Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja

Sasaran Keselamatan Pasien Obat Berbahaya

Oleh

KELOMPOK 3

1. AMELIA JAMIRUS 1711311013


2. MUKHLISIN PUTRA 1711311025
3. FARA ANNISA 1711312005
4. INTAN OLIVIA RISCA 1711312039
5. YURNIATI 1711312045
6. SARAH OKTIVIANI CYNTIA 1711313011

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa , karena
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Sasaran Keselamatan Pasien Obat Berbahaya”. Pada makalah ini kami
tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa kesimpulan dari hasil
diskusi yang kami lakukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan laporan ini, diantaranya:

1. Yang terhormat kepada dosen mata kuliah keselamatan pasien dan keselamatan
kesehatan kerja.
2. Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses
penyelesaian makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi


para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, 6 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………...

1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………..….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………….………………………

2.1 Pengertian Obat Berbahaya ……………………...………………………

2.2 Tujuan Penerapan Sasaran Keselamatan: High Alert Medications ..…….

2.3 Hal Yang Harus Diperhatikan dalam Sasaran Keselamatan Pasien:3 ……

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………..

3.1 Kesimpulan ……………………………………………….………………

3.2 Saran..……………………………………………………………………..

Daftar Pustaka …………………………………………………………….………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen
harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien. Obat-obatan yang
perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat
yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound Alike/LASA).
Obat-obatan yang sering disebutkan dalam issue keselamatan pasien adalah
pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida
2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%,
dan magnesium sulfat =50% atau lebih pekat-). Kesalahan ini bisa terjadi bila
perawat tidak mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila
perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum ditugaskan, atau pada
keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif untuk mengurangi atau
mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan meningkatkan proses pengelolaan
obat-obat yang perlu diwaspadai termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari
unit pelayanan pasien ke farmasi.
Rumah sakit secara kolaboratoriumoratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan dan/atau prosedur juga
mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di
IGD atau kamar operasi serta pemberian laboratoriumel secara benar pada elektrolit
dan bagaimana penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk
mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari obat berbahaya?
2. Apa tujuan dari penerapan sasaran keselamatan pasien: obat berbahaya?
3. Apa yang harus diperhatikan dalam penerapan sasaran keselamatnan
pasien: obat berbahaya?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami segala hal yang berhubungan dengan
sasaran keselamatan pasien khususny yang sedang dibahas yaitu obat
berbahaya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian High Alert Medications


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Kesehatan no 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Peraturan ini
menjadi tonggak utama operasionalisasi keselamatan pasien di rumah sakit diseluruh
Indonesia. Salah satu bentuk sasaran keselamatan pasien yaitu: Obat Berbahaya.
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-obatan
yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika tidak
digunakan secara tepat ( drugs that bear a heightened risk of causing significant
patient harm when they are used in error (ISMP - Institute for Safe Medication
Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel ( sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA), termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang perlu diwaspadai
merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat
berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan
dalam penggunaan.
2.2 Tujuan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien : 3
1) Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu
diwaspadai ( high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
2) Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3) Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
4) Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu
diwaspadai kepada pasien
5) Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2.3 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Sasaran Keselamatan Pasien: Obat
Berbahaya
1. Daftar Obat yang Perlu Diwaspadai

Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :

 Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)

Ex. Rimactazid Paed = Rimcure Paed


Ketosteril = KSR

 Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)


Ex.

SEDIAAN PADAT ( TAB, CAP, SERBUK )


1. DEXTAMIN =CELESTAMIN
2. AMINOPHYLIN = AMITRIPTILIN
3. CLINDAMYCIN = ERYTROMICYN
4. TRIFED = RHINOFED
5. ALDISA SR TAB = ALLORIS TAB

SEDIAAN SEMI PADAT


( CREAM/GEL/SALEP)

1. KETOCONAZOL = MICONAZOL

SEDIAAN INJEKSI
1. DIGOXIN = EPIDOSIN = PARGOXIN
2. EPHEDRIN = EPHINEPRIN
3. AMINOPHYLIN INJ = KALSIUM
GLUCONAS INJ
 Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi
 Kalium / Potassium Klorida (KCl) [sama dengan 25 mEq/ml atau
yang lebih pekat]
 Natrium / Sodium Klorida (NaCl) [lebih pekat dari 0.9 %]
 Magnesium Sulfat (MgSO4) [sama dengan 50% atau lebih pekat]
Berdasarkan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien maka
unit yang dinilai membutuhkan penempatan elektrolit konsentrasi
tinggi di unit pelayanan hanya berada di :

1. Intensive Care Unit (ICU)


2. UGD
3. Kamar Operasi
Elektrolit konsentrat tidak boleh berada di ruang perawatan, kecuali
di ruang tersebut di atas, dengan syarat disimpan di tempat terpisah,
akses terbatas, jumlah terbatas dan diberi label yang jelas untuk
menghindari penggunaan yang tidak disengaja, dan diberi label
“Harus diencerkan sebelum digunakan”. Peresepan, penyimpanan,
penyiapan, pemberian elektrolit konsentrat di ruangan tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang manajemen obat
yang perlu diwaspadai (high-alert medications).

2. Peresepan dan Instruksi Medis


a. Penulisan resep untuk obat yang termasuk kelompok obat yang perlu
diwaspadai (High-Alert Medications) harus sesuai dengan ketentuan
penulisan resep yang baku serta beberapa hal penting berikut :
 Dokter memeriksa kelengkapan dan ketepatan resep : penulisan resep,
indikasi, ketepatan obat, dosis,

rute pemberian.
 Penulisan obat yang termasuk kelompok obat LASA / NORUM
harus menggunakan huruf kapital semua serta mencantumkan
dengan jelas dosis dan satuan obat,

Contoh : IR 15 IU seharusnya dituliskan IR 15 International Unit

 Instruksi lisan hendaknya dihindari, jika sangat terpaksa


diperbolehkan dalam keadaan emergensi yang diatur sesuai dengan
pedoman komunikasi efektif dengan tekhnik SBAR
 Apoteker atau Asisten Apoteker yang menerima resep, harus melakukan
konfirmasi jika terdapat

penulisan yang tidak sesuai (nama obat/sediaan, satuan, dll)

Contoh 1 : R/ GLUCOPHAGE XR 500 no. XV harus jelas BEDA


penulisannya dengan R/ GLUCOPHAGE 500

Ş………….

Contoh 2 : R/ GLUCOPHAGE XR 850 no. XV harus jelas BEDA


penulisannya dengan R/ GLUCOPHAGE 850

Ş………….

b. Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat di rekam medis pasien
(catatan terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep, yaitu :
 Ditulis dengan huruf kapital

 Satuan tertentu harus ditulis lengkap


 Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas

 Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan


penjelasan untuk mengingatkan perawat tentang dosis dan
cara pemberiannya

c. Satuan obat yang harus ditulis lengkap

Misalnya : IU HARUS DITULIS International Unit

Berikut daftar minimum singkatan satuan obat yang harus diwaspadai :

3. Penyimpanan Obat

1) Lokasi Penyimpanan

Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di logistik


armasi dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit konsentrasi
tinggi terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU, UGD, kamar operasi
dalam jumlah yang terbatas. Obat disimpan sesuai dengan kriteria
penyimpanan perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan
jenis sediaan obat (rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem
FIFO dan FEFO serta ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”.

2) Penyimpanan Elektrolit Konsentrasi Tinggi


1. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang
menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk kelompok
obat yang “High Alert” sesuai Daftar Obat High Alert RS MEKAR
SARI BEKASI
2. Tempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada setiap kemasan
obat high alert
3. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat
high alert yang terpisah dari obat lain.

3) Penyimpanan Obat LASA ( LOOK ALIKE)

1. LASA (Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan


(warning) untuk keselamatan pasien

(patient safety) : obat-obatan yang bentuk / rupanya mirip dan


pengucapannya / namanya mirip TIDAK BOLEH diletakkan
berdekatan.

2. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus diselingi


dengan minimal 2 (dua) obat dengan

kategori LASA diantara atau ditengahnya.

3. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat


memberi/menerima instruksi
4. Pemberian Label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :

a. “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau


infus tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll.
- Penandaan obat High Alert dilakukan dengan stiker “ High Alert
Double Check” pada obat.
b. “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM

- Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda


dengan stiker LASA pada tempat penyimpanan obat.

- Apabila obat dikemas dalam paket untuk kebutuhan pasien, maka


diberikan anda LASA pada kemasan primer obat.

5. Penyiapan Obat High Alert


a) Apoteker/Asisten Apoteker memverifikasi resep obat high alert sesuai
Pedoman Pelayanan Farmasi penanganan High Alert
b) Garis bawahi setiap obat high alert pada lembar resep dengan tinta
merah.
c) Jika apoteker tidak ada di tempat, maka penanganan obat high alert
dapat didelegasikan pada asisten apoteker yang sudah ditentukan.
d) Dilakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada perawat.
e) Petugas farmasi pertama dan kedua, membubuhkan tanda tangan dan
nama jelas di bagian belakang resep sebagai bukti telah dilakukan
double check.
f) Obat diserahkan kepada perawat/pasien disertai dengan informasi yang
memadai dan menandatangani buku serah terima obat rawat inap.
6. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai
Penyiapan Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di Ruang
Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk
elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :

1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR


2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh
orang yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori
LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja
dekat pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat
LASA / NORUM (Look Alike Sound Alike = Nama Obat
RUpa Mirip), saat memberi / menerima instruksi.
Cara Pengenceran Obat yang Perlu Diwaspadai (High Alert) di
Ruang Perawatan
 KCl 7.46 % injeksi (Konsentrasi sediaan yang ada adalah
1mEq = 1 mL) NaCl 3% injeksi intravena diberikan
melalui vena sentral dengan kecepatan infuse tidak lebih
dari 100mL/jam
 Natrium Bicarbonat (Meylon vial 8.4% ) injeksi, harus
diencerkan sebelum digunakan.

Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang


Perawatan
Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check)
secara independen :
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.
b. Ketepatan perhitungan dosis obat.
c. Identitas pasien.
1. Obat high alert infus harus dipastikan :
 Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
 Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada
syringe pump dan di setiap ujung jalur selang.

2. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan


sesuai perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di
semua ruang perawatan.
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar
menjelaskan kepada perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert, dan menyerahkan formulir
pencatatan obat.
Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan
dan tindakan pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert
dapat mengakibatkan tertundanya pemberian terapi dan
memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter dan
perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien
yang membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check
dapat tidak dilakukan, namun sesaat sebelum memberikan obat,
perawat harus menyebutkan secara lantang semua jenis obat yang
diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan didokumentasikan
dengan baik oleh perawat yang lainnya.
7. Cek 7 (Tujuh) Benar Obat Pasien

Setiap penyerahan obat kepada pasien dilakukan verifikasi 7 (tujuh) benar


untuk mencapai medication safety :

1. Benar obat
2. Benar waktu dan frekuensi pemberian
3. Benar dosis
4. Benar rute pemberian
5. Benar identitas pasien

 Kebenaran nama pasien


 Kebenaran nomor rekam medis pasien
 Kebenaran umur/tanggal lahir pasien
 Kebenaran alamat rumah pasien
 Nama DPJP
6. Benar informasi

7. Benar dokumentasi

Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan:

a) Setiap depo farmasi, ruang rawat, poliklinik harus memiliki daftar obat
High alert
b) Setiap tenaga kesehatan harus mengetahui penanganan khusus untuk
obat high alert
c)Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai dilakukan
mulai dari peresepan, penyimpanan, penyiapan di farmasi dan ruang
perawatan dan pemberian obat
d) Obat high alert disimpan ditempat terpisah, akses terbatas, diberi label
High alert
e)Pengecekan dengan 2 (dua) orang petugas yang berbeda untuk menjamin
kebenaran obat high alert yang digunakan
f) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan
bahayanya dapat menyebabkan kematian atau kecacatan pasien, terutama obat-obat
yang perlu diwaspadai. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung
risiko yang meningkat bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian
besar pada pasien.

 Obat risiko tinggi


Yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau kemoterapeutik
 Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan klinik tampak/kelihatan sama
(look alike, bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM).
 Elektrolit konsentrat
 Seperti potassium klorida dengan konsentrasi sama atau lebih dari 2 mEq/ml,
potassium fosfat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari 3 mmol/ml,
natrium klorida dengan konsentrasi lebih dari 0.9 % dan magnesium sulfat
dengan konsentrasi 20 %, 40%, atau lebih.

3.2 Saran

Kesalahan dapat terjadi jika petugas tidak memperoleh orientasi cukup baik diunit
perawatan pasien dan apabila perawat tidak memperoleh orientasi cukup atau saat
keadaan darurat. Hal ini sangat berisiko bagi pasien jika tidak diperhatikan. Oleh
karena itu, sebagai mahasiswa keperawatan sudah seharusnya kita mengerti segala hal
yang berkaitan dengan sasaran dan standar keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Wardhani, Viera. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. Malang: UB Press

Dr. Erwin Santosa, Sp.A. 2015. Manajemen Risiko. S2 Kebidanan Stikes ‘aisyiyah
Yogyakarta.

Didona, Nancy.2013.Sediaan & Dosis Obat. Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai