DISUSUN OLEH :
NIM : 2173201036
PENDAHULUAN
Istilah stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
merupakan keadaan seseorang merasa tidak cocok dengan situasi secara fisik
maupun psikologi yang sumbernya berasal dari biologi serta sistem sosial
(Sarafino & Timothy, 2012). Menurut Nusran (2019) definisi stres adalah suatu
keadaan yang bersifat internal karena oleh tuntutan fisik (tubuh), lingkungan, dan
situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stres yang tidak
dikelola dengan baik akan berdampak negatif bagi individu, termasuk pada
mahasiswa.
akhir dan hal ini berdampak bagi kondisi kesehatan mentalnya. Stres yang dialami
oleh mahasiswa tingkat akhir biasanya disebabkan oleh banyaknya tuntutan, baik
86,6% pelajar pada tahun pertama di China mengalami stres pada kehidupan
akademis, 53,3% stres pada kehidupan sosial, dan 32,5% stres pada masalah
keuangan (Sarina, 2012). Dampak yang dihasilkan dari stres tersebut pun beragam
mulai dari hal yang ringan, seperti sakit kepala dan tidak nafsu makan, hingga hal
yang paling fatal, yaitu bunuh diri. Seperti pada kasus tahun 2016 ditemukan
mahasiswa yang bunuh diri dengan cara gantung diri di kamar tanpa diketahui
penyebabnya (Hamdi, 2016). Dilansir dalam jurnalpost.com, pada bulan Februari
2022, mahasiswa tingkat akhir di Kediri, Jawa Timur tewas gantung diri di toilet
mushola. Berdasarkan riset Tirto, di Indonesia, sejak Mei 2016 sampai Desember
2018, berbagai pemberitaan online mencatat ada 20 kasus bunuh diri mahasiswa.
kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan frustrasi. Sebagian besar berhubungan
dengan masalah tugas dan skripsi. Oleh karena pengaruh negatif dari stres,
sadar, dan sengaja mengamati peristiwa, pengalaman, maupun emosi yang terjadi
pada saat ini tanpa berlarut-larut dan melakukan penilaian (Luken & Sammons,
2016). Menurut Wood (2013), mindfulness adalah proses psikologis dan meditasi
dan khusus yang disengaja, pada saat ini dan dengan tanpa menghakimi (Erford,
dan pendidikan.
journal, visualisasi dan kesadaran diri, siswa belajar dan terampil untuk menjadi
individu yang bersosial dan tanggung jawab atas kesehatan, kebahagiaan, dan
kesuksesan mereka sambil juga berbuat baik dan berempati kepada orang lain.
signifikan terhadap stres pada mahasiswa tahun pertama. Pada penelitian ini,
yang menggali lebih dalam tentang peran mindfulness terhadap stres pada
mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti apakah
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara mindfulness
a) Bagi Mahasiswa
Dapat menjadi referensi dalam meneliti tentang mindfulness dan stres pada waktu
Pertama”. Penelitian yang dilakukan Maulinda dan Rahayu (2021) dengan judul
menggunakan teori Brown dan Ryan (2003). Maulinda dan Rahayu (2021)
menggunakan teori Sun, Dunne, dan Hou (2011). Penelitian selanjutnya oleh
skala likert. Maulinda dan Rahayu (2021) menggunakan skala likert. Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
seseorang terhadap situasi yang dihadapinya (Priyoto, 2014). Stres juga bisa
diartikan sebagai tekanan, desakan, atau respon emosional. Stres merupakan suatu
hal yang umum dialami oleh setiap manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) stres adalah gangguan atau kekacauan mental dan emosional
Menurut Triatna (2015) stres adalah keadaan dimana kondisi fisik dan/atau
psikis seseorang terganggu baik dari dalam atau luar dirinya sehingga
menyimpang baik secara fisik, sosial, maupun psikis. Stres merupakan suatu
keadaan yang bersifat internal karena oleh tuntutan fisik (tubuh), lingkungan, dan
situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol (Nusran, 2019) . Istilah
stres meliputi tiga topik terkait rangsangan dari lingkungan (disebut stresor),
respon psikologis dan fisiologis (disebut sebagai respon stres), dan penyakit yang
dihasilkan dari stimulasi berlebihan dari respon tersebut (efek stres kronis)
yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau lingkungan serta sosial
individu untuk mengatasinya (Erteka, 2018). Stres juga dapat diartikan sebagai
tanggapan atau perasaan seseorang, baik secara kondisi fisik maupun mental,
Berdasarkan konsep teori para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stres
merupakan suatu keadaan seseorang yang terganggu baik secara fisik atau
Menurut Sarafino dan Smith (2012), aspek stres terbagi menjadi dua,
yaitu:
a. Aspek Fisik
Aspek fisik dari stres yaitu berupa gejala fisik. Gejala fisik dari
stres yang dialami individu antara lain sakit kepala, gangguan tidur,
keringat yang berlebihan. Gejala fisik lainnya juga ditandai seperti otot-
otot tegang, pernafasan dan detak jantung tidak teratur, gugup, cemas,
Aspek psikologis stres yaitu berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres
antara lain:
konsentrasi. Gejala kognisi ditandai dengan adanya harga diri yang rendah,
2) Gejala Emosi
rasa cemas berlebih terhadap segala sesuatu, merasa sedih, dan depresi.
interpersonal. Gejala tingkah laku yang muncul adalah sulit bekerja sama,
kehilangan minat, tidak mampu rileks, mudah terkejut atau kaget, dan lain
sebagainya.
fungsi tubuh dari seseorang, seperti sakit kepala, sulit tidur, banyak
psikis atau mental, seperti gelisah atau cemas, sedih, merasa jiwa dan hati
sebagai berikut:
a. Stresor Fisik
Stresor fisik seperti suhu, suara bising, polusi udara, keracunan, dan
obat-obatan.
b. Stresor Sosial
1) Stresor sosial, ekonomi, dan politik, seperti tidak ada pekerjaan, pajak
3) Jabatan dan karir, seperti hubungan yang kurang baik dengan atasan atau
c. Stresor Psikologis
hambatan.
merasa tidak pasti mengenai masa depan atau pekerjaannya. Hal ini
a. Kondisi Biologis
sehari-hari.
mempengaruhi stres yaitu stresor fisik, stresor sosial, dan stresor psikologis.
2.2. Mindfulness
yang melibatkan peningkatan perhatian kepada kualitas keadaan sadar terjaga atas
pengalaman di sini saat ini, sebagai pengalaman terbuka, penuh perhatian, dan
tahun 1990 yang berakar dari filosofi Buddha. Mindfulness adalah keterampilan
pengalaman saat ini secara disengaja serta mampu merespon dengan penerimaan,
dan bukannya bereaksi, terhadap pengalaman yang dialami sehari- hari tanpa
penilaian. Ketika kondisi mindful tercapai, perhatian tidak akan terfokus pada
masa lalu ataupun masa depan, dan individu tidak akan memberikan penilaian
atau menolak apa yang sedang terjadi saat ini, sehingga individu dapat melihat
situasi dengan jelas dan dengan sudut pandang baru dalam melihat permasalahan
ke waktu secara jelas dan seimbang. Artinya, terbuka terhadap realitas saat ini,
membiarkan semua pikiran, emosi, dan sensasi masuk ke alam sadar tanpa
bersama dengan diri sendiri apa adanya, terlepas dari keinginan untuk menjadi
pada pengalaman saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan non-
memperhatikan hal-hal internal maupun eksternal seperti bunyi, bau, pikiran dan
(2) Menjelaskan (describing), yaitu kemampuan menjelaskan apa yang ada dalam
(4) Tidak menghakimi apa yang dirasakan (nonjudging to inner experience), yaitu
merasakan sesuatu tanpa mengevaluasi atau menilai perasaan dan pemikiran serta
(5) Tidak menanggapi apa yang dirasakan (nonreacting to inner experience) yaitu
mengetahui perasaan dan pemikiran tanpa mengikuti atau meresponnya lebih jauh
(3) Mengobservasi pikiran yang datang dan pergi tanpa menghakimi diri sendiri
menghakimi apa yang dirasakan, dan tidak menanggapi apa yang dirasakan.
Di sisi lain, kecenderungan seseorang untuk menjadi mindful, secara proses sosial,
terhadap dunia yang aman (Caldwell & Shaver, 2013). Pandangan tersebut
merupakan kelekatan yang terjadi saat pertama kali bayi melakukan interaksi
dengan orang lain. Hal itu membuat mereka mampu menyadari dan terbuka
terhadap pengalaman tanpa rasa khawatir, sehingga memiliki rasa dan sikap untuk
Di sisi lain, seseorang yang memiliki kelekatan tidak aman, maka dia akan
cenderung untuk melakukan mekanisme agar dirinya merasa aman. Hal ini
rendahnya mindfulness mereka (Caldwell & Shaver, 2013). Hal ini dikarenakan
seseorang yang memiliki kelekatan yang tidak aman, akan cenderung bias dalam
menghadapi pengalaman karena rasa takut (Caldwell & Shaver, 2013). Oleh
karena itu, kecenderungan untuk menjadi mindfulness ini muncul karena adanya
skema kognitif aman individu yang muncul dari interaksi kelekatan mereka denga
memiliki kesadaran penuh pada pengalaman saat ini secara disengaja dan tanpa
waktu ke waktu secara jelas dan seimbang. Artinya, terbuka terhadap realitas saat
ini, membiarkan semua pikiran, emosi, dan sensasi memasuki kesadaran tanpa
perlawanan (Neff & Germer, 2018). Konsep mindfulness berlaku dalam konteks
yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Mindfulness juga merupakan
secara fisik maupun psikologi dan sumbernya berasal dari biologi serta sistem
sosial (Sarafino & Timothy, 2012). Menurut Nusran (2019) definisi stres adalah
suatu keadaan yang bersifat internal karena oleh tuntutan fisik (tubuh),
lingkungan, dan sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Stres yang
tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif bagi individu, termasuk pada
mahasiswa.
akhir dan hal ini berdampak pada kondisi kesehatan mentalnya. Stres yang
dialami oleh mahasiswa tingkat akhir biasanya disebabkan oleh banyaknya
tuntutan, baik eksternal maupun internal. Dampak yang dihasilkan dari stres
tersebut pun beragam mulai dari hal yang ringan, seperti sakit kepala dan tidak
nafsu makan, hingga hal yang paling fatal, yaitu bunuh diri. Mahasiswa tingkat
seperti stres, depresi, dan frustrasi. Dengan melihat ada pengaruh negatif dari
signifikan terhadap stres pada mahasiswa tahun pertama. Pada penelitian ini,
akhir.
mindfulness dapat menurunkan tingkat stres dapat dilihat dari pernyataan Hidayat
akademis.
Berdasarkan pemahaman konseptual yang telah diuraikan terdahulu maka
1. Observasi
2. Deskripsi
3. Bertindak dengan kesadaran
4. Tidak menghakimi apa yang dirasakan
5. Tidak menanggapi apa yang dirasakan
Tinggi Rendah
Keterangan :
: Apabila
: Menghasilkan
hubungan dalam penelitian ini adalah negatif, yaitu semakin tinggi mindfulness
seseorang maka akan semakin rendah tingkat stres pada mahasiswa dan
sebaliknya semakin rendah mindfulness seseorang maka akan semakin tinggi pula
METODE PENELITIAN
pula dikatakan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja
3.2.1 Mindfulness
dapat meningkatan perhatian terhadap kualitas kesadaran saat ini suatu proses
pada pengalaman saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan non-
judmental dan penerimaan. Mindfulness dalam penelitian ini akan diukur dengan
menggunakan skala mindfulness yang diukur berdasarkan aspek dari Baer. et, al.,
(2008), yang terdiri dari lima aspek, yaitu : mengamati (observing), menjelaskan
mindfulness pada subjek tinggi dan sebaliknya semakin rendah skor yang
3.2.2 Stres
kemampuan individu untuk mengatasinya. Stres dalam penelitian ini akan diukur
melalui aspek stres menurut Sarafino dan Smith (2012). Aspek-aspek yang diukur
Skor total dari stres merupakan semakin tinggi skor yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat stres pada subjek mahasiswa tinggi dan sebaliknya
semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat stres pada
ciri yang memenuhi karakteristik penelitian yang kita terapkan untuk diuji dengan
kesesuaian alat tes tujuan penelitian (Sugiono, 2016). Sehingga, populasi yaitu
menggunakan pendapat Crocker dan Algina (2008) yang menyatakan bahwa demi
pendapat tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 subjek
mahasiswa.
sampling kuota, yaitu teknik untuk menentukan sampel dan populasi yang
2018).
kuantitatif, metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan
sampel tertentu (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu
skala mindfulness dan skala stres. Jenis skala yang digunakan adalah skala likert
yang mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu 1 = ‘sangat tidak setuju’, 2 = ‘tidak
Alat ukur pada penelitian ini menggunakan skala Mindfulness yang diukur
dengan mengacu pada model skala likert yang ukur berdasarkan aspek-aspek
mindfulness dari Baer et.al (2006) yang terdiri dari lima aspek, yaitu : observasi
experience).
Favorable Unfavorable
22, 24, 31
20, 32
experience)
Total 26 8 34
berdasarkan aspek-aspek stres dari Sarafino dan Smith (2012), yaitu: aspek fisik
dan aspek psikologis. Skala ini dibuat dengan mengacu pada model skala Likert.
Model skala stres yang digunakan dalam penelitian adalah skala Likert yang
mempunyai lima kategori jawaban, yaitu: “1: sangat tidak setuju”, “2: tidak
setuju”, “3: netral”, “4: setuju”, dan “5: sangat setuju”. Skala stres memuat
pernyataan yang bersifat favorable dan unfavorable untuk skor favorable yaitu “1:
sangat tidak setuju”, “2: tidak setuju”, “3: netral”, “4: setuju”, dan “5: sangat
setuju” sedangkan untuk skor unfavorable “5: sangat tidak setuju “4: tidak
Favorable Unfavorable
Total Aitem 23 7 30
secara akurat atribut yang harusnya diukur (Azwar, 2018). Uji validitas digunakan
dengan tujuan dan pendekatan validasi. Uji validitas yang digunakan adalah
validitas isi. Validitas isi merupakan tes yang digunakan untuk menguji
Kelayakan suatu aitem dapat dilakukan dari hasil penilaian (judgement) (Azwar,
M.A dan Itto Nesyia Nasution, M.Psi, Psikolog serta tutor untuk melakukan
validitas isi.
membedakan antar individu atau kelompok individu yang memiliki atau tidak
memiliki atribusi yang di ukur. Apabila aitem memiliki indeks daya diskriminasi
sama dengan atau lebih besa dari 0,30 dianggap memuaskan. Aitem yang berada
demikian apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah yang
diinginkan dapat tercapai. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan daya indeks
diskriminasi 0,30 dengan demikian aiem dinyatakan valid apabila berada pada
dilakukan secara online dengan menggunakan google form. Skala yang diberikan
dapat dipercaya, sehingga membawa data agar lebih reliable. Instrumen reliable
merupakan instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2017). Reliabilitas alat
ukur dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan analisis teknik alpha
chronbach. Reliabilitas memiliki koefisien yang berada dalam rentang angka dari
pengukuran tersebut semakin reliable. Setelah dilakukan try out pada skala
mindfulness didapatkan reliabilitas alpha chronbach = 0,9 dan skala stres dengan
reliabilitas alpha chronbach = 0,7 sebelum dilakukan try out pada sampel. Setelah
dilakukan try out skala stres didapatkan realibilitas alpha chronbach = 0,82.
Sebelum dilakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji asumsi meliputi uji
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji prasyarat sebelum dilakukan analisis data
berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menguji data
kurtosis dengan statistiknya. Data yang berdistribusi normal adalah data yang
memiliki angka perbandingan kurtosis dan skewness antara jangkauan -2 sama +2.
2. Uji Linieritas
menyatakan bahwa hubungan antar variabel yang akan dianalisis mengikuti garis
lurus (Sugiyono, 2017). Uji linearitas kaidahnya melihat signifikansi p < 0,05
maka ada hubungan linier. Tetapi jika p > 0,05 maka hubungan tidak linear. Ini
dilakukan dengan menggunakan test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05.
korelasi antara variabel independen dengan dependen dan berapa besar serta
dapat diketahui dengan cara melakukan uji hipotesis. Teknik analisis data yang