Anda di halaman 1dari 35

TATA KALIMAT

A. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat = Satuan bahasa yang terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.

Contoh :
1. Gedung tinggi itu
2. Rumah bagus bercat putih itu
Bandingkan!
3. Gedung itu tinggi.
4. Rumah bagus itu bercat putih.

B. UNSUR-UNSUR PEMBENTUK
KALIMAT
1. Kata

= Satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri


sendiri dengan makna yang bebas.

2. Frase = Satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau


lebih yang hanya dapat menempati satu
fungsi dalam kalimat.
Contoh : Rumah besar

Frase Endosentris: Frase yang unsur-unsur pembentuknya


dapat menggantikan kedudukan
frase itu
secara keseluruhan.
Contoh :

Koordinatif

ayah ibu
siang
malam
suka duka
pulang
pergi
jual beli

Atributif

rumah besar
hari senin
tangga
berjalan
sedang
membaca
merah sekali

Apositif

Alam putraku
Ketua MPR, Amin
Rais
Indonesia,
negeriku- yang
indah

Frase Eksesentris : Frase yang semua ataupun salah satu


unsurnya tidak dapat menggantikan frase
itu
secara keseluruhan. Frase eksosentris
pada
umumnya didahului kata depan (preposisi)
Contoh :
Klasifikasi Eksosentris

Contoh

Verbal

berjalan cepat, berkata benar

Ajektival

merdu sekali, sangat indah

Nominal

banyak kemudahan, rumah


besar

Pronominal

kamu sekalian, kau dan aku

Adverbal

lebih kurang

Numeralia

tiga belas, lima atau enam

introgativa

apa dan siapa

3. Klausa = merupakan kelompok kata yang terdiri


atas subjek dan
predikat.
Kalimat
1. Hari ini akan hujan

Klausa
1. Hari ini akan hujan

2. Ketika pertandingan
itu
berlangsung
mereka pergi keluar
lapangan.

a. Pertandingan itu
berlangsung
b. Mereka pergi ke luar
lapangan

4. Intonasi
= naik turunnya lagu kalimat.
Contoh : Pergi. (kabar), Pergi? (bertanya), Pergi! (perintah).
5. Jeda = perhentian lagu kalimat.
Contoh : Menurut cerita kakak Ibu Tuti itu guru yang pandai
6. Nada = tekanan tinggi rendahnya pengucapan suatu
kalimat.
Contoh : Rido mengirim surat kemarin
7. Tempo = cepat atau lambatnya pengucapan suatu
kalimat.
(hampir sama dengan nada)
Contoh : J-e-n-i-f-e-r
(kata Jenifer diucapkan lebih lambat, maksudnya
untuk menimbulkan efek kejelasan
pendengarnya)

C. STRUKTUR KALIMAT
1. Subjek = berfungsi sebagai pokok dari suatu
pembicaraan
suatu kalimat.
Contoh : Kakanya sedang menulis surat.
2. Predikat = unsur kalimat yang berfungsi
menjelaskan
subjek.
Contoh : Pak Ahmad Menegur salah seorang
muridnya.

3. Objek dan Pelengkap = merupakan fungsi kalimat yang


letaknya selalu dibelakang
predikat.
Contoh :
a. kalimat yang berobjek :
Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini sampai selesai
b. kalimat berpelengkap :
Rumah koruptor itu berjumlah empat buah
Objek
Agus membaca buku
(nomina)

Pelengkap
Adik bermain bola (nomina)
Kami suka berenang (Verba)
Bajunya berwarna hijau
(ajektiva)

4. Keterangan = Unsur yang fungsinya menerangkan


seluruh
fungsi yang ada dalam suatu kalimat.
Contoh dan Ciri-ciri keterangan :
a) Kehadirannya bersifat manasuka
Adik membaca buku di perpustakaan
b) Letaknya bebas
Di dapur ibu memasak rendang
c) Umumnya di dahului kata depan (di, dari, ke, ketika,
tentang)
Kemarin paman datang dari Jakarta

D. POLA DASAR KALIMAT


Pola dasar kalimat adalah model atau bentuk kalimat
yang
mendasari bentukan kalimat lain yang lebih luas.
Contoh:
1. Pada kesempatan itu bupati menyerahkan sejumlah
tanda penghargaan kepada warga masyarakat yang
telah berjasa terhadap daerahnya.
2. Menurut rencana, pertemuan yang diselenggarakan
oleh MLI Pusat itu akan diperpanjang hingga pekan
depan.

Jika dilihat dari segi jumlah kosakata yang digunakan,


kalimat di
atas cukup panjang. Sungguhpun demikian, pola dasar
kalimat
itu cukup singkat, yakni sebagai berikut:
Bupati menyerahkan tanda penghargaan.
S P
O
Pertemuan itu akan diperpanjang.
S
P
Pola dasar yang singkat itu, yakni SPO dan SP, oleh
pemakai bahasa kemudian diperpanjang atau diperluas
dengan keterangan-keterangan tertentu sehingga
menjadi kalimat 1 dan 2

Mengapa timbul perluasan pola dasar semacam itu?


Karena keperluan informasi.

Bahasa Indonesia memiliki empat pola dasar


kalimat:
1. Pola dasar S+P
Pekerjaan ini melelahkan
2. Pola dasar S+P+ Pel
tetangga saya penjual barang-barang bekas
3. Pola dasar S+P+O
Pimpinan Pusat Bahasa menugasi saya
4. Pola dasar S+P+O+Pel
Ibu membelikan adik baju baru

E. JENIS-JENIS KALIMAT
1. Kalimat Sederhana dan Kalimat Kompleks
Contoh :
Kalimat sederhana :
Badannya Langsing
Kalimat Komleks :
Ketika masih kuliah badannya sangat langsing

2. Kalimat Minor dan Kalimat Mayor


Contoh :
a) Kalimat Minor
Besok Pagi.
b) Kalimat Mayor
Andi akan pergi besok pagi.
3. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Contoh :
a) Kalimat Aktif
Bu Lurah sedang asyik makan jagung
Pemerintah sedang mengembangkan industri mobil
b) Pameran itu akan dibuka oleh Pak Bupati

4. Kalimat langsung dan Kalimat Tak Langsung


Contoh :
a) Kalimat Langsung
Apakah sahabatmu baik? tanya Cecep.
b) Kalimat Tak Langsung
Ali menayakan baik tidaknya sahabat saya.
5. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Contoh :
a) Kalimat Tunggal
Dia akan pergi
b) Kalimat Majemuk
Ibu membaca buku dan ayah membersihkan
kebun

F. KALIMAT EFEKTIF
1. Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun secara singkat,
tetapi mempunyai daya informasi yang tepat sehingga secara
tepat pula mewakili gagasan atau perasaan pembicaran/
penulis.
Dengan kata lain kalimat efektif kalimat yang menimbulkan
pengertian dalam bayangan pembacanya suatu pengertian yang
sama dengan pengertian yang dimaksud penulisnya.

Disamping itu, kalimat efektif sanggup menimbulkan efek atau


hasil yang diharapkan karena memiliki daya informasi yang
tepat.
Dengan demikian, kalimat efektif mampu menciptakan
komunikasi yang baik dalam arti penyampaian dan penerimaan
informasi itu berlangsung dengan sempurna.

Syarat-Syarat Kalimat Efektif :


Kalimat efektif = kalimat yang harus memenuhi syarat :
a. Secara cepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya,
b. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara
pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan
pembaca atau penulisnya.

2. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


a. Kesatuan gagasan (ide):
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan
gagasan. Unsur-unsur dalam kalimat itu saling
mendukung sehingga membentuk kesatuan ide yang
padu dan erat sekali
antara gagasan-gagasan itu
saling berhubungan.
1) . Subjek atau predikatnya tidak jelas
Tidak efektif: Berhubung itu mengemukakannya juga
minat
baca kaum remaja makin menurun.
Efektif : a) Sehubungan dengan itu dikemukakannya
juga bahwa
minat baca kaum remaja makin menurun.
b) Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan
bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.

2) Fungsi keterangan yang salah letak


Tidak efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja
dinaikkan
Efektif : a) SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan
b) Tahun ini SPP mahasiswa-baru saja dinaikkan

3) Gagasannya yang bertumpuk-tumpuk


Tidak efektif : Kita semua mengemban amanat penderitaan
rakyat harus selalu mengupayakan
kesejahtraan bangsa kita, baik itu jasmani maupun
rohani
Efektif : a) Kita semua, selaku pengemban amanat
penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahtraan rohani dan jasmani bangsa kita.
b) Karena itu kita semua mengemban amanat
penderitaan
rakyat, kita harus selalu mengupayakan
kesejahtraan
rohani dan jasmani bangsa kita.

b. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah hubungan
timbal
balik yang jelas antara unsur-unsur pembentuk
kalimat itu.
Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila :
1) Kata ganti yang salah
Tidak efektif : Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih
Efektif
: Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terimakasih
2) Kata depan yang tidak tepat
Tidak Efektif : Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman
masa kecilnya.
Efektif
: Pengarang itu menceritakan pengalaman
masa kecilnya.
3) Kata penghubung yang tidak jelas
Tidak Efektif : Yanto mengotori kaca itu, ia membersihkannya.
Efektif
: Yanto mengotori kaca itu kemudian ia
membersihkannya (kembali).

c. Kelogisan
Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung
makna yang diterima akal sehat. Kalimat itu bermakna sesuai
dengan kaidah-kaidah nalar secara umum. Rumput makan kuda,
Menurut nalar dan realitas sehari-hari, tidak mungkin dan tidak
ada rumput yang bisa makan kuda.
Tidak Efektif : Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di kampus kami.
Efektif
: 1) Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesia di kampus
kami.
2) Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia.
Tidak Efektif : Bersama surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini
saya tidak masuk kuliah karena sakit.
Efektif
: Dengan surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini
saya tidak masuk kuliah karena sakit.
Tidak Efektif : Di kampus kami dipelajarkan berbagai kepandaian wanita.
Efektif
: Di kampus kami dipelajari berbagai kepandaian wanita.

d. Kehematan
Kalimat efektif menggunakan kalimat-kalimat yang efisien,
tidak
berlebih-lebihan. Setiap kata yang digunakannya memiliki
fungsi
yang jelas.
Langkah-langkah untuk mengefektifkan sebuah
kalimat :
1) Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan
T E : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena
mereka merasa dihargai pemimpinnya.
E : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena
merasa dihargai pimpinannya.
2) Menghindarkan penggunaan hipernim dan hiponimnya secara bersamasama
TE : Bunga-bunga mawar, anyelir dan gradiol sangat disukainya.
E : Mawar, anyelir dan gradiol sangat disukainya.

3) Menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu
TE : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut memberi dasar dan
arah daripada politik kita yang bebas dan aktif.
E
: Sejarah perjuangan bangsa kita, ikut memberi dasar dan arah
politik kita yang bebas dan aktif.
4) Menghindarkan pemakaian kata yang tidak perlu
TE : Di dekat kantor tempat mendaftarkan tanah diketemukan sebuah
peti tempat menyimpan uang dan sebuah koper yang
terbuat dari
kulit.
E
: Di dekat kantor pendaftaran tanah ditemukan sebuah peti uang
dan sebuah koper kulit.
5) Menghindarkan bentuk klausa yang ber- bahwa bila bentuk frasenya
sudah memadai
TE : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan lagi.
E : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan lagi.
6) Menghilangkan pleonasme
TE : Ia mempunyai koleksi buku-buku langka.
E : Ia mempunyai koleksi buku langka.

e. Penekanan
Pengefektifan kalimat, dilakukan dengan penekanan unsurunsur yang yang dipentingkan.
Kata atau frase yang dianggap penting, lebih ditonjolkan
daripada kata atau frase yang lainnya.
Penekanan unsur-unsur kalimat dapat dilakukan :
1) Mengubah posisi kalimat, unsur-unsur yang dianggap penting
diletakkan
di depan kalimat
Contoh :
a) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada
kesempatan lain.
b) Pada kesempatan lain kami berharap kita membicarakan lagi soal
ini
c) Kita dapat membicarakan soal ini pada kesempatan lain.

2)

Menggunakan partikel lah, -pun, dan -kah


Contoh :
a) Saudara lah yang harus bertanggungjawab dalam soal itu.
b) Kami pun akan turut serta dalam kegiatan tersebut.
c) Bisakah dia menyelesaikannya.
3)
Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ngulang bagian
kalimat yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami isteri, antara dosen dan
mahasiswa, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan
rakyat,
diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami
antara yang
satu dengan yang lainnya.
4)
Menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata
yang
bertentangan akan berlawan maksudnya pada bagian kata yang
ingin
ditekankan
Contoh :
a) Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
b) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifanya farsial, tetapi total
dan menyeluruh.

f.

Penggunaan Ejaan :

Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan


secara
tepat, baik itu dalam hal penggunaan tanda baca,
penulisan
huruf, maupun dalam penulisan kata.
Contoh :
TE : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang
mendaki
gunung cita-cita.
E
: Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung, sedang
mendaki gunung cita-cita.
TE : Bu dosen Ane pandai menyanyi
E
: 1) Bu, Dosen Ane pandai menyanyi.
2) Bu Dosen, Ane pandai menyanyi.
Bu Dosen Ane, pandai menyanyi.

g. Pemilihan Kata (diksi)


Pemilihan kata dan kejelasan lafal merupakan strategi
penting untuk keefektifan kalimat.
Dengan pilihan kata yang tepat dapat memberikan efek
yang tepat pula terhadap kalimat.
Bahasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek)
menuntut pemilihan kata yang ketat apalagi menyangkut
istilah.
Kata atau istilah harus diupayakan tidak taksa (ambiguitas)
sehingga tidak memiliki tafsiran ganda.
Selain itu, dalam karangan ilmiah pilihan kata harus cermat
dan tepat sehingga makin cermat dan tepat maknanya.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pilihan


kata/istilah :
1. Pemakaian kata yang konkret sering lebih cermat
daripada yang abstrak.
2. Ungkapan klise (linguis figuratif) perlu dihindari
3. Kata yang bersinonim disesuaikan dengan
konteksnya
4. Pilihan kata harus serasi dengan pokok ujaran
5. ketaksaan (makna ganda) sangat perlu dihindari

Contoh pilihan kata diksi:


kini
- sekarang,
beberapa
- sementara,
nyaris
- hampir,
manusia
- insani, sumber daya insani
bumi
- dunia,
bibit
- induk -benih,
wanita
- perempuan dan pria-laki-laki,
kawin
- nikah,
air minum - air bersih,
udara
- atmosfer,
sinar
- cahaya dan surya- matahari,
suci
- bersih,
ilmu
- pengetahuan, kuno-klasik.

administrasi - administratif
ahli
- akhli
anarki
- anarki
anggota
- anggauta
anjlok
- anjlog
doa
- doa
hadis
- hadist, hadith
izin
- idzin, ijin
maaf
- maaf
teater
- theather
walafiat
- walafiat
subjudul
- sub-judul,
antarkota
- antar-kota, antar kota
tata bahasa
- tatabahasa
berlari-lari
- ber-lari2

Contoh :
Rektor meninjau perumahan karyawan STIKES. (baku)
Rektor tinjau perumahan karyawan STIKES (tidak baku)
Kuliah sudah berjalan dengan baik. (baku)
kuliah sudah jalan dengan baik (tidak baku)
Bapak Doni pergi ke Sukabumi. (baku)
Bapak Doni ke Sukabumi (tidak baku)
Dia tahu bahwa saya belum membaca lagi. (baku)
Dia tahu, saya belum membaca lagi (tidak baku)
Mengapa kamu tidak datang? (baku)
Kenapa kamu nggak datang? (tidak baku)

Anda mungkin juga menyukai