Anda di halaman 1dari 27

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat
Kalimat adalah susunan kata yang teratur, berisikan pikiran
yang lengkap, memiliki subjek dan predikat baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Contoh:
- Kami sedang belajar bahasa Indonesia.
- Mereka menghadiri persidangan itu kemarin.
- Apakah saya harus datang hari ini?
- Persoalan itu tidak perlu dibesar-besarkan.
Definisi

Kalimat efektif adalah susunan kata-kata yang


teratur paling tidak terdiri dari subjek dan predikat
yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan
kembali gagasan, pemikiran atau perasaan pada
pendengar /pembaca seperti apa yang ada di
pikiran pembicara/penulis saat berbicara/menulis.
Syarat Kalimat Efektif

 Kesepadanan struktur
 Kesejajaran/paralel
 Ketegasan/penekanan makna
 Kehematan
 Kecermatan
 kepaduan
 Kelogisan bahasa
 Variasi kalimat
Syarat Tambahan

•pilihan kata
•ejaan
•tanda baca (pungtuasi)
1. Kesepadanan Struktur
Keseimbangan antara gagasan dengan struktur Bahasa yang
dipakai. Hal ini terlihat dari kesatuan dan kepaduan gagasan
serta pikiran yang kompak dan baik dalam kalimat itu.
•Ciri-cirinya:
1) Kalimat harus mempunyai subjek dan predikat yang
jelas;
2) Kalimat itu tidak bersubjek ganda;
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat
tunggal;
4) Predikat kalimat itu tidak didahului kata yang.
Subjek dan predikat harus jelas
Kalimat harus memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat dapat membuat kalimat itu
tidak efektif. Kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,
tentang dan lain-lain jangan mendahului subjek.
a. Bagi semua masyarakat harus memiliki Kartu Tanda
Penduduk. (salah)
b. Semua masyarakat harus memiliki Kartu Tanda Penduduk.
(Benar)
c. Tentang korban banjir di Cina mencapai ribuan orang. (salah)
d. Korban banjir di Cina mencapai ribuan orang. (benar)
Subjek tidak ganda

Subjek ganda akan menyebabkan munculnya kalimat yang


tidak terfokus, perhatikan contoh berikut:
a. Tampaknya, simpulan seminar itu dia tidak jelas. (salah)
b. Tampaknya, simpulan seminar itu bagi dia tidak
jelas. (benar)
c. Penyelesaian rumah itu saya dibantu oleh Bapak
Bupati. (salah)
d. Dalam menyelesaikan rumah itu, saya dibantu oleh Bapak
Bupati. (benar)
e. Penyusunan tesis itu saya dibantu oleh senior. (salah)
f. Ketika menyusun tesis itu, saya dibantu oleh senior.(benar)
Penghubung intrakalimat
Kata penghubung dipakai pada kalimat majemuk. Kata
penghubung tidak boleh dipakai pada kalimat tunggal. Jadi,
kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal:
a. Kami datang terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.(salah)
b. Kami datang agak terlambat sehingga
tidak dapat mengikuti acara pertama. (benar)
c. Dia tidak datang untuk kuliah hari ini. Karena ayahnya
sakit. (salah)
d. Dia tidak datang untuk kuliah hari ini karena ayahnya
sakit. (benar)
e. Karena ayahnya sakit, dia tidak datang untuk kuliah hari
ini. (benar)
“yang” tidak mendahului predikat

Penggunan kata yang akan menghilangkan unsur


predikat dalam kalimat. Cermati contoh berikut:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Melayu.(salah)
b. Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa
Melayu. (benar)
c. Sekolah kami yang terletak di depan
bioskop Ceremai. (salah)
d. Sekolah kami terletak di depan bioskop
Ceremai. (benar)
e. Guru kami yang mengajar dalam kelas. (salah)
f. Guru kami mengajar dalam kelas. (benar)
2. Keperalelan Bentuk

Keperalelan bentuk adalah penggunaan


bentuk kata yang sama dalam kalimat.
Maksudnya, kalau bentuk pertama
menggunakan kata benda, bentuk kedua dan
seterusnya yang disambungkan harus bentuk
kata benda juga. Begitu juga dengan kata
kerja.
Jadi, kesejajaran/keperalelan terwujud dari
urutan yang dinyatakan dalam konstruksi
bahasa yang sama dan dalam kelas kata yang
sama
Contoh kesamaan kata:
a. Hasil Pansus dapat membuat Ir. Jokowi semakin
dicintai atau pemakzulan. (salah)
b. Hasil Pansus dapat membuat Ir. Jokowi makin
dicintai atau dimakzulkan. (benar)
c. Jalan itu diperbaiki dan meningkatkan kualitasnya.
(salah)
d. Jalan itu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya.
(benar)
e. Jembatan itu dikerjakan dan pendanaan oleh
masyarakat. (salah)
f. Jembatan itu dikerjakan dan didanai oleh
masyarakat. (benar)
Contoh Keperalelan
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, pemasangan penerangan,
pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata
ruang. (benar)
2. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
mengecat tembok, memasang penerangan, menguji
sistem pembagian air, dan mengatur tata ruang. (benar)
3. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
mengecat tembok, pemasangan penerangan, menguji
sistem pembagian air, dan mengatur tata ruang. (salah)
4. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan
pengecatan tembok, pemasangan penerangan, menguji
sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
(salah)
3. Ketegasan Makna
Yaitu penonjolan ide pokok kalimat:
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
Rakyat mengharapkan agar para pemimpin membangun
bangsa dan negara ini dengan potensi yang dimiliki.
2. Membuat urutan secara bertahap.
 Dia menyumbang bukan hanya seribu, seratus, dan sejuta,
tetapi berjuta-juta rupiah telah dikeluarkannya untuk
anak-anak telantar. (salah)
 Dia menyumbang bukan hanya seribu, seratus ribu, dan
sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah telah dikeluarkannya
untuk anak-anak telantar. (benar)
Ketegasan Makna (lanjutan)

3. Melakukan pengulangan kata (repetisi):


Saya suka kecantikan mereka, saya suka pada
kelembutan mereka, dan saya suka pada ketenangan
mereka menghadapi setiap masalah.
4. Mempertentangan ide yang ditonjolkan:
Anak itu bukan malas dan curang, tetapi rajin
dan jujur dalam belajar.
5. Menggunakan partikel lah, tah, kah, pun
Saya harus menegaskan bahwa saudara lah yang
harus bertanggung jawab.
Mereka pun menyukai karya kamu.
Dia kah yang mengusulkan pendapat itu.
4. Penghematan Kata
5. Kecermatan Pernalaran
Buatlah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran
ganda dan harus tepat pilihan katanya:
a. Siswa SMA yang terkenal itu dapat hadiah. (Salah)
b. Siswa dari SMA yang terkenal itu mendapat hadiah.
(Benar)
c. Siswa yang terkenal dari SMA itu mendapat hadiah.
(Benar)
c. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
(salah)
d. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribu
rupiah.
e. Anjing Joni yang jahat itu digulung ombak.(salah)
f. Anjing dari si Joni yang jahat itu digulung ombak.
(benar)
g. Anjing jahat milik si Joni itu digulung mbak. (benar)
6. Kepaduan Gagasan

Kepaduan pernyataan dimaksudkan agar informasi yang


disampaikan tidak terpecah-pecah atau hubungan
timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur
yang membentuk kalimat. Cirinya:
1) Tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara
berpikir yang tidak simetris.
2) Polanya aspek+pelaku+verba secara tertib
dalam kalimat yang berpredikat pasif persona.
3) Tidak menyisipkan kata daripada dan tentang.
Kepaduan Gagasan
1) Hindari kalimat panjang dan bertele-tele.
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian
kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara
tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia
Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab. (kacau)

Kita harus berusaha mengembalikan kepribadian yang


berkemanusiaan, berkeadilan, dan berkeadaban.
(benar )
Kepaduan
2) Kalimat yang padu harus taat azas pada pola aspek +
agen + verba kalimat pasif persona.
a. Saya ingin mencari udang besar (aktif)
b. Udang besar dicari oleh saya (pasif)
c. Udang besar ingin saya cari (pasif persona)
d. Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
e. DPR telah didatangi oleh mereka. (pasif)
f. DPR telah mereka datangi. (pasif persona)
g. Surat itu sudah saya baca. (pasif persona)
h. Saran Beliau sangat saya harapkan. (pasif persona)
Kepaduan

3. Tidak menyisipkan kata dari, daripada,


tentang, dan sebagainya bila tidak diperlukan.
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
c. Makalah ini akan membahas tentang desain
interior pada rumah-rumah adat
e. Makalah ini akan membahas desain interior
rumah-rumah adat
7. Kelogisan
Kalimat logis merupakan kalimat yang diterima akal sehat dan
penulisannya sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
a. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir
di daerah tersebut. (Salah)
b. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu, sering
mondar-mandir di daerah tersebut. (benar)
c. Waktu dan tempat kami berikan kepada Bapak. (benar)
d. Waktu dan tempat kami persilakan kepada Bapak (salah)
e. Untuk menyingkat waktu, kita teruskan acara ini. (salah)
Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.(benar)
f. Orang yang membeli ayam harus diikat kakinya. (salah)
Ayam yang dibeli oleh seseorang, harus diikat kakinya supaya jangan
lepas. (benar)
Variasi

Upaya menganekaragamkan bentuk-bentuk


bahasa untuk menarik minat pembaca.
Variasi dapat dilakukan:
 Mengawali kalimat
 Panjang pendek kalimat
 Jenis kalimat
 Kalimat aktif atau pasif
 Kalimat langsung atau tidak langsung
Kalimat Pasif Persona
Kalimat pasif persona adalah kalimat pasif yang
mempunyai ciri-ciri tertentu. Inti predikatnya berbentuk
inti kata kerja (kata kerja yang tidak berawalan /di-/),
seperti baca, tulis, perhatikan, dan tepati.  Kemudian,
kata kerja itu selalu didahului oleh kata ganti persona,
seperti saya, aku, beta, kami, kita, kamu, engkau,
 Anda, kamu sekalian, dia, ia, beliau, dan mereka. Lalu,
antara kata ganti persona dan kata kerja tidak bisa
disisipkan kata apa pun, termasuk kata keterangan,
aspek, dan modalitas.
Lanjutan
• Cerita Cindurmato dipahami oleh saya.
• Kalimat pasif biasa ini dapat diubah menjadi kalimat pasif persona.
Awalan /di-/ pada kata dipahami dihilangkan sehingga
menjadi pahami. Kedudukan awalan /di-/ digantikan oleh kata saya yang
berasal dari frasa oleh saya. Dengan demikian, predikat kalimat itu
adalah saya pahami yang sebelumnya berbentuk dipahami oleh saya. Jadi,
kalimat pasif umum yang berbunyi Cerita Cindurmato dipahami oleh
saya dapat dijadikan kalimat pasif persona sebagai berikut:
•  Cerita Cindurmato saya pahami. Cerita Cindurmato adalah subjek, saya
pahami adalah predikat
Predikat kalimat pasif persona adalah kata kerja yang tidak berawalan /di-/
dan kata kerja itu didahului oleh kata ganti persona.
Modalitas
/mo·da·li·tas/ n Ling 1 klasifikasi pernyataan menurut
hal menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan
atau keharusan; 2 cara pembicara menyatakan sikap
terhadap suatu situasi dalam suatu komunikasi
antarpribadi; 3 makna kemungkinan, keharusan,
kenyataan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam
kalimat (dalam bahasa Indonesia dinyatakan dengan
kata barangkali, harus, dan sebagainya)
Modalitas
 Modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap
pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yakni mengenai perbuatan,
keadaan, peristiwa, atau sikap terhadap lawan bicaranya. Sikap ini
dapat berupa pernyataan, kemungkinan, kinginan, atau keizinan.

Anda mungkin juga menyukai