam Virasana

4) Putar kepala dan leher selama 2 menit secara perlahan

5) Supta baddha kanasana selama 2 menit

6) Adho mukha svasana

7) Virabhadrasana I 3 menit

8) Trikonasana 3 menit

9) Parsvottanasana 2 menit

10) Garudasana 2 menit

11) Virabhadrasana III 2 menit

12) Navasana 2 meni

13) Bhujangsana 2 menit

14) Janu shirsasana 3 menit

15) Viparita karani 2 menit

16) Savasana

B. Landasan Teori

Stres pada mahasiswa atau yang biasa disebut stres akademik merupakan stres

yang dialami siswa yang bersumber dari proses pembelajaran atau hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan belajar. Apabila dibandingkan antara siswa dan mahasiswa,

stres akan cenderung dihadapi dan dirasakan oleh para mahasiswa karena tugas dan

kegaiatan yang diberikan akan lebih berat. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan

peningkatan stres pada mahasiswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi jenis kelamin, karakteristik mahasiswa dan intelegensi sedangkan faktor

eksternal meliputi tuntutan pekerjaan atau tugas, hubungan mahasiswa dengan


lingkungan, faktor keluarga, faktor suku dan budaya, faktor ekonomi dan strategi koping.

Stres menimbulkan dampak yang lumayan serius bagi mahasiswa yaitu dampak

fisik, dampak emosional dan dampak kognitif. Dampak fisik meliputi tidur tidak teratur

(insomnia), kurangnya intensitas istirahat, anxiety disorder dan kelelahan kronik, dampak

emosional meliputi kehilangan rasa nyaman, lebih memilih ‘Flight’ daripada ‘Fight’

dalam menghadapi suatu hal dan sering berpikiran negatif serta dampak kognitif yang

meliputi gagal paham sehingga melemahkan kemampuan intelektual diantaranya

kemampuan visual, kemampuan verbal, kemampuan konseptual dan kemampuan

numerik.

Menurunkan tingkat stres dapat dilakukan dengan menggunakan terapi

farmakologi dan non-farmakologi. Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan adalah

pemberian senam yoga. Senam yoga adalah suatu latihan yang melibatkan aktivitas fisik

dan pernapasan. Ada bermacam-macam jenis senam yoga yaitu Ashtanga Yoga, Viniyoga,

Hatha Yoga, Bikram Yoga, Iyengar Yoga, Restorarif Yoga, Kundalini Yoga dan

Pranayama Yoga. Manfaat yoga juga dapat dirasakan pada fisik maupun psikis namun

senam yoga juga memiliki beberapa kontraindikasi sehingga pada beberapa orang yang

memiliki kondisi yang termasuk dari kontraindikasi senam yoga harus berhati-hati dan

berkonsultasi jika ingin melakukan senam yoga.


C. Kerangka Teori

Faktor penyebab stres

Faktor internal Faktor eksternal

1. Jenis kelamin mahasiswa 1. Tuntutan pekerjaan


2. Kepribadian mahasiswa atau tugas
3. Intelegensi 2. Hubungan mahasiswa
dengan lingkungan
3. Faktor keluarga
4. Faktor suku dan budaya
5. Faktor ekonomi
6. Strategi koping

Tingkat stres

Stres ringan Stres berat Stres sangat berat

Penanganan stres

Farmakologis Non-farmakologis

Anti-depresan Senam Yoga

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: (Alawiyah, 2020), (Salean et al., 2020)


D. Kerangka Penelitian

Variabel Independen: Variabel dependen:

Senam Yoga Tingkat Stres mahasiswi Magister


Keperawatan yang sudah menikah

Variabel counfounding:

Mahasiswi magister
keperawatan yang sudah
pernah melakukan senam
yoga

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian


E. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa merupakan suatu pernyataan yang sifatnya sementara,

atau kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu populasi. Hal

tersebut menandakan bahwa hipotesis penelitian merupakan dugaan/pendapat dalam

penelitian yang sifatnya masih lemah dan perlu diuji (Heryana, 2020). Hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh dari senam yoga dalam penurunan tingkat stres mahasiswi

Magister Keperawatan yang sudah berumah tangga di Universitas Gadjah Mada

2. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat stres pada mahasiswi Magister

Keperawatan yang sudah berumah tangga di Universitas Gadjah Mada sebelum dan

sesudah dilakukan senam yoga

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tingkat stres pada mahasiswi

Magister Keperawatan yang sudah berumah tangga di Universitas Gadjah Mada


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Definisi metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2020). Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi

experimental, dengan rancangan penelitian pretest-posttest with control group design yang

mengungkapkan hubungan sebab akibat dari suatu perlakukan atau intervensi tertentu (Sugiyono,

2019). Penelitian ini dilakukkan untuk mengetahui pengaruh senam yoga terhadap penurunan

tingkat stres pada mahasiswi Magister Keperawatan yang sudah menikah di Universitas Gadjah

Mada.

Pada penilitian ini kelompok intervensi akan diberikan senam yoga sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan senam yoga. Sebelum dilakukan senam yoga kelompok intervensi

maupun kontrol akan diukur tingkat stresnya (pre-test) menggunakan kuesioner PSS-10

(Perceived Stress Scale). Pengukuran tingkat stres pada kelompok intervensi dan kontrol juga

dilakukan setelah kelompok intervensi diberikan senam yoga (post-test).

Tabel 3.1 Desain Penelitian Pre-test Post-test with Control Group Design

Subjek Pre-test Senam yoga Post-test

Kelompok intervensi √ √ √

Kelompok kontrol √ - √
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tepatnya pada

Fakultas Kedokteran, Kesehatan Mayarakat dan Keperawatan.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan setelah ethical approval telah diterbitkan oleh Komisi Etik

Universitas Gadjah Mada. pretest-posttest pada responden serta pemberian senam

yoga akan dimulai (selama 42 hari)

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Menurut Sugiyono (2020) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswi magister keperawatan yang sudah menikah di

Universitas Gadjah Mada yang sesuai dengan kriteria inklusi dari penelitian ini. Data

ini didapatkan ketika peneliti melakukan studi pendahuluan.

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi magister keperawatan Universitas

Gadjah Mada yang sudah menikah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan

sampel dimana besar sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2019). Terdapat 36

orang responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan kriteria

inklusi dan eksklusi sebagai berikut:


a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi:

1) Mahasiswi magister keperawatan Universitas Gadjah Mada yang

sudah menikah

2) Mahasiswi magister keperawatan yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini meliputi:

1) Mahasiswi magister keperawatan Universitas Gadjah Mada yang

mempunyai riwayat penyakit atau penyakit yang dapat memperparah

kondisi ketika dilakukan senam yoga.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel terikat atau dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2020).

Penelitian dependent dalam penelitian ini adalah tingkat stres mahasiswi

magister keperawatan yang sudah menikah.

b. Variabel independent (variabel bebas)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2020).

Variabel independent dalam penelitian ini adalah senam yoga


c. Variabel counfounding

Variabel counfounding dari penelitian ini adalah pengalaman dimana yang

dimaksud disini adalah pengalaman mahasiswi magister keperawatan yang

sudah pernah melakukan senam yoga dalam pengawasan ahli professional.

2. Definisi operasional

Menurut Azwar (2018), definisi operasional adalah definisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang dapat diamati.

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:


Tabel 3.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1 Variabel bebas

Senam yoga Senam yoga adalah salah satu Standard Operational - -


bentuk latihan yang dapat Procedure (SOP)
mengurangi stres dan depresi,
meningkatkan kekuatan,
melatih keseimbangan dan
meningkatkan konsentrasi
2 Variabel terikat

Tingkat stres Tingkat stres adalah suatu kusioner PSS 1. Skor 1-14=stres Ordinal
mahasiswi magister rentang respon yang 10 (Perceived ringan
keperawatan dipersepsikan oleh Stress Scale) 2. Skor 15-26=stres
mahasiswa terhadap stimulus sedang
yang diterima dari kehidupan 3. Skor >26= stres berat
akademik yang dapat
mengakibatkan terganggunya
kondisi keseimbangan
individu
E. Instrumen Penelitian

1. Sumber data primer

Data primer yang digunakan pada penelitian ini yaitu data yang didapat langsung dari

responden dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Kuesioner yang

dibagikan adalah kuesioner tingkat stres yaitu PSS-10 (Perceived Stress Scale) yang

terdapat 10 pertanyaan didalamnya. Perceived stress scale ini akan menanyakan

tentang perasaan dan pikiran responden dalam satu bulan terakhir. Unsur yang dinilai

adalah bentuk skoring dengan ketentuan nilai 0 yaitu tidak pernah, 1 yaitu hampir

tidak pernah, 2 yaitu kadang, 3 yaitu pernah, 4 yaitu cukup sering dan 5 yaitu sangat

sering. Semua penilaian diakumulasikan, kemudian disesuaikan dengan kriteria skor

1-14 dinyatakan stres ringan, 15-26 dinyatakan stres sedang dan >26 dinyatakan stres

berat.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder merupakan data yang tidak langsung dari responden misalkan melalui

dokumen dan orang lain. Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dari

perwakilan mahasiswa setiap angkatan dalam prodi magister keperawatan.

F. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya sebuah kuesioner,

sedangkan uji reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dengan menggunakan objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil

pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2020). Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
Perceived Stress Scale (PSS-10). Instrument PSS-10 sudah banyak diuji oleh para

peneliti termasuk peneliti di Indonesia.

Salah satu uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan adalah dari penelitian

Hary (2017) yang berjudul Hubungan antara Kelekatan Terhadap Ibu dengan Tingkat

Stres pada Mahasiswa Perantau dengan responden sebanyak 80 orang. Uji validitas dan

reliabilitas instrumen dilakukan secara random. Hasil uji validitas 10 pertanyaan pada

PSS-10 menggunakan uji validitas konkuren, dimana skala PSS-10 dikatakan berkorelasi

secara sedang didapatkan pula nilai alpha cronbach sebesar 0,81. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa PSS-10 adalah ukuran stres yang valid dan reliabel digunakan di

Indonesia.

G. Rencana Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap akhir. Adapun tahapn yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

Tahap ini dimulai dengan persiapan judul dan topik penelitian dimana judul atau

topik yang sudah di persiapkan akan mendapat persetujuan oleh dosen pembimbing.

Peneliti melakukan penyusunan proposal setelah mendapat persetujuan dari kedua

dosen pembimbing. Penyusunan proposal dimulai dengan mengajukan surat izin

pendahuluan untuk mengetahui jumlah mahasiswi magister keperawatan yang sudah

menikah di Universitas Gadjah Mada. Penyusunan proposal juga disertai dengan

konsultasi kepada kedua pembimbing. Peneliti mengajukan permohonan etik (ethical


clearance) ke Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat

Dan keperawatan Universias Gadjah Mada.

2. Tahap pelaksanaan

Sebelum melakukan penelitian peneliti akan memilih responden sesuai dengan

kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Selanjutnya peneliti akan

melakukan screening terkait riwayat penyakit calon responden guna menghindari hal-

hal fatal jika dilakukan senam yoga. Peneliti juga akan menjelaskan tujuan dan

manfaat dari penelitian serta menanyakan ketersediaan mahasiswi magister

keperawatan yang sudah menikah untuk menjadi responden. Jika bersedia, maka

calon responden (mahasiswi) akan diberikan surat persetujuan (informed consent) dan

meminta tanda tangan responden. Peneliti kemudian akan membagikan kuesioner

yang berisi pertanyaan (pre-test) yang harus di isi oleh mahasiswi yang berkaitan

dengan penelitian yang dilakukan, untuk mendapatkan data dari responden hanya

dengan satu kali pengukuran.

3. Tahap laporan

Setelah semua data terkumpul, peneliti akan melakukan analisa data dengan cara:

editing yang merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Proses pengeditan data dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Setelah analisa data dilakukan

dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian. Kemudian data disajikan dalam

bentuk tabel untuk mempermudah peneliti menjabarkan hasil dan pembahasan serta

dilanjutkan dengan kesimpulan hasil penelitian. Hasil penelitian selanjutnya akan


dipresentasikan pada ujian terbuka dan tertutup. Alur rencana penelitian dapat di

gambarkan sebagai berikut :

Penetapan judul proposal dan melakukan studi pendahuluan

Pemilihan responden sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

Informed consent

Pengisian kuesioner tingkat stres Perceived Stress Scale (PSS-10)

Data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan melakukan proses


editing data, coding data, processing data dan kemudian akan
disajikan dalam bentuk tabel

Ganbar 3.1 Alur rencana penelitian

H. Etika Penelitian

Menurut Heryana (2020) Etika penelitian pada saat ini menggunakan ketentuan

dari pendekatan deontologi. Berdasarkan pendekatan deontology maka ada 4 prinsip

untuk penelitian kesehatan yaitu:

1. Autonomy

Dalam penelitian ini sebelum diberikan perlakuan senam yoga peneliti memberikan

informed consent kepada mahasiswi magister keperawatan yang sudah menikah di

Universitas Gadjah Mada untuk mendapatkan persetujuan bahwa yang bersangkutan

bersedia menjadi responden


2. Justice

Dalam penelitian ini responden akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok kontrol akan diberikan souvenir dan

senam yoga setelah penelitian selesai.

3. Benefecience

Studi ini menguraikan pedoman pemberian terapi yoga kepada mahasiswi,

menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif yang ditandai

dengan ruangan dan suasana yang nyaman.

4. Malefecience

Dalam penelitian ini untuk menghindari kecelakaan pada saat perlakuan yoga maka

peneliti melakukan pemeriksaan riwayat penyakit pasien yang dapat mengganggu

keberlangsungan yoga.

I. Rencana Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok

penelitian, yaitu menjawab pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena

(Nursalam, 2020). Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variabel, distribusi

frekuensi berbagai yang diteliti baik variabel dependent maupun variabel

independent. Analisa univariat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

stres sebelum dan sesudah dilakukan senam yoga.


2. Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis data yang dilakukan untuk mencari korelasi atau

pengaruh antara 2 variabel atau lebih yang diteliti. Dalam penelitian ini analisis

bivariat dilakukan untuk mengatahui pengaruh pemberian senam yoga dalam

penurunan tingkat stres. Pada penelitian ini sebelum dilakukan analisis data, terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui normal atau tidaknya data

yang ada. Jika data terdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan uji chi-

square akan tetapi jika data tidak terdistribusi normal maka uji hipotesis

menggunakan uji fisher. Hasil hipotesis dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p≤

0,05.
DAFTAR PUSTAKA

Akanaeme, I. N., Ekwealor, F. N., Ifeluni, C. N., Onyishi, C. N., Obikwelu, C. L., Ohia, N. C.,
Obayi, L. N., Nwaoga, C. T., Okafor, A. E., Victor-Aigbodion, V., Ejiofor, T. E.,
Afiaenyi, I. C., Ekomaru, C. I., & Dike, I. C. (2021). Managing job stress among teachers
of children with autism spectrum disorders: A randomized controlled trial of cognitive
behavioral therapy with yoga. Medicine, 100(46), e27312.
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000027312
Alawiyah, S. (2020). Manajemen Stress Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Era Disrupsi. Jurnal
Kependidikan Islam, 10(2), 1–11.
Aslan, H., & Akturk, U. (2018). Nursing Education Stress Levels of Nursing Students and the
Associated Factors. Annals of Medical Research Publishing Inc. Inonu University School
of Health Public Health Nursing Department.
Azwar, S. (2018). Metode penelitian psikologi. Pustaka Pelajar.
B, H., & Hamzah, R. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT STRES AKADEMIK PADA MAHASISWA STIKES GRAHA MEDIKA.
Indonesian Journal for Health Sciences, 4(2), 59. https://doi.org/10.24269/ijhs.v4i2.2641
Barseli, M., & Ifdil, I. (2017). Konsep stres akademik siswa. Jurnal Konseling Dan Pendidikan,
5(3), 142–148.
Biremanoe, M. E. (2021). Burn Out Akademik Mahasiswa Tingkat Akhir. 165.
Cahyono, E. W. (2019). The Power of gratitude :kekuatan syukur dalam menurunkan stress
kerja. Deepublish.
Daukantaitė, D., Tellhed, U., Maddux, R. E., Svensson, T., & Melander, O. (2018). Five-week
yin yoga-based interventions decreased plasma adrenomedullin and increased
psychological health in stressed adults: A randomized controlled trial. PLOS ONE, 13(7),
e0200518. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0200518
Fawzy, M., & Hamed, S. A. (2017). Prevalence of psychological stress, depression and anxiety
among medical students in Egypt. Psychiatry Research, 255, 186–194.
Fristania, D. K. (2021). Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis Keluarga yang Baru
Menikah di Masa Pandemi Covid-19 di Desa Bedagas RW 5. IAIN Purwokerto.
Giyarto. (2018). Stress pada Mahasiswa Tingkat Akhir Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta dalam Mengerjakan Skripsi [Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Golden, B. (2020). Yoga For Holistic Healing Poses & Sequences For Pain and Stres Relief.
Rockridge press.
Gupta, & Telles. (2021). Handbook of Research on Evidance-Based Perspectives on the
Psychophysiology of Yoga and Its Applications. IGI Global.
Hananda, F. R. (2023). Coping Stres Mahasiswa Sudah Berkeluarga dalam Menghadapi Tugas
Akhir Skripsi. Universitas Islam Negri Surakarta.
Hardayati, Y. A., Rizzal, A. F., Kurniati, S. R., Salawali, S. H., & Keliat, B. A. (2023).
Efektivitas Manajemen Stres Multipel terhadap Stres, Burn Out dan Risiko Gangguan
Mental Emosional pada Mahasiswa Pascasarjana Keperawatan. 6(9).
Hary, Z. A. P. (2017). Hubungan antara Kelekatan Terhadap Ibu dengan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Perantau [Skripsi]. Universitas Sanata Dharma.
Hawari. (2016). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. FKUI.
Heryana, A. (2020). HIPOTESIS PENELITIAN. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.11440.17927
Iqbal Martani, M., & Yosep, I. (2022). Efektifitas Terapi Yoga pada Stress Kerja Perawat Jiwa.
Jurnal Health Sains, 3(4), 618–627. https://doi.org/10.46799/jhs.v3i4.460
KBBI. (2008). Pengertian Mahasiswa.
KBBI. (2023). Pengertian Pascasarjana.
Khairunnisa. (2018). Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Kecemasan Pada Lansia Di Sanggar
Senam Rm7. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kountul, Y. P. D., Kolibu, F. K., & Korompis, G. E. C. (2018). HUBUNGAN JENIS KELAMIN
DAN PENGARUH TEMAN SEBAYA DENGAN TINGKAT STRES MAHASISWA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO.
7(5).
Miyoshi, Y. (2019). Restorative yoga for occupational stress among Japanese female nurses
working night shift: Randomized crossover trial. Journal of Occupational Health, 61(6),
508–516. https://doi.org/10.1002/1348-9585.12080
Munawarah, S., & Triariani, Y. (2019). Pengaruh Pemberian Senam Yoga Terhadap
Keseimbangan Statis Pada Lansia. 4(2), 101–107.
Nursalam. (2020). Metode Penlitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.
Priyoto, P. (2019). Konsep Manajemen Stres (2nd ed.). Nuha Medika.
Pujiastuti, M., Sinurat, S., & Halawa, M. A. C. (2022). PENGARUH SENAM YOGA
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
DALAM MENYUSUN SKRIPSI. 11.
Ribeiro, I., Pereira, R., Freire, I., & Casotti, C. (2018). Stress and Quality of Life Among
University Students: A Systematic Literature Review. Heal Product Edu, 4(2).
Salean, T. Y., Nurina, R. L., Wungouw, H. P. L., & Kareri, D. G. R. (2020). PENGARUH
SENAM ASHTANGA YOGA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA.
Saputra, Y. A., & Prahara, S. A. (2020). Hubungan Antara Academic Burnout Dengan
Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yang Bekerja.
Mercu Buana.
Sindhu, P. (2015). Panduan Lengkap Yoga: Untuk Hidup Sehat dan Seimbang. Mizan Qanita.
Siska, N. F., Kep, S., & Kes, M. (2021). PENGARUH HATHA YOGA DALAM PENURUNAN
STRESPADA LANSIA DI PANTI SOSIAL LANJUT USIA HARAPAN KITA
PALEMBANG.
Sosiady, M. (2020). ANALISIS DAMPAK STRES AKADEMIK MAHASISWA DALAM
PENYELESAIAN TUGAS AKHIR ( SKRIPSI ) STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI MANAJEMEN UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU DAN UNIVERISTAS
INTERNASIONAL BATAM KEPULAUAN RIAU. 11.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode penelitian kuantitatif, kaualitatif, dan kombinasi (mix method) (2nd
ed.). Alfabeta.
Surya, D. P., Suwarsi, S., & Widayati, R. W. (2018). Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Stres
Pada Lanjut Usia Bpstw Yogyakarta Unit Abiyoso. 463–466.
Tomlinson, K. (2021). Yoga poses for stress relief. Ekhart Yoga.
Tripathi, M. N., Kumari, S., & Ganpat, T. S. (2018). Psychophysiological Effects Of Yoga. 1–3.
UHDN, D. (2023). Hidup Sehat Bersama Yoga. Jurnal Yoga Dan Kesehatan, 6(2).
Ulum, M. C. (2018). Stress Dalam Penyusunan Skripsi Pada Mahasiswa Semeseter VIII S1
Keperawatan Stikes Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan.
WHO. (2023). Level of Stress [Health].
Wimberly, A. S., Engstrom, M., Layde, M., & McKay, J. R. (2018). A randomized trial of yoga
for stress and substance use among people living with HIV in reentry. Journal of
Substance Abuse Treatment, 94, 97–104. https://doi.org/10.1016/j.jsat.2018.08.001
Wulandari, C. A. (2021). “Pengaruh Pemberian Senam Yoga Terhadap Penurunan Nyeri Haid
(Dismenorea) Pada Remaja Putri Di DusunTumpangsari Desa Jiyu Kec.Kutorejo
Kab.Mojokerto [Skripsi]. Universitas Bina Sehat.
Yi, L., Lian, Y., Ma, N., & Duan, N. (2022). A randomized controlled trial of the influence of
yoga for women with symptoms of post-traumatic stress disorder. Journal of
Translational Medicine, 20(1), 162. https://doi.org/10.1186/s12967-022-03356-0

Anda mungkin juga menyukai