Nama Kelompok:
Maria mirdatul (P031815401019)
Mellysa Yusniza (P031815401021)
PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya,
kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang
dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar
yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang sederhana itu terdiri atas satu
subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang
panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola
itulah yang dimaksud dengan pola kalimat dasar (E. Zaenal Arifin, 1995)
b. Dosen ramah S: KB + P: KS
Contoh lain:
a.Mahasiswa kebidanan belajar mempuyer obat
S P
b.Mahasiswa kebidanan mempraktekkan cara memandikan bayi
S P
b.Pola 2, adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata
sifat ( ramah ). Kalimat itu menjadi : Dosen itu ramah
S P
Contoh lain:
a.Mahasiswa kebidanan sangat Rajin
S P
c.Pola 3, adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda ( harga buku itu ) dan
berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah ).
Contoh lain :
a.Umur ku saat ini Dua puluh
S P
Ketiga pola kalimat diatas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap kalimat tunggal
diatas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsur katanya. Dengan
menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu , kalimat akan menjadi panjang (lebih panjang
daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali usur utamanya.
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-contoh diatas. Tidak tertutup
kemungkinan kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih. Perluasan
kalimat itu antara lain terdiri dari :
a.Keterangan tempat
Seperti di sini , dalam ruangan tertutup, lewat Yogyakarta , dalam republic itu dan sekelilingi
kota.
b. Keterangan waktu
Seperti setiap hari, pada pukul 19.00 , tahun depan, kemarin sore dan minggu kedua bulan ini
c.Keterangan alat
Seperti dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok dan garpu, dengan wesel pos
dan dengan cek
d.Keterangan modalitas
Sepeti harus,barangkali, seyogyanya, sesungguhnya , dan sepatutnya
e.Keterangan cara
Seperti dengan hati-hati, seenaknya saja, selakas mungkin, dan
dengan tergesa-gesa
f.Keterangan aspek
Seperti akan,sedang ,sudah dan telah
g.Keterangan tujuan
Seperti agar bahagia,supaya tertib, untuk anaknya, dan bagi kita
h.Keterangan sebab
Seperti karena tekun, sebab berkuasa, dan lantaran panic
i.Frasa yang
Seperti mahasiswa yang IPnya 3 keatas, para atlet yang sudah
menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan rakyatnya.
j.Keterangan aposisi
yaitu keterangan yang sifatnya saling menggantikan, seperti
penerima Kalpatarum Abdul Rozak, atau Gubenur DKI Jakarta,
Sutiyoso
2.Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih ( Hermanda:
2009) . Kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut :
a.Penggabungan atau sejajar yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan
oleh kata dan atau serta . jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan
hasilnya disebut kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh :
Kami membaca
Mereka menulis
Menjadi : Kami membaca dan mereka menulis
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari dua kalimat
tunggal.
Contoh :
Direktur tenang
Karyawan duduk teratur
b.Pertentangan yaitu kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh
kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
pertentangan.
Contoh : Amerika dan Jepang tergolong negara maju
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang
Menjadi : Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei Darussalam
tergolong negara berkembang
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam
kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut :
Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di
Bandung. Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.
c.Sebab akibat yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dapat di hubungkan oleh kata karena jika kejadian
yang dikemukakannya berurutan .
Contoh : Ayah berkerja terus sehingga badannya pegal-pegal
Dia duduk terus karena kakinya patah
d.Pemilihan yaitu dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika kalimat itu
menunjukkan pemilihan dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara pemilihan.
Contoh : Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang terdekat atau para
petugas menagihnya kerumah pemilik televisi langsung
3.Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kalimat yang bebas dan
satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan
yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat,sedangkan
pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab,akibat,tujuan,syarat,dan
sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan dalam anak kalimat
(E.Zaenal Arifin,1995).
Kalimat majemuk bertingkat terbagi dalam bentuk anak kalimat dan induk
kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan , sedangkan anak kalimat ialah
pertalian gagasan dengan hal-hal lain. Perhatikan kalimat dibawah ini :
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan
membawamu ke hotel-hotel besar
Anak kalimat : Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas
Induk kalimat : Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar
4.Kalimat Majemuk Campuran
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk
bertingkat, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun
kalimat yang bersimetris ( E.Zaenal Arifin,1995)
Misalnya :
a.Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestic
berlomba melakukan transaksi , dan HSG naik tajam.
b.Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat berkerja dengan tenang
dan dapat beribadah dengan leluasa.
Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun
kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat panjang-
pendek,aktif-pasif,inverse (pembalikan susunan) dan pengedepanan
keterangan.
pengertian kalimat efektif
Agar tidak membosankan dan menjemukan dalam penulisan kalimat diperlukan pola
dan bentuk/struktur yang bervariasi.
a) Variasi Bentuk Pasif Persona
Bentuk pasif persona juga dapat dimanfaatkan sebagai variasi lain dalam pengungkapan
informasi.
b) Variasi Bentuk Aktif – Pasif
Variasi bentuk aktif-pasif merupakan variasi penggunaan kalimat dengan memanfaatkan
kalimat aktif lebih dulu, kemudian diikuti oleh kalimat pasif, atau sebaliknya.