Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan sesama manusia, bahasa itu
berisi pikiran,keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembaca atau penulis.Bahasa
yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang di
pikirkan,diinginkan,atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau
pembaca.Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan “Kalimat
Efektif”.

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya


secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau
gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-
unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam
itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
(Mustakim, 1994:86).

Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-
kalimat yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya
kenyataan itu, pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena
kalimat tersebut tidak efektif. Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk
membahas kalimat efektif dengan segala permasalahannya.

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan kalimat ?


b. Apa saja jenis-jenis kalimat?
c. Apa yang dimaksud kalimat efektif?
d. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
e. Bagaimana cara membuat kalimat efektif?

Page 1 of 17
3. Tujuan Penulisan
a. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik
dan benar.
b. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa.
c. Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar.

d. Mengetahui penggunaan kalimat efektif yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-
hari.

4. Manfaat Penulisan

a. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan
kalimat efektif.

b. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik
dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 2 of 17
BAB II

ISI

1. Pengertian Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki
sekurang-kurangnya subjek dan predikat. Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat
adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran. Sedangkan bagi penutur atau
penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan
kata.

2. Jenis-jenis Kalimat

a.  Berdasarkan Pengucapan

a) Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah.

Contoh:

–  Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”

–  “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

b) Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan 
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
dirubah menjadi kalimat berita.

Contoh:

–  Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.

–  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

b.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

a) Kalimat Tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek
dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang

Page 3 of 17
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga
ditelusuri pola-pola pembentukannya.

Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh:   Victoria bernyanyi

                 S          P

KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh:   Ika sangat rajin

         S          P

KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh:  Masalahnya seribu satu.

               S             P

b) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan
baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:

1) Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat
sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:

a. KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata dan atau serta.

Contoh:

–  Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

–  Galih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

b. KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh


kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan
hubungan pertentangan.

Contoh:

–  Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang


sudah maju.

–  Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

Page 4 of 17
c. KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.

Contoh:

–  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.

–  Aku atau dia yang akan kamu pilih.

d. KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan


kata bahkan.

Contoh:

–  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.

–  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

e. KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh
kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.

Contoh:

–  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan


nama-nama juara melukis tingkat SMP.

2) Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat yang memiliki dua klausa yang kedudukannya tidak setara atau sederajat, dimana
salah satu klausa sebagai induk kalimat dan klausa yang lain merupakan anak kalimat

Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:

Waktu : ketika, sejak

Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu

Akibat: hingga, sehingga, maka

Syarat: jika, asalkan, apabila

Perlawanan: meskipun, walaupun

Pengandaian: andaikata, seandainya

Tujuan: agar, supaya, untuk, biar

Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah

Pembatasan: kecuali, selain

Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat

Page 5 of 17
Kesertaan: dengan+ orang

Contoh:

Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

3) Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat atau kebalikannya.

Contoh:

–  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.

KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

  c. Berdasarkan Isi atau Fungsinya

a. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang
lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!)
dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan
intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !

Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

b.  Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam


penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan
dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Page 6 of 17
Macam-macam kalimat berita :

Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

c. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam
penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang
dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:

–  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?

–  Kapan Becks kembali ke Inggris?

d. Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaan yang
kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:

–  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.

–  Bukan main, eloknya.

d. Berdasarkan Unsur Kalimat

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah
subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh :

–   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

        S               P                  K

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki
subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap

Page 7 of 17
biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan,
sapaan dan kekaguman.

Contoh:

– Selamat sore

– Silakan Masuk!

– Kapan menikah?

– Hei, Kawan…

e. Berdasarkan Susunan  S-P

1.  Kalimat Inversi

Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa
tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan
kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:

–  Ambilkan koran di atas kursi itu!

  P              S K

2.  Kalimat Versi

Kalimat versi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

Contoh:

–  Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

          S                 P            O                     K

f. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

1.  Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat
ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Contoh:

–  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

Page 8 of 17
2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat
dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk
kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.

Contoh:

–  Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat Yang  Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh:

–   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.

–  Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.

g. Berdasarkan Subjeknya

1.  Kalimat Aktif

Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga
dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja),
misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).

Contoh:

–  Mereka akan berangkat besok pagi.

–  Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Kalimat Aktif  Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Page 9 of 17
Contoh:    Eni mencuci piring.

             S        P         O1

b.  Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

–  Mereka berangkat minggu depan.

     S              P                   K

c. Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.

Contoh:

–  Dian kehilangan pensil.

    S          P            Pel.

2.  Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata
depan oleh.

Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Kalimat Pasif  Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.

Contoh:

–  Piring dicuci Eni.

  S        P      O2

b. Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2
tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali
kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Page 10 of 17
Contoh:

–  Ku pukul adik.

   O2    P      S

3. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan


penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula. Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki gagasan atau pikiran
para pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar atau pembaca dapat
memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh
penulis atau pembicaranya.

Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai
pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah ketetapan penggunaan
kalimat dan ragam bahasa tetentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.

Beberapa defenisi kalimat efektif menurut para ahli bahasa:

1. Menurut Rahayu tahun 2007

Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami serta sanggup
menimbulkan daya khayal pada diri pembaca.

2. Menurut Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan tahun 2001

Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dpahami
orang lain secara tepat.

3. Menurut Arifin tahun 1989

Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca.

4. Menurut Nasucha, Rahmadi, dan Wahyudi tahun 2009

Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi tersebut
mudah dipahami oleh pembaca

5. Menurut Arif HP tahun 2013

Kalimat efektif dipahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoala secara lebih singkat, jelas, padat, mudah dimengerti dan mudah diartikan.

Page 11 of 17
Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kata kunci dari defenisi kalimat efektif yaitu sesuai
kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

Kalimat efektif memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

Secara tepat mewakili gagasan penulis atau pembicaranya.

Menimbulkan gambaran yang sama antara penulis dengan pembaca atau pembicara
dengan pendengar

4. Ciri-ciri Kalimat Efektif


1. Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok.
2. Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.
3. Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4. Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.

5. Cara Membuat Kalimat Efektif

Beberapa syarat untuk menyusun kalimat efektif agar kalimat tersebut memenuhi kaidah
bahasa yang benar sebagai berikut:

a. Kesatuan Gagasan

Adalah dalam menyusun kalimat efektif harus ada beberapa unsur seperti subjek, prediket,
objek dan keterangan yang dapat membentuk suatu kalimat.

Contoh: Ayah sedang membaca koran di teras belakang.

S P O K

b. Kesejajaran

Adalah dalam kalimat memiliki kesamaan imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.

Contoh:

Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu


menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.

Kalimat itu harus diubah :

1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan

2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

Page 12 of 17
c. Penekanan

Penyusunan kalimat efektif harus ada penekanan karena pendengar dan pembaca mengerti
apa yang ditekankan dalam kalimat tersebut.

Caranya:

Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan
kalimat.

Contoh :

1) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain

2) Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

d. Kelogisan

Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Jadi,dalam penyusunannya
kalimat unsur-unsurnya harus berhubungan.

Contoh :

Waktu dan tempat saya persilakan.

Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya:

Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

e. Kesepadanan

Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan
yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.

f. Keparalelan

Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.

Page 13 of 17
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki
dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

g. Ketegasan

Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide
pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi
penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk
penekanan dalam kalimat.

1)  Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).

Contoh:

Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.

Penekanannya ialah presiden mengharapkan.

Contoh:

Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.

Penekanannya Harapan presiden.

Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

h. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda
dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.

a.       Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.

Kalimat (a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.

i. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat
itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang
tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.

Misalnya:

Page 14 of 17
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar
dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.

Contoh:

Surat itu saya sudah baca.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk:

Surat itu sudah saya baca.

c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau
tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini :

a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.

Seharusnya:

a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.

j. Penghematan

Dalam penyusunan kalimat efektif tidak perlu menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan
yang berlebihan.

Contoh: Buah-buahan apel, durian, nanas serta pisang sangat disukai oleh ani.

Page 15 of 17
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan
lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.

Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel),
dan keterangan (Ket).

Cara membuat kalimat efektif yaitu membuat kalimat yang memiliki: Kesepadanan,
keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

2. Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simpel.
Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi tersebut.

Page 16 of 17
DAFTAR PUSTAKA

http://catatan-operator-warnet.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tentang-kalimat-efektif.html

http://kalimatefektif2013.blogspot.co.id/

Page 17 of 17

Anda mungkin juga menyukai