Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindrom nefrotik merupakan salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai
pada anak. Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala klinis edema,
proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat
hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah, 1997).
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting
karena pada pasien nefrotik synndrom sering timbul berbagai masalah yang
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Focus asuhan keperawatan adalah
mengidentifikasi masalah yang timbul, merumuskan diagnosis keperawatan,
membuat rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan yang
telah diberikan apakah sudah diatasi atau belum ataukah perlu modifikasi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sindrom nefrotik ?
b. Apa saja etiologi dari sindrom nefrotik ?
c. Bagaimana patofisiologi dari sindrom nefrotik ?
d. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan sindrom nefrotik ?
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui atau memahami tentang sindrom nefrotik pada anak
serta mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan
sindrom nefrotik.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang sindrom nefrotik
2. Untuk mengetahui tentang etiologi dari sindrom nefrotik
3. Untuk mengetahui tentang patofisiologi tentang sindrom nefrotik
4. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan sindrom nefrotik
pada anak

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan


permeabilitas membrane glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan
kehilangan protein massif.

Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala klinis edema, proteinuria,


hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria,
hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah, 1997).

Penyakit ini terjadi secara tiba-tiba, terutama pada anak-anak. Biasanya


berupa oliguria dengan urin berwarna gelap, atau urin yang kental akibat
proteinuria berat (mansjoerArif, dkk. 1999).

Nefrotik sindrom merupakan kumpulan gejala yang disebabkan oleh


adanya injury glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik proteinuria,
hypoproteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia dan edema (Suryadi, 2001)

Penyakit ini biasanya timbul pada 2 dari 100.000 anak setiap tahunnya.
Primer terjadi pada anak usia prasekolah dan anak laki-laki lebih banyak dari pada
anak perempuan.

Pada pasien anak dengan sindrom nefrotik biasanya akan mengalami


peningkatan berat badan hingga mencapai 50% dari berat badan sebelum
menderita sindrom nefrotik. Hal itu terjadi karena timbulnya proses edema yang
merupakan salah satu gambaran klinis dari sindrom nefrotik.

2.2 Penyebab

Penyebab Sindrom nefrotik, penelitian menunjukkan adanya peranan imun


(autoimun) yaitu reaksi anti gen antibody. Umumnya etiologi dibagi menjadi:

a. Sindrom Nefrotik Bawaan


Diturunkan secara resesif autosomal atau karena reaksi maternofetal

2
b. Sindrom Nefrotik Sekunder
Disebabkan oleh; malaria kuartana, penyakit kolagen, glomerulonefritis,
bahan kimia dan amiloidosis
c. Sindrom Nefrotik Idiopatik
1) Kelainan minimal
2) Nefropati membranosa
3) Glomerulonefritis proliferative
4) Glumerulosklerosis fekal segmental

2.3 Patofisiologi Sindrom Nefrotis

Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma,


menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema.
Hilangnya protein menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma dan
peningkatan tekanan hidrostatik yang menyebabkan terjadinya akumulasi cairan
dalam rongga intersisial dan rongga abdomen. Penurunan volume cairan vaskuler
menstimulasi sistem renin angiostensin yang mengakibatkan disekresikannya
hormone antiduretik hormon (ADH) dan aldosteron. Reabsorbsi tubular terhadap
natrium (NA) dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume
intravaskuler.

2.4 Manifestasi Klinis

Pada penderita Sindrom neftrotik , edema merupakan gejala klinik yang


menonjol. Kadang-kadang mencapai 40% dari berat badan dan di dapatkan
edema anasarka. Kimia darah menunjukkan hypoalbuminemia. Kadar globulin
normal atau meninggi sehingga terdapat perbandingan albumin-globumin yang
terbalik.

Mansjoer (1999:526) menyatakan bahwa gejala utama yang ditemukan pada


penderita nefrotik sindrom adalah :

a. Proteinuria > 3,5 gr/ hari


b. Hipoalbuminemia, 30 gr/l
c. Edema Anasarka

3
d. Hiperlipidemia / hiperkolesterolemia
e. Hiperkoagualibitas, yang akan meningkatkan risiko thrombosis vena
dan arteri
f. Hematuria, Hipertensi
g. Pada kasus berat bisa ditemukan gagal ginjal

Menurut Betz, Cecily L. (2002) terdapat tambahan tanda gejala seperti :


a. Penurunan jumlah urin, urin gelap dan berbusa
b. Wajah pucat
c. Anoreksia dan diare disebabkan karna edema mukosa usus
d. Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen ,berat badan meningkat dan
keletihan umumnya
e. Gagal tumbuh dan pelisutan otot (Jangka panjang)

2.5 Pemeriksaan penunjang

a. Uji urin : proteinuria, hematuria, BJ urin meningkat


b. Uji darah : albumin serum menurun, kolestrol meningkatk, Hb dan Ht
meningkat, LED meningkat, elektrolit serum bervariasi dengan keadaan
penyakit perorangan
c. Uji diagnostic: biosi ginjal

2.6 Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Lakukan pengkajian fisik termasuk pengkajian luasnya edema


2) Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang berhubungan
1. dengan
3) penembahan Berat Badan Saat ini, juga tentang disfungsi ginjal
4) Observasi adanya manifestasi sindrom Nefrotik:
5) Prosedur diagnostic dan laboratorium

b. Diagnosis keperawatan

4
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal dan
akumulasi
1) cairan dalam jaringan.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan pertahanan tubuh yang menurun
3) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
4) Ketidakseimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan
5) kehilangan nafsu makan
6) Kelelahan berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
kehilangan albumin
7) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan

c. Intervensi Keperawatan

Diagnosis Keperawatan: Kelebihan Volume cairan b.d disfugsi ginjal

Tujuan:

NOC : Keseimbangan cairan tubuh

Intervensi

NIC :

 Fluid Manajemen
 FluidMonitoring
 Memonitor Vital Sign

d. Evaluasi

setelah mendapatkan intervensi keperawatan, maka pasien dengan sindrom


nefrotik diharapkan sebagai berikut :

1. Kelebihan volume cairan dapat teratasi


2. Meningkatnya asupan nutrisi
3. Peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari

5
BAB III

STUDI KASUS

Seorang anak usia 12 tahun dibawa oleh keluarganya kerumah sakit karena
keluhan sembab pada muka, tangan dan kaki, klien mengatakan bahwa dia
merasakan badannya lebih berat dari biasanya. Klien juga merasa agak sesak. Saat
dilakukan pengkajian fisik didapatkan TD: 120 mmHg, nadi: 110x/menit,
nafas:32x/menit dan suhu 37,3 ˚C. pitting edema pada lengan dan tungkai dengan
derajat +++. Pemeriksaan serum albumin didapatkan: 2 gr/dl.

Pertanyaan dan Pembahasan Kasus

1. Apakah masalah yang dialami anak tersebut ?


Jawab:
Anak mengalami masalah pada sistem perkemihannya yaitu Sindrom
Nefrotik. Dibuktikan dengan teori yang sesuai dengan kasus diatas yaitu ;
sindrom nefrotik merupakan kumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria
massif (lebih dari 50mg/kgBB/24jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5
gram/100ml) yang disertai edema dan hiperkolesterolemia (rauf, 2002: 21).

2. Apakah penyebab anak mengalami masalah tersebut ?


Jawab:
Penyebab anak mengalami masalah tersebut yaitu glomerulonefritis.
Dengan salah satu tanda dari glomerulonefritis yaitu retensi cairan yang
ditandai dengan pembengkakan di wajah, tangan, kaki, perut .

3. Jelaskan patofisiologi penyakit anak disertai dengan WOC


Jawab:

Peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma,


menimbulkan proteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema.
Hilangnya protein menyebabkan penurunan tekanan osmotic plasma dan
peningkatan tekanan hidrostatik yang menyebabkan terjadinya akumulasi cairan
dalam rongga intersisial dan rongga abdomen. Penurunan volume cairan vaskuler

6
menstimulasi sistem renin angiostensin yang mengakibatkan disekresikannya
hormone antiduretik hormon (ADH) dan aldosteron. Reabsorbsi tubular terhadap
natrium (NA) dan air mengalami peningkatan dan akhirnya menambah volume
intravaskuler.
SN idiopatik: Kelainan
minimal Nefropati
SN Sekunder: malaria membranosa,
Sindrom Nefrotik Bawaan Glomerulonefritis
kuartana, penyakit kolagen,
proliferative,
glomerulonefritis, bahan Glumerulosklerosis fekal
kimia dan amiloidosis segmental

Gangguan Penurunan tekanan Hilangnya protein


permeabilitas onkotik dalam serum
selektif kapiler
glomerulus dan Produksi albumin
filtrasi glomerulus dalam darah tidak Aktivasi SRAA Sintesis
meningkat seimbang dengan
lipoprotein dalam
kehilangan albumin
hati
yg keluar dari
glomerulus Perpindahan cairan
dari sistem vaskuler
Protein dan albumin Peningkatan
ke ruang cairan
bocor melalui konsentrasi lemak
ekstraseluler
glomerulus dalam darah

Proteinuria Hipoalbuminemia Edema hiperlipidemia

↓sistem
Sindrom Nefrotik
imun

Resiko tinggi
infeksi
Respon edema; edema Respons sistemik : mual,
(pitting edema disekitar muntah, anoreksia,
mata dan wajah, malaise, keletihan umum
ekstremitas dan abdomen

7
Kelebihan Resiko Gangguan Kelelahan Ketidakseimba
volume kerusakan citra tubuh ngan nutrisi
integritas kulit kurang dari
kebutuhan

4. Apa tanda dan gejala yang khas pada anak ?


Jawab:
Dari kasus diatas, tanda dan gejala yang tampak pada anak yaitu :
 Terjadinya edema pada wajah, tangan dan kaki yang menyebabkan
badannya terasa lebih berat.
 Pitting edema 3+
 Hasil pemeriksaan yaitu hipoalbumin, yaitu 2 gr/dl.

5. Apakah pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis medis anak ?


Jawab :
Pada kasus diatas dilakukan uji darah untuk mendapatkan hasil albumin
(didapat hasilnya 2gr/dl).
Namun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu:
 Uji Urin: Proteinuria, hematuria, BJ urin meningkat
 Uji Darah : Albumin serum menurun, kolestrol meningkat, Hb dan Ht
meningkat, LED meningkat, elektrolit serum bervariasi dengan
keadaan penyakit perorangan
 Uji diagnostic: biopsy ginjal
 Foto Thorax PA dan LDK dilakukan bila ada sindrom gangguan nafas
untuk mencari penyebabnya apakah penemumonia atau edema paru
akut.

6. Bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak


tersebut ?

8
Jawab :
a. Pemberian kartikosteroid
b. Penggantian protein (dari makanan atau 25% albumin)
c. Pengurangan edema yaitu dengan diuretic dan retriksi natrium (diuretika
hendaknya digunakan secara cermat untuk mencegah terjadinya penurunan
volume intravaskuler, pembentukan thrombus dan ketidakseimbangan
elektrolit)
d. Rumatan keseimbangan elektrolit
e. Inhibitor enzim pengkonversi-angiostensin (menurunkan banyaknya
proteinuria pada glomerulonefritis membranosa
f. Agens pengalkilasi (sitotoksik)-klorambusil dan siklofosfamid (untuk
sindrom nefrotik tergantung steroid dan pasien yang sering mengalami
kekambuhan)
g. Obat nyeri (untuk mengatasi ketidaknyamanan berhubungan dengan
edema dan terapi invasive.

7. Bagaimana prognosis dan komplikasi dari penyakit anak tersebut ?


Jawab:
Prognosis:
Prognosis untuk kesembuhan akhir pada sebagian besar kasus adalah
baik. Penyakit ini bersifat sembuh sendiri pada anak-anak yang responsive
terhadap terapi steroid, kecendrungan terjadinya kekambuhan akan semakin
berkurang dengan berlalunya wktu. Dengan deteksi dini dan implementasi
terapi yang segera untuk menghilangkan proteinuria, kerusakan membrane
basalis yang progresif dapat diminimalkan sehingga ketika kecendrungan
untuk terjadinya eksaserbasi sudah berlalu, biasanya fungsi ginjal tetap
normal atau mendekati normal. Diperkirakan lebih kurang 80% anak yang
menderita sindrom nefrotik memiliki prognosis yang menggembirakan.
Terapi antibakteri dapat mengurangi kematian akibat infeksi tetapi tidak
berdaya terhadap kelainan ginjal. Penyembuhan klinik kadang-kadang
terdapat setelah pengobatan setelah bertahun-tahun dengan kortikosteroid.
Komplikasi:

9
Infeksi sekunder, terutama infeksi kulit yang disebabkan oleh
strepcoccus, staphylococcus; bronkopnemonia dan tuberculosis.

8. Jelaskan apa saja yang perlu dikaji pada anak ?


Jawab:
Untuk pertama kita harus mengkaji data demografi anak dan riwayat
kesehatan anak. perawat mengamati edema saat melakukan pemeriksaan fisik
anak dengan sindrom nefrotik, timbang anak, dan catat pengukuran perut untuk
dijadikan sebagi dasar, kaji tanda-tanda vital. Catat adanya pembengkakan
disekitar mata atau pergelangan kaki dan bagian dependen lainnya, dan catat
tingkat pitting, periksa pucat, iritasi, atau kerusakan kulit. Memeriksa area
skrotum anak laki-laki untuk pembengkakan, kemerahan, dan iritasi, tanyakan
pengasuh tentang timbulnya gejala, nafsu makan anak, pengeluaran urin dan
tanda-tanda kelelahan.

a. Lakukan pengkajian fisik termasuk luasnya edema


b. Dapatkan riwayat kesehatan dengan cermat, terutama yang
berhubungan dengan penyakit
c. Penambahan berat badan saat ini, juga tentang disfungsi ginjal
d. Observasi adanya manifestasi sindrom nefrotik
e. Prosedur diagostik dan laboratorium

9. Rumuskan masalah keperawatan yang muncul pada anak dan buat analisa
datanya
Jawab:

No DATA DIAGNOSA
.
1. DS: Gangguan pola nafas berhubungan
Klien merasa agak sesak
dengan peningkatan akumulasi cairan
DO :
TD : 120 mmHg pada paru.
Nadi: 110x/menit
RR: 32x/menit (Takipnea)
Suhu : 37˚C
2. DS: kelebihan volume cairan berhubungan

10
Klien mengatakan bahwa dia dengan disfungsi ginjal dan akumulasi
merasakan badannya lebih berat
cairan dalam tubuh.
dari biasanya
DO:
 Edema/ sembab pada muka,
tangan dan kaki
 Pitting edema pada lengan
dan tungkai dengan derajat
3+
 Pemeriksaan Albumin :
2gr/dl
TTV:
TD : 120 mmHg
Nadi : 110x/menit
RR : 32x/menit
Suhu 37˚C

3. DS: Kelelahan berhubungan dengan


Klien mengatakan bahwa dia ketidakseimbangan cairan dan
merasakan badannya lebih berat elektrolit, kehilangan albumin
dari biasanya
DO:
 Sembab pada muka, tanga,
dan kaki
 Pemeriksaan albumin
2gr/dl
4. DS : Gangguan citra tubuh berhubungan
- dengan perubahan penampilan
DO:
 Terjadi udem/sembab pada
muka tangan dan kaki.
 Pitting edema 3+

10. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul
pada anak

Jawab :

DIAGNOSA NOC NIC


1. Gangguan pola NOC NIC
nafas  status pernapasan (0415) Manajemen Jalan Nafas
berhubungan  Status pernapasan: Aktivitas :
dengan ventilasi (0403)  Posisikan pasien
peningkatan  Tanda-tanda vital (0802) untuk
akumulasi cairan

11
pada paru. memaksimalkan
Tujuan : pasien tidak ventilasi
merasa sesak saat bernapas  Gunakan teknik
yang
Kriteria hasil : menyenangkan
a) Pasien mengatakan untuk memotivasi
tidak merasa sesak bernapas dalam
b) Frekuensi napas dalam kepada anak-anak
rentang normal (misalnya :
c) Tanda-tanda vital meniup
dalam rentang normal gelembung,
meniup kincir,
peluit, harmonica,
balon)
 Posisikan untuk
meringankan
sesak napas
 Monitor status
pernapasan dan
oksigenasi,
sebagaimana
mestinya
Monitor pernapasan
Aktivitas :
 Monitor
kecepatan, irama,
kedalaman dan
kesulitan bernapas
 Catat pergerakan
dada, catat
ketidaksimetrisan,
penggunaan otot-
otot bantu napas,
dan retraksi pada
otot
supraclaviculas
dan intercosta
 Monitor pola
napas
 Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paukaji
perlunya adanya
penyedotan pada
jalan nafas dengan
auskultasi suara
napas ronki di
paru

12
 Monitor
peningkatan
kelelahan,
kecemasan, dan
kekurangan udara
pada pasien
 Monitor keluhan
sesak napas
pasien, termasuk
kegiatan yang
meningkatkan
atau memperburuk
sesak napas
tersebut
2. Kelebihan NOC: NIC
Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan
volume cairan
(0601) Aktivitas :
berhubungan  Timbang berat
Tujuan : terjadinya badan setiap hari
dengan disfungsi
keseimbangan cairan dalam dan monitor status
ginjal dan tubuh pasien
Kriteria Hasil :  Jaga intake/asupan
akumulasi cairan
 Terbebas dari edema yang akurat dan
dalam tubuh.  Memelihara tanda- catat output
tanda vital dalam  Monitor hasil
batas normal laboratorium yang
relavan dengan
retensi cairan
 Monitor ttv pasien
 Kaji lokasi dan
luas edema
 Monitor status
gizi
 Konsultasi dengan
dokter apabila ada
tanda-tanda dan
gejala kelebihan
volume cairan
yang
menetap/memburu
k

Monitor Cairan
Aktivitas :
 Tentukan jumlah
dan jenis
intake/asupan

13
cairan serta
kebiasaan
eliminasi
 Tentukan faktor
resiko yang
mungkin
menyebabkan
ketidakseimbanga
n cairan
 Periksa turgor
kulit
 Monitor berat
badan
 Monitor asupan
dan pengeluaran
 Monitor nilai
kadar serum dan
elektrolit urin
 Monitor kadar
serum albumin
dan protein total
 Monitor warna
kuantitas danberat
jenis urin batasi
dan alokasikan
asupan cairan
 Berikan agen
farmakologis
untuk
meningkatkan
pengeluaran urin
Monitor tanda-tanda
vital
Aktivitas :
 Monitor tekanan
darah, nadi, suhu,
dan status
pernapasan yang
tepat
 Identifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan tanda-
tanda vital
 Periksa secara
berkala
keakuratan

14
isntrumen yang
digunakan untuk
perolehan data
pasien
3. Kelelahan NOC : NIC:
berhubungan  Tolerasi Aktivitas Manajemen energy
dengan (0005) Aktivitas :
ketidakseimbanga  Konservasi Energi  Kaji status
n cairan dan (0002) fisiologis pasien
elektrolit,  Status Nutrisi : Energi yang
kehilangan (1007) menyebabkan
albumin Tujuan : pasien tidak kelelahan sesuai
merasa kelelahan dengan konteks
Kriteria hasil : usia dan
 Kemampuan perkembangan
aktivitas yang  Monitor intake
adekuat atau asupan nutrisi
 Mempertahankan untuk mengetahui
nutrisi yang adekuat sumber energy
 Keseimbangan yang adekuat
aktivitas dan  Konsulkan dengan
istirahat ahli gizi mengenai
cara
meningkatkan
asupan energy
dari makanan
 Tingkatkan tirah
baring/
pembatasan
kegiatan
 Instruksikan
pasien atau orang
dekat mengenai
kelelahan
4. Gangguan citra NOC: NIC:
tubuh Citra tubuh (1200) Peningkatan citra tubuh
berhubungan Tujuan : citra tubuh positif Aktivitas :
dengan perubahan dan harga diri positif a) Bantu pasien
penampilan mendiskusikan
perubahan-
Kriteria hasil perubahan bagia
 Pasien dapat tubuh disebabkan
menunjukkan adaptasi adanya penyakit
atau pembedahan
dengan ketunadayaan dengan cara yang
fisik, penyesuaian repat.
psikososial. b) Bantu pasien untuk
 Pasien menunjukkan menentukan

15
kepuasaan terhadap keberlajutan dari
penampilan dan fungsi perubahan actual
tubuh tubuh atau tingkat
fungsinya
 Pasien menunjukkan
c) Bantu pasien untuk
keinginan untuk
memisahkan
menyentuh bagian
penamplan fisik dari
tubuh yang mengalami
perasaan berharga
gangguan
secara pribdi, dengan
cara yang tepat.
d) Bantu pasien
mendiskusikan
stressor ang
mempengaruhi kitra
diri terkait
congenital, cedera,
penyakit, atau
pembedahan
e) Bantu pasien nuntuk
mengidentifikasi
bagaian dari
tubuhnya dan
memiliki persepsi
positif terkat dengan
tubuhnya

Peningkatan harga diri


Aktivitas :
a) Montor pernyaaan
pasien mengenai
harga diri
b) Tentukan
kepercayaan diri
klien dalam hal
penilian diri
c) Bantu pasien untuk
menemukan
peneriamaan diri
d) Berikan pengalaman
yang meningkatkan
otonomi pasien
dengan tepat
e) Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
respon positif ari
orang lain

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sindrom nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan


permeabilitas membrane glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan
kehilangan protein massif. Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala klinis
edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang
terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal (Ngastiyah, 1997).

Penyebab sindrom nefrotik yaitu karena faktor bawaan, sekunder dan


idiopatik.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi perbaikan makalah kedepannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit.ed. 2. Jakarta:EGC

Muttaqin, Arif, kumala sari. 2014. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem


perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Haryono, Rudi. 2013. Keperawatan Medikal bedah: Sistem Perkemihan, ed. 1.


Yogyakarta: Rapha Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai