PELAT BETON
BERTULANG
merupakan salah satu komponen struktur pada suatu bangunan, baik itu
gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga menjadi struktur
konstruksi pada jembatan
Merupakan struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu beban mati
maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke sistem struktur
rangka yang lain.
Jenis-Jenis Pelat
PELAT SATU ARAH PELAT DUA ARAH
Beban didistribusikan dalam satu arah Sistem balok-pelat dua arah
saja Sistem slab datar (flat slab)
Bentangan 3 – 6 meter Sistem pelat datar (flat plate)
Memikul beban hidup sebesar 2,5 – 5 Sistem pelat waffle
kN/m2
Jenis-Jenis Pelat
Sistem balok-pelat
Bila Lebar Balok Perletakan Kurang Dari Atau Sama Dengan Dua Kali Tebal Pelat (b
≤ 2h), maka panjang bentang teoritis dianggap sama dengan jarak antara pusat ke
pusat balok.
Panjang Bentang Teoritis Pelat (2)
Bila Lebar Balok Perletakan Lebih Dari Atau Sama Dengan Dua Kali Tebal Pelat (b
> 2h), maka panjang bentang teoritis dianggap
(l = L + 100)
Panjang Bentang Teoritis Pelat (3)
Bila (L+h) Lebih Besar Dari Jarak Pusat Ke Pusat Tumpuan, maka panjang bentang
teoritis boleh diambil jarak pusat ke pusat tersebut (l = L + 2 x ½ b = L + b)
Pelat Satu Arah
Pelat Satu Arah
Pelat satu arah adalah pelat yang mempunyai angka perbandingan antara
bentang yang panjang dengan bentang yang pendek lebih besar dari 2
𝐋𝐲
>𝟐
𝐋𝐱
Pelat beton lebih dominan menahan beban lentur pada bentang 1 arah
saja. Contoh: pelat kantilever, pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.
Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah.
Analisis dan perencanaan pelat dianggap sebagai suatu balok dengan lebar
satu meter dan tinggi h sesuai dengan tebal pelat.
Tebal Minimum Pelat Satu Arah
Selimut beton untuk struktur pelat tidak boleh kurang dari 2 cm. Biasanya
digunakan 2 – 3 cm.
Penulangan Pelat
Karena momen lentur yang bekerja pada satu arah saja, maka Tulangan Pokok
dipasang dalam satu arah (searah bentang L)
Dalam pelat, dipasang juga Tulangan Bagi, yang arahnya tegak lurus tulangan pokok.
c. Meratakan tegangan
Rasio Tulangan Bagi
ρmin
Pelat yang menggunakan tulangan ulir mutu 300 0,0020
1 2 m Rn
1 - 1 -
fy
perlu
m
As perlu perlu b . d
1 2 m R n ρ max 0,75 b
ρ 1 1
m fy
1 2 14,12 1,427 max 0,75
0,85 f 'c
1
600
ρ 1 1 0,00622
14,12 240 fy (600 f y )
0,85 20 600
1,4 1,4 max 0,75 0,85 0,0323
ρ min 0,00583 240 (600 240)
f y 240
𝐋𝐲
≤𝟐
𝐋𝐱
Pada daerah lapangan, momen lentur bekerja pada 2 arah, yaitu searah
dengan bentang Lx dan bentang Ly, maka tulangan pokok dipasang pada
2 arah yang saling tegak lurus, sehingga tidak perlu tulangan bagi.
Pada daerah tumpuan, hanya bekerja momen lentur 1 arah saja, sehingga
untuk daerah tumpuan dipasang tulangan pokok dan bagi.
Tebal Minimum Pelat Dua Arah (1)
M 0,001. X .q .l 2
u x
Metode Koefisien Momen (2)
Tabel 2.3 Momen pelat akibat beban terbagi rata (Tumpuan terjepit elastis)
Metode Koefisien Momen (3)
Tabel 2.4 Momen pelat akibat beban terbagi rata (Tumpuan terjepit penuh)
Langkah-langkah Perhitungan Pelat Dua Arah
Perhitungan penulangan pelat dua arah, hampir sama dengan langkah-
langkah yang ada pada pelat satu arah. Yang membedakan adalah
pada pelat dua arah, dihitung pada 2 arah (x dan y), sehingga: