Anda di halaman 1dari 26

FM-POLTEKKES-SMG-PPM-01-04/RO

PROPOSAL
USUL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

“PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PEMASARAN


DAUN KELOR SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN
METESEH KECAMATAN TEMBLANG KOTA SEMARANG”

Oleh :
1. DARTINI, SKM, M.KES. 4003067001
2. NANANG SULAKSONO, SST, M.KES. 4003068202
3. ARY KURNIAWATI, SST, M.SI. 4014018401
4. BAGUS DWI HANDOKO, S.ST, M.KES 4023038501
5. MAHASISWA NIM
6. JEVINA SHAFIYYAH ZUHRAH
7. AURA ALIFIAH MIDYA
8. MOHAMAD ALIF ARSYI ARDHI
9. THERANICA NANDA CAHYA SAPUTRA
10 MOCH.NAUFAL NADHIF ARYONO PUTRA

PRODI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN


PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

0
FM-POLTEKKES-SMG-PPM-01-04/RO
TAHUN 2023

HALAMAN PENGESAHAN PROTOKOL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PEMASARAN DAUN KELOR
SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG
KOTA SEMARANG

Bidang Pengabdian : RADIOLOGI


Ketua Tim Pengusul (Pengabdi)
Nama Lengkap : DARTINI, SKM., M.KES.
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
NIDN : 4003067001
Disiplin Ilmu : RADIOLOGI
Jabatan : LEKTOR
Jurusan : TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
Program Studi : SARJANA TERAPAN
Alamat Jurusan / Prodi : JL. TIRTO AGUNG METESEH TEMBALANG
SEMARANG
Telp / Fax : 024-7471276
E-mail : dartini.tini@gmail.com
Anggota Dosen
Nama Anggota 1 : NANANG SULAKSONO, SST, M.KES
Nama Anggota 2 : ARY KURNIAWATI, SST, M.SI.
Nama Anggota 3 : BAGUS DWI HANDOKO, S.ST, M.KES
Anggota Mahasiswa
Nama Anggota 1 : JEVINA SHAFIYYAH ZUHRAH
Nama Anggota 2 : AURA ALIFIAH MIDYA
Nama Anggota 3 : MOHAMAD ALIF ARSYI ARDHI
Nama Anggota 4 : THERANICA NANDA CAHYA SAPUTRA
Nama Anggota 5 : MOCH.NAUFAL NADHIF ARYONO PUTRA
Lokasi Kegiatan
Lokasi Kegiatan / Mitra : KELURAHAN METESEH
Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : KECAMATAN TEMBALANG
Kota / Kabupaten : SEMARANG
Provinsi : JAWA TENGAH
Jarak Lokasi PT ke Mitra : 5 KM
Tahun Pelaksanaan : 2023
Jumlah Dana Yang Diusulkan : RP 15.000.000,-

Menyetujui Semarang, 15 Mei 2022


Ketua Sub.Unit Ketua Tim,

(SRI MULYATI, S.Si., MT.)


(DARTINI, SKM., M.KES.)
NIP. 19790528 200312 2 002
NIP. 19700603 199303 2 002

Menyetujui,
Ketua Jurusan

(FATIMAH, S.ST.,M.KES)
NIP. 197505231998032003
1
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN, DAN PEMASARAN
DAUN KELOR SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN
METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

1. Pendahuluan
Berbicara tentang dunia tanaman di Negara Indonesia, tentu negara
Indonesia memang gudangnya berbagai jenis tanaman dengan bermacam-
macam khasiatnya. Salah satunya adalah tanaman kelor. Kelor atau yang
disebut juga sebagai merunggai ini adalah sejenis tanaman dari suku
Moringaceae dengan memiliki tinggi batang kurang lebih sekitar 7 sampai 11
meter. Daun pada tanaman kelor ini sangat sering dicari oleh masyarakat
untuk dijadikan sebagai bahan dasar membuat ramuan obat
tradisional. Bentuk daun kelor bulat lonjong dan memiliki warna hijau, anda
mungkin akan langsung mengenalinya apabila sudah melihat daun kelor ini.
Daun kelor yang memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan dan
mungkin masih belum banyak orang yang mengetahuinya. Daun kelor
memiliki kandungan yang sangat baik untuk dijadikan ramuan obat
tradisional, karena didalam daun kelor ini terkandung senyawa-senyawa yang
bisa dijadikan sebagai nutrisi pada tubuh. Contohnya seperti teh yang terbuat
dari daun kelor terkandung polyphenol tinggi yang bermanfaat sebagai
antioksidan. Seperti yang kita ketahui bahwa antioksidan sangat baik untu
mendetoksifikasi tubuh bahkan bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Minum teh yang terbuat dari daun kelor juga bisa membantu dalam menjaga
kesehatan kulit apabila diminum secara teratur.
Selain itu daun kelor memiliki kandungan potassium 4 kali lebih
tinggi dibandingkan dengan pisang, kalsium 4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu. Didalam daun kelor juga terdapat kandungan vitamin C yang
kadarnya 7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buah jeruk, selain itu
juga kandungan vitamin A dalam daun kelor juga berkali lipat dibandingkan
dengan wortel, protein yang terkandung dalam daun kelor ini dua kali lipat
lebih tinggi dibandingkan dengan susu, maka tidak heran apabila masyarakat
banyak mencari daun kelor dan ingin di olah untuk dijadikan sebagai bahan
dasar obat alami.

2
Dengan banyaknya kandungan yang terdapat didalam daun kelor ini
sangat bermanfaat dalam mengatasi penyakit herpes, alergi, sakit mata,
rematik bahkan mampu menghambat dan menghancurkan pertumbuhan sel
kanker lebih kuat dibandingkan dengan kemoterapi. Dan masih banyak
manfaat daun kelor untuk mengobati penyakit. pengolahan daun kelor bisa
dijadikan serbuk sehingga bisa ditaburkan pada makanan atau dicampurkan
dengan minuman seperti jus ataupun sirup.
Di Indonesia, daun kelor lebih banyak dimanfaatkan untuk dimasak
sebagai sayur kelor dan juga untuk pengobatan herbal mengingat manfaat
daun kelor untuk kesehatan memang sangat banyak. Berikut ini beberapa
manfaat daun kelor : mencegah timbulnya kanker, menambah kebugaran
tubuh, meningkatkan kekebalan tubuh penderita HIV, sumber vitamin dan
mineral, anti inflamasi, sumber klorofil yang tinggi, pembersih racun dalam
hati dan tubuh, sebagai tonik penguat jantung dan mengatasi tekanan darah
tinggi.
Beberapa senyawa aktif dalam daun kelor adalah arginin, leusin, dan
metionin. Tubuh memang memproduksi arginin, tetapi sangat terbatas. Oleh
karena itu perlu asupan dari luar seperti kelor. Kandungan arginin pada daun
kelor segar mencapai 406,6 mg; sedangkan pada daun kering, 1.325 mg.
Menurut Dr Mien Karmini, arginin meningkatkan imunitas atau kekebalan
tubuh. Di samping itu, arginin juga mempercepat proses penyembuhan luka,
meningkatkan kemampuan untuk melawan kanker, dan memperlambat
pertumbuhan tumor.
Daun kelor segar saat dipanen tidak bertahan lama karena mengalami
proses fermentasi, sehingga harus segera diolah. Dalam pengolahannya, ada
banyak metode pengolahan daun kelor untuk dibuat serbuk daun kelor.
Metode pengolahan yang berbeda akan menghasilkan kandungan nutrisi
produk akhir yang berbeda pula. Bahkan, pengolahan yang salah dapat
menghilangkan seluruh nilai nutrisi penting yang dikandung daun kelor.
Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah proses
pendampingan dari pengolahan dan pemproduksian dari bahan daun kelor,
sehingga menjadi nilai ekonomi yang tinggi. Pengolahan daun kelor berupa
3
pengemasan dalam bentuk teh, sirup daun kelor, kue dari bahan daun kelor.
Pemberdayaan lansia dapat dilibatkan langsung dari proses pengolahan dan
pengemasan daun kelor hingga teknik pemasaran dengan pendampingan dari
mahasiswa dan dosen. Menyikapi keadaan tersebut, pada kegiatan Pengabmas
Pendampingan Pengolahan dan Pengemasan Daun Kelor Sebagai Wirausaha
Lansia di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang,

2. Perumusan Masalah
Bagaimana Pendampingan Pengolahan, Pengemasan dan Pemasaran
Daun kelor Dengan Sebagai Wirausaha Lansia di Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang Kota Semarang ?

3. Tinjauan Kegiatan
Pengolahan, pengemasan dan pemasaran daun kelor hasil dari
budidaya warga untuk menjaga kandungan gizi pada daun kelor. Teknik
pengemasan hasil produk yang tepat dapat menjaga kualitas mutu hasil
olahan dan inovasi pengolahan berupa cookies dan es krim dapat
meningkatkan konsumsi makanan tersebut sehingga dapat meningkatkan
pemasaran.

a. Pemanenan dan Pengolahan Daun Kelor

b.
Gambar 1. Tanaman Daun Kelor

4
Pertama, pemanenan daun bisa dilakukan pada tanaman kelor yang sudah
berusia minimal 3 tahun dan dipilih daun yang sehat berwarna hijau tua
tanpa cacat. Waktu pemanenan dipilih pada waktu pagi hari, diwaktu pagi
nutrisi yang terkandung di dalam daun kelor masih sangat sempurna.
Dalam pengolahannya, ada banyak metode pengolahan daun kelor untuk
dibuat serbuk daun kelor. Metode pengolahan yang berbeda akan
menghasilkan kandungan nutrisi produk akhir yang berbeda pula. Bahkan,
pengolahan yang salah dapat menghilangkan seluruh nilai nutrisi penting
yang dikandung daun kelor.
Tujuan utama masyarakat mau mengkonsumsi serbuk dun kelor adalah
berharap mendapat manfaat dari asupan nilai nutrisi luar biasa yang
dikandungnya. Oleh karena itu, dalam proses awal pengolahan dan
pembuatan serbuk daun kelor tahap akhir harus benar-benar diperhatikan
agar kandungan nutrisi daun kelor tetap terjaga.

c. Pengolahan Daun Segar menjadi Daun Kering


1) Pemanenan Daun Segar
Proses pemanenan dilakukan pagi hari, dipilih daun segar berwarna
hijau tua tanpa cacat dari tanaman yang berumur lebih dari 3 tahun.
2) Transportasi Daun Segar
Segera setelah dipetik, daun Kelor dikirim ke penampungan dengan
netbag dan tidak dibiarkan menumpuk untuk menghindari kerusakan
karena panas. Daun Kelor bila dibiarkan menumpuk tinggi dan lama,
akan menimbulkan panas yang dapat merusak fisik daun dan
kandungan nutrisinya.
3) Pencucian dan Penampungan
Daun segar yang sampai di unit pengolahan, masuk ke dalam bak
pencucian untuk menghilangkan kotoran, debu dan bagian tanaman
lainnya. Daun Kelor yang sudah bersih kemudian disimpan dalam rak
penampungan.
4) Sortasi Daun Kelor
5
Daun Kelor segar dan bersih, dipisahkan dari ranting dan tangkainya,
serta diseleksi, daun yang kuning, berbintik putih, masih muda atau
rusak dipisahkan dan dibuang.
5) Penirisan Daun Kelor
Daun Kelor segar hasil sortasi ditiriskan di rak penirisan agar air yang
masih menempel pada daun dapat benar-benar hilang, sehingga ketika
masuk ruang pengeringan tidak ada air yang turut terbawa.
6) Pengeringan Daun Kelor
Pengeringan dilakukan di dalam ruang pengeringan tertutup dengan
suhu dipertahankan stabil antara 300 C – 350 C selama 2 hari sampai
benar-benar kering atau kadar air 5 %. Daun Kelor dihamparkan
dalam rak-rak khusus dengan ketebalan tidak lebih dari 2 cm.
Selama proses pengeringan, daun Kelor dibolak-balik agar dapat
kering merata. Pada proses ini pun dilakukan sortasi untuk
memisahkan tangkai daun yang masih terbawa. Proses pengeringan ini
merupakan proses yang sangat vital dalam seluruh rangkaian proses
pengolahan daun Kelor.
Bila salah dalam memproses, maka daun Kelor akan menjadi kuning
kecoklatan dan bahkan tumbuh jamur, sebagai akibat dari pengeringan
yang terlalu lama, kelembaban yang tinggi karena aliran udara yang
buruk atau suhu ruangan rendah.
7) Penyimpanan Daun Kelor Kering
Daun Kelor kering yang baik berwarna hijau, benar-benar kering (bila
diremas akan hancur atau kadar air 5 %) dan tanpa tangkai daun.
Daun kelor kering yang masuk dalam kategori tersebut, kemudian
disimpan dalam kontainer palstik foodgrade yang tertutup rapat dan
terjaga dari udara masuk. Stok daun Kelor kering ini disimpan untuk
digunakan dalam proses selanjutnya, yaitu proses pengemasan Teh
Hijau Daun Kelor dan Penepungan.

6
d. Pengolahan Daun Kering menjadi Tepung sebagai bahan pembuat

Gambar 2. Daun Kelor Kering

1) Pengamatan Stok Daun Kelor Kering


Daun Kelor kering dalam stock diamati apa terdapat perubahan pada
warna daun, tingkat kekeringan dan bentuk penurunan kualitas
lainnya.
2) Penepungan Daun Kelor Kering
Daun Kelor kering dihaluskan dengan menggunakan mesin penepung
stainless steel. Penepungan dilakukan sebanyak 3 kali untuk menjamin
hasil serbuk daun yang halus dan memudahkan dalam pengayakan.
3) Pengayakan dan Pengemasan
Serbuk Daun Kelor Premium disaring dengan ayakan stainless steel
untuk menghasilkan serbuk daun dengan tingkat kehalusan diatas 80
mesh dan memisahkan butiran yang masih kasar.
Serbuk yang lolos saringan, kemudian dikemas dalam kemasan
alumunium foil laminasi ketebalan 125 mikron untuk didistribusikan
atau disimpan sebagai stock. Saat ini kemasan penjulan yang umum
berisi 250 gram, 500 gram, 1.000 gram, 2,5 kg dan 5 kg.

7
e. Pengolahan Daun Kering menjadi Teh Hijau Daun Kelor
1) Pengamatan Stok Daun Kelor Kering
Daun Kelor kering dalam stok diamati apa terdapat perubahan pada
warna daun, tingkat kekeringan dan bentuk penurunan kualitas
lainnya.
2) Sortasi dan Pengemasan Teh Daun Kelor
Daun Kelor kering dipilih untuk keseragaman ukuran dan kualitas
penampakan fisik Teh Daun Kelor. Kemudian dikemas dalam
kemasan alumunium foil laminasi dengan ketebalan 80 mikron. Berat
kemasan sesuai pesanan.

f. Cara Mengolah Daun Kelor Menjadi sirup


Sirup merupakan minuman yang digemari oleh semua kalangan, dari anak
anak sampai orang dewasa. Proses pengolahan daunkelor yang sudah
kering dalam bentuk serbuk, direndam dengan air panas, dan menyatu ke
air, air rendaman tersebut dijadikan sebagai bahan pembuat sirup.
g. Cara Mengolah Daun Kelor Menjadi es krim
Es Krim adalah makanan yang di sukai oleh semua kalangan. Cara
pembuatan eskrim dari daun keoor adalah sebagai berikut :
1. Bahan-bahan:
a) 50 gr daun kelor di blender dengan 100 ml ir
b) 4 tepung maizena
c) 1 butir telor ambil kuningnya
d) 1000 ml susu cair
e) 200 gr gula pasir
2. Cara Membuat:
a) Kuning telor dikocok hingga mengembang
b) Susu cair dan gula pasir dipanaskan dalam panic selama 5 menit
c) Ekstrak daun keoor dan kuning telor dimasukkan ke dalam larutan
susu

8
d) Tepung maizena yang telah diencerkan di masukkan ke dalam
adonan, aduk hingga merata dan masak hingga mendidih
e) Adonan dimasukkan dalam wadah tertutup dan simpan dalam
freezer selama 6 jam
f) Adonan es krim dikeluarkan dari freezer dan dimixer hingga halus
g) Adonan dimasukkan ke dalam freezer hingga beku dan es krim
siap disajikan dengan topping sesuai selera
h. Cara Mengolah Daun Kelor Menjadi cookies
1. Bahan-bahan
a) 2 gr bubuk dau kelor (dibuat dengan mengeringkan- anginkan daun
kelor kemudian dihaluskan/diblender
b) 50 gr tepung sagu
c) 10 gr tepung tapioca
d) 20 gr tepung maizena
e) 25 gr margarin
f) 20 gr gula halus
g) ¼ sdt garam
h) 7 sdm minyak
i) ¼ sdt baking powder
2. Cara pengolahan
a) Cairkan margarin
b) Sanfray tepung sagu, tepung tapioca, tepung maizena. Kemudian
masing-masing timbang ambil 50 gr tepung sagu, 10 gr tepung
tapioca, 20 gr tepung maizena
c) Campur semua bahan (tepung sagu, tepung tapioca, tepung
maizena, bubuk daun kelor, gula halus, garam, baking powder dan
margarin cair)
d) Tambahkan minyak goreng sedikit demi sedikit hingga adonan
tidak lengket ditangan lagi
e) Bentuk adonan, kemudian oven +- 15 menit dengan api kecil

9
i. Proses Pembuatan Produk Lainnya
Produk lainnya berbahan dari sebuk daun kelor ialah seperti kapsul daun
kelor yang kini menjadi alternatif konsumsi serbuk daun kelor, dengan
begitu dosis nutrsi daun kelor bisa dengan mudah disesuaikan. Biasanya
kapsul daun kelor sudah diproduksi oleh perusahaan herbal yang
bekerjasama dengan para petani daun kelor. Kapsul serbuk daun kelor di
produksi oleh perusahaan yang memiliki alat dan peralatan produksi yang
lebih baik dan efesien. Pada proses kerjasama produksi ini, dengan
mengirimkan bahan baku berupa serbuk daun kelor dan daun kelor kering
pilihan untuk bahan baku seperti teh.
Proses pengolahan daun kelor yang dilakukan, menjamin mutu produk
tetap segar dengan daya simpan lebih yang lama dan mempertahankan
nilai nutrisi berupa kandungan protein, vitamin, mineral, antioksidan, anti-
inflamasi dan asam amino lengkap yang terkandung didalamnya. Hal-hal
yang harus benar-benar diperhatikan, adalah setiap akhir produksi,
diperlukan sampel produk untuk dianalisa kandungan nutrisinya oleh
lembaga yang kredibel dan memiliki sertifikasi pengujian bahan makanan
dan obat.

Pengemasan Produk Olahan Daun Kelor


Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur yang sangat
penting bagi produsen dalam mempertimbangkan desain kemasan produk
yang diproduksi. Hal ini dikarenakan pengemas pada suatu produk bukan
hanya sekadar pembungkus, tetapi kemasan dapat menjadi identitas produk
yang akan mudah dikenali oleh konsumen. Desain kemasan tertentu pada
produk akan menyiratkan kualitas, nilai, benefit dan sebagainya yang dimiliki
oleh suatu produk. Sehingga hal ini akan menjadi pertimbangan konsumen
untuk memutuskan melakukan pembelian pada produk yang ditawarkan.
Tujuan pengemasan hasil produk daun kelor yaitu: melindungi bubuk
teh dari kontaminasi mikrobia ataupun kotoran fisik, memudahkan di dalam
pengangkutan dan pemasaran, memperbaiki penampilan dalam rangka

10
kepentingan penjualan dan memudahkan di dalam penyimpanan dalam
gudang (efektivitas tempat).
Pemilihan bahan dalam pengemasan disesuaikan dengan jenis produk
yang akan kita hasilkan. Apakah produk tersebut termasuk olahan basah,
kering, atau lainnya. Pengemasan yang baik tentu akan meningkatkan estetika
produk, sehingga konsumen tertarik untuk membelinya. Selain itu juga dapat
menjaga kualitas suatu produk dari udara luar yang menyebabkan produk
cepat basi, kotor, dan mlempem. Ragam kemasan makanan tradisional yang
sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot
jagung (pelepah daun jagung), daun kelapa/enau (aren), daun jambu air dan
daun jati. Sedangkan secara modern, jenis bahan kemasan dapat berupa:
kertas, alumunium foil, film, dan plastik.
Menurut Julianti dan Nurminah (2006), Kemasan dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal atau beberapa cara yaitu sebagai
berikut:
1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian: a). Kemasan sekali
pakai (disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai,
seperti kemasan produk instant, permen, dll. b). Kemasan yang dapat
dipakai berulangkali (multitrip) dan biasanya dikembalikan ke produsen,
contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. c) Kemasan atau wadah
yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable),
tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol
untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng
biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lain-lain.
2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk
dengan kemasan) : a). Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung
bersentuhan dengan produk yang di bungkusnya, b). Kemasan sekunder,
yang tidak bersentuhan langsung dengan produknya akan tetapi
membungkus produk yang telah dikemas dengan kemasan primer, c).
Kemasar tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer atau sekunder.

11
3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan : a).
Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa
adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil, b). Kemasan
kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan,
patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel.
Misalnya kayu, gelas dan logam, c). Kemasan semi kaku/semi fleksibel
yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan
kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah
bahan yang berbentuk pasta.
4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
a). Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara
sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama
masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi
dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetic, b).
Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,
misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan
pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan
hasil fermentasi, c). Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk
bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi.
Umumnya terbuat dari logam dan gelas.Klasifikasi kemasan berdasarkan
tingkat kesiapan pakai (perakitan): a). Wadah siap pakai yaitu bahan
kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna.
Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya. b). Wadah siap dirakit /
wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat sebaik mungkin,
dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan sebaiknya
kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini:
1. Kesesuaian antara produk dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah
dalam menentukan bahan pengemas kita harus mempertimbangkan
produk yang kita miliki. Jika produk kita berbentuk cairan seperti jus atau
12
sirup, kita bisa memilih bahan pengemas seperti botol atau gelas plastik.
Jika produk kita berupa makanan kering seperti keripik, kerupuk, atau
yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan dan lain
sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus
dengan labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus
kertas sebagai kemasan sekunder.
2. Ukuran Kemasan dan ketebalan bahan kemasan. Ukuran kemasan
berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan, sedangkan
ketebalan berkaitan dengan keawetan dari produk yang ada didalamnya.
Jika produknya sangat ringan seperti kerupuk sebaiknya kemasan di buat
dalam ukuran relatif besar.
Agar kemasan menarik bentuk pengemas bisa dirancang dalam bentuk
yang unik tergantung dari kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus
kertas bisa di buat seperti tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk
lainnya.

Pembuatan Ijin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT)


Ijin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) merupakan ijin yang
dibutuhkan oleh pengusaha UKM untuk dapat menual produknya secara
legal. Beikut tahap-tahap cara pembuatan Izin PIRT.
STEP 1. Masyarakat Datang ke DKK (Dinas Kesehatan Kota)
✓ Konsul Produk Pangan yang boleh PIRT
✓ Kalau sudah daftarkan Produk yang bisa PIRT ke DKK
✓ Mengikuti Tes PKP (Penyuluhan Keamanan Pangan)
✓ Apabila tidak bisa PIRT akan diarahkan ijin produk pangan ke Badan
POM RI melalui Balai Besar POM Semarang (Produk pangan tetapi
tidak masuk klasifikasi PIRT)
STEP 2. Produsen / Pemilik ambil blanko PIRT ke Kantor DPMPTSPNaker
✓ Setelah mengikuti tes PKP Produsen/Pemilik ke Kantor
DPMPTSPNaker mengambil blanko PIRT dan mengisi blanko tersebut
sesuai dengan format yang tersedia
STEP 3. Lampirkan Berkas Yang diminta Pihak DPMPTSPNaker
13
✓ Selanjutnya lampiri blanko tersebut dengan berkas sesuai dengan
persyaratan yang ada di DPMPTSPNaker.
Seperti:
1. Fotocopy KTP (Kartu Tanda Penduduk)
2. Fotocopy Sertifikat PKP (Penyuluhan Keamanan Pangan)
3. Label Pangan
4. Fotocopy Surat Izin Usaha Mikro dari Kecamatan Setempat
Jadi siapkan berkasnya juga ya.
STEP 4. Visitasi oleh tenaga kesehatan ke tempat produksi
Setelah berkas masuk, tindak lanjut dari tenaga kesehatan melakukan
visitasi/survei ke tempat produksi sesuai dengan alamat yang didaftarkan.
Survei meliputi:
1. Penilaian / Croscek Administrasi
2. Pemeriksaan Sarana dan Lingkungan
3. Pengambilan Sampel untk dilakukan Uji Laboratorium
4. Hasil Sampel akan dikirm ke Labkes
STEP 5. Dinkes Terbitkan Rekom & Nomor PIRTsetelah hasil lab keluar
Kemudian setelah adanya hasil laboratorium, maka Rekomendasi dan
Nomor PIRT diterbitkan oleh Dinas Kesehatan dan dikirim ke
DPMPTSPNaker
STEP 6. DPMPTSPNaker Keluarkan Sertifikat PIRT
Terakhir pihak DPMPTSPNaker mengeluarkan sertifikat PIRT yang
berlaku selama 5 Tahun, dan 3 bulan sebelum habis masa berlakunya, pemilik
/ produsen melakukan perpanjangan

4. Tujuan Kegiatan
Tujuan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Pengolahan, Pengemasan
dan Pemasaran Daun Kelor Sebagai Wirausaha Lansia di Kelurahan Meteseh
Kecamatan Tembalang Kota Semarang adalah sebagai berikut :

14
a. Menumbuhkan minat masyarakat terhadap manfaat tanaman obat
tradisional yang layak dikonsumsi sebagai obat herbal sehat, bebas dari
zat kimia, sehingga tidak beresiko terhadap kesehatan dan lingkungan.
b. Menyediakan berbagai jenis olahan daun kelor dengan harga
terjangkau, sehingga masyarakat sangat mudah memperolehnya dan
mempunyai daya beli yang tinggi.
c. Memberikan pengalaman usaha kepada para lansia khususnya pada
kegiatan pengolahan dan pengemasan daun kelor untuk dipasarkan.
.
5. Manfaat Kegiatan
a. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
1) Sebagai salah satu tugas, tanggung jawab Perguruan Tinggi khususnya
para dosen Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana
Terapan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes
Kemenkes Semarang pada kegiatan pengabdian masyarakat, sebagai
salah satu wujud Tri Dharma perguruan Tinggi.
2) Sebagai wujud berkontribusi nyata dengan mengaplikasikan ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan derajad kesehatan dan
pemberdayaan usaha masyarakat terutama para lansia.
b. Manfaat bagi Masyarakat
Setelah mengikuti kegiatan ini masyarakat, khususnya para lansia
akan meningkatkan status kesehatan, gaya hidup bahkan kualitas hidup
para lansia, mendukung peningkatan pengetahuan tentang obat tradisional
herbal sehat dan mempunyai wadah usaha yang berdampak positif, mudah
dan terjangkau pelaksananannya.
6. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dan lokasi kegiatan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat rencana akan dilaksanakan dengan:
Khalayak sasaran : Ibu-Ibu Lansia
Waktu pelaksanaan : Juli - September 2022
Lokasi kegiatan : Kelurahan Meteseh, Tembalang, Semarang

15
7. Metode Pengabdian
a. Kerangka berfikir

Poltekkes
Kemenkes
Semarang

Prodi Sarjana
Terapan
Tim Dosen

Kebutuhan bahan pasokan utama Teraplikasikannya pengolahan,


berupa daun kelor dan pendukung Pengemasann dan Pemasaran daun
berupa peralatan pengemasan kelor sebagai wirausaha para lansia
makanan

Jalur Fasilitasi
Jalur Asistensi

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terbagi


menjadi 2 kegiatan yaitu : pemaparan teori tentang pengolahan daun
kelor dan pengemasan daun kelor untuk menjaga nutrisi pada daun
kelor dan mempermudah proses pemasaran. Pada kegiatan
pendampingan ini difokuskan pada pemanfaatan hasil budidayan daun
kelor dengan pengolahan dan pengemasan daun kelor oleh para lansia
Harapan Asri di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota
Semarang.
Kerangka berfikir dalam kegiatan pengabmas ini terdiri dari
input, proses dan output. Input dalam kegiatan ini berupa potensi
pengetahuan para lansia berjumlah 50 orang, tentang pengolahan dan
pengemasan daun kelor, serta perencanaan wirausaha dari hasil
penanaman daun kelor. Prosesnya berupa pelaksanaan pendampingan
pengolahan dan pengemasan daun kelor ebagai perencanaan wirausaha
16
lansia dengan harapan menghasilkan output berupa hasil produk
pengolahan daun kelor, dimana selanjutnya hasil pengolahan daun kelor
ini menjadi pangan industri rumah tangga sebagai wadah wirausaha
yang menghasilkan bagi para lansia.
.Kerangka pemecahan masalah melalui pendampingan
dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran dan aplikasi atau penerapan
IPTEK secara aktif. Tahapan kegiatan pembelajaran dan pendampingan
tersebut meliputi :
Tahap persiapan
1) Melakukan persiapan melalui koordinasi dengan pihak terkait yaitu
Kelurahan, RW dan RT, membahas tentang pelaksanaan
Pendampingan Pengolahan dan Pengemasan Daun kelor Dengan
Sebagai Wirausaha Lansia di Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kota Semarang.
2) Menetapkan sasaran pelaksanaan kegiatan pengabmas dan
mengidentifikasi jumlah peserta pendampingan. Sasarannya adalah
Kelompok Lansia berjumlah 50 orang.
3) Menyusun jadwal kegiatan
4) Mempersiapkan paket materi, kelengkapan kegiatan dan tempat
kegiatan yaitu di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota
Semarang
5) Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
untuk pelaksanaan kegiatan.
Tahap pelaksanaan
1) Melakukan kegiatan pembelajaran ceramah pemberian materi.
2) Melakukan penguatan-penguatan materi dengan demontrasi dan
simulasi.
3) Melakukan pendampingan

b. Metode
1) Penyampaian materi pengolahan daun kelor menjadi (4 JP)
tepung sebagai bahan dasar cookies.
17
2) Penyampaian materi teknik pengemasan produk hasil (4 JP)
olahan daun kelor.
3) Penyampaian materi potensi dan segmentasi pangsa pasar (4 JP)
untuk wirausaha daun kelor.
4) Penguatan materi dengan simulasi pengolahan daun kelor (4 JP)
menjadi cookies dan es krim
5) Penerapan teknik pengemasan produk hasil olahan daun (4 JP)
kelor oleh Lansia dengan pembimbingan.

c. Strategi
1) Motode ceramah
Metode caramah ini berisi pemaparan materi pengolahan daun
kelor dan pengemasan produk kelor, serta potensi dan segmentasi
pangsa pasar usaha daun kelor, di Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Metode caramah ini difasilitasi dengan
alat bantu media; komputer, LCD dan CD materi agar materi yang
disampaikan mudah diterima oleh pihak sasaran.
2) Metode demonstrasi atau simulasi
Metode ini digunakan untuk memberikan jalan keluar mengenai
bagaimana melakukan pengolahan dan pengemasan daun kelor,
kemudian pendistribusian hasil usahanya.
3) Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk mendiskusikan semua permasalahan
dan penyelesaiannya, yang berkaitan dengan pengolahan dan
pengemasan daun hasil dari budidaya para lansia. Pendistribusian
hasil wirausaha sebagai usaha rumah tangga, mandiri atau
bekerjasama dengan pihak ketiga.

8. Keterkaitan
Keterkaitan kegiatan pengabmas ini dengan keberhasilan yang dicapai dapat
diukur dari :

18
a. Pengolahan daun kelor dilakukan oleh para lansia yang telah mengikuti
pelatihan pengolahan daun kelor menjadi tepung sebagai bahan dasar
cookies dan es krim.
b. Proses pengolahan dan pengemasan daun kelor menjamin mutu produk
tetap segar dengan daya simpan lebih yang lama dan mempertahankan
nilai nutrisi berupa kandungan protein, vitamin, mineral, antioksidan,
anti-inflamasi dan asam amino lengkap yang terkandung didalamnya.
c. Daun kelor yang dihasilkan mengandung potassium 4 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan pisang, kalsium 4 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan susu. Didalam daun kelor juga terdapat kandungan vitamin C
yang kadarnya 7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan buah jeruk,
selain itu juga kandungan vitamin A dalam daun kelor juga berkali lipat
dibandingkan dengan wortel, protein yang terkandung dalam daun kelor
ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan susu, maka tidak
heran apabila masyarakat banyak mencari daun kelor dan ingin diolah
untuk dijadikan sebagai bahan dasar obat alami.

9. Rancangan evaluasi
Monitor kegiatan akan dilakukan pada pertengahan kegiatan pengabmas.
Sedangkan evaluasi kegiatan akan dilakukan pada akhir kegiatan pengabmas.
Monev kegiatan pengabmasl (pencapaian tujuan pendampingan) dilakukan
dengan peninjauan selama proses pengolahan daun kelor menjadi cookies
dengan metode yang benar serta pengemasan yang menarik. Selanjutnya daun
kelor yang dihasilkan kualitasnya terjamin dan harganya terjangkau.

19
10. Jadwal Pelaksanaan

No Nama Kegiatan Waktu


1. Persiapan 1 - 5 Juli 2023
2. Koordinasi dan identifikasi masalah 2 - 12 Juli 2023
3. Perencanaan dan perancangan program 15 – 26 Juli 2023
kegiatan Pengabmas
4. Pelaksanaan Kegiatan Pengabmas 1 – 21 Agustus 2023
5. Monitoring dan Evaluasi 3 -7 September 2023
6. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat 24 - 28 September 2023

20
JADWAL KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PEMASARAN
DAUN KELOR SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN
METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

No. Materi Waktu Penanggung Lokasi


Pelaksanaan Jawab
1. Penjajagan lahan / 1 Dartini, SKM, Kelurahan
Kelurahan, RW dan RT Juli 2023 M.Kes.. Meteseh
10.00 – 14.00 Kecamatan
Penjajagan pada kelompok 3 -5 Nanang Tembalang
Lansia Harapan Asri Juli 2023 Sulaksono, Kota Semarang
10.00 – 14.00 SST, M.Kes..

2. Perencanaan dan 16 Ary Prodi TRP


perancangan program Juli 2023 Kurniawati, JTRR
kegiatan Pengabmas 13.00 – 17.00 SST, M.Si
Koordinasi Teknis dengan 23 Bagus Dwi Kelurahan
kelompok Lansia Harana Juli 2023 Handoko, SST, Meteseh
Asri disaksikan disaksikan 13.00 – 17.00 M.Kes. Kecamatan
pihak kelurahan dan Tembalang Kota
perwakilan RW dan RT Semarang
serta pokja Posyandu Lansia
3. Pembukaan 1 Ary Kelurahan
Agustus 2023 Kurniawati, Meteseh
10.00 – 12.00 SST, M.Si. Kecamatan
Penyampaian materi 8 Narasumber Tembalang Kota
pengolahan daun kelor Agustus 2023 Semarang
menjadi tepung sebagai 13.00 – 17.00
bahan dasar cookies
Penyampaian materi 15 Narasumber
pengemasan produk kelor Agustus 2023
13.00 – 17.00
Penyampaian materi potensi 22 Narasumber
dan segmentasi pangsa Agustus 2022
pasar untuk wirausaha daun 13.00 – 17.00
kelor.
Penguatan materi dengan 29 Narasumber
simulasi pengolahan daun Agustus 2023 &
kelor menjadi cookies 13.00 – 17.00 Dartini, SKM,
M.Kes..

21
Pengemasan produk olahan 13 Narasumber
daun kelor September &
2023 Nanang
13.00 – 17.00 Sulaksono,
SST, M.Kes.
Monitoring dan Evaluasi 6 Bagus Dwi
September Handoko, SST,
2023 M.Kes
13.00 – 17.00
4. Penutupan kegiatan 20 Nanang Kelurahan
Pengabmas pada Lansia September Sulaksono, Meteseh
Harapan Asri dan expo 2023 SST, M.Kes. Kecamatan
produk daun kelor. 10.00 – 12.00 Ary Tembalang Kota
Kurniawati, Semarang
SST, M.Si.
Laporan Pengabmas kepada 28 Dartini, SKM, Prodi TRP
Masyarakat September M.Kes..
2023
10.00 – 12.00
Total Waktu Kegiatan 50 Jam

22
11. Rencana Anggaran Belanja

RAB KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


PENDAMPINGAN PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN DAUN KELOR
SEBAGAI WIRAUSAHA LANSIA DI KELURAHAN METESEH
KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

No Komponen Biaya Vol Sat Harga Jumlah


(Rp) (Rp)
1. Koordinasi awal :
a. Konsumsi 10 orang 20 OH 25.000 500.000
b. Transportasi 4 KG 100.000 400.000
2. Pelaksanaan Pendampingan
a. Narasumber/Instruktur 3 org x 10 JP 100.000 3.000.000
b. Fotocopi dan penjilidan 50 Jilid 20.000 1.000.000
c. ATK 1 Paket 100.000 100.000
d. Konsumsi pendampingan 4 x 50 OH 20.000 4.000.000
e. Bahan Habis Pakai 1 Paket 3.000.000 3.000.000
Plastik, kertas dan
peralatan pengemasan
produk pangan
f. Transportasi 4 KG 100.000 400.000
g. Dokumentasi 1 Paket 200.000 200.000
3. Monitoring dan Evaluasi
a. Konsumsi 8 OH 25.000 200.000
b. Transportasi 8 KG 100.000 800.000
4. Laporan
Fotokopi dan penjilidan 17 Jilid 30.000 500.000

Total Biaya Keseluruhan 15.000.000

23
Lampiran
Organisasi Pelaksanaan
a. Ketua Pelaksana
1. Nama : Dartini, SKM., M.Kes.
2. Pangkat/Golongan : Penata Tk I /III D
3. NIP : 19700603 199303 2 002
4. Jabatan Fungsional : Lektor
5. Bidang Keahlian : Radiologi
6. Jurusan / Prodi : TRP

b. Anggota Pelaksana Dosen


1. Nama : Nanang S., SST, M.Kes.
2. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk. I / IIIb
3. NIP : 19820603 201012 1 001
4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
5. Bidang Keahlian : Radiologi
6. Jurusan / Prodi : TRP

1. Nama : Ary Kurniawati, SST, M.Si.


2. Pangkat/Golongan : Penata / III C
3. NIP : 19840114 200812 1 004
4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
5. Bidang Keahlian : Radiologi
6. Jurusan / Prodi : TRP

1. Nama : Bagus Dwi Handoko, SST,


M.Kes
2. Pangkat/Golongan : Penata / III C
3. NIP : 19850323 200812 1 004
4. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
5. Bidang Keahlian : Radiologi
6. Jurusan / Prodi : TRP
c. Anggota Pelaksana Mahasiswa
1. JEVINA SHAFIYYAH ZUHRAH
2. AURA ALIFIAH MIDYA
3. MOHAMAD ALIF ARSYI ARDHI
4. THERANICA NANDA CAHYA
SAPUTRA
5. MOCH.NAUFAL NADHIF
ARYONO PUTRA

24
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

25

Anda mungkin juga menyukai