PROPOSAL
USUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Oleh :
1. DARTINI, SKM, M.KES. 4003067001
2. NANANG SULAKSONO, SST, M.KES. 4003068202
3. ARY KURNIAWATI, SST, M.SI. 4014018401
4. BAGUS DWI HANDOKO, S.ST, M.KES 4023038501
5. MAHASISWA NIM
6. JEVINA SHAFIYYAH ZUHRAH
7. AURA ALIFIAH MIDYA
8. MOHAMAD ALIF ARSYI ARDHI
9. THERANICA NANDA CAHYA SAPUTRA
10 MOCH.NAUFAL NADHIF ARYONO PUTRA
0
FM-POLTEKKES-SMG-PPM-01-04/RO
TAHUN 2023
Menyetujui,
Ketua Jurusan
(FATIMAH, S.ST.,M.KES)
NIP. 197505231998032003
1
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN, DAN PEMASARAN
DAUN KELOR SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN
METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
1. Pendahuluan
Berbicara tentang dunia tanaman di Negara Indonesia, tentu negara
Indonesia memang gudangnya berbagai jenis tanaman dengan bermacam-
macam khasiatnya. Salah satunya adalah tanaman kelor. Kelor atau yang
disebut juga sebagai merunggai ini adalah sejenis tanaman dari suku
Moringaceae dengan memiliki tinggi batang kurang lebih sekitar 7 sampai 11
meter. Daun pada tanaman kelor ini sangat sering dicari oleh masyarakat
untuk dijadikan sebagai bahan dasar membuat ramuan obat
tradisional. Bentuk daun kelor bulat lonjong dan memiliki warna hijau, anda
mungkin akan langsung mengenalinya apabila sudah melihat daun kelor ini.
Daun kelor yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan dan
mungkin masih belum banyak orang yang mengetahuinya. Daun kelor
memiliki kandungan yang sangat baik untuk dijadikan ramuan obat
tradisional, karena didalam daun kelor ini terkandung senyawa-senyawa yang
bisa dijadikan sebagai nutrisi pada tubuh. Contohnya seperti teh yang terbuat
dari daun kelor terkandung polyphenol tinggi yang bermanfaat sebagai
antioksidan. Seperti yang kita ketahui bahwa antioksidan sangat baik untu
mendetoksifikasi tubuh bahkan bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Minum teh yang terbuat dari daun kelor juga bisa membantu dalam menjaga
kesehatan kulit apabila diminum secara teratur.
Selain itu daun kelor memiliki kandungan potassium 4 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan pisang, kalsium 4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu. Didalam daun kelor juga terdapat kandungan vitamin C yang
kadarnya 7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buah jeruk, selain itu
juga kandungan vitamin A dalam daun kelor juga berkali lipat dibandingkan
dengan wortel, protein yang terkandung dalam daun kelor ini dua kali lipat
lebih tinggi dibandingkan dengan susu, maka tidak heran apabila masyarakat
banyak mencari daun kelor dan ingin di olah untuk dijadikan sebagai bahan
dasar obat alami.
2
Dengan banyaknya kandungan yang terdapat didalam daun kelor ini
sangat bermanfaat dalam mengatasi penyakit herpes, alergi, sakit mata,
rematik bahkan mampu menghambat dan menghancurkan pertumbuhan sel
kanker lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi. Dan masih banyak
manfaat daun kelor untuk mengobati penyakit. pengolahan daun kelor bisa
dijadikan serbuk sehingga bisa ditaburkan pada makanan atau dicampurkan
dengan minuman seperti jus ataupun sirup.
Di Indonesia, daun kelor lebih banyak dimanfaatkan untuk dimasak
sebagai sayur kelor dan juga untuk pengobatan herbal mengingat manfaat
daun kelor untuk kesehatan memang sangat banyak. Berikut ini beberapa
manfaat daun kelor : mencegah timbulnya kanker, menambah kebugaran
tubuh, meningkatkan kekebalan tubuh penderita HIV, sumber vitamin dan
mineral, anti inflamasi, sumber klorofil yang tinggi, pembersih racun dalam
hati dan tubuh, sebagai tonik penguat jantung dan mengatasi tekanan darah
tinggi.
Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan
metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh
karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun
kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg.
Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan
tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka,
meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat
pertumbuhan tumor.
Daun kelor segar saat dipanen tidak bertahan lama karena mengalami
proses fermentasi, sehingga harus segera diolah. Dalam pengolahannya, ada
banyak metode pengolahan daun kelor untuk dibuat serbuk daun kelor.
Metode pengolahan yang berbeda akan menghasilkan kandungan nutrisi
produk akhir yang berbeda pula. Bahkan, pengolahan yang salah dapat
menghilangkan seluruh nilai nutrisi penting yang dikandung daun kelor.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah proses
pendampingan dari pengolahan dan pemproduksian dari bahan daun kelor,
sehingga menjadi nilai ekonomi yang tinggi. Pengolahan daun kelor berupa
3
pengemasan dalam bentuk teh, sirup daun kelor, kue dari bahan daun kelor.
Pemberdayaan lansia dapat dilibatkan langsung dari proses pengolahan dan
pengemasan daun kelor hingga teknik pemasaran dengan pendampingan dari
mahasiswa dan dosen. Menyikapi keadaan tersebut, pada kegiatan Pengabmas
Pendampingan Pengolahan dan Pengemasan Daun Kelor Sebagai Wirausaha
Lansia di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang,
2. Perumusan Masalah
Bagaimana Pendampingan Pengolahan, Pengemasan dan Pemasaran
Daun kelor Dengan Sebagai Wirausaha Lansia di Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang Kota Semarang ?
3. Tinjauan Kegiatan
Pengolahan, pengemasan dan pemasaran daun kelor hasil dari
budidaya warga untuk menjaga kandungan gizi pada daun kelor. Teknik
pengemasan hasil produk yang tepat dapat menjaga kualitas mutu hasil
olahan dan inovasi pengolahan berupa cookies dan es krim dapat
meningkatkan konsumsi makanan tersebut sehingga dapat meningkatkan
pemasaran.
b.
Gambar 1. Tanaman Daun Kelor
4
Pertama, pemanenan daun bisa dilakukan pada tanaman kelor yang sudah
berusia minimal 3 tahun dan dipilih daun yang sehat berwarna hijau tua
tanpa cacat. Waktu pemanenan dipilih pada waktu pagi hari, diwaktu pagi
nutrisi yang terkandung di dalam daun kelor masih sangat sempurna.
Dalam pengolahannya, ada banyak metode pengolahan daun kelor untuk
dibuat serbuk daun kelor. Metode pengolahan yang berbeda akan
menghasilkan kandungan nutrisi produk akhir yang berbeda pula. Bahkan,
pengolahan yang salah dapat menghilangkan seluruh nilai nutrisi penting
yang dikandung daun kelor.
Tujuan utama masyarakat mau mengkonsumsi serbuk dun kelor adalah
berharap mendapat manfaat dari asupan nilai nutrisi luar biasa yang
dikandungnya. Oleh karena itu, dalam proses awal pengolahan dan
pembuatan serbuk daun kelor tahap akhir harus benar-benar diperhatikan
agar kandungan nutrisi daun kelor tetap terjaga.
6
d. Pengolahan Daun Kering menjadi Tepung sebagai bahan pembuat
7
e. Pengolahan Daun Kering menjadi Teh Hijau Daun Kelor
1) Pengamatan Stok Daun Kelor Kering
Daun Kelor kering dalam stok diamati apa terdapat perubahan pada
warna daun, tingkat kekeringan dan bentuk penurunan kualitas
lainnya.
2) Sortasi dan Pengemasan Teh Daun Kelor
Daun Kelor kering dipilih untuk keseragaman ukuran dan kualitas
penampakan fisik Teh Daun Kelor. Kemudian dikemas dalam
kemasan alumunium foil laminasi dengan ketebalan 80 mikron. Berat
kemasan sesuai pesanan.
8
d) Tepung maizena yang telah diencerkan di masukkan ke dalam
adonan, aduk hingga merata dan masak hingga mendidih
e) Adonan dimasukkan dalam wadah tertutup dan simpan dalam
freezer selama 6 jam
f) Adonan es krim dikeluarkan dari freezer dan dimixer hingga halus
g) Adonan dimasukkan ke dalam freezer hingga beku dan es krim
siap disajikan dengan topping sesuai selera
h. Cara Mengolah Daun Kelor Menjadi cookies
1. Bahan-bahan
a) 2 gr bubuk dau kelor (dibuat dengan mengeringkan- anginkan daun
kelor kemudian dihaluskan/diblender
b) 50 gr tepung sagu
c) 10 gr tepung tapioca
d) 20 gr tepung maizena
e) 25 gr margarin
f) 20 gr gula halus
g) ¼ sdt garam
h) 7 sdm minyak
i) ¼ sdt baking powder
2. Cara pengolahan
a) Cairkan margarin
b) Sanfray tepung sagu, tepung tapioca, tepung maizena. Kemudian
masing-masing timbang ambil 50 gr tepung sagu, 10 gr tepung
tapioca, 20 gr tepung maizena
c) Campur semua bahan (tepung sagu, tepung tapioca, tepung
maizena, bubuk daun kelor, gula halus, garam, baking powder dan
margarin cair)
d) Tambahkan minyak goreng sedikit demi sedikit hingga adonan
tidak lengket ditangan lagi
e) Bentuk adonan, kemudian oven +- 15 menit dengan api kecil
9
i. Proses Pembuatan Produk Lainnya
Produk lainnya berbahan dari sebuk daun kelor ialah seperti kapsul daun
kelor yang kini menjadi alternatif konsumsi serbuk daun kelor, dengan
begitu dosis nutrsi daun kelor bisa dengan mudah disesuaikan. Biasanya
kapsul daun kelor sudah diproduksi oleh perusahaan herbal yang
bekerjasama dengan para petani daun kelor. Kapsul serbuk daun kelor di
produksi oleh perusahaan yang memiliki alat dan peralatan produksi yang
lebih baik dan efesien. Pada proses kerjasama produksi ini, dengan
mengirimkan bahan baku berupa serbuk daun kelor dan daun kelor kering
pilihan untuk bahan baku seperti teh.
Proses pengolahan daun kelor yang dilakukan, menjamin mutu produk
tetap segar dengan daya simpan lebih yang lama dan mempertahankan
nilai nutrisi berupa kandungan protein, vitamin, mineral, antioksidan, anti-
inflamasi dan asam amino lengkap yang terkandung didalamnya. Hal-hal
yang harus benar-benar diperhatikan, adalah setiap akhir produksi,
diperlukan sampel produk untuk dianalisa kandungan nutrisinya oleh
lembaga yang kredibel dan memiliki sertifikasi pengujian bahan makanan
dan obat.
10
kepentingan penjualan dan memudahkan di dalam penyimpanan dalam
gudang (efektivitas tempat).
Pemilihan bahan dalam pengemasan disesuaikan dengan jenis produk
yang akan kita hasilkan. Apakah produk tersebut termasuk olahan basah,
kering, atau lainnya. Pengemasan yang baik tentu akan meningkatkan estetika
produk, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Selain itu juga dapat
menjaga kualitas suatu produk dari udara luar yang menyebabkan produk
cepat basi, kotor, dan mlempem. Ragam kemasan makanan tradisional yang
sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot
jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan
daun jati. Sedangkan secara modern, jenis bahan kemasan dapat berupa:
kertas, alumunium foil, film, dan plastik.
Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai
berikut:
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian: a). Kemasan sekali
pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai,
seperti kemasan produk instant, permen, dll. b). Kemasan yang dapat
dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen,
contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. c) Kemasan atau wadah
yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable),
tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol
untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng
biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan) : a). Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung
bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya, b). Kemasan sekunder,
yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi
membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer, c).
Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer atau sekunder.
11
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : a).
Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil, b). Kemasan
kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel.
Misalnya kayu, gelas dan logam, c). Kemasan semi kaku/semi fleksibel
yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan
kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah
bahan yang berbentuk pasta.
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
a). Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama
masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi
dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetic, b).
Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
hasil fermentasi, c). Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk
bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.Klasifikasi kemasan berdasarkan
tingkat kesiapan pakai (perakitan): a). Wadah siap pakai yaitu bahan
kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna.
Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya. b). Wadah siap dirakit /
wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin,
dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya
kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah
dalam menentukan bahan pengemas kita harus mempertimbangkan
produk yang kita miliki. Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau
12
sirup, kita bisa memilih bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik.
Jika produk kita berupa makanan kering seperti keripik, kerupuk, atau
yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan dan lain
sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus
dengan labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus
kertas sebagai kemasan sekunder.
2. Ukuran Kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan
berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan
ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk yang ada didalamnya.
Jika produknya sangat ringan seperti kerupuk sebaiknya kemasan di buat
dalam ukuran relatif besar.
Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam bentuk
yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus
kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk
lainnya.
4. Tujuan Kegiatan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pengolahan, Pengemasan
dan Pemasaran Daun Kelor Sebagai Wirausaha Lansia di Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang Kota Semarang adalah sebagai berikut :
14
a. Menumbuhkan minat masyarakat terhadap manfaat tanaman obat
tradisional yang layak dikonsumsi sebagai obat herbal sehat, bebas dari
zat kimia, sehingga tidak beresiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
b. Menyediakan berbagai jenis olahan daun kelor dengan harga
terjangkau, sehingga masyarakat sangat mudah memperolehnya dan
mempunyai daya beli yang tinggi.
c. Memberikan pengalaman usaha kepada para lansia khususnya pada
kegiatan pengolahan dan pengemasan daun kelor untuk dipasarkan.
.
5. Manfaat Kegiatan
a. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
1) Sebagai salah satu tugas, tanggung jawab Perguruan Tinggi khususnya
para dosen Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana
Terapan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang pada kegiatan pengabdian masyarakat, sebagai
salah satu wujud Tri Dharma perguruan Tinggi.
2) Sebagai wujud berkontribusi nyata dengan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan derajad kesehatan dan
pemberdayaan usaha masyarakat terutama para lansia.
b. Manfaat bagi Masyarakat
Setelah mengikuti kegiatan ini masyarakat, khususnya para lansia
akan meningkatkan status kesehatan, gaya hidup bahkan kualitas hidup
para lansia, mendukung peningkatan pengetahuan tentang obat tradisional
herbal sehat dan mempunyai wadah usaha yang berdampak positif, mudah
dan terjangkau pelaksananannya.
6. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dan lokasi kegiatan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat rencana akan dilaksanakan dengan:
Khalayak sasaran : Ibu-Ibu Lansia
Waktu pelaksanaan : Juli - September 2022
Lokasi kegiatan : Kelurahan Meteseh, Tembalang, Semarang
15
7. Metode Pengabdian
a. Kerangka berfikir
Poltekkes
Kemenkes
Semarang
Prodi Sarjana
Terapan
Tim Dosen
Jalur Fasilitasi
Jalur Asistensi
b. Metode
1) Penyampaian materi pengolahan daun kelor menjadi (4 JP)
tepung sebagai bahan dasar cookies.
17
2) Penyampaian materi teknik pengemasan produk hasil (4 JP)
olahan daun kelor.
3) Penyampaian materi potensi dan segmentasi pangsa pasar (4 JP)
untuk wirausaha daun kelor.
4) Penguatan materi dengan simulasi pengolahan daun kelor (4 JP)
menjadi cookies dan es krim
5) Penerapan teknik pengemasan produk hasil olahan daun (4 JP)
kelor oleh Lansia dengan pembimbingan.
c. Strategi
1) Motode ceramah
Metode caramah ini berisi pemaparan materi pengolahan daun
kelor dan pengemasan produk kelor, serta potensi dan segmentasi
pangsa pasar usaha daun kelor, di Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Metode caramah ini difasilitasi dengan
alat bantu media; komputer, LCD dan CD materi agar materi yang
disampaikan mudah diterima oleh pihak sasaran.
2) Metode demonstrasi atau simulasi
Metode ini digunakan untuk memberikan jalan keluar mengenai
bagaimana melakukan pengolahan dan pengemasan daun kelor,
kemudian pendistribusian hasil usahanya.
3) Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan semua permasalahan
dan penyelesaiannya, yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengemasan daun hasil dari budidaya para lansia. Pendistribusian
hasil wirausaha sebagai usaha rumah tangga, mandiri atau
bekerjasama dengan pihak ketiga.
8. Keterkaitan
Keterkaitan kegiatan pengabmas ini dengan keberhasilan yang dicapai dapat
diukur dari :
18
a. Pengolahan daun kelor dilakukan oleh para lansia yang telah mengikuti
pelatihan pengolahan daun kelor menjadi tepung sebagai bahan dasar
cookies dan es krim.
b. Proses pengolahan dan pengemasan daun kelor menjamin mutu produk
tetap segar dengan daya simpan lebih yang lama dan mempertahankan
nilai nutrisi berupa kandungan protein, vitamin, mineral, antioksidan,
anti-inflamasi dan asam amino lengkap yang terkandung didalamnya.
c. Daun kelor yang dihasilkan mengandung potassium 4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan pisang, kalsium 4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu. Didalam daun kelor juga terdapat kandungan vitamin C
yang kadarnya 7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buah jeruk,
selain itu juga kandungan vitamin A dalam daun kelor juga berkali lipat
dibandingkan dengan wortel, protein yang terkandung dalam daun kelor
ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan susu, maka tidak
heran apabila masyarakat banyak mencari daun kelor dan ingin diolah
untuk dijadikan sebagai bahan dasar obat alami.
9. Rancangan evaluasi
Monitor kegiatan akan dilakukan pada pertengahan kegiatan pengabmas.
Sedangkan evaluasi kegiatan akan dilakukan pada akhir kegiatan pengabmas.
Monev kegiatan pengabmasl (pencapaian tujuan pendampingan) dilakukan
dengan peninjauan selama proses pengolahan daun kelor menjadi cookies
dengan metode yang benar serta pengemasan yang menarik. Selanjutnya daun
kelor yang dihasilkan kualitasnya terjamin dan harganya terjangkau.
19
10. Jadwal Pelaksanaan
20
JADWAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PEMASARAN
DAUN KELOR SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN
METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
21
Pengemasan produk olahan 13 Narasumber
daun kelor September &
2023 Nanang
13.00 – 17.00 Sulaksono,
SST, M.Kes.
Monitoring dan Evaluasi 6 Bagus Dwi
September Handoko, SST,
2023 M.Kes
13.00 – 17.00
4. Penutupan kegiatan 20 Nanang Kelurahan
Pengabmas pada Lansia September Sulaksono, Meteseh
Harapan Asri dan expo 2023 SST, M.Kes. Kecamatan
produk daun kelor. 10.00 – 12.00 Ary Tembalang Kota
Kurniawati, Semarang
SST, M.Si.
Laporan Pengabmas kepada 28 Dartini, SKM, Prodi TRP
Masyarakat September M.Kes..
2023
10.00 – 12.00
Total Waktu Kegiatan 50 Jam
22
11. Rencana Anggaran Belanja
23
Lampiran
Organisasi Pelaksanaan
a. Ketua Pelaksana
1. Nama : Dartini, SKM., M.Kes.
2. Pangkat/Golongan : Penata Tk I /III D
3. NIP : 19700603 199303 2 002
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Bidang Keahlian : Radiologi
6. Jurusan / Prodi : TRP
24
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
25