Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Jenis-jenis Kalimat
a. Kalimat Tunggal
Menurut Putrayasa (2009:1), kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Hal ini berarti, menurut Arifin (2009: 72), kalimat tunggal terdiri atasa satu subjek dan satu
predikat.
Contoh :
a. Mahasiswa berdiskusi
S: KB + P: KK
S: KB + P: KK
c. Rustam peneliti
S: KB + P: KB
Menurut Arifin (2009: 81),kalimat majenuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih.
Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.
1. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika kedua kalimat
tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perjumlahan.
Contoh :
Kami membaca.
Mereka menulis.
2. Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata tetapi
jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh :
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal
dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan.
5 contoh kalimat :
3. Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika kejadian
yang dikemukakan berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perurutan.
Contoh :
4. Dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu menunjukkan
pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh :
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat, atau para
petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi.
5 contoh kalimat :
1) Pembayaran uang kuliah bisa dilakukan ke teller bank terdekat, atau melalui m-Banking.
2) Teh bisa disajikan dengan air panas, atau secara dingin dengan air dingin dan es batu.
3) Kegiatan pembelajaran di kampus bisa dilakukan secara offline, atau online melalui
Spada atau Zoom.
4) Saat waktu senggang, Faiz menghabiskan waktunya berlibur ke luar kota, atau menonton
film di rumah.
5) Rani masih belum memutuskan apakah bekerja di perusahaan negri, atau menjadi
pengusaha
Menurut Putrayasa (2009: 61), kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang pola-polanya
tidak sederajat, salah satu pada bagian yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat,
sedangkan bagian yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat.
Arifin (2009:84) menyatakan jalinan kalimat pada majemuk bertingkat ini menggambarkan taraf
kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan
ke dalam induk kalimat, sedangkan pertaliannya dari sudut pandang waktu, sebab, akibat, tujuan,
syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat.
Menurut Widjono (2012:202), kalimat amjemuk bertingkat ada 8 macam, dibedakan berdasarkan
jenis anak kalimat (AK).
5 contoh kalimat :
Contoh : Lalu lintas macet karena karyawan di sekitar jalan itu pulang bersamaan.
5 contoh kalimat :
1) Didi tidak bisa mengikuti perkuliahan hari ini karena dinas ke luar kota.
2) Nina tidak bisa bertemu Raisa hari ini, sebab Ibunya masuk rumah sakit.
3) Penerbangan Jakarta-Bali ditunda 1 jam lantaran cuaca hujan.
4) Aldi merasa senang karena bisa bertemu orang tuanya yang baru pulang dari Bandung.
5) Vino menderita diabetes sebab pola hidup yang tidak sehat.
Contoh: Tsunami itu datang tiba-tiba akibatnya puluhan ribu penduduk tewas.
5 contoh kalimat :
5 contoh kalimat :
1) Apabila kamu tidak mengerjakan tugas kamu, nilai kamu akan turun.
2) Andaikata kamu putus dengannya, apakah kamu akan baik-baik?
3) Kalau tidak ingin hidup susah, maka berusaha dan berkerja keras lah dalam melakukan
aktivitas.
4) Indah akan membeli mobil baru jika Indah dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
5) Berat badan kamu akan bertambah apabila pola makan kamu tidak dijaga.
Contoh: Agar rakyat makmur, kita harus memberikan penyuluhan kerja yang kreatif.
5 contoh kalimat :
5 contoh kalimat :
Contoh: Biarpun baru pukul setengah enam, saya sudah berangkat ke kantor.
5 contoh kalimat :
1) Dia tetap merokok walaupun tahu merokok dapat membahayakan kesehatannya di masa
yang akan datang.
2) Meskipun pekerjaan Vivi padat, dia tetap bisa menyelesaikan tugas kuliahnya dengan
baik.
3) Biarpun hujan di luar, Tiwi tetap pergi ke tempat gym.
4) Vina tetap tegar walaupun pernah ditinggalkan oleh seseorang yang dia cintai.
5) Clarissa tetap berpegang teguh pada tujuannya walaupun keluarga tidak menyetujui
keputusannya.
5 contoh kalimat :
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama yaitu awal kalimat dan diikuti oleh unsur
tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut melepas.
Contoh :Saya akan diberikan vespa oleh ayah saya jika saya lulus ujian sarjana.
5 contoh kalimat :
1) Kita tidak akan merasa terbebani, jika kita berserah diri kepada Allah SWT.
2) Jika aku lolos beasiswa ke luar negeri, aku akan mengajak keluarga aku bepergian ke luar
kota.
3) Aku yakin aku bisa mendapatkan yang aku inginkan jika aku berusaha.
4) Walaupun Rina di luar kota, ia tetap datang ke acara pernikahan Dini.
5) Bu Cici akan memberikan hadiah jika anak-anak berhasil menjawab pertanyaannya.
b. Kalimat yang berklimaks
Kalimat yang berklimaks adalah kalimat yang disusun oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk
kalimat. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada yang ditunggu yaitu induk kalimat.Oleh
karena itu,penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa
membentuk ketegangan.
Contoh : Setelah 3.243 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tujuh sandera warga
negara Malaysia itu di bebaskan juga.
5 contoh kalimat :
1) Setelah berkali-kali Rizka ditolak berbagai lamaran, akhirnya Rizka diterima di salah satu
perusahaan di Cilegon.
2) Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, kita perlu berusaha sebisa mungkin.
3) Jika kamu ingin kuliah di luar negeri, nilai TOEFL kamu harus bisa diatas 500.
4) Setelah Sasa jatuh bangun dalam melewati kemoterapi, akhirnya Sasa bisa sembuh dari
penyakit kankernya.
5) Jika kamu tidak ingin terjebak dalam hubungan yang toxic, maka kamu perlu tahu
batasan dan kebutuhan kamu.
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau bentuk campuran, gaya penyajian
kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan kedalam bangun kalimat yang bersimetri.
Contoh :Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestic berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
5 contoh kalimat :
1) Industri konten kreator semakin menjanjikan, maka banyak orang yang mengikuti kursus
Digital Marketing.
2) Jika Yana rajin belajar, maka ia akan semakin pandai pada bidang yang ditekuninya.
3) Seorang anak yang tumbuh di keluarga yang penuh kekerasan, akan menghambat
perkembangan psikologisnya.
4) Jika harga BBM naik, maka harga sembako di pasaran juga naik.
5) Jika lingkungan belajar bersih, maka motivasi belajar pun bisa meningkat.
3. Jenis kalimat menurut fungsinya
Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu
ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya.
Contoh :
Positif :
5 contoh kalimat :
Negatif :
2. Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan
tentang bisnis kondominium di kota-kota besar.
5 contoh kalimat :
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh reaksi atau jawaban yang diharapkan.
Pertanyaan yang sering menggunakan kata Tanya seperti bagaimana, di mana, mengapa,
bagaimana, dan kapan.
Misalnya :
Positif
5 contoh kalimat :
Negatif
2. Mengapa tidak semua fakir miskin dapat dijamin kehidupannya oleh negara?
5 contoh kalimat :
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang” orang berbuat sesuatu.
Contoh :
Positif
5 contoh kalimat :
Negatif
5 contoh kalimat :
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi atau ide kapada pembaca
atau pendengarnya dengan baik. Kalimat efektif tidak bermakna ganda dan mudah dipahami.
Secara praktis, kalimat efektif lebih tepat digunaka dalam bahasa tulis. Dalam bahasa tulis, unsur
kelogisan, ketepatan struktur dan susunan tata bahasa, dan pilihan diksi sangat diperhatikan agar
tidak mengganggu pemahaman pembaca.
Dalam kalimat efektif sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yaitu subjek dan predikat,
sedangkan unsur yang lain (objek, pelengkap dan keterangan) dalam suatu kalimat efektif boleh
ada dan boleh juga tidak ada.
Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memiliki kesatuan gagasan dan mengandung sati ide pokok (satu
pengertian lengkap). Kalimat dikatakan memiliki kesatuan gagasan jika memiliki subjek,
predikat dan fungsi-fungsi kalimat lainnya saling mendukung dan membentuk kesatuan tunggal.
Kesejajaran
Istilah lain dari kesejajaran adalah keparalelan
keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau
bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata
yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Penekanan
Bagian kalimat yang dipentingkan perlu ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain
Cara yang dapat dilakukan untuk memberi penekanan pada sebuah kalimat, yaitu
1. Mengubah posisi dalam kalimat
2. Menggunakan pertikel
3. Menggunakan repetisi
4. Menggunakan pertentangan
5. Membuat urutan kata yang bertahap
Kelogisan
kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku
Kecermatan
Cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Ketepatan diksi
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan,
maksud, atau pesan penulis.
Kebenaran struktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa Indonesia
Keringkasan
Ringkas dalam artian tidak perlu membuat kalimat yang panjang, sebenarnya bisa dipersingkat
atau diringkas tanpa merubah maksud dan makna
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia (untuk Perguruan
Tinggi). Jakarta : Akademika Pressindo.
Zulhafizh. 2016. Bahasa Indonesia (Konsep dan Penerapan). Pekanbaru: Alaf Riau.