Anda di halaman 1dari 5

BAHASA GAUL DALAM FILSAFAT ILMU

a Hakikat Bahasa Gaul


Bahasa digunakan di segala bidang kehidupan manusia untuk berkomunikasi karena
fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai alat komunikasi. Menurut Nurhasanah,
(2014) Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari
berbagai macam bahasa,termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah
struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja merupakan
terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang
sulit dilacak asal mulanya.
Dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul merupakan bahasa yang digunakan di lingkungan
masyarakat yang berasal dari bahasa yang hanya dimengerti dari berbagai kalangan atau
kelompok-kelompok sosial tertentu dan akhirnya tersebar ke luar dan digunakan di lingkungan
masyarakat umum yang berada di luar kelompok tersebut . Bahasa bahasa gaul tersebut muncul
karena biasanya para remaja berpikir menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar terlalu
formal. Sehingga mereka menggunakan istilah istilah baru atau yang disebut bahasa gaul dalam
berkomunikasi dengan kelompoknya sebagai wujud penggambaran ekspresi.
Menurut Sumarsana dan Partana (dalam Laili, 2012: 3) berdasarkan bentuknya bahasa gaul atau
slang dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis/bagian. Jenis-jenis bahasa slang ini adalah:
1. Jargon
Jargon merupakan ungkapan atau ekspresi yang dapat berupa kata atau kalimat pendek yang
dipopulerkan oleh orang yang terkenal melalui media seperti televisi, bioskop, radio, koran
dan majalah, dapat berupa reklame/iklan, potongan dari sebuah lirik lagu, suatu dialog
dalam sebuah film atau gaya bicara dari seorang pesohor (selebritis). Contoh jargon antara
lain seperti ungkapan “So what gitu lho” yang merupakan judul dan potongan sebuah lagu
hip-hop yang dipopulerkan Saykoji.
2. Prokem
Prokem adalah suatu bentuk bahasa slang yang proses dalam pembentukanya dengan cara,
membalikan susunan kata, memberi suatu sisipan,kata-kata yang diambil dengan proses
akronim dan singkatan, perubahan vocal dan konsonan, perubahan bunyi hampir
keseluruhan, pertukaran bunyi total. Oleh karena itu, bahasa slang dalam bentuk prokem ini
sulit diprediksikan. Hal ini disebabkan karena proses perubahanya biasanya ada yang bersiat
seporadis atau serampangan sehingga bentuk kata asli berubah bunyinya tidak mudah
dipahami, dan menjadi aneh, serta terasa asing dan lucu bagi sebagian masyarakat.
Contohnya kata “banci” menjadi “bencong”atau kata “bodoh” menjadi “paok”.
3. Colloqial
Colloqial adalah bahasa non formal atau tidak resmi. Colloqial juga disebut sebagai bahasa
sehari-hari. Ciri khas dari bahasa ini antara lain adalah dikuranginya pemakaian fitur-fitur
linguistik seperti huruf dan pemenggalan suku kata yang terdapat dalam kalimat. Dapat
dilihat pada contoh kalimat berikut : “Kalau begitu, kenapa tidak pergi saja”. Dalam bahasa
sehari-hari berubah menjadi “Klo gitu napa nggak pigi aja”.
 GUE
Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang terutama
orang dari Suku Betawi atau seseorang yang tinggal disuatu daerah namun ingin terlihat
keren untuk menyebut “Saya/Aku”.
 ALAY
Singkatan dari “Anak Layangan”, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak.
“Alay” sering diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
 LOL
Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi bersifat tulis yang
menggunakan media elektronik. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud yang
berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.
 LEBAY
Merupakan hiperbola dan singkatan dari kata “berlebihan”.
 GARING
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Karena seringnya
digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota
besar di luar JawaBarat.
 ANJAY
Kata ini juga yang sedang hangat diperbincangkan di kalangan remaja saat ini sehingga
memunculkan kontrofersi dilingkungan masyarakat dan membuat pemerintah
mengeluarkan kebijakan baru terkait hal tersebut yaitu penggunaan kata “anjing” yang
diplesetkan menjadi kata “Anjay” (berdasarkan penjelasan tersebut dapat
dikategorikan sebagai kajian ontologi karena ontologi dalam filsafat ilmu membahas
tentang kajian teori. Dalam hal ini penjelasan tersebut membahas apa itu bahasa gaul
dan apa saja jenis dari bahasa gaul tersebut)
b Dampak Negatif Bahasa Gaul Terhadap Perencanaan Bahasa Indonesia
Perencanaan bahasa adalah suatu usaha untuk melakukan kebijakan terhadap bahasa.
Dalam kebijakan bahasa telah dibentuk lembaga yang melakukan proses pembinaan dan
pengembangan terhadap bahasa indonesia. Bahasa indonesia merupakan bahasa resmi dan
bahasa nasional sesuai dengan UUD bab 15 pasal 36 yang berbunyi bahasa indonesia sebagai
bahasa negara. Dalam hal ini juga telah dijelaskan pada sumpah pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang menyatakan bahwa menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa
indonesia. Namun pada kenyataannya digitalisasi sangat mempengaruhi tujuan dari pada
perencanaan bahasa indonesia. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa generasi milenial saat
ini terlalu banyak memunculkan kata kata baru yang tidak mempunyai arti yang jelas.
Digitalisasi juga mempengaruhi kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari bahasa
daerahnya sehingga mereka buta asli terhadap bahasa daerah maupun bahasa nasionalnya yaitu
bahasa indonesia. Generasi muda indonesia saat ini terlalu banyak mengkonsumsi bahasa-bahasa
asing yang menyebabkan pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa indonesia tidak
tercapai dengan maksimal.

Pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan


dengan pemakaian bahasa anak remaja yang disebut sebagai bahasa gaul. Pemakaian bahasa gaul
tidak hanya dipakai oleh remaja, tak jarang orang berpendidikan pun menggunakan bahasa gaul
ini, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, baik dalam waktu formal maupun non formal
mengakibatkan penggunaan bahasa menjadi tidak baik dan tidak benar.
Seiring perkembangan zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh
yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya.
Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap
perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
Menurut A.D. Friman (2008) bahasa gaul Indonesia seberarnya sudah ada sejak 1970-an
awalnya isilah-istilah dalam bahasa gaul bertujuan untuk merahasiakan isi obrolan dalam
komunitas tertentu. Namun bahasa gaul memiliki dampak terhadap eksistensi bahasa resmi :
1. Masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku sehingga kehilangan patokan dan
bimbingan untuk memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajari
lebih lanjut karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
4. Masyarakat tidak terbiasa atau justru menjadi enggan menggunakan bahasa Indonesia
baku. Sementara bahasa Indonesia adalah bidang pendidikan yang harus dipahami dalam
melakukan berbagai pekerjaan antara lain surat menyurat, pembicaraan resmi, tulisan
akademik, dll.
5. Pudarnya rasa bangga dalam diri masyarakat Indonesia untuk dapat berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar, sementara mereka sudah terbiasa dengan bahasa
pergaulan yang lazim digunakan.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahasa gaul memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan berbahasa Indonesia, umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa yang digunakan
oleh remaja ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata
tidak baku dan cenderung tidak lazim. (berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikategorikan
sebagai kajian Epistemologi karena epistemologi dalam filsafat ilmu mengkaji tentang
persoalan yang terjadi dalam suatu objek. dalam hal ini menjelaskan tentang permasalahan
penggunaan bahasa gaul terhadap pemertahanan terhadap bahasa Indonesia)

c Upaya Pemertahanan Terhadap Bahasa Indonesia


Nilai merupakan sekumpulan pemikiran atas perilaku yang bersifat baik atau buruk.
Perilaku tersebut disebabkan adanya tradisi yang dianut oleh masyarakat itu sendiri dan selalu
dijalankan secara terus menerus. Untuk menunjang keberadaan bahasa indonesia mempunyai
nilai yang lebih baik maka ahli bahasa dan masyarakat indonesia harus melakukan proses
pembinaan dan pengembangan terhadap bahasa. Contoh kasusnya kita yang notabenenya sebagai
mahasiswa pascasarjana harus mampu melakukan observasi terhadap bahasa indonesia.
Melakukan kegiatan ilmiah seperti penelitian terhadap bahasa itu sendiri sehingga hasil
penelitian tersebut dapat dipublikasikan ke masyarakat dan dapat dijadikan sebagai bentuk
evaluasi terhadap perkembangan bahasa indonesia dilingkungan masyarakat. Selain itu salah satu
contoh kegiatan yang mendukung pemertahanan Bahasa Resmi yaitu Semarak Bulan Bahasa
yang setiap tahunnya diadakan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Bahasa dan Seni Unimed.

Penggunaan Bahasa Indonesia terhadap bahasa gaul dan Langkah - langkah yang dilakukan
supaya bahasa Indonesia tersebut tidak hilang terhadap upaya pemerintahan terhadap bahasa
resmi. Upaya Pemerintah dalam melestarikan Bahasa Resmi tersebut :

1. Dalam UU 20 tahun 2003 penggunaan bahasa resmi diatur sebagai pelengkap


penggunaan bahasa Resmi yang diwajibkan dalam penyelenggaraan Pendidikan untuk
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan tertentu.
2. Dalam Pasal 32 ayat 2 UUD 1945, yang menyatakan bahwa negara menghormati dan
memelihara bahasa resmi sebagai kekayaan budaya nasional.
3. Dalam pasal 36 C UUD 1945 mengamatkan bahwa perial bahasa resmi harus diatur
dalam sebuah undang-undang.

(berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikategorikan sebagai kajian Aksiologi karena


Aksiologi dalam filsafat ilmu mengkaji tentang nilai yang terdapat dalam suatu kajian
tertentu khususnya bahasa. Pada kajian aksiologi seseorang akan paham bagaimana bahasa
gaul dapat mempengaruhi upaya pemertahanan bahasa)

Anda mungkin juga menyukai