Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Mita Fatimatun Rizqiyah

NIM : 2210310010

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DI ERA MILENIAL DALAM BERSOSIALISASI

Bahasa gaul sudah ada sejak tahun 1970-an, awalnya istilah bahasa gaul
digunakan untuk menyembunyikan kata dalam percakapan masyarakat tertentu,
namun seiring berjalannya waktu bahasa tersebut mulai digunakan di luar
masyarakat dan menjadi bahasa gaul yang sering digunakan oleh generasi muda
masa kini. Seiring berjalannya waktu, model komunikasi baru dan penciptaan istilah-
istilah dalam bahasa saat ini, atau biasa disebut bahasa gaul, menjad semakin
umum (Wasu Aditya, I Gede Putu Bagus Suka Arjawa, 2019).

Contoh bahasa gaul yang umum digunakan di kalangan anak muda masa kini
adalah OTW (on the way) yang artinya di jalan, Ezz/Mudah menjelaskan sesuatu
yang sederhana, LOL yang mempunyai dua arti: tertawa terbahak-bahak atau bodoh
atau bodoh artinya dalam kata kasar. lalu ada kata gabut yang artinya tidak berbuat
apa-apa, mager yang artinya malas bergerak atau malas berbuat sesuatu, dan masih
banyak istilah gaul lainnya. Di masa seperti ini, anak muda semakin terbiasa dengan
masyarakat umum, sehingga tidak heran jika ada bahasa gaul Menyebar dengan
cepat di masyarakat. Selain itu terjadinya penyebaran bahasa secara cepat karena
adanya sosial media yang membantu penyebaran bahasa gaul ke anak muda zaman
sekarang, sebgaimana anak muda zaman sekarang sering mendapatkan informasi
tanpa menyaring hal tersebut supaya tidak meninggalkan hal-hal yang seharusnya
tidak di tinggalkan di negara Indonesia (Setyawati, 2016).

Menurut maulana yusuf(2019) penggunaan bahasa gaul dikalangan generasi


sekarang berawal dari media sosial yang menjadi alat untuk
berkomunikasi.perkembangan bahsa gaul melalui media sosial sangat berpengaruh
pada bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari. Pemerolehannya bukan hanya
dengan kontak secara langsung dengan masyarakat sekitar tetapi dapat di peroleh
dari media elektronik berupa iklan dan film sinema, dan dari media cetak berupa
majalah, koran, surat kabar dan karya sastra sperti novel dan cerpen (Kalbuana et al.,
2022).

2
Pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia yang berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional diantaranya perilaku
masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa dengan bahsa
gaul, turun nya derajat bahsa Indonesia yang semakin redup dan dipandang kuno
atau jadul di mata anak muda zaman sekarang, buruknya kemampuan anak muda
dalam penggunaan bahas Indonesia karena bahasa gaul dalam kehidupan sehari-
hari yang menyebabkan hilangnya keaslian bahasa Indonesia (Azizah, 2020).

Menurut (daroe istiwaningsihk : 2021) Pola pembentukan bahasa gaul

yaitu dengan singkatan, akronim, singkatan, pendekatan kata, kata yang di


plesetkan, sinonim, kata baru atau kata yang sudah mengalami pergeseran makna
Pola pembentukan bahasa gaul menunjukkan bahwa pola pembentukannya adalah
Singkatan bahasa gaul ini disusun berdasarkan unsur fonemik di awal kata, kecuali
kata “thanks” yang Model pembentukan bahasa gaul dengan memperpendek kata
menggunakan kata seru "oh" yang ditambahkan pada klitik "ku" pada kata benda "my
god". Bahasa gaul remaja milenial juga menunjukkan pola pembentukannya melalui
singkatan. merupakan bagian dari akronim.

Salah satu bahasa gaul dengan singkatannya. Mager ( males gerak ) ditunjukkan
pada seseorang yang tidak banyak melakukan gerak. Selain singkatan yang banyak
digunakan remaja untuk membentuk bahasa gaul, Ada juga model singkatan untuk
kata tersebut. Singkatan kata merupakan sesuatu yang unik dan menarik untuk
dipelajari. untuk saling menyapa dan berkomunikasi. Sikap santai para penutur
Remaja Milenial juga tercermin dari upaya mereka dalam menggunakan bahasa gaul
permainan bahasa atau permainan kata-kata. Seperti kata edun; edan; gila Untuk
menyebut seseorang yang pemikirannya dianggap tidak tepat ,gemay; gemas Istilah
yang menyatakan ketidakpuasan terhadap sikap dan watak seseorang.

pemendekannya bisa berupa pertahankan satu suku kata, pertahankan dua


suku kata, dan pertahankan seperempat kata-kata yang melibatkan penambahan
suara. seperempat terakhir dari kata "juragan"; dan "Lur", yang mempertahankan
suku kata terakhir "dulur".Pelestarian dua suku kata dapat dilihat pada data “Tahan”
yang mempertahankan dua suku kata pertama dari kata tersebut "halusinasi" dan
"tipografi", yang mempertahankan dua suku kata pertama dari kata "tipografi".
konservasi yang melibatkan penambahan suara dapat dilihat pada data "sans" dari

3
"santai". Pembalikan kata terdapat bahasa gaul dengan corak yang berbeda-beda
jenisnya, berbentuk ajakan, kata “yuk” menjadi “kuy”, kata keterangan “bisa” menjadi
“sabi” , slow dalam bahasa Inggris kemudian diucapkan selow dan menjadi 'woles'.
Proses sebaliknya terjadi dari fonem terakhir ke fonem atau suku kata pertama
yang terakhir ditambahkan dengan suku kata pertama.

Pembentukan bahasa gaul artinya mengambil kata-kata atau kosa kata yang
sudah ada, melakukan perubahan atau pergantian makna dan menciptakan kata-
kata baru dengan makna yang diinginkan. Seperti kata Gokil/Goks, Gila Kata-kata
yang ditujukan kepada seseorang yang dianggap gila, lucu dan menarik .
berdasarkan sumber bahasa, yaitu bahasa daerah, bahasa asing, bahasa Indonesia
dan kombinasinya seperti kata pewe (Jw) Posisi wenak ‘dalam posisi enak’ mantul
mantap.(Iswatiningsih et al., 2021).

Bahasa gaul kali ini di anggap para pemuda zaman sekarang ialah bahasa wajib
di karenakan penggunaan bahasa Indonesia murni di anggap jadul atau sudah
ketinggalan zaman oleh sebab itu bahasa Indonesia yang sebenarnya menjadi
sedikit terkikis. Hal yang dapat mengembalikan bahasa Indonesia kembali baik lagi
kita mulai dari kita sendiri yang membiasakan untuk lebih sering menggunakan
bahasa Indonesia itu, tetapi jangan sampai meninggalkan bahasa daerah ny.
Permasalahan di zaman sekarang banyak anak muda yang sembarangan
menggunakan bahasa gaul misal ny berkomunikasi dengan orang tua dia semena-
mena menggunakan kata lo, gwe dll. Mereka menganggap bahwa Bahasa gaul bisa
di gunakan untuk semua usia semestinya bahasa Indonesia hanya menggunakan
aku, dan kamu bukan lo dan gwe.

Penggunaan bahasa gaul untuk bersosialisasi menjadikan tingkat kesopanan


sangat rendah karena, apabila dalam suatu perkumpulan ada individu yang tidak
terbiasa menggunakan bahasa gaul maka dia akan sulit untuk memahami kata yang
di ucapkan bisa jadi dia akan salah dalam mengartikan yang mana pengertian
aslinya baik tpi dia mengartikan menjadi hal buruk, begitupun sebaliknya. Bahasa
gaul dengan istilah-istilah nya yang sedikit aneh tidak terbehtuk dari bahasa
Indonesia saja, kerana dalam bahasa derah dan bahasa asing pun bisa di gunakan
sebagai bahasa gaul. Apabila ingin mengetahui apakah bahasa yang digunakan itu
gaul atau tidak kita harus tau dengan pola-pola dari bahasa gaul seperti yang

4
dijelaskan pada paragraf 4 diatas, kita boleh menggunakan bahasa gaul tapi jangan
sampai kita melupakan bahasa daerah dan bahasa nasional kita, oleh karena itu
jangan menganggap individu yang tidak terbiasa menggunakan bahasa jangan di
remehkan karena dia hanya ingin melestarikan bahasa nya daerah maupun nasional.

5
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, A. R. (2020). Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Gaul Di Kalangan


Remaja. Jurnal Skripta, 5(2), 89–92. https://doi.org/10.31316/skripta.v5i2.424

Iswatiningsih, D., Pangesti, F., & Fauzan. (2021). Ekspresi remaja milenial melalui
penggunaan bahasa gaul di media sosial (Millennial youth expression through
the use of slang on social media). KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra,
Dan Pengajarannya, 7(2), 476–489.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/kembara

Kalbuana, N., Kurnianto, B., Abdusshomad, A., & Indra Cahyadi, C. (2022).
Peningkatan Kemampuan Personil Penerbangan Pada Pelayanan Jasa
Kebandarudaraan Melalui Pendidikan Dan Pelatihan Manajemen Bandar Udara.
Pengmasku, 2(1), 57–65. https://doi.org/10.54957/pengmasku.v2i1.190

Setyawati, N. (2016). Pemakaian Bahasa Gaul Dalam Komunikasi di Jejaring Sosial.


Pemakaian Bahasa Gaul Dalam Komunikasi Di Jejaring Sosial, c, 1–28.
download.portalgaruda.org

Wasu Aditya, I Gede Putu Bagus Suka Arjawa, G. K. (2019). Fenomena penggunaan
Bahasa Gaul. 5(September), 33–39.

Anda mungkin juga menyukai