1. Secara umum, tulisan teman-teman sudah baik. Kesalahan ejaan tidak terlalu banyak,
namun kepaduan kalimat yang masih perlu diperbaiki.
2. Kesalahan dalam kepaduan kalimat tersebut, saya rasa, karena keterbatasan waktu.
Namun, sebagian besar dari teman-teman sudah menyiasatinya dengan menyusun
kalimat-kalimat yang singkat.
3. Dengan topik yang cenderung mudah dan objek yang dekat, secara substansi tulisan
teman-teman sudah cukup.
4. Mengenai kesalahan ejaan, banyak di antara teman-teman yang belum menggunakan
tanda koma dengan tepat.
5. Kesalahan pada tulisan teman-teman akan saya bahas & perbaiki di sini. Tidak perlu
merasa malu atau kecil hati. Ini sebagai bahan belajar bersama supaya teman-teman
mampu menulis dengan baik
1. Tidak perlu menggunakan tanda petik untuk menandai nama panggilan, kecuali
julukan
a. Febbyhansista Ainun Latifah, atau yang oleh teman-temannya kerap dipanggil
dengan “Tata”.
i. Febbyhansista Ainun Latifah oleh teman-temannya kerap dipanggil
dengan Tata.
(kalimat di poin (a) tidak tuntas)
2. Tanda petik digunakan untuk mengapit kutipan/motto hidup
a. Satu kalimat motivasi yang selalu menjadi semangat Zainab yaitu, sebaik-baik
manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
i. Satu kalimat motivasi yang selalu menjadi semangat Zainab yaitu,
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”.
Omnibus Law adalah salah satu kebijakan pemerintah guna untuk mengurangi angka kemiskinan.
Dimana menimbulkan pro dan kontra oleh para mahasiswa, seperti demo kemarin.
Koreksi 1: kata guna dan untuk dalam kalimat di atas tidak efektif karena bermakna sama.
Koreksi 4: Pada klausa seperti demo kemarin banyak informasi yang lesap.
Hasil koreksi: Omnibus Law adalah salah satu kebijakan pemerintah untuk mengurangi angka
kemiskinan. Kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra dari para mahasiswa seperti
yang terlihat pada demo kemarin.
Apabila tenaga kerja mendapatkan jam kerja yang sedikit, tentu akan mengurangi gaji mereka.
Dia adalah Linda Widji Astuti, dipanggi Linda, yang berasal dari Gunung Kidul.
Hasil koreksi: Dia adalah Linda Widji Astuti, atau lebih akrab dipanggil Linda. Ia berasal dari
Gunung Kidul.
Di SMA dia merupakan murid yang berprestasi. Hal ini bisa terjadi karena dia adalah wakil dari
sekolahnya untuk mengikuti lomba OSN.
Koreksi 1: Tanda koma tidak ditempatkan setelah adverbia yang diletakkan di awal kalimat
pada kalimat pertama.
Koreksi 2: Klausa hal ini bisa terjadi karena kurang tepat dan mubazir.
Koreksi 4: frasa lomba OSN mubazir. OSN ‘Olimpiade Sains Nasional’. Olimpiade =
perlombaan.
Hasil koreksi: Di SMA, dia merupakan murid yang berprestasi karena dia merupakan wakil
dari sekolahnya untuk mengikuti OSN.
Awal tahun 2020 ini sedang maraknya virus corona. Pertama kali orang yang terindikasi terkena
virus corona adalah warga Depok, Jawa Barat.
Koreksi 1: Tanda koma tidak ditempatkan setelah adverbia yang diletakkan di awal kalimat
pada kalimat pertama.
Hasil koreksi: Di awal tahun 2020 ini, virus corona sedang marak. Orang pertama yang
terindikasi terkena virus corona adalah seorang warga di Depok, Jawa Barat.
Bagi yang menjual dengan harga tinggi itu juga malah mementingkan keuntungan bagi penjual
itu sendiri daripada saudara-saudaranya.
Koreksi 1: Urutan kalimat kurang teratur sehingga ide kalimat tidak terlihat.
Hasil koreksi: Penjual yang menjual dengan harga tinggi justru mementingkan keuntungan
pribadinya tanpa memikirkan saudara-saudaranya.
Ika terlahir di lingkungan yang mayoritas anak-anaknya adalah laki-laki dan ika sangat berteman
akrab dengan mereka.
Koreksi 1: Huruf kapital untuk nama orang ada yang salah penggunaan.
Hasil koreksi: Ika terlahir di lingkungan dengan mayoritas teman sebaya laki-laki dan ia
berteman sangat akrab dengan mereka.
Ia memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Cita-cita menjadi seorang guru adalah cita-cita dari
kecil sehingga untuk mewujudkan cita-citanya tersebut ia selalu rajin belajar siang dan malam.
Koreksi 1: Pada kalimat kedua, kata cita-cita digunakan terlalu sering. Dapat diganti dengan
kata ganti tunjuk yang merujuk pada topik yang disebutkan pada kalimat sebelumnya.
Koreksi 2: Kata selalu dan rajin memiliki gradasi makna yang sama, pakai salah satu saja.
Koreksi 3: Frase siang dan malam mengimplikasikan kerja keras, usaha yang terus-menerus,
dan rajin dilakukan. Tidak perlu disertakan jika sudah ada kata selalu atau rajin.
Hasil koreksi: Ia memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Cita-cita tersebut adalah
harapannya sejak kecil sehingga untuk mewujudkannya, ia rajin belajar.
Misalnya, ovo, gopay, shopee pay, Link Aja, dan masih banyak lagi.
Koreksi 2: Jika sudah menggunakan kata misalnya, contohnya, antara lain, tidak perlu ditutup
dengan frase dan masih banyak lagi, dan lain-lain, dan lain sebagainya, dan seterusnya.
Hasil koreksi: Ia mengambil jurusan Pendidikan Ekonomi karena melihat peluang kerja yang
lebih besar.
Nufus mempunyai tempat tinggal yang berpindah-pindah. Dia juga mempunyai cita-cita yang
sejak kecil ingin menjadi dokter, namun ketika sudah lulus dari Sekolah Dasar ia ingin menjadi
guru.
Koreksi 1: logika pada kalimat pertama dapat menimbulkan misinterpretasi. Interpretasi literal:
Nufus mempunyai tempat tinggal yang dapat berpindah-pindah seperti portable house atau ia
tinggal di dalam mobil van yang dapat parkir di manapun.
Koreksi 3: Bagian pertama untuk kalimat kedua yang dipecah; subjek kurang jelas
Koreksi 4: Bagian kedua; kata sekolah dasar tidak perlu dengan awalan kapital karena tidak
diikuti identitas spesifik, misalnya Sekolah Dasar Budi Mulia atau Sekolah Dasar Negeri 5
Bontang.
Hasil koreksi: Nufus sempat berpindah tempat tinggal beberapa kali. Sejak kecil, dia
mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. Namun demikian, setelah lulus dari sekolah
dasar, ia ingin menjadi guru.
Irza mempunyai tubuh yang ideal dengan tinggi badan seratus lima puluh lima sentimeter dan
berat badan limapuluh tiga kilogram.
Koreksi 1: Untuk kasus seperti ini, angka dapat ditulis dengan angka romawi, tidak perlu
dijabarkan dengan abjad.
Hasil koreksi: Irza mempunyai tubuh yang ideal dengan tinggi badan 155 sentimeter dan berat
badan 53 kilogram.
LATIHAN
Koreksilah paragraf ini sehingga menjadi paragraf yang baku dan padu. Teman-teman
dipersilakan melihat catatan kuliah, buku, KBBI, dan PUEBI. Hasil koreksi silakan ditulis pada
sebuah file MS Word dengan ketentuan font Times New Roman ukuran 12, justified, dan spasi
1,5. Kirimkan file tersebut ke email saya: lidwina.mae@gmail.com dengan subjek “Latihan UTS
Bahasa Indonesia” sebelum hari Kamis (19 Maret 2020) pukul 15.00. Pengumpulan tugas
tersebut saya hitung sebagai presensi kalian minggu ini. Selamat bekerja
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP INFLASI DAN
PEREKONOMIAN DI INDONESIA
Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang selalu menarik dibahas terutama berkaitan
dengan dampaknya yang luas terhadap perekonomian Indonesia. Inflasi adalah kenaikan terus
menerus dalam rata-rata tingkat harga (Mc Eachern, 2000:133). Inflasi bisa berdampak positif
atau negatif terhadap perekonomian tergantung parah atau tidaknya inflasi. Inflasi cenderung
terjadi pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia dengan struktur perekonomian
bercorak agraris. Kegagalan atau guncangan dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di
pasar domestik dan berakhir dengan inflasi pada perekonomian (Baasir, 2003;265).
Samuelson dan Nordhaus dalam Pratiwi (2013:5) mengungkapkan bahwa salah satu
faktor penting terjadinya inflasi ini karena disebabkan oleh pertumbuhan volume jumlah uang
beredar yang cepat. Ketika pendapatan masyarakat meningkat dan diikuti oleh kenaikan
permintaan agregat, namun tidak diimbangi denganpeningkatan output yang diproduksi, maka
harga-harga umum akan naik.
Selama ini, Bank Indonesiaselaku bank sentral menggunakan instrumen suku bunga SBI
dalam mengendalikan inflasi di Indonesia, Menurut Baroroh dalam Hudaya (2011:28), hubungan
antara suku bunga SBI dengan inflasi adalah kenaikan suku bunga SBI akan mendorong
kenaikan suku bunga jangka pendek di pasar uang. Demikian juga halnya dengan suku bunga
jangka panjang, produsen akan merespon kenaikan suku bunga di pasar uang dengan mengurangi
investasinya, maka produksi dalam negeri (output) menurun sehingga tingkat inflasi
domestikmenurun.
Terjadinya inflasi di Indonesiajuga dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS Sejak 14 Agustus 1997, sistem nilai tukar yang dianut oleh Indonesia adalah sistem
nilai tukar mengambang (free floating exchange rate) yang berarti bahwa nilai tukar rupiah akan
terbentuk dan diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar atau berdasarkan hukum
permintaan dan penawaran di pasar. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
mengakibatkan meningkatnya nilai ekspor. Harga barang domestik yang lebih murahmenarik
minat pihak luar negeri untuk menambah jumlah permintaan akan barangnyasehingga perlahan-
lahan harga akan naik dan menyebabkan inflasi. (Sipayung, 2013:337).
Selain dipengaruhi oleh inflasi, perekonomian di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor
lain yaitu investasi dan tenaga kerja di Indonesia. Menurut Todaro (2000 : 137) terdapat tiga
faktor atau komponenutama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya
adalahakumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan
pada tanah, peralatan fisik danmodal atau sumber daya manusia, pertumbuhan penduduk
beberapa tahun selanjutnya yang akan memperbanyak jumlah akumulasi kapital, dan kemajuan
teknologi. Investasi-investasi baru sebagai stok modal dapat dipergunakan sebagai alat untuk
memulihkan perekonomian. Penanaman modal dalam negeri (investasi domestik) dan
penanaman modal asing (investasi asing) merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan
investasi.