Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KESALAHAN DALAM BERBAHASA


KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKSASI, PELULUHAN BUNYI, DAN
PENENTUAN BENTUK DASAR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3
Dosen Pengampu :
Drs. Khairil Anwar, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
6C PGSD
11. Astuti 1810125120039
15. Rizqan akmal 1810125210059
17. Wahyudi 1810125210063
25. Endah Sufiyati 1810125220053
31. Fitriani 1810125220060

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT serta sholawat
dan salam tak lupa senantiasa kita hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW
yang mana atas karunia-Nya dan syafaat beliau kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia SD 3, Semester 6 (enam), Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung
Mangkurat, dengan materi pembahasan mengenai kesalahan dalam berbahasa yaitu kesalahan
penggunaan afiksasi, peluluhan bunyi, dan penentuan bentuk dasar

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendukung


penulisan makalah ini dan kami pun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan guna menjadikan
makalah ini menjadi lebih sempurna. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Banjarmasin, 20 Februari 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

A. Kesalahan Penggunaan Afiksasi.....................................................................................2

B. Kesalahan Peluluhan Bunyi............................................................................................2

C. Kesalahan Penentuan Bentuk Dasar................................................................................3

BAB III PENUTUP....................................................................................................................5

A. Kesimpulan.....................................................................................................................5

B. Saran................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hambatan dalam proses komunikasi adalah kurangnya keterampilan
berbahasa. Wujud dari kurangnya keterampilan berbahasa itu antara lain disebabkan oleh
kesalahan-kesalahan berbahasa. Kesalahan-kesalahan berbahasa ini menyebabkan
gangguan terhadap peristiwa komunikasi, kecuali dalam hal pemakaian bahasa secara
khusus seperti dalam lawak, jenis iklan tertentu, serta dalam puisi. Walaupun perhatian
terhadap kesalaahan berbahasa belum begitu banyak, tetapi pikiran-pikiran tentang kaitan
antara kesalahan berbahasa dengan proses belajar bahasa dalam waktu yang relatif
singkat telah banyak mengalami perkembangan.
Walaupun perhatian terhadap kesalaahan berbahasa belum begitu banyak, tetapi
pikiran-pikiran tentang kaitan antara kesalahan berbahasa dengan proses belajar bahasa
dalam waktu yang relatif singkat telah banyak mengalami perkembangan. Perkembangan
pemikiran yang berkenaan dengan hubungan antara kesalahan berbahasa dengan proses
belajar bahasa tersebut sejalan dengan hasil analisis yang diharapkan dapat membantu
guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan pemberian
penekanan, penjelasan dan praktik yang diperlukan, memberikan remidi dan latihan-
latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kesalahan penggunaan afiksasi?
2. Bagaimana kesalahan peluluhan bunyi?
3. Bagaimana kesalahan penentuan bentuk dasar?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan kesalahan penggunaan afiksasi.
2. Untuk menjelaskan kesalahan peluluhan bunyi.
3. Untuk menjelaskan kesalahan penentuan bentuk dasar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kesalahan Penggunaan Afiksasi


Penggunaan afiks merupakan bagian dari afiksasi dan berkaitan dengan aspek
sintaktis, dan semantis. Hubungan afiks dengan aspek sintaktis terjadi pada saat
menentukan fungsi kata berafiks dalam kalimat. Aspek semantis sekait dengan
penggunaan afiks karena afiks mengandung makna tersendiri. Berikut disajikan contoh
data.
1. Setelah Mae mau menikah sama teman yang masih sehat, Rendy membawa
teman dia kekampung Mae dan mau bertengkar bersama teman Mae yang
berpukul dia.
2. Dengan pernikahan berwujudkan pernikahan Ben, Eman, dan Guntoro.

Kesalahan penggunaan afiks ber- dalam kalimat satu berupa kata berpukul sekait
dengan aspek sintaktis. Kata kerja yang diperlukan dalam kata berafiks berpukul pada
kalimat tersebut adalah kata kerja transitif, karena ada objek dia yang mengikutinya.
Afiks pembentuk kata kerja transitif untuk bentuk dasar pukul adalah kombinasi afiks
meN-i. Bentuk dasar pukul diberi sufiks –i menjadi pukuli, kemudian dikombinasikan
dengan prefiks meN-. Jika prefiks meN- ditambahkan pada bentuk dasar yang diawali
dengan fonem /p/ menjadi mem-, fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/ (Ramlan,
1987; Kridalaksana, 1996; Alwi et al;1998). Dengan demikian bentuk dasar pukul diberi
kombinasi afiks meN-i menjadi memukuli. Kata berpukul seharusnya menjadi memukuli.
Kesalahan penggunaan afiks ber- terjadi juga pada kata berafiks dalam kalimat
dua berupa kata berwujudkan. Hal ini sekait dengan aspek semantis. Afiks ber- dalam
kata berwujudkan dalam kalimat ini mengandung makna memiliki, sedangkan
berdasarkan konteks kalimat ini kata yang diperlukan untuk bentuk dasar wujud adalah
kata yang mengandung makna dapat dilakukan. Afiks yang tepat untuk pembentuk verba
ini adalah prefiks ter- sehingga membentuk kata terwujud yang mengandung makna
dapat diwujudkan. Jadi kata yang tepat untuk berwujudkan adalah kata terwujud.

B. Kesalahan Peluluhan Bunyi

2
Peluluhan bunyi adalah proses penghilangan fonem kata dasar pada huruf
awalnya, yang berbentuk /k/, /p/, /t/, dan /s/.
1. Bunyi yang Seharusnya Luluh Tidak Diluluhkan
Dalam kaidah afiksasi ada beberapa fonem yang harus luluh apabila afiks
meN- dan peN bertemu dengan kata dasar yang berawalan fonem /k/, /p/, /t/,
dan /s/, kecuali apabila bentuk dasarnya berasal dari kata asing yang masih
mempertahankan keasingannya. Berikut kesalahan karena bunyi yang seharusnya
luluh tetapi tidak diluluhkan.
 Igun kerap mengkomentari masalah penampilan dalam hal busana yang
digunakan oleh para kontestan.
 Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkandaskan
petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi dalam pertandingan
menegangkan selama dua belas ronde.

2. Peluluhan Bunyi yang Seharusnya Tidak Luluh


Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh ternyata masih terjadi, padahal
kata dasarnya bukan yang berfonem /k/, /p/, /t/, dan /s/ seperti yang sudah dibahas
sebelumnya. Peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh ini menyebabkan
pembentukan suatu kata menjadi salah. Berikut kesalahan peluluhan bunyi yang
seharusnya tidak luluh.
 Pada 2017 ia berhenti jadi TNI dan menyalonkan diri jadi Gubernur dengan
pasangan calon nomor urut 1 Agus-Silvy.
Dalam kalimat tersebut kata menyalonkan seharusnya menjadi mencalonkan,
karena berdasarkan kaidah pembentukan kata bahwa kata dasar yang berawalan
dengan /c/ tidak termasuk pada fonem yang diluluhkan.

C. Kesalahan Penentuan Bentuk Dasar


Penentuan bentuk dasar pada afiksasi dikaitkan dengan aspek bahasa baku,
pilihan kata, semantis, dan ejaan. Dalam hal ini aspek-aspek tersebut terlibat dalam
penentuan bentuk dasar pada afiksasi. Jika penentuan bentuk dasar tidak tepat akan
mengakibatkan terjadinya kesalahan afiksasi. Berikut disajikan contoh data.
1. Mereka membuat ide bagus yang bisa membikin Mae keluar dari rumah dan
mendapat uang untuk keluarganya.

3
2. Semua laki tidak enak untuk membilang ibunya tentang situasi Mae.
3. Akhirnya sekampung Mae berantem dengan grup boss ini.

Kata membikin yang terdapat dalam kalimat (1), membilang dalam kalimat (2),
dan berantem dalam kalimat (3) merupakan kesalahan penentuan bentuk dasar yang
sekait dengan bentuk dasar baku dan tidak baku. Bentuk dasar bikin, bilang, dan antem
merupakan bentuk dasar tidak baku, sehingga tidak tepat digunakan dalam ragam tulis.
Kata dasar bikin, dan bilang diberi afiks meN- menjadi membikin dan membilang, secara
morfofonemis afiksasi tersebut benar karena prefiks meN- bila digabungkan dengan
bentuk dasar yang diawali fonem /b/ pada menjadi mem- (Ramlan, 1987; Kridalaksana,
1996; Alwi et al;1998), hanya tidak tepat digunakan dalam ragam tulis. Dalam ragam
tulis kata bikin seharusnya diganti dengan bentuk dasar buat yang bermakna lakukan,
karena bentuk dasar tersebut merupakan bentuk dasar baku yang dapat digunakan dalam
ragam tulis (Sugono, 2002: 17). Kata membikin lebih tepat diganti dengan kata membuat.
Sedangkan bentuk dasar bilang sebaiknya diganti oleh bentuk dasar kata yang digunakan
dalam ragam tulis baku (KBBI, 1996: 451). Bentuk dasar antem adalah bentuk dasar
tidak baku yang digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari (KBBI, 1996: 48), yang
tepat digunakan untuk ragam tulis adalah bentuk dasar baku berupa tengkar (KBBI,
1996: 1038). Prefiks ber- digabungkan dengan bentuk dasar tengkar menjadi bertengkar.

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan afiks merupakan bagian dari afiksasi dan berkaitan dengan aspek
sintaktis, dan semantis. Hubungan afiks dengan aspek sintaktis terjadi pada saat
menentukan fungsi kata berafiks dalam kalimat dan peluluhan bunyi disebut proses
penghilangan fonem kata dasar pada huruf awalnya, yang mana penentuan bentuk
dasar pada afiksasi dikaitkan dengan aspek bahasa baku, pilihan kata, semantis, dan
ejaan. Dalam hal ini aspek-aspek tersebut terlibat dalam penentuan bentuk dasar pada
afiksasi.

B. Saran
Guru sebaiknya memahami dan mampu mengaplikasikan tentang penggunaan
afiksasi, peluluhan bunyi, dan penentuan bentuk dasar yang baik dan benar, agar
memudahkan saat memberikan pembelajaran kepada siswa di kelas.

5
DAFTAR PUSTAKA

Akmaluddin, N. F. N. Problematika Bahasa Indonesia Kekinian: sebuah Analisis


Kesalahan Berbahasa Indonesia Ragam Tulisan. Mabasan, 10(2), 287921.
Alwi, H. (1995). Hari Ini Dan Esok. Jakarta: Makalah di Kongres Internasional
Pengajaran BIPA Universitas Indonesia, 28-30 Agustus 1995.
Alwi, Hasan dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Bahasa dan Balai Pustaka.
Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2001. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika
Pressindo.
Ariningsih, N. E., Sumarwati, S., & Saddhono, K. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah
Atas. BASASTRA, 1(1), 130-141.
________, et al. (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kridalaksana, H. (1996). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
Gramedia.
Ramlan. (1987). Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V Karyono.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai