Anda di halaman 1dari 28

KALIMAT EFEKTIF

Oleh
Putri Azkia
D3 Keperawatan 1A
Dosen : Drs. Nursal Hakim, M.Pd
Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada
dalam pikiran pembicara atau penulis.
Putrayasa (2007:2) mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah suatu kalimat yang
dapat mengungkapkan gagasan, informasi, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi
diksi, struktur, dan logikanya.
Jadi, kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengungkapkan
gagasan, informasi, dan perasaan yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan
benar.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
Kesepadanan Struktur (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan
kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang
kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

1. Tidak terdapat subjek yang ganda


• Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
• “Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen”.

2. Kata penghubung intra kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal


• Kami datang agak terlambat, sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
• “Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama”.
3. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
• Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu.
• “Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu”.
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
Keparalelan Bentuk itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua
dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh :
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian
sistem pembagian air dan pengaturan tata ruang.

Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaika. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk
itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwea.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu
kata pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat
yang nominal, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan,
pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Ketegasan Makna Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat.

Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat, yaitu :

1.Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh : Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
2. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh : Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan
kepada anak-anak terlantar.

3. Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh : Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh : Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

5. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).


Contoh : Saudaralah yang harus bertanggung jawab.

6. Pemindahan letak frasa.


Contoh : Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat, salah
satu indikator yang menunjukkan tidak efisiensinya
pertamina adalah rasio yang masih timpang anara jumlah
pegawai pertamina dengan produksi minyaknya.
Kehematan Kata Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan
kata, frasa, atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang
dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan ini mempunyai
arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Perhatikan contoh:

a. Karenaiatidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.


b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut:

c. Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu


d. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.
 
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat
pada hiponimi kata.

Kata merah sudah mencakupi kata warna

Kata pipit sudah mencakupi kata burung

Perhatikan :

Ia memakai baju warna merah.

Dimana engkau menangkap burung pipit itu ?

Kalimat itu dapat diubah menjadi

Ia memakai baju merah

Dimana engkau menangkap pipit itu?


3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
 Kata naik bersinonim dengan ke atas.
 Kata turun bersinonim dengan ke bawah .
 Kata hanya bersinonim dengan kata saja.
 Kata sejak bersinonim dengan kata dari.

Perhatikan kalimat-kalmat dibawah ini

a) Dia hanya membawa badannya saja

b) Sejak dari pagi dia bermenung

 Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi

c) Dia hanya membawa badannya

d) Sejak pagi dia bermenung

 
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak.Misalnya:

Bentuk tidak baku Bentuk baku

Para tamu-tamu Para tamu

Beberapa orang-orang Beberapa orang

Para hadirin hadirin


5) Pemakaian Kata Depan ‘dari’ dan ‘daripada’

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata depan dari dan daripada, selain ke dan di. Penggunaan
dari dalam bahasa Indonesia dipakai untuk menunjukkan arah (tempat), asal, sedangkan daripada
berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.

Perhatikan contoh berikut:

1. Pak Karto berangkat dari Bandung pukul 07.30.


2. Perhiasan yang indah ini terbuat dari perak.
3. Kalimat A lebih sukar daripada kalimat B.
4. Penjelasan dalam buku cetakan kedua mengenai cara menanam cengkeh lebih mudah dipahami
daripada yang terdapat dalam buku cetakan kesatu.

Contoh-contoh berikut penggunaan dari dan daripada tidak benar.

5. Anak dari tetangga saya senin ini akan dilantik menjadi dokter.
6. Presiden menekankan bahwa di dalam pembangunan ini kepentingan daripada rakyat harus
diutamakan.
Kecermatan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.

Perhatikan kalimat berikut:

a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah


Kalimat a memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
b) Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan
Kalimat b memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu
rupiah.
c) Yang diceritakan menceritakan tentang putera-puteri raja, para hulu balang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan.
Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putera-puteri raja, para hulu balang, dan para menteri.
Kepaduan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

1. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris
Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut
kemanusiaan yang adil dan beradab.
Seharusnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepribadian orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan dan
secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian masyarakat Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Ada dua macam kalimat pasif, yaitu kalimat pasif biasa dan kalimat pasif persona. Kalimat pasif biasa terjadi apabila kalimat yang
berpola SPO dialihkan dengan memposisikan objek menjadi subjek dan predikat yang berawalan meng- menjadi predikat yang berawalan
di-. Kalimat pasif persona terjadi apabila awalan di- pada predikat pasif biasa digantikan dengan kata ganti pelaku.
Contoh:
Saya mencari udang (SPO aktif)
Udang itu dicari oleh saya (pasif biasa)
Udang itu saya cari (pasif persona)
Surat itu sudah saya baca (pasif persona)
Saran beliau sangat saya harapkan (pasif persona)
 
Jika dalam kalimat aktif itu terdapat aspek atau modalitas, aspek atau modalitas itu harus selalu berada didepan predikat. Kalimat berikut
memperjelas hal itu.
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh mereka(pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)
 
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat
yang berpredikat pasif persona.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antarapredikat
kata kerja dan objek penderita.
 
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
Kelogisan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Perhatikan kalimat dibawah ini:

Kalimat disamping tidak logis (tidak masuka akal). Yang


a. Waktu dan tempat kami persilahkan. logis adalah sebagai berikut.
b. Untuk mempersingkat waktu, kita
a. Bapak Menteri kami persilahkan.
teruskan acara ini.
b. Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
c. Taufik Hidayat meraih juara pertama
c. Taufik Hidayat meraih gelar juara pertama
Indonesia Terbuka.
Indonesia Terbuka.
d. Hermawan Susanto menduduki juara
d. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina
pertama Cina Terbuka.
Terbuka.
e. Mayat wanita yang ditemukan itu
e. Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya
sebelumnya sering mondar-mandir di
ditemukan itu sering mondar-mandir di daerah
daerah tersebut.
tersebut.
Kevariasian Kevariasian tidak kita temukan dalam kalimat per kalimat, atau pada
kalimat-kalimat yang dianggap sebagai struktur bahasa yang berdiri
sendiri.Ciri kevariasian akan didapatkan kalau kalimat yang satu
Kemungkinan variasi kalimat tersebut
seperti berikut ini: dibandingkan dengan kalimat yang lain.

a) Variasi dalam pembukaan kalimat


Perhatikan contoh berikut:
Ada beberapa kemungkinan untuk memulai
1.Gemuruh suara teriakan serempak penonton ketika
kaliamat demi efektivitas yaitu dengan variasi pada penyerang tengah menyambar umpan dan menembus jala
pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kiper pada menit kesembilan belas.(Frasa keterangan cara)
kaliamat,sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka 2.Mang usil dari kompas mengangap hal ini sbegai satu
dengan: isyarat sederhana untuk bertransmigrasi. (Frasa benda)

1.Frasa keterangan (waktu,tempat,cara) 3.Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya


selama ini. (Frasa kerja)
2.Frasa benda
4.Karena bekerja terlalu berat, ia jatuh sakit.(Partikel
3.Frasa kerja
penghubung)
4.Partikel penghubung,dan sebaginya
b) Variasi dalam pola kalimat d) Variasi Bentuk Aktif-Pasif
c) Variasi dalam jenis kalimat
Perhatikan contoh berikut:
Perhatikan contoh berikut: Contoh :
1. Dokter muda itu belum dikenal
oleh masyarakat Desa Sukamaju.(S- Pohon pisang itu cepat
 Presiden sekali lagi
P-O) tumbuh. Dengan mudah
menegaskan perlunya kita
2. Belum dikenal oleh masyarakat lebih hati-hati memakai pohon pisang itu dapat
Desa Sukamaju dokter muda itu.(P- bahan bakar dan energi ditanam dan diperlihara.
O-S) dalam negeri. Apakah kita Lagi pula tidak perlu dipupuk

menangkap makna kita hanya menggali lubang,


3. Dokter muda itu oleh masyarakat
peringatan tersebut? menanam, dan tinggal
Desa Sukamaju belum dikenal.(S-O-
menunggu buahnya.
P)
Kalimat Salah dan Kalimat Benar
Perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini.

Bentuk Yang Salah

1. Semoga dimaklumi.
2. Untuk mengetahui baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari.
3. Pekerjaan itu dia tidak cocok.
4. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai
disidangkan berjumlah 23 buah.
5. Halamannya sangat luas, rumah paman saya di Cibu-bur.
Bentuk Yang Benar

1. Baik atau buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya
sehari-hari.
2. Semoga Bapak dapat memakluminya.
3. Pekerjaan itu bagi dia yidak cocok.
4. Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara
yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
5. Halaman rumah paman saya di Cibubur sangat luas.
Struktur Kalimat Efektif
1. Struktur Kalimat Umum
Unsur-unsur yang membangun kalimat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu unsur
wajib dan tak wajib (unsur manasuka).
Unsur wajib adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu unsur S /
subjek dan P / predikat).
Unsur tak wajib atau manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak
(yaitu kata kerja bantu: harus, boleh; keterangan aspek: sudah, akan; keterangan:
tempat, waktu, cara, dan sebagainya).

2. Struktur Kalimat Paralel


Kesejajaran (paralelisme) adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
digunakan dalam susunan serial.
Jika sebuah ide dinyatakan dalam kalimat dinyatakan dengan frasa (kelompok
kata), maka ide-ide sederajat harus dinyatakan dengan frasa.
Jika sebuah ide dalam kaimat dinyatakan dengan kata benda (misalnya bentuk pe-an, ke-an), maka ide-ide
sederajat harus dinyatakan dengan kata benda juga.
Jika sebuah ide dalam kalimat dinyatakan dengan kata kerja (misalnya bentuk me-kan, di-kan), maka ide
lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.
Kesejajaran dalam kalimat akan membantu memberi kejelasan kalimat secara keseluruhan.

a. Kesejajaran Bentuk
Imbuhan yang digunakan untuk membentuk kata berperan dalam menentukan kesejajaran.Berikut ini contoh
yang memperlihatkan ketidaksejajaran bentuk.
1) Tugas para pustakawan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku.
b. Kesejajaran Makna
Ketidaksejajaran makna terlihat pada dua contoh berikut:
1) Dia berpukul-pukulan.
2) Adik memetik setangkai bunga.
c. Kesejajaran dalam Perincian Pilihan
Contoh:
1) Pemasangan telepon akan menyebabkan ….
a. Melancarkan tugas
b. Untuk menambah wibawa
c. Meningkatkan pengeluaran

3. Struktur Kalimat Periodik


Kalau pada kalimat umum, unsur-unsur yang dikemukakan cenderung unsur intinya, tetapi
kalau pada kalimat periodic malah sebaliknya, yaitu unsur-unsur tambahan yang terlebih
dahulu dikemukakan kemudian muncul bagian intinya. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian para pembaca atau pembicara terhadap pendengarnya.Misalnya :
Kemarin bendungan itu dibuka oleh Presiden
(K-S-P-O)
11 Pola Kesalahan Kalimat Efektif
1. Penggunaan dua kata yang sama artinya dalam sebuah kalimat.
Contoh : Memberikan kajian kepada masyarakat berbagai dampak yang
dapat timbul dari perkembangan teknologi informasi. Seharusnya menjadi
“Menjelaskan dampak perkembangan teknologi informasi bagi masyarakat.”
2. Penggunaan kata berlebih yang mengganggu struktur kalimat.
Contoh : Kemudian selain itu mereka juga mengadakan investasi dalam
aspek kesehatan masyarakat begitu pula dalam aspek pendidikan. Seharusnya
menjadi
“ Selain itu, mereka juga berinvestasi dalam bidang kesehatan dan penddikan
masyarakat”.
3. Penggunaan imbuhan yang kacau.
Contoh : Dengan mudahnya informasi dapat dicetak ulang tanpa izin dari pemberi
informasi atau tanpa menulis sumbernya . Seharusnya menjadi
“ Informasi dapat dicetak ulang dengan mudah tanpa izin dari pemberi informasi atau
tanpa menulis sumbernya”.
4. Kalimat yang tidak selesai.
Contoh : Munculnya berbagai jenis jejaring sosial dari adanya teknologi
informasi. Seharusnya menjadi “ Teknologi informasi muncul dengan berbagai jenis
jejaring sosial memberikan manfaat bagi generasi muda untuk memperluas pergaulan
melalui dunia maya”.
5. Penggunaan kata dengan struktur dan ejaan yang tidak baku.
Contoh : Hyperteks adalah sistim pengkodean yang dikembangkan oleh Vannevar
Bush. Seharusnya menjadi “Hyperteks adalah sistem pengkodean yang dikembangkan
oleh Vannevar Bush”.
6. Penggunaan kata di mana dan yang mana secara tidak tepat.
Contoh : Teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk berkreasi, di mana
mereka dapat menggunakan berbagai program yang tersedia. Seharusnya menjadi
“Teknologi informasi juga dapat dimanfaatkan untuk berkreasi dengan menggunakan
berbagai program yang tersedia”.
7. Penggunaan kata daripada yang tidak tepat.
Contoh : Perkembangan teknologi informasi berawal daripada keinginan
masyarakat untuk terus menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya
menjadi “Perkembangan teknologi informasi dimulai dari keinginan masyarakat untuk
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari”.
8. Pilihan kata yang tidak tepat.
Contoh : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang proses perkembangan
teknologi informasi yang sedang berlangsung dalam masyarakat. Seharusnya menjadi
“Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi yang berkembang
di tengah masyarakat perlu dilakukan”.
9. Kalimat ambigu yang dapat menimbulkan salah arti.
Contoh : Mesin kasir memanfaatkan teknologi komputer sehingga memberi
kumudahan dalam perhitungan. Seharusya menjadi “Mesin kasir dengan
teknologi komputer memberikan kemudahan dalam perhitungan”.
10. Pengulangan kata yang tidak perlu.
Contoh : Dari manfaat yang didapatkan, teknologi informasi mulai digunakan
dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis dengan
pemanfaatan teknologi informasi. Seharusnya menjadi “Teknologi informasi
dapat dimanfaatkan untuk membantu operasional dan proses bisnis”.
11. Kata kalau yang dipakai secara salah.
Contoh : Teknologi informasi kalau digunakan tidak sesuai dengan tempatnya
akan memberikan dampak yang negatif bagi penggunanya. Seharusnya menjadi
“Teknologi informasi apabila digunakan tidak pada waktunya akan memberikan
pengaruh yang negatif bagi penggunanya”.

Anda mungkin juga menyukai