Anda di halaman 1dari 4

BAHASA GAUL

1.1 Sejarah Pemakaian Bahasa Gaul


Bahasa prokem awalnya digunakan para preman yang kehidupannya dekat dengan
kekerasan, kejahatan, narkoba, dan minuman keras. Istilah-istilah baru mereka ciptakan agar
orang-orang di luar komunitas tidak mengerti. Dengan begitu, mereka tidak perlu lagi
sembunyi-sembunyi untuk membicarakan hal negatif yang akan maupun yang telah mereka
lakukan. Para preman tersebut menggunakan bahasa prokem di berbagai tempat. Pemakaian
bahasa tersebut tidak lagi pada tempat-tempat khusus, melainkan di tempat umum. Lambat
laun, bahasa tersebut menjadi bahasa yang akrab di lingkungan sehari-hari, termasuk orang
awam sekalipun dapat menggunakan bahasa sandi tersebut.
Karena begitu seringnya mereka menggunakan bahasa sandi tersebut di berbagai tempat, lama-
lama orang awam pun mengerti maksud bahasa tersebut. Akhirnya mereka yang bukan preman
pun ikut-ikutan menggunakan bahasa ini dalam obrolan sehari-hari sehingga bahasa prokem
tidak lagi menjadi bahasa rahasia
1.2 Ciri- ciri Bahasa Gaul
Ragam bahasa ABG memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang
digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan –
mainan, pekerjaan – kerjaan.Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat
tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi
lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan
menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering
membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk
memahaminya.
Bahasa Gaul atau Bahasa prokem merupakan bahasa pergaulan. Bahasa ini kadang merupakan
bahasa sandi, yang dipahami oleh kalangan tertentu. Bahasa ini konon dimulai dari golongan
preman. Bahasa gaul adalah dialek nonformal baik berupa slang atau prokem yang digunakan
oleh kalangan tertentu, bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa, penggunaannya
meliputi: kosakata, ungkapan, singkatan, intonasi, pelafalan, pola, konteks serta distribusi.
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja
sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri
dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja
untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak
lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki
karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga
dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka
menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Bahasa akan selalu berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya, baik
berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari penggunanya. Oleh karena itu,
dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa pejabat/politikus, ragam bahasa
anak-anak, termasuk ragam bahasa gaul. Hal tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan
bersifat universal. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan
kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung
pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para
pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri
sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan
usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia
tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang
digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat
tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun
bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan
berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.
Bahasa gaul merupakan sarana komunikasi di kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal
yang dianggap tertutup bagi kelompok atau pihak lain. seperti contoh:

1.3 Contoh Bahasa Gaul


a.Jaim :
Ucapan jaim ini di populerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di
sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga tingkah
laku atau menjaga image.

b.Jayus :
Di akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat popular. Kata ini dapat berarti
sebagai ‘lawakan yang tidak lucu’, atau ‘tingkah laku yang disengaca untuk menarik perhatian,
tetapi justru membosankan’. Kelompomk yang pertama kali mengucapkan kata ini adalah
kelompok anak SMU yang bergaul di sekitar Kemang.

c.Alay :
Singkatan dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering
diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.

d.Kool :
Sekilas cara membacanya sama dengan “cool” (keren), padahal kata ini merupakan singkatan
dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.

e.Lebay :
Merupakan hiperbol dan singkatan dari kata “berlebihan”. Kata ini populer di tahun 2006an.
Kalo tidak salah Ruben Onsu atau Olga yang mempopulerkan kata ini di berbagai kesempatan
di acara-acara di televisi yg mereka bawakan, dan biasanya digunakan untuk “mencela” orang
yang berpenampilan norak.

f.Meneketehe :
Kata ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora Sudiro sekitar
awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV. Istilah itu cukup populer dan saat ini
cukup sering digunakan orang.
g.Garing :
Kata ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Awalnya kata-kata ini
hanya digunakan di Jawa Barat saja. Namun karena banyaknya mahasiswa luar pulau yang
kuliah di Jawa Barat (Bandung) lalu kembali ke kota kelahiran mereka, kata ini kemudian
dipakai mereka dalam beberapa kesempatan. Karena seringnya digunakan dalam pembicaraan,
akhirnya kata ini pun menjadi populer di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.

h. Gue :
Adalah bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang (terutama orang
dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya / Aku”. Kata ini merupakan bahasa Betawi yang
telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem dikenal orang.
i . Lo / Lu :
Sama seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku Betawi sejak
bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut “Anda / Kamu”.

j. Krik :
Adalah suara jankrik. Istilah ini biasanya digunakan dalam pembicaraan di dunia maya, untuk
menggambarkan kondisi yang sangat garing / tidak lucu.

k. Cumi :
Merupakan singkatan yang mengandung banyak arti (tergantung CUMI yang dipakai adalah
singkatan dari apa). Awalnya kata ini dipopulerkan oleh sebuah produk kartu telpon seluler di
tahun 2008an, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa gaul anak-anak remaja untuk
menjelaskan kondisinya saat ini, seperti CUma MIkir, CUma MIScal, CUma MIrip, CUma
MInjam, CUkup MIris, dan lain-lain.

l. Katrok :
Orang kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat membawakan
acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi acara Bukan Empat Mata).
Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk menggambarkan orang yang kampungan /
norak banget.

m. BT / Bete :
Merupakan singkatan dari Boring Total. Tadinya orang menduga kata ini dipopulerkan oleh
Dwiq saat merilis lagu “Bete” sekitar tahun 2008. Padahal kata ini sudah lama digunakan
oleh para mahasiswa yang bosan dengan program perkuliahan mereka. Kata ini mulai populer
dan digunakan di awal tahun 2000an.

n. Bonyok :
Kata ini merupakan singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua). Tidak jelas siapa yang
mempopulerkan kata ini, tapi kata ini mulai sering digunakan diperiode awal 2000an, ketika
bahasa sms mulai populer di kalangan remaja.
Bokap (Ayah) dan Nyokap (Ibu) sendiri merupakan istilah yang telah populer sejak tahun
80an dan masih digunakan hingga hari ini.

O. Gandeng :
Kata ini pun merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “berisik”. Sama seperti garing,
kata ini dibawa dan dipakai oleh para mahasiswa luar Jawa Barat yang sempat kuliah di tanah
Parahyangan itu, yang pada akhirnya membuat kata ini menjadi terkenal dan beberapa
kesempatan dipakai.
p. LOL :
Kata ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik di YM, FB,
Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan singkatan dari Laugh Out Loud
yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.

1.4 Pengertian Perkembangan Bahasa


Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu
dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif,
misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh
seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat
bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi
dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan hubungan
sosial, maka perkembangan bahasa seorang dimulai dengan meraba (suara atau bunyi tanpa
arti) dan diikuti dengan bahasa atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana dan
seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan
tingkat perilaku sosial.

Anda mungkin juga menyukai