PENDAHULUAN
1
benar, berati kita telah menjunjung tinggi Bahasa Persatuan sebagaimana
tercantum dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Menjunjung tinggi
bahasa Indonesia bukan berarti kita melupakan bahasa daerah masing-masing.
Kita lebih baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul dalam situasi yang tidak
resmi. Karena dengan kita menggunakan bahasa daerah kita telah melestarikan
bahasa daerah yang merupakan pemerkaya bahasa nasional yang sekaligus
pemerkaya bahasa Indonesia.
2
1. Mendeskripsikan bentukan kata bahasa gaul/bahasa alay sebagai tutur
remaja di Indonesia
2. Mendeskripsikan struktur bahasa gaul/bahasa alay sebagai tutur remaja di
Indonesia
3. Mendeskripsikan pola makna bahasa gaul/bahasa alay remaja Indonesia
dalam karya tulis remaja
4. Menjelaskan eksistensi bahasa Indonesia saat ini
5. Menjelaskan pengaruh eksistensi bahasa gaul/bahasa alay terhadap Bahasa
Indonesia
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa
gaul/bahasa alay
7. Menjelaskan cara mengatasi perkembangan dan pemakaian bahasa
gaul/bahasa alay terhadap remaja.
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini penulis berharap, pembaca mampu
mengetahui dampak dari penggunaan bahasa gaul/bahasa alay untuk diri sendiri
maupun lingkungan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bahasa Baku
4
Contoh : surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang dan lain-
lain
Wacana Teknis
B. Bahasa Gaul
Bahasa gaul/bahasa alay atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan
jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitasIndonesia.
Bahasa gaul dijadikan sebagai bahasa dalam pergaulan anak-anak remaja. Istilah
ini muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu ia dikenal sebagai ‘bahasanya
para anak jalanan’ disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Namun seiring bertambahnya waktu bahasa prokem yang tadinya hanya dipakai
para preman atau anak jalanan sebagai bahasa rahasia beralih fungsi menjadi
bahasa gaul.
Struktur dan tatabahasa dari bahasa prokem tidak terlalu jauh berbeda dari
bahsa formalnya ( bahasa Indonesia ). Pada dasarnya ragam bahasa gaul remaja
memiliki ciri khusus, singkat, lincah, dan kreatif. Dalam banyak kasus kosakata
yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang
diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih
pendek. Hal itu dapat dilihat dari :
5
1. Pengunaan awalan e Kata emang itu bentukan dari kata memang yang
disisipkan bunyi e. Disini jelas terlihat terjadi pemendekan kata berupa
mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat
melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.
2. Kombinasi k, a, g Kata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid
diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf
vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak
menjadi kagak.
3. Sisipan e Kata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf
vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.
6
saja. Namun karena banyaknya mahasiswa luar pulau yang kuliah
di Jawa Barat (Bandung) lalu kembali ke kota kelahiran mereka,
kata ini kemudian dipakai mereka dalam beberapa kesempatan.
Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini
pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
f. Jaim:Ucapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko
Purwosasmito,seorang pejabat di sebuah departemen, yang selalu
mengucapkan kepada anakbuahnya untuk menjaga tingkah laku
atau menjaga image.
g. Cukstaw: Kata ini merupakan singkatan dari cukup tahu.
h. Hoax: Hoax diartikan sebagai berita palsu, diambil dari kata sama
dalam bahasa Inggris yang berarti cerita bohong. Di film Amerika
berjudul The Hoax (2006) yang dianggap mengandung
kebohongan. Awalnya hanya pengguna Internet di Amerika saja
yang memakai istilah Hoax, tapi lama-lama kata ini menjadi
dipakai di seluruh dunia.
i. Mager: Singkatan dari ‘malas gerak’.
j. LOL: Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam
komunikasi chatting, baik di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas
yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud
yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”
1. Fungsi ekspresif
7
2. Fungsi estetis
3. Fungsi informatif
4. Alat fungsional
8
Dengan kata lain keberadaan bahasa Indonesia semakin terkalahkan dengan
munculnya bahasa lain seperti bahasa gaul.
Terliahat dari contoh struktur bahasa gaul/bahasa alay bahwa media sangat
berpengaruh terhadap penggunaan bahasa gaul/bahasa alay khususnya situs-situs
jejaring sosial. Penikmat situs-situs jejaring sosial kebanyakan adalah remaja.
Tulisan seorang remaja di situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa gaul,
akan dilihat dan bisa jadi ditiru oleh remaja lain. Selain remaja anak sekolah dasar
pun banyak yang menggunakan situs jejaring sosial. Berarti banyak juga anak
sekolah dasar yang seharusnya diberikan atau diajarkan bahasa yang baik dan
benar dengan adanya situs jejaring sosial sebagai media juga dapat berpengaruh
besar. Tapi tak dapat dipungkiri bahwa penyerapan bahasa gaul/bahasa alay
dikalangan anak dan remaja yang tengah menjadi tren merupakan bagian dari
konformitas terhadap lingkungan. Yang dimaksud konformitas adalah meleburkan
diri pada lingkungan agar mendapat pengakuan. Dalam perkembangan sosial anak
usia SD dan remaja, konformitas memang amat diperlukan karena akan
meningkatkan self esteem (harga diri) anak. Jadi, biarkan saja anak SD ataupun
remaja yang memang diperlukan bagi perkembangan sosialnya. Yang harus
diajarkan pada anak adalah soal penempatan, dalam arti kapan dan kepada siapa
9
bahasa tersebut boleh digunakan. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa
media berpengaruh besar terhadap penyebaran bahasa gaul/bahasa alay.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11