Anda di halaman 1dari 47

PROBLEMATIKA

BAHASA INDONESIA
Dosen ; Ibu Rafika Fajrin, S.Pd, M.Pd

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK

A Farhan Nevandi P1337430221041

Arsita Nurriska Amalia P1337430221104

Fariz Tristiadi Putra P1337430221001

Nabilla Ardhina Shafi P1337430221022


Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi, baik lisan maupun tulis,
yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam menggunakan
bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat umum tidak jarang melakukan kesalahan. Kesalahan-
kesalahan dalam berbahasa Indonesia umumnya dilakukan tanpa
disadari dan kadang-kadang bersifat terpola sebagai akibat dari
penguasaan bahasa daerah sebagai bahasa pertama.

Kesalahan-kesalahan dalam berbahasa Indonesia secara umum


terlihat pada dua hal, yakni kesalahan dalam ucapan (pelafalan) dan
kesalahan dalam penulisan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan
masyarakat ketika menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi
sehari-hari, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis, merupakan
problematika bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa .
SEGI PROBLEMATIKA
BAHASA

1st 2nd 3rd 4th


PROBLEMATIKA PROBLEMATIKA PROBLEMATIKA PENGARUH BAHASA
FONOLOGI MORFOLOGI SINTAKSIS LAIN TERHADAP
BAHASA INDONESIA
PROBLEMATIKA
FONOLOGI
FONOLOGI
Problematik Fonologi merupakan,
problematika bahasa Indonesia
yang berkaitan dengan aspek
fonologi umumnya meliputi
kesalahan dalam ucapan
(pelafalan).
Bunyi /b/ pada akhir setiap kata
CONTOH umumnya dilafalkan dengan bunyi /p/
Bunyi /f/ dan bunyi /v/ dilafalkan
CONTOH seperti bunyi /p/
Bunyi /z/ dilafalkan seperti bunyi /s/
CONTOH atau /j/.
Bunyi /kh/ dilafalkan seperti bunyi /k/
CONTOH atau /h/
CONTOH Bunyi /sy/ dilafalkan seperti bunyi /s/
PENYEBAB PROBLEMATIKA
ASPEK FONOLOGI
Faktor kebiasaan dan kelumrahan dalam pengucapan.
Kesalahan pengucapan karena bunyi ujaran dan
pelambangannya tidak dikenal dalam bahasa daerah.
Faktor kebiasaan pengucapan di tiap daerah yang sudah
memfosil sehingga sulit diubah.
Pengaruh bahasa gaul
Tidak ada aturan tentang pelafalan yang baku dalam
bahasa Indonesia
SOLUSI YANG DAPAT
DITAWARKAN
Diperlukan pembinaan yang lebih intensif melalui pembelajaran
tentang kaidah-kaidah tatatulis di lembaga pendidikan formal, mulai
dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Diperlukan pembinaan yang lebih intensif melalui media massa, baik


media cetak maupun elektronik. Kepada para jurnalis yang menulis di
media massa cetak hendaknya diberikan pemahaman dan sosialisasi
kaidah-kaidah tatatulis yang baik dan benar. Upaya pembinaan yang
dikemas melalui penayangan acara-acara di layar televisi sebaiknya
dipertimbangkan untuk dihidupkan kembali.
PROBLEMATIKA
MORFOLOGI
MORFOLOGI
Morfologi adalah ilmu tentang
pembentukan kata yang dilakukan
melalui proses afiksasi, reduplikasi,
komposisi, konvensi, akrominisasi,
dan penyerapan.
Teori Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi yang
dikemukakan oleh Setyawati (2010; 50-74)
1. Penghilangan Afiks
a. Penghilangan Prefiks meng-
Hal ini terjadi akibat adanya penghematan dalam
menggunakan bahasa yang seharusnya tidak perlu, karena
adanya penghematan tersebut menyebabkan terjadinya
kesalahan pemakaian bahasa.
CONTOH

Bentuk Tidak Baku


1. Kau katakan juga hal ini pada Tuan Bahtiar?
2. Letkol Riswandi akui "menjual" dokumen negara
Kalimat di atas termasuk kalimat aktiftransitif. sesuai dengan
kaidah, dalam kalimat aktiftransitif predikat kalimat harus
berprefiks meng-.
Bentuk Baku
1. Kau mengatakan jugan hal ini pada Tuan Bahtiar?

2. Letkol Riswandi mengakui "menjual" dokumen negara.


Dalam bahasa Indonesia memang terdapat istilah "ekonomi


bahasa", artinya sudah seharusnya kita tidak boros
menggunakan bahasa, namun ketidak borosan ini jangan
sampai merusak aturan-aturan dalam tata bahasa Indonesia.
Penghilangan awalan meng- hanya dibenarkan pada kepala
berita dalam surat kabar media cetak saja, selain itu
penghilangan tersebut tidak dibenarkan.
b. Penghilangan Prefiks ber-
Pemakai bahasa Indonesia sering menghilangkan prefiks ber-
pada kata-kata bentukan, padahal itu tidak seharusnya terjadi
karena hal tersebut dapat membuat yang benar menjadi salah .
contoh :
Bentuk Tidak Baku
1. Pendapatan Ibuku beda dengan pendapatan bibiku.
2. Ayo kita ke Waterpark, kita renang di sana!
Kata-kata beda dan renang di atas adalah kata dasar yang
menduduki kata kerja pada masing-masing kalimat. Sesuai
kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kata kerja tersebut
harus dieksplisitkan prefiks ber-, yaitu berbeda dan berenang
2. Bunyi yang Seharusnya Luluh Tidak Diluluhkan
Masih sering kita temukan kata dasar yang berfomen awal /k/,
/p/, /s/, atau /t/ tidak luluh jika mendapat prefiks meng- atau
peng-. Pemakaian yang seperti itu dapat kita lihat contoh :
Bentuk Tidak Baku
1. Kita harus ikut serta mensukseskan Pilkada bulan April
2010.
2. Warga berusaha mengkikis habis koruptor di desa ini.
3. Tukang foto itu mempotret si Bayu dengan serius.
Bentuk Baku
1. Kita harus ikut serta menyukseskan Pilkada bulan April
2010.
2. Warga berusaha mengikis habis koruptor di desa ini.
3. Tukang foto itu memotret si Bayu dengan serius.
Dalam tata bahasa Indonesia, bunyi /k/, /p/, /s/, dan /t/, yang
tidak luluh hanya terjadi pada kata-kata serapan dari bahasa
asing yang masih terasa keasingannya, seperti
mengkoorinasikan serta kata-kata yang diawali oleh gugus
konsonan seperti ; mensponsori, pengklasifikasian, dan
penspesialisasikan
3. Peluluhan Bunyi yang Seharusnya Tidak Diluluhkan
a. Peluluhan Bunyi /c/ yang Tidak Tepat
Kata dasar yang berfonem awal bunyi /c/ sering kita lihat
menjadi luluh jika mendapat prefiks meng-. Contoh
1. Rhoma sudah tidak lagi menyintai ani
2. Tidak boleh menyontoh hasil orang lain!
Peluluhan bunyi /c/ itu kemungkinan disebabkan adanya
pengaruh dari bahasa daerah. Bentuk yang benar seharusnya
menjadi mencintai dan mencontoh
b. Penyuluhan Bunyi-Bunyi Gugus Konsonan yang Tidak Tepat
Masih sering ditemukan pemakaian kata-kata bentukan yang
berasal dari gabungan prefiks meng- dan kata dasar
berfonem awal gugus konsonan. Penggabungan tersebut
meluluhkan gugus konsonan seperti:
1. Pabrik itu setiap bulan dapat memroduksi 800 ribu baju.
2. Olimpic menyeponsori acara bedah rumah di RCTI.
Gugus konsonan /pr/, /st/, /tr/, /sp/, dan /kl/ pada awal kata
dasar tidak luluh jika dilekati prefiks meng-. Kata yang
bercetak miring pada kalimat di atas diperbaiki menjadi
memproduksi dan mensponsori
4. Penggunaan Afiks yang Tidak Tepat
a. Penggunaan Preffiks ke-
Bentuk Tidak Baku
1. jangan keburu nafsu, kamu harus bicara dengan tenang.
2. saya sangat ketarik pada perkumpulan yang Saudara Pimpin.
Bentuk kata keburu dan ketarik pada kalimat di atas merupakan
bentukan kata yang tidak baku. Kesalahan tersebut terjadi karena
kekurang cermatan dalam memilih prefiks yang tepat. Pada
umumnya dikarenakan dipengaruhi oleh bahasa daerah (Jawa atau
Sunda).Bentukan yang baku dalam bahasa Indonesia adalah
menggunakan prefiks ter-, sehingga menjadi seperti diucapkan atau
dituliskan pada kalimat-kalimat berikut ini.
b. Pembentukan Kata dengan Sufiks -wan
Bentuk Tidak Baku
1. Beberapa ilmiawan dari berbagai disiplinilmu menghadiri
seminar.
2. Untuk membina mentalgenerasi muda diperlukan peranan
aktif para rohaniawan.
Ada kemungkinan pengguna bahasa mendugabahwa unsur-
unsur pembentuk kata pada contoh di atas adalah ilmiah +
wan dan rohaniah + wan. Jika ditelusuri kaidah bahasa yang
baku, unsur-unsur pembentuk kata-kata tersebut adalah ilmu
+ wan dan rohani + wan
PROBLEMATIKA
SINTAKSIS
SINTAKSIS
Sintaksis adalah salah satu cabang
dari tata bahasa yang
membicarakan struktur kalimat,
klausa, dan frasa.
Kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis dapat
dikumpulkan dalam beberapa kategori :
Penggunaan Kata Mubadzir
Kalimat Ambigu
Logika Kalimat
Diksi yang Kurang Tepat dalam Membentuk Kalimat
CONTOH Penggunaan Kata Mubadzir

kalimat yang mengandung kata mubazir adalah kalimat


yang berlebih-lebihan sehingga mengakibatkan tidak
hemat, sia-sia, dan tidak berguna. Contoh kalimat; "Hari
cuti saya dan keluarga saya pergi ke pantai", Contoh
kalimat diatas termasuk kalimat kurang efektif karena
terdapat unsur mubadzir. Kata mubadzir pada kalimat
diatas adalah kata saya setelah kata keluarga.

CONTOH Kalimat Ambigu

kalimat ambiguitas adalah kegandaan arti kalimat,


sehingga meragukan atau sama sekali tidak dipahami
orang lain. Contoh kalimat; "Selepas itu saya sudah
bermain air pantai, saya pergi membeli barang makanan,
selepas itu semua keluarga saya balik ke rumah". Jadi
untuk menghindari ambiguitas makna dalam kalimat
diatas dapat diperbaiki menjadi; Setelah saya bermain air
pantai, saya pergi membeli oleh-oleh untuk dibawa

pulang. dan Setelah saya bermain air pantai, saya pergi


membeli makanan untuk dibawa kerumah dan dimakan


bersama keluarga.
CONTOH Logika Kalimat

logika kalimat adalah hubungan yang logis antara suatu


kalimat (preposisi/kata depan) dengan kalimat lain.
Contoh kalimat : "Sampai pagi saya dan adik-adik pergi
sekolah". Contoh kalimat diatas tidak logis karena
hubungan klausa pertama “sampai pagi” dan klausa
“pergi sekolah” tidak dapat ditafsirkan makna yang masuk
akal dan klausa “sampai pagi” juga menjelaskan
keterangan waktu/ lamanya waktu, lazimnya adalah Ketika

pagi hari, saya dan adik saya pergi sekolah.


CONTOH Diksi yang Kurang Tepat dalam


Membentuk Kalimat

Diksi adalah pilihan kata dalam kejelasan lafal untuk


mengambarkan efek tertentu dalam bicara didepan
umum. Contoh kalimat : "Baik guru ataupun siswa masih
menunggu kepastian terkait dengan tanggal pelaksanaan
Ujian Nasional yang semakin dekat. Penggunaan “ataupun”
kurang tepat dan bisa diganti dengan “maupun”. Ini
dilakukan dengan kata berpasangan atau konjungsi
korelatif untuk “baik” berpasangan dengan “maupun”.

PENGARUH BAHASA LAIN


TERHADAP BAHASA
INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA BAHASA ASING KE
INDONESIA

Penggunaan bahasa asing sudah


banyak digunakan pada pembelajaran
pendidikan sejak zaman kolonial
Belanda. Pada masa penjajahan
Belanda, Bahasa Inggris, Belanda,
Jepang dan Jerman diajarkan pada
tingkat MULO (setara SMP) dan AMS
(Setara SMA)
SEJARAH MASUKNYA BAHASA ASING KE
INDONESIA

Selain itu, masuknya bahasa asing


berasal dari bangsa lain yang datang
ke Indonesia. Seperti pedagang Arab
yang masuk ke Indonesia pada abad
ke-7 hingga abad ke-8 untuk
berdagang dan menyebarkan agama
Islam di Indonesia.
PENYEBAB TERJADINYA VARIASI PENGGUNAAN
BAHASA DALAM LINGKUP MASYARAKAT INDONESIA

INTERFERENSI
Interferensi bahasa Indonesia merupakan
salah satu bentuk dari perkembangan
bahasa Austronesia terdiri dari bentukan
kata seperti penghilangan fonem dan
penambahan fonem yang terjadi pada
penutur bilingual atau multilingual dalam
masyarakat heterogen.
CONTOH INTERFERENSI
PENYEBAB TERJADINYA VARIASI PENGGUNAAN
BAHASA DALAM LINGKUP MASYARAKAT INDONESIA

INTEGRASI
Integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa
lain yang terbawa masuk dan sudah
dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai
bagian dari bahasa yang menerima atau
memasukinya. Proses integrasi ini tentunya
memerlukan waktu yang cukup lama, sebab
unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan,
baik lafalnya, ejaannya maupun tata
bentuknya.
CONTOH INTEGRASI
PENYEBAB TERJADINYA VARIASI PENGGUNAAN
BAHASA DALAM LINGKUP MASYARAKAT INDONESIA

ALIH KODE
Alih kode (code-switching) adalah
penggunaan bahasa lain atau ragam
bahasa lain pada satu percakapan untuk
menyesuaikan diri dengan peran atau
situasi lain atau karena adanya partisipan
lain. Dalam penggunaannya sering kali
bahasa Indonesia dicampur dengan
unsur-unsur bahasa Inggris.
CONTOH ALIH KODE
PERAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBAL

Peran Bahasa Indonesia di era global


diantaranya:
1. Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Pengantar
di Perguruan Tinggi Asing
2. Bahasa Indonesia digunakan sebagai alat
perhubungan tingkat nasional untuk
kepentingan perencanaan, pemerintahan,
dan pelaksanaan pembangunan.
3. Penggunaan Bahasa Asing dalam nama
dunia usaha dan perdagangan di Indonesia
Pernah di tertibkan melalui Surat Menteri
Dalam Negeri pada tahun 1995.
PENGARUH POSITIF BAHASA ASING
A. Bahasa Inggris dalam Sains dan Teknologi
Menurut penelitian yang telah dicatat oleh
Maurais dan Morris (2003), bidang sains dan
teknologi juga mengandalkan bahasa Inggris. Dari
satu miliar dokumen di situs web pada tahun 1999,
sebesar 86,5% digunakan dalam bahasa Inggris.

B. Bahasa Inggris Digunakan dalam Dunia


Bisnis dari Berbagai Negara
Dalam dunia bisnis yang semakin global,
sejumlah perusahaan lokal menggunakan bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi utama untuk
menjalin kerja sama dengan perusahaan asing.
PENGARUH POSITIF BAHASA ASING
C. Bahasa Asing menjadi Kuriukulum
Perguruan Tinggi
Pendidikan Indonesia mulai dari taman
bermain sampai dengan universitas memiliki
kurikulum dan pelajaran tentang bahasa asing.
Di tingkat universitas saja, adanya Jurusan
Sastra Bahasa Asing seperti Sastra Inggris,
Jepang, Arab dan Belanda menjadi salah satu
contoh kurikulum bahasa asing. Hal Ini dilakukan
agar sumber daya manusia indonesia dapat ikut
andil dalam globalisasi dunia.
PENGARUH NEGATIF BAHASA ASING

Adapun pengaruf negatif dari bahasa asing


adalah penggunaan bahasa Indonesia sedikit
demi sedikit akan tergeser dengan bahasa
asing. Bahasa indonesia pada saat ini seringkali
dikombinasikan dengan bahasa asing. Banyak
generasi bangsa sekarang yang merasa lebih
percaya diri dan gaul jika menggunakan bahasa
campur aduk tersebut. Ini jelas mengurangi
kekaedahan dan keabsahan akan bahasa
indonesia yang menjadi bahasa persatuan itu
sendiri.
UPAYA MELESTARIKAN BAHASA INDONESIA

Menurut Wijana (2018: 92-95), terdapat


beberapa usaha untuk melestarikan bahasa
Indonesia diantaranya:
1. Memupuk kebanggaan berbahasa
Indonesia
2. Memberdayakan potensi bahasa daerah
sebagai sumber pengayaan kosa kata
bahasa Indonesia
3. Memiliki kesadaran untuk bangga dalam
menggunakan bahasa Indonesia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai