Oleh
Putri Azkia
D3 Keperawatan 1A
Dosen : Drs. Nursal Hakim, M.Pd
Pengertian Kalimat Efektif
Contoh :
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaika. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk
itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwea.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu
kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat
yang nominal, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan,
pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Ketegasan Makna Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat.
1.Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh : Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
2. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh : Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.
Perhatikan contoh:
Perhatikan :
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak.Misalnya:
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan
dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal, sedangkan daripada
berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
5. Anak dari tetangga saya senin ini akan dilantik menjadi dokter.
6. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus
diutamakan.
Kecermatan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris
Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Seharusnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepribadian orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan dan
secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian masyarakat Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona. Kalimat pasif biasa terjadi apabila kalimat yang
berpola SPO dialihkan dengan memposisikan objek menjadi subjek dan predikat yang berawalan meng- menjadi predikat yang berawalan
di-. Kalimat pasif persona terjadi apabila awalan di- pada predikat pasif biasa digantikan dengan kata ganti pelaku.
Contoh:
Saya mencari udang (SPO aktif)
Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
Udang itu saya cari (pasif persona)
Surat itu sudah saya baca (pasif persona)
Saran beliau sangat saya harapkan (pasif persona)
Jika dalam kalimat aktif itu terdapat aspek atau modalitas, aspek atau modalitas itu harus selalu berada didepan predikat. Kalimat berikut
memperjelas hal itu.
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh mereka(pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antarapredikat
kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
Kelogisan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
1. Semoga dimaklumi.
2. Untuk mengetahui baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari.
3. Pekerjaan itu dia tidak cocok.
4. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai
disidangkan berjumlah 23 buah.
5. Halamannya sangat luas, rumah paman saya di Cibu-bur.
Bentuk Yang Benar
1. Baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari.
2. Semoga Bapak dapat memakluminya.
3. Pekerjaan itu bagi dia yidak cocok.
4. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara
yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
5. Halaman rumah paman saya di Cibubur sangat luas.
Struktur Kalimat Efektif
1. Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur
wajib dan tak wajib (unsur manasuka).
Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur S /
subjek dan P / predikat).
Unsur tak wajib atau manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak
(yaitu kata kerja bantu: harus, boleh; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan:
tempat, waktu, cara, dan sebagainya).
a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam menentukan kesejajaran.Berikut ini contoh
yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
1) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
b. Kesejajaran Makna
Ketidaksejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut:
1) Dia berpukul-pukulan.
2) Adik memetik setangkai bunga.
c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
Contoh:
1) Pemasangan telepon akan menyebabkan ….
a. Melancarkan tugas
b. Untuk menambah wibawa
c. Meningkatkan pengeluaran