Anda di halaman 1dari 15

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Hana Putri Fadhilah

Dosen Pengampu :

Fenny Anita, M.Pd

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL POLITIK
UNIVERSITAS ABDURRAB
2021
Nama : Hana Putri Fadhilah
NIM : 2173201036
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Program Studi : Psikologi

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA


Apa itu kalimat?
Menurut Arifin (2009:66) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik, turun, dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Menurut Widjono (2012:186), kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan
kesatuan pikiran.
Menurut Keraf (2010:38), kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba
menyusun dan menuangkan gagasan-gagasan seseorang secara terbuka untuk di komunikasikan
kepada orang lain
Pola Kalimat Dasar
Pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.
• KB + KK => Mahasiswa berdiskusi
• KB + KS => Dosen itu ramah
• KB + Kbil => Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah
• KB1 + KK + KB2 => Mereka menonton film
• KB1 + KK + KB2 +KB3 => Paman mencarikan saya pekerjaan
• KB1 + KB2 => Rustam peneliti

Jenis-jenis Kalimat

1. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikalnya

a. Kalimat Tunggal

Menurut Putrayasa (2009:1), kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Hal ini berarti, menurut Arifin (2009: 72), kalimat tunggal terdiri atasa satu subjek dan satu
predikat.
Contoh :

a. Mahasiswa berdiskusi

S: KB + P: KK

b. Dosen itu ramah

S: KB + P: KK

c. Rustam peneliti

S: KB + P: KB

5 buah contoh kalimat :

1) Rumah itu indah.


2) Ayah berkebun
3) Adik saya belajar
4) Kakak menulis
5) Dia memasak

b. Kalimat Majemuk Setara

Menurut Arifin (2009: 81),kalimat majenuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.
Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perjumlahan.

Contoh :

Kami membaca.

Mereka menulis.

Kami membaca dan mereka menulis.


5 contoh kalimat :

1) Pasangan saya menyiapkan peralatan makan dan saya memasak.


2) Kakak sedang bekerja dan belajar untuk tes CPNS.
3) Kakek membacakan buku kepada adik serta menyanyikan lagu.
4) Ihsan menulis dan menyanyikan buku.
5) Ari melihat dan mendengar kicauan burung di luar.

2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi
jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pertentangan.

Contoh :

Amerika dan Jepang tergolong negara maju.

Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.

Jepang tegolong negara maju, tetapi Indonesia tergolong negara berkembang.

Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal
dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.

5 contoh kalimat :

1) Ayah ingin berlibur ke Padang, tetapi Ihsan tidak menyetujuinya.


2) Laki-laki ingin dihormati, sedangkan Perempuan ingin dimengerti.
3) Nuri tidak memilih kuliah di Pekanbaru, melainkan kuliah di Jogja.
4) Manusia bukanlah tempat untuk kita bersandar, melainkan Tuhan kita sendiri.
5) Kita boleh membahagiakan orang lain, tetapi jangan lupa untuk tetap membahagiakan diri
sendiri.

3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian
yang dikemukakan berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perurutan.

Contoh :

Mula-mula disebutkan nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan


nama-nama juara MTQ tingkat dewasa,
5 contoh kalimat :

1) Dia merasa ada yang mengikutinya, lalu melihat ke belakang.


2) Pagi ini Hana menyapu rumah, kemudian memasak untuk sarapan.
3) Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, kemudian dilanjutkan oleh kata
sambutan dari Bapak Camat.
4) Ibu pergi ke Pasar, kemudian membeli makan di luar.
5) Frieska berhasil menyelesaikan sidang skripsinya, lalu memeluk ibunya.

4. Dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan
pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.

Contoh :

Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para
petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi.

5 contoh kalimat :

1) Pembayaran uang kuliah bisa dilakukan ke teller bank terdekat, atau melalui m-Banking.
2) Teh bisa disajikan dengan air panas, atau secara dingin dengan air dingin dan es batu.
3) Kegiatan pembelajaran di kampus bisa dilakukan secara offline, atau online melalui
Spada atau Zoom.
4) Saat waktu senggang, Faiz menghabiskan waktunya berlibur ke luar kota, atau menonton
film di rumah.
5) Rani masih belum memutuskan apakah bekerja di perusahaan negri, atau menjadi
pengusaha

c. Kalimat Majemuk Bertingkat

Menurut Putrayasa (2009: 61), kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang pola-polanya
tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat,
sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat.

Arifin (2009:84) menyatakan jalinan kalimat pada majemuk bertingkat ini menggambarkan taraf
kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan
ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandang waktu, sebab, akibat, tujuan,
syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Menurut Widjono (2012:202), kalimat amjemuk bertingkat ada 8 macam, dibedakan berdasarkan
jenis anak kalimat (AK).

1. AK keterangan waktu menggunakan kata ketika, waktu, saat, setelah, sebelum.

Contoh: Mereka segera mencari peluang kerja setelah menyelesaikan studinya.

5 contoh kalimat :

1) Ina pergi ke Indomaret saat Ibu baru sampai rumah.


2) Sebelum memasuki tempat keramaian, kita mencuci tangan dan mengecek suhu tubuh
terlebih dahulu.
3) Ika akan pergi ke Pekanbaru, setelah dia menyelesaikan semua berkas terkait CPNS.
4) Aina menelepon Nana, ketika Nana sedang di luar.
5) Jangan lupa untuk berdo’a terlebih dahulu sebelum menyantap hidangan.

2. AK keterangan sebab menggunakan kata sebab, lantaran, karena.

Contoh : Lalu lintas macet karena karyawan di sekitar jalan itu pulang bersamaan.

5 contoh kalimat :

1) Didi tidak bisa mengikuti perkuliahan hari ini karena dinas ke luar kota.
2) Nina tidak bisa bertemu Raisa hari ini, sebab Ibunya masuk rumah sakit.
3) Penerbangan Jakarta-Bali ditunda 1 jam lantaran cuaca hujan.
4) Aldi merasa senang karena bisa bertemu orang tuanya yang baru pulang dari Bandung.
5) Vino menderita diabetes sebab pola hidup yang tidak sehat.

3. AK keterangan hasil (akibat) menggunakan kata hingga, sehingga, akhirnya.

Contoh: Tsunami itu datang tiba-tiba akibatnya puluhan ribu penduduk tewas.

5 contoh kalimat :

1) Rangga tidur larut malam, sehingga terlambat bangun pagi ini.


2) Orang tua akan selalu mencintai anaknya hingga akhir hayatnya.
3) Gempa di Padang sangat keras akibatnya banyak gedung yang runtuh.
4) Cinta berolahraga secara berlebihan sehingga badannya terasa lemas.
5) Salju di Amerika turun banyak, sehingga akses jalan ditutup sementara.
4. AK keterangan syarat menggunakan kata jika,apabila,kalau, andai kata.

Contoh: Andaikata engkau memenangkan lomba itu, bagaimana perasaanmu?

5 contoh kalimat :

1) Apabila kamu tidak mengerjakan tugas kamu, nilai kamu akan turun.
2) Andaikata kamu putus dengannya, apakah kamu akan baik-baik?
3) Kalau tidak ingin hidup susah, maka berusaha dan berkerja keras lah dalam melakukan
aktivitas.
4) Indah akan membeli mobil baru jika Indah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
5) Berat badan kamu akan bertambah apabila pola makan kamu tidak dijaga.

5. AK keterangan tujuan menggunakan kata agar, supaya, demi, untuk, guna.

Contoh: Agar rakyat makmur, kita harus memberikan penyuluhan kerja yang kreatif.

5 contoh kalimat :

1) Tirta berangkat lebih awal agar tidak terkena macet.


2) Peraturan lalu lintas diciptakan supaya terhindar dari resiko kecelakaan.
3) Demi terjaganya keharmonisan hubungan, komunikasi dengan pasangan adalah kuncinya.
4) Hana menjaga pola makannya demi kesehatannya.
5) Minumlah air putih agar tidak dehidrasi.

6. AK keterangan cara menggunakan kata dengan, dalam.

Contoh : Dosen itu menerangkan masalah tersebut dengan pendekatan ilmiah.

5 contoh kalimat :

1) Dengan melepaskan emosi, kita pun merasa lebih baik.


2) Dia mengerjakan pekerjaannya dengan penuh kesungguhan hatinya.
3) Sari belajar Bahasa Korea dengan mengikuti les Bahasa Korea.
4) Dalam proses mencintai diri, kita perlu mengakui dan melepaskan keadaan.
5) Kita bisa mengerti orang lain dengan cara berempati pada orang lain.

7. AK keterangan posesif menggunakan kata meskipun, walaupun, biarpun.

Contoh: Biarpun baru pukul setengah enam, saya sudah berangkat ke kantor.
5 contoh kalimat :

1) Dia tetap merokok walaupun tahu merokok dapat membahayakan kesehatannya di masa
yang akan datang.
2) Meskipun pekerjaan Vivi padat, dia tetap bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dengan
baik.
3) Biarpun hujan di luar, Tiwi tetap pergi ke tempat gym.
4) Vina tetap tegar walaupun pernah ditinggalkan oleh seseorang yang dia cintai.
5) Clarissa tetap berpegang teguh pada tujuannya walaupun keluarga tidak menyetujui
keputusannya.

8. AK keterangan pengganti nomina menggunakan kata bahwa.

Contoh: Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia harus menegakkan hukum.

5 contoh kalimat :

1) Gubernur Riau menyatakan bahwa kegiatan belajar-mengajar masih akan dilakukan


secara online untuk sementara waktu.
2) Dina mengabarkan bahwa Ibunda Tito meninggal dunia.
3) Pak Yusran selaku Kepala RT memberitahukan kepada warga bahwa minggu depan akan
dilakukan Gotong Royong di lingkungan rumah warga.
4) Vani memberi kabar bahwa dia diterima kerja di salah satu perusahaan di Jakarta.
5) Putri berjanji bahwa dia tidak akan mengulang kesalahannya.

2. Jenis kalimat menurut bentuk gaya (retorikanya)

a. Kalimat yang Melepas

Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama yaitu awal kalimat dan diikuti oleh unsur
tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas.

Contoh :Saya akan diberikan vespa oleh ayah saya jika saya lulus ujian sarjana.

5 contoh kalimat :

1) Kita tidak akan merasa terbebani, jika kita berserah diri kepada Allah SWT.
2) Jika aku lolos beasiswa ke luar negeri, aku akan mengajak keluarga aku bepergian ke luar
kota.
3) Aku yakin aku bisa mendapatkan yang aku inginkan jika aku berusaha.
4) Walaupun Rina di luar kota, ia tetap datang ke acara pernikahan Dini.
5) Bu Cici akan memberikan hadiah jika anak-anak berhasil menjawab pertanyaannya.
b. Kalimat yang berklimaks

Kalimat yang berklimaks adalah kalimat yang disusun oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk
kalimat. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada yang ditunggu yaitu induk kalimat.Oleh
karena itu,penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa
membentuk ketegangan.

Contoh : Setelah 3.243 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tujuh sandera warga
negara Malaysia itu di bebaskan juga.

5 contoh kalimat :

1) Setelah berkali-kali Rizka ditolak berbagai lamaran, akhirnya Rizka diterima di salah satu
perusahaan di Cilegon.
2) Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, kita perlu berusaha sebisa mungkin.
3) Jika kamu ingin kuliah di luar negeri, nilai TOEFL kamu harus bisa diatas 500.
4) Setelah Sasa jatuh bangun dalam melewati kemoterapi, akhirnya Sasa bisa sembuh dari
penyakit kankernya.
5) Jika kamu tidak ingin terjebak dalam hubungan yang toxic, maka kamu perlu tahu
batasan dan kebutuhan kamu.

b. Kalimat yang Berimbang

Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau bentuk campuran, gaya penyajian
kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan kedalam bangun kalimat yang bersimetri.

Contoh :Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestic berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

5 contoh kalimat :

1) Industri konten kreator semakin menjanjikan, maka banyak orang yang mengikuti kursus
Digital Marketing.
2) Jika Yana rajin belajar, maka ia akan semakin pandai pada bidang yang ditekuninya.
3) Seorang anak yang tumbuh di keluarga yang penuh kekerasan, akan menghambat
perkembangan psikologisnya.
4) Jika harga BBM naik, maka harga sembako di pasaran juga naik.
5) Jika lingkungan belajar bersih, maka motivasi belajar pun bisa meningkat.
3. Jenis kalimat menurut fungsinya

a. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)

Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu
ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya.

Contoh :

Positif :

1. Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan keluar negeri.

2. Indonesia menggunakan system anggaran yang berimbang.

5 contoh kalimat :

1) Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan para menteri terkait perekonomian


negara.
2) Ayah berdiskusi dengan Ibu terkait tentang pendidikan anak-anaknya.
3) Keluarga Mahasiswa Universitas Abdurrab mengadakan seminar nasional secara virtual
mengenai Kesehatan Mental di Era Pandemi.
4) Fifi dan Amir pergi ke acara pernikahan sahabatnya di Bandung.
5) Kegiatan pembelajaran siswa dan mahasiswa saat ini masih dilakukan secara online.

Negatif :

1. Tidak semua masalah bank memperoleh kredit lemah.

2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan
tentang bisnis kondominium di kota-kota besar.

5 contoh kalimat :

1) Tidak semua anak nakal memiliki pretasi akademik tidak baik.


2) Di acara pernikahan Fandi dan Gina, para tamu diharapkan tidak membuka masker dan
menjaga jarak.
3) Para penumpang pesawat Padang-Jakarta tidak diperkenankan untuk duduk berdekatan
dengan penumpang lain di bangku pesawat.
4) Tutus tidak dapat hadir ke acara reuni SMA karena ada dinas ke Surabaya.
5) Makanan di restoran Sinar Rasa tidak memuaskan selera keluarga saya.
b. Kalimat Pertanyaan (Introgatif)

Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh reaksi atau jawaban yang diharapkan.
Pertanyaan yang sering menggunakan kata Tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa,
bagaimana, dan kapan.

Misalnya :

Positif

1. Kapan Anda berangkat ke Karimun?

2. Mengapa dia gagal dalam tes SBMPTN?

5 contoh kalimat :

1) Kenapa dia suka berolahraga?


2) Kapan Dino berangkat umroh?
3) Bagaimana cara untuk menurunkan angka obesitas di Indonesia?
4) Mengapa Faiz suka naik gunung?
5) Kapan kamu pulang ke Duri?

Negatif

1. Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan yang disepakati?

2. Mengapa tidak semua fakir miskin dapat dijamin kehidupannya oleh negara?

5 contoh kalimat :

1) Kenapa dia tidak bisa datang ke acara prom SMA kita?


2) Mengapa program kerja start up kita tidak berjalan lancar?
3) Mengapa Lina tidak mau diajak berkenalan dengan orang baru?
4) Mengapa tidak semua kampus mempunyai UKM AIESEC?
5) Mengapa angka kecelakaan di Riau tidak menurun?
c. Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)

Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.

Contoh :

Positif

1. Antarkan absen saya kemeja saya!

2. Tolong buatkan dahulu rencana perjalannya!

5 contoh kalimat :

1) Antarkan berkas ini ke meja Pak Dani!


2) Tolong dibuatkan rencana program dan rincian dananya!
3) Tolong selesaikan tugasnya tepat waktu!
4) Mohon pengertiannya.
5) Tolong bersihkan meja ini!

Negatif

1. Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.

2. Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat jika sudah tergolong mampu.

5 contoh kalimat :

1) Jangan sekali-kali menyentuh Narkoba!


2) Janganlah menghakimi seseorang dengan cepat atas perilakunya. Ada alasan kenapa
orang bisa berperilaku seperti itu.
3) Sebaiknya anak jangan selalu dimarahi jika melakukan kesalahan.
4) Janganlah melakukan kecurangan dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
5) Sebaiknya kamu tidak merasa rendah diri terhadap kemampuan kamu.

Apa itu kalimat efektif ?

Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi atau ide kapada pembaca
atau pendengarnya dengan baik. Kalimat efektif tidak bermakna ganda dan mudah dipahami.
Secara praktis, kalimat efektif lebih tepat digunaka dalam bahasa tulis. Dalam bahasa tulis, unsur
kelogisan, ketepatan struktur dan susunan tata bahasa, dan pilihan diksi sangat diperhatikan agar
tidak mengganggu pemahaman pembaca.

Unsur-unsur kalimat efektif:


1) Subjek (S)
2) Predikat (P)
3) Objek (O)
4) Pelengkap (Pel)
5) Keterangan (Ket)

Dalam kalimat efektif sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yaitu subjek dan predikat,
sedangkan unsur yang lain (objek, pelengkap dan keterangan) dalam suatu kalimat efektif boleh
ada dan boleh juga tidak ada.

Syarat-syarat Kalimat Efektif


1. Kesatuan gagasan
2. Kesejajaran
3. Kehematan
4. Penekanan
5. Kelogisan
6. Kecermatan
7. Ketepatan diksi
8. Kebenaran struktur
9. Keringkasan

Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung sati ide pokok (satu
pengertian lengkap). Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek,
predikat dan fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal.

Kesejajaran
Istilah lain dari kesejajaran adalah keparalelan
keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata
yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Cara untuk menghemat penggunaan kosakata


1. Menghilangkan pengulangan subjek
2. Menghindari pemakaian superordinat pada hiponimi kata
3. Menghindari kesinoniman dalam satu kalimat
4. Tidak menjamakkan kata

Penekanan
Bagian kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain
Cara yang dapat dilakukan untuk memberi penekanan pada sebuah kalimat, yaitu
1. Mengubah posisi dalam kalimat
2. Menggunakan pertikel
3. Menggunakan repetisi
4. Menggunakan pertentangan
5. Membuat urutan kata yang bertahap

Kelogisan
kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku

Kecermatan
Cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

Ketepatan diksi
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan,
maksud, atau pesan penulis.

Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia

Keringkasan
Ringkas dalam artian tidak perlu membuat kalimat yang panjang, sebenarnya bisa dipersingkat
atau diringkas tanpa merubah maksud dan makna

CONTOH KALIMAT EFEKTIF


1. Baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
2. Semoga bapak dapat memakluminya.
3. Pekerjaan itu bagi dia tidak cocok.
4. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah
selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
5. Halaman rumah paman saya di Cibubur sangat luas.

CONTOH KALIMAT TIDAK EFEKTIF


1) Untuk mengetahui baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunyam
sehari-hari.
2) Semoga dimaklumi.
3) Pekerjaan itu dia tidak cocok.
4) Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai
disidangkan berjumlah 23 buah.
5) Halamannya sangat luas, rumah paman saya di Cibubur.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia (untuk Perguruan
Tinggi). Jakarta : Akademika Pressindo.
Zulhafizh. 2016. Bahasa Indonesia (Konsep dan Penerapan). Pekanbaru: Alaf Riau.

Anda mungkin juga menyukai