Anda di halaman 1dari 57

RESUME DAN HASIL TANYA JAWAB

KELOMPOK 1 - KELOMPOK 10

PENDIDIKAN IPS SD 1
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Asniwati, M.Pd
Diani Ayu Pratiwi, M.Pd

Kelas 3C PGSD

FITRIANI 1810125220060

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2019
“PERSPEKTIF, KARAKTERISTIK DAN TUJUAN PENDIDIKAN IPS”

(Kelompok 1)

A. IPS SEBAGAI PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN

Sebutan sebagai pengetahuan social atau resminya Ilmu Pengetahuan Sosial


yang disingkat IPS, baru diketahui setelah secara formal kita bersekolah.
Pengetahuan dan ilmu, sangat membantu kita manusia memanfaatkan sumber
daya bagi kesejahteraan. Oleh karena itu, pengetahuan dan ilmu ini mengembangkan
teknologi yang membantu kita meningkatkan kesejahteraan. Keterkaitan antara
pengetahuan, ilmu dan teknologi dalam kehidupan masyarakat dewasa ini melahirkan
ungkapan IPTEK sebagai singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. IPS SEBAGAI ILMU-ILMU SOSIAL

Setiap disiplin ilmu sosial memiliki konsep-konsep, generalisasi dan teori


yang dapat memberikan kontribusi dalam penyusunan desain maupun dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar IPS pada sekolah dasar dan menengah. Sehingga
para ahli telah menyebutkan ada 8 disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk
pengembangan program social studies yang meliputi: antropologi, ekonomi, geografi,
sejarah, filsafat, ilmu politik, psikologi dan sosiologi. Pada hakikatnya, semua disiplin
ilmu sosial tersebut memiliki objek kajian yang sama yakni manusia.

C. IPS SEBAGAI REFLECTIVE INQUIRY

Ketika IPS diajarkan sebagai reflective inquiry, maka artinya pada


pembelajaran IPS guru berperan untuk membantu siswa dalam menggunakan
pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian secara ilmiah untuk mendapatkan
jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah yang diajukan.
Yang mana Reflective Inquiry atau analisis merupakan suatu pendekatan nilai
manakala siswa dibantu untuk menggunakan pikirannya secara rasional, proses
menganalisa keterkaitan dan konseptualisasi nilai-nilai tersebut.

Sehingga, guru harus mampu mengubah kodrat IPS yang bersifat hafal atau
mengingat menjadi sarana yang dipergunakan untuk melatih siswa berpikir kritis
(critical thinking) dan pemecahkan masalah (problem solving) yang hidup di
masyarakat. Ada beberapa bentuk pengajaran inquiry, yaitu: percobaan (experiment),
studi kepustakaan (library research), \wawancara (interview), dan penelitian produk
(product investigation), dan ini menuntut siswa untuk aktif berpartisipasi.

D. IPS SEBAGAI PENGEMBANGAN PRIBADI SISWA

Setiap individu memiliki karakteristik yang khas, yang biasa di sebut dengan
kepribadian. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus.
Tujuan IPS sendiri ialah berfokus untuk membentuk mental, jiwa, dan fisik
anak supaya menjadi anggota masyarakat produktif. Sehinnga guru harus menerapkan
pembelajaran a child centered (berpusat kepada anak) ketimbang a subject centered
(berpusat pada materi pelajaran ) dalam mengajar IPS. Setiap individu memiliki
karakteristik yang khas, yang biasa di sebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip)
yang saling berinteraksi terus menerus.

E. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DI SD

Karakteristik dari pendidikan IPS adalah upaya untuk mengembangkan


kompetensi sebagai warga negara yang baik. Oleh karena itu pendidikan IPS memiliki
tanggung jawab untuk dapat melatih siswa dalam membangun sikap yang demikian.
IPS juga akan selalu berubah berubah sesuai dengan tingkat perkembangan
masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai
dengan tingkat perkembangan masyarakat. Berikut sejumlah kakateristik yang dapat
diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.

1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)


a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak
penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang
menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.

F. TUJUAN IPS MENUTRUT PERMENDIKNAS NO. 22 TAHUN 2006

Mata pelajaran IPS menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 bertujuan agar


peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam


masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

G. PENGEMBANGAN TUJUAN IPS DALAM KURIKULUM K.13

Beberapa pengembangan tujuan yang dilakykan dalam K13 yakni:

1. Mengembangkan Pengetahuan kesosialan, kegeografian, keekonomian, dan


kesejahteraan.

2. Mengembangkan kemampuan berfikir, inquiri, pemecahan masalah, dan


keterampilan sosial.

3. Membangun Komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan


kemanusiaan.
KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Karakteristik dari ilmu-ilmu sosial menurut Numan Somantri pada point ke-3
“batang tubuh disiplin ilmuilmu sosial ini disebut juga struktur disiplin ilmu,
atau ada juga yangmenyebutkan dengan fundamental ide” mengapa ilmu-
ilmu sosial disebut sebagai fundamental ide ?

Jawab:
Ilmu-ilmu sosial bisa kita sebut sebagai fundamental ide. Hal ini
dikarenakan IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran yakni,
sejarah, geografi,ekonomi, sosiologi, dan antropologi yang mana mata
pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Selain itu
imu-ilmu sosial merupakan pembelajaran yang sangat penting karena terjadi
dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk mengajarkan cara bersosialisasi
dimasyarakat, tata karma maupun norma agar kehidupan manusia teratur dan
damai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur disiplin ilmu karena IPS
merupakan sebuah program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu.

2. Apakah hanya IPS saja yang dapat mengembangkan pribadi siswa? Apakah
mata pelajaran lain juga bisa?

Jawab:

Sebenarnya dalam proses belajar dan pembelajaran, tidak hanya mata


pelajaran IPS yang dapat mengembangkan pribadi siswa. Mata pelajaran
yang lain pun bisa, namun tetap sesuai dengan bidang masing-masing.
Misalnya pelajaran matematika, yang mana tentunya berperan untuk dapat
mengembangkan pribadi siswa dalam menalar dan menghitung. Begitu juga
dengan mata pelajaran IPS, yang berfokus untuk mengembankan pribadi
siswa dalam bidang sosial, bagaimana anak mampu berperilaku dengan baik
dimasyarakat, serta mematuhi norma ataupun aturan yang berlaku
dimasyarakat agar tidak terjadinya penyimpangan.
4. Dalam point ips sebagai pengembagan pribadi siswa ada menyebutkan
bahwa kepribadian seorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotipe) dan
faktor lingkungan (fenotipe) yang saling berinteraksi terus menerus,
berikan contohnya !
Jawab:
Dalam hal ini dapat kita misalkan, ada seorang anak yang terlahir
dari orang tua yang cerdas. Walaupun anak tersebut belajarnya biasa-
biasa saja, namun tetap kebanyakan hasilnya akan tetap optimal. Hal ini
dikarena factor genetic orangtuanya. Sama halnya dengan seorang anak
yang dilahirkan dari orang tua yang biasa-biasa saja, akan tetapi dibarengi
dengan usaha belajarnya luar biasa, maka bisa jadi hasilnya akan tetap
optimal juga sebagaimana anak yang pertama tadi. Sehingga, dari dua
kasus diatas dapat kita simpulkan bahwa faktor fenotipe dan genotipe
sama-sama berpotensi dalam membentuk perkembangan anak. Dengan
demikian tidak dapat dikatakan juga bahwa faktor bawaan lebih dominan
dari pada faktor lingkungan begitupun sebaliknya. Karena keduanya
sama-sama dominan dalam mempengaruhi proses perkembangan sehingga
patutlah dikatakan saling berinteraksi terus menerus.
“PENDEKATAN KONSTRUKTIVITAS DAN PENDEKATAN PROSES DALAM IPS,
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN KOMPETENSI PENDIDIKAN IPS”

Kelompok : 2

A. KONSEP PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS DALAM PEMBELAJARAN IPS

Konstruktivis sendiri diartikan sebagai proses intelektual yang dimana peserta


didik mengembangkan pengetahuan yang telah mereka ketahui dengan cara
menyelaraskan gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan yang telah mereka
pelajari dari pengalaman-pengalaman mereka yang tedahulu. Yang mereka selaraskan
dengan cara ataupun gaya pemikiran mereka sendiri. Pendekatan konstruktivis sendiri
sangat mendukung kurikulum yang mana pembelajaran berpusat kepada siswa.
Sehingga, guru hanya sebagai fasilitator saja dalam pembelajaran. Dengan demikian
itulah kenapa pendekatan konstruktivis di aplikasikan dalam pembelajaran IPS,
dengan tujuan agar mampu memberikan pembelajaran IPS yang lebih bermakna
dalam pengembangan life skill siswa.

Contohnya penerapannya yaitu pembelajaran IPS berbasis portofolio. Yang


mana nantinya siswa dapat mengembangkan konsepnya sendiri dalam memecahkan
masalah-masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat, meningkatkan partisipasi
serta kepekaannya dalam hidup bermasyarakat, meningkatkan percaya, melatihnya
untuk bernalar dan bertanggung jawab. Selain itu guru juga perlu melakukan penilaian
berbasis portofolio sehingga penilaian hasil belajar IPS siswa dapat dilakukan secara
komprehensif, autetik, objektif, powerfull, dan bermakna.

B. KONSEP PENDEKATAN PROSES DALAM IPS


Kita ketahui bahwa tujuan dari pembelajaran IPS sendiri adalah mengenal
konsep - konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan
kehidupannya Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, serta memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan social. Sehingga
guru harus mampu melaksanakan melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat
membekali siswa dengan kemampuan atau keterampilan intelektual, mental, dan
sosial Salah satu pendekekatan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran IPS adalah
Problem Solving, yaitu dengan cara melatih serta membuat siswa untuk dapat
menyadari, merumuskan, menganalisis, merupakan hipotesis atau jawaban sementara
atas suatu masalah. Siswa dihadapkan langsung dengan berbagai macam problem,
yang nantinya siswa diharapkan mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dengan kemampuan yang dimiliki baik pemikiran, perasaan serta semangat untuk
mendapatkan suatu kesimpulan atau jalan keluar dari suatu masalah yang terjadi.
Sehingga dalam pembelajarannya guru akan memasukkan problem yang ada di
masyarakat ataupun aspek social didalam pokok bahasan IPS. Dengan demikian,
suasana belajar yang aktif dan menarik, siswa tidak merasa bosan dan guru dapat
dengan mudah dalam menyelesaikan materi yang akan disampaikan dengan model
pembelajaran yang sesuai.

C. DIMENSI KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN IPS


1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
 Fakta : data yang spesifik tentang siswa ,objek, orang, dan hal-hal yang
terjadi (peristiwa).
 Konsep : kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan
memberi arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk
pada suatu hal atau unsur kolektif yang diberi label.
 Generalisasi : suatu ungkapan/pernyataan dari dua atau lebih konsep yang
saling terkait, yang memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa.
2. Dimensi Keterampilan (Skill)
Keterampilan dalam pendidikan IPS terwujud dalam bentuk, antara lain :
 kecakapan mengolah dan menerapkan informasi.
 keterampilan berpikir.
 keterampilan partisipasi sosial.
 keterampilan berkomunikasi.
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value dan Attitude)
Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang mendalam,
mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat,
sedangkan sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan,
interest, pandangan, dan kecenderungan tertentu.Nilai dibedakan menjadi 2, yaitu
:
 Nilai substansif, yaitu keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan informasi semata.
 Nilai procedural, nilai-nilai procedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan
antara lain adalah nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati,
kebenaran, dan menghargai orang lain.
4. Dimensi Tindakan (Action)
Dimensi tindakan sosial untuk pembelajaran IPS meliputi tiga model aktivitas
antara lain :
 percontohan masyarakat dalam memecahkan masalah di kelas seperti cara
berorganisasi dan bekerja sama.
 berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan.
 pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya
pada saat siswa diajak untuk melakukan inquiry.

D. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN IPS


1. Landasan filosofis
Pandangan menyeluruh dan sistemetis yang diharapkan dapat dikuasai
oleh manusia adalah lebih dari sekedar pengetahuan namun juga dapat
menemukan adanya kesaling hubungan dan pertalian semua unsur hingga pada
akhirnya akan ditemukan adanya unsur kebijakan.
2. Landasan Psikologis
Terdapat 2 psikologi yang mendasari pemgembangan kurikulum, yaitu :
 Psikologi perkembangan yang mengkaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu.
 Psikologi belajar yang mempelajari tentang perilaku individu dalam
konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan
teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam
belajar.
3. Landasan Sosial Budaya
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi
kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik
dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kurikulum sebaiknya mampu mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

E. PENGEMBANGAN KURIKULUM IPS DI INDONESIA


1. Tahun 1975 : pembelajaran ilmu – ilmu social untuk tingkat persekolahan
menggunakan istilah yang tidak menetap sesuai dengan situasi politik pada masa
itu.
2. Tahun 1964 : Sistem pendidikannya dinamakan Panca Wardana, kurikulum
sekolah dasarnya dapat disebut sebagai Correlated Curriculum, tujuan pendidikan
pada saat itu adalah supaya membentuk manusia Pancasila dan Manipol/Usdek
yang bisa bertangung jawab atas terlaksananya masyarakat adil dan makmur,
materiil dan spiritual.
3. Tahun 1986 : Kurikulum Sekolah Dasar ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu
Kelompok Pembinaan Pancasila, Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan
Kelompok Kecakapan Khusus. Yang bertujuan untuk membentuk manusia
Pancasila sejati. Ditandai dengan adanya pengorganisasian materi pelajaran
dengan adanya pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yang dilakukan
secara korelasional.
4. Tahun 1975 : pendidikan dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu Pendidikan
umum, Pendidikan akademis, dan Pendidikan keahlian khusus. IPS termasuk ke
dalam kelompok Pendidikan akademis, namun IPS memiliki misi menyampaikan
nilai – nilai berdasarkan filsafat Pancasila san UUD 1945.
5. Tahun 1984 : penyempurnaan atau wadah untuk memperbaiki kelemahan –
kelemahan dari kurukulum 1975. Yang mana materi yang disajikan tergantung
tingkat kesiapan atau kematangan siswa, materi pengajaran IPS disusun secara
terpadu yang terdiri dari beberapa pokok atau subpokok yang menyerupakan
penyederhanaan dari beberapa disiplin ilmu.
6. Tahun 1994 : Bahan kajian pokok IPS SD dibedakan atas dua bagian,yaitu
pengetahuan social yang meliputi lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan
pemerintahan. Pengajaran IPS pada kurikulum 1994 ini memiliki fungsi untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Selain itu,guru juga harus
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam proses belajar mengajar.
7. Tahun 2004 : Pemerintah kembali melakukan perubahan kurikulum yang biasa
dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Dalam kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) ini mata pelajaran IPS/PS digabungkan dengan
Pendidikan kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial (PKPS).
8. Tahun 2006 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang biasa disebut KTSP.
Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar, yang mempunyai
karakteristik tersendiri karena kurikulum IPS yang mulai berlaku pada tahun
ajaran 2006 itu tidak menganut istilah pokok bahasan, namun sekarang
menggunakan istilah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

F. KOMPETENSI YANG DI HARAPKAN PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS


RENDAH DAN KELAS TINGGI
1. Ruang Lingkup Kompetensi yang Diharapkan pada Pembelajaran IPS
Kompetensi siswa yang harus dimiliki selama proses dan sesudah pembelajaran
pada kelas rendah maupun kelas tinggi adalah kemampuan kognitif (pemahaman,
penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi
koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreativitas,
pemecahan masalah), kemampuan afektif (pengendalian diri yang mencakup
kesadaran diri, pengelolaan suasana hati pengendalian impulsi, motivasi aktivitas
posiif, empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan kepribadian yang
mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku).
2. Kompetensi Dasar IPS
Kompetensi Dasar IPS merupakan standar minimum yang secara nasional harus
dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di
setiap satuan pendidikan pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
3. Pembelajaran IPS
Pembelajaran IPS di Indonesia dilaksanakan di tingkat SD secara terpadu
baik itu di kelas rendah maupun kelas tinggi. Yang mana pada hakikatnya
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peseta didik baik
secara individual maupun secara kelompok ektif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Setelah
melalui perjalanan panjang sebagai IPS yang disajikan secara terpisah dengan
komposisi kajian mengenai geografi, sejarah, dan civic. Telah ada kesepakatan
bahwa pembelajaran IPS merupakan pembelajaran tentang masyarakat dan
lingkungan, serta telah disepakati bersama menjadi mata pelajaran dengan
tertentu.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Menurut kalian kurikulum yang mana yang sangat cocok digunakan pada
saat ini ?
Jawab :

Untuk kurikulum mana yang cocok digunakan pada saat ini, hal ini
kita kembalikan lagi pada kesanggupan sekolah yang akan menerapkannya.
Apakah sarana prasarana yang ada disekolah tersebut sudah memadai atau
belum ? tenaga pengajar sudah mampu melaksanakannya atau belum ?.
Misalnya saja, sekolah yang ada dipelosok dipaksa untuk menerapkan
kurikulum K13, yaitu kurikulum yang kita ketahui K13 ujiannya sudah
berbasis komputer. Dan tentunya sekolah yang ada dipelosok tidak akan
mampu melaksanakannya, yang mana mungkin dikarenakan tidak
tersedianya computer yang cukup/memadai atau tempat yang belum
tersedia jaringan. Belum lagi tenaga pengajar yang mungkin sangat terbatas.
Sehingga, dapat disimpulkan ada baiknya dalam penggunaan kurikulum,
kita lihat dulu sekolahan tersebut mampu atau tidak. Agar proses belajar
pembelajara berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

2. Bagaimana pengelompokan pada kurikulum 1968 ?


Jawab:

Pada kurikulum Sekolah Dasar 1968 pengelompokkan dibagi


menjadi 3 kelompok yaitu Kelompok Pembinaan Pancasila, Kelompok
Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan Kelompok Kecakapan Khusus. Yang
aman hal ini bertujuan untuk membentuk manusia Pancasila sejati. Ditandai
dengan adanya pengorganisasian materi pelajaran dengan adanya
pengelompokan suatu pelajaran yang berbeda, yang dilakukan secara
korelasional.

3. Pendekatan pembelajaran yang mana cocok digunakan di SD ?

Jawab:

Pendekatan yang cocok diterapkan pada pembelajaran di SD adalah


Konstruktivisme, karena pada pendekatan ini individu dapat membentuk
sendiri pengetahuannya dan selain itu metode pembelajarannya yang juga
berorientiasi pada anak. Sehingga pembelajaran menjadi tidak
membosankan bagi anak dan tentunya menyenangkan.
“RANCANGAN DAN ANALISIS MATERI PEMBELJARAN IPS, TINJAUAN
KOGNITIF, AFEKTIF, PSIKOMOTORIK DALAM IPS DAN BERBAGAI SUMBER
BELAJAR IPS”
Kelompok : 3

A. TEORI PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN IPS


1. Deskripsi teori bahan ajar
Definisi dari bahan ajar adalah seperangkat materi/substansi pelajaran yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ada berbagai macam bentuk bahan
ajar, anatara lain bahan ajar pandang, bahan ajar dengar. bahan ajar pandang
dengar, bahan ajar multimedia interaktif. Manfaat bahan ajar sendiri yaitu:
 Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.
 Membantu peserta didik dalam memperoleh alternative bahan ajar
disamping buku buku teks yang terkadang sulit diperoleh
 Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan adanya
bahan ajar maka guru akan memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum, mengembangkan komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dengan siswa dan menambah khasanah pengetahuan
dan pengalaman guru menulis bahan ajar.
B. DIMENSI PENDIDIKAN IPS
1. Dimensi Pengetahuan (Knowledge)
 Fakta : data yang spesifik tentang siswa ,objek, orang, dan hal-hal yang terjadi
(peristiwa).
 Konsep : kata-kata atau frase yang mengelompok, berkategori, dan memberi
arti terhadap kelompok fakta yang berkaitan. Konsep merujuk pada suatu hal
atau unsur kolektif yang diberi label.
 Generalisasi : suatu ungkapan/pernyataan dari dua atau lebih konsep yang
saling terkait, yang memiliki tingkat kompleksitas isi, disesuaikan dengan
tingkat perkembangan siswa.
2. Dimensi Keterampilan
Keterampilan yang diperlukan sehingga menjadi unsur dalam dimensi IPS dalam
proses pembelajaran :
a. Keterampilan meneliti
b. Keterampilan berfikir
c. Keterampilan Partisipasi Sosial
d. Keterampilan berkomunikasi
3. Dimensi Nilai dan Sikap (value and Attitude)
 Nilai substansif, yaitu keyakinan yang telah dipegang oleh seseorang dan
umumnya hasil belajar, bukan sekedar menanamkan informasi semata.
 Nilai procedural, nilai-nilai procedural yang perlu dilatih atau dibelajarkan
antara lain adalah nilai kemerdekaan, toleransi, kejujuran, menghormati,
kebenaran, dan menghargai orang lain.
4. Dimensi Tindakan (Action)
Dimensi ini meliputi tiga modelaktivitas sebagai berikut :
a. Percontohan kegiatan dalam memecahkan masalah dikels seperti cara
berorganisasi dan bekerja sama
b. Berkomunikasi dengan anggota masyarakat dapat diciptakan
c. Pengambilan keputusan dapat menjadi bagian kegiatan kelas, khususnya pada
saat siswa diajak untuk melakukan inkuiri.
C. PENGORGANISASIAN MATERI PEMBELAJARAN IPS
Pengorganisasian materi pengajaran IPS dapat diartikan sebagai upaya
mengatur, menyusun isi pelajaran dan cara menyajikan isi pelajaran yang sesuai
dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai. Pengorganisasian ini dibagi atas
beberapa macam yaitu :

1. Pengorganisasian Terpisah (Separated)


Bentuk pengorganisasian terpisah adalah bentuk pengorganisasian materi kurikulum
tertua. Dalam pengorganisasian kurikulum yang demikian, setiap disiplin ilmu-ilmu
sosial diajarkan secara terpisah berdasarkan ciri dan karakteristiknya masing-
masing.
2. Pengorganisasian Terpadu (Integrated, Interdisiplin-Multidisiplin)
 Pendekatan integrated, yitu pendekatan yang secara sengaja mengaitkan
beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
 Pendekatan multidisiplin, yaitu suatu bentuk atau model pendekatan yang
hanya memperhatikan satu disiplin ilmu saja, tanpa menghubungkan dengan
struktur ilmu yang lain.
 Pendekatan interdisipliner, pendekatan yang memusatkan perhatian pada
masalah-masalah sosial yang dapat didekati dari berbagai disiplin keilmuan
sosial.

D. MENGEMBANGKAN ASPEK KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK


DALAM IPS
1) Kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir,
yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional.
Dalam aspek kognitif dibagi lagi menjadi beberapa aspek yang lebih rinci yaitu:
Pengetahuan ( Knowledge), Pemahaman ( Comprehension), Penerapan (
Application), Analysis (Analisa), Sintesis ( Synthesis), Evaluasi (Evaluation).
2) Afektif, yaitu materi yang berdasarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap
sesuatu hal. Katagorinya terbagi atas, Penerimaan ( Receiving/Attending),
Responsif (Responsive), Penilaian (Value), Organisasi (Organization),
Karakterisasi (Characterization).
3) Psikomotorik, yaitu domain yang meliputi perilaku gerakan dan koordinasi
jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik seseorang. Dalam aspek
psikomotorik terdapat tujuh kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi,
yaitu : peniruan, kesiapan, respin tgerpimpin, mekanisme, respon tampak
kompleks, adaptasi, dan penciptaan

 Peranan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Dalam Pendidikan


Ketiganya sangat berperan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran
terhadap anak serta untuk mengevaluasi sejauh mana materi pendidikan dapat diserap
oleh anak dengan mengacu kepada kategori – kategori di dalam tiga domain utama
tersebut.
 Hubungan Perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Ketiga aspek atau domain ini memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan. Dalam setiap aspek afektif, terbukti memiliki aspek kognitif
didalamnya untuk saling mendukung. Setelah anak melalui tahap kognitif dan afektif,
maka ia akan siap untuk melanjutkan kepada tahap psikomotorik berdasarkan apa
yang sudah dipelajarinya di kedua tahap sebelumnya.
 Manfaat Mempelajari Aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
 Memberikan pengajaran atau pendidikan kepada anak, hasilnya tidak saja akan
membuat anak mengerti tentang konsep pelajaran secara menyeluruh,
 Membantu para pengajar dan pendidik untuk mengenali pada tahap mana
kemampuan masing – masing anak berada.

E. SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS


1. Definisi
Sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh
guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan
belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi tujuan
pembelajaran (Association for Educational Communications and Technology /
AECT, 1997)
2. Jenis-jenis sumber belajar IPS
 Sumber belajar yang sengaja direncanakan, yaitu Semua sumber yang secara
khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
 Sumber belajar yang karena dimanfaatkan, yaitu Sumber belajar yang tidak
secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran umum.

3. Komponen Sumber Belajar IPS


 Pesan
 Orang
 Bahan
 Peralatan
 Teknik
 Lingkungan
4. Macam-macam sumber belajar IPS
a. Materi bahan bacaan (reading materials)
Contohnya : Buku teks, Lembar Kerja Siswa (LKS), ensiklopedia, majalah,
kliping, brosur perjalanan.
b. Materi bukan bacaan (non reading materials)
Contohnya : Gambar-gambar/foto/ilustrasi, film, rekaman, globe/peta/grafik,
kartun, karikatur, museum, alam, dan sumber masyarakat.
5. Manfaat sumber belajar antara lain:
a. Dapat membantu siswa dalam memahami suatu konsep.
b. Dapat mengakrabkan siswa maupun guru dengan lingkungan sekitar.
c. Memungkinkan guru merancang dan melaksanakan program pembelajaran
dengan lebih baik.
d. Mendorong pencrapan pendekatan permbelajaran secara aktif.
e. Memungkinkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.
f. Adanya kerja sama antar guru selanjutnya dapat menumbuhkan kebersamaan,
selanjutnya, dapat meningkatkan semangat kerja guru.
g. Memungkinkan anak yang cepat belajar untuk melakukan pengayaan.
Sebaliknya bagi anak yang lambat dimungkinkan menggunakan sumber
belajar untuk memperbaiki haşil belaiarnya.
6. Sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran
inkuiri antara lain, gambar, model, peta dinding, barang-barang bekas, slide dan
film, bahan cetak (buku teks, dokumen, arsip)

7. Untuk memanfatkan sumber belajar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
 Guru harus menyadari akan pentingnya sumber belajar.
 Guru harus mengetahui tempat-tempat dan letak sumber belajar yang dapat
dimanfaatkan dan bagaimana prosedur memperolehnya.
 Guru harus memiliki keterampilan untuk imengoperasikan sumber belajar.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Apakah semua bahan ajar bisa digabung ?


Jawab :
Bisa, hal ini dikarenakan bahan ajar tidak mesti selalu bersumber dari
buku, namun bisa juga diambil juga didapat pada majalah, novel dan lain-
lain. Selain itu bahan ajar juga bisa diambil dari lingkungan sekitar siswa
dapat dijadikan bahan ajar, sehingga siswa dapat melihat benda kongkritnya
secara langsung. Dan disimpulankan bahwa bahan ajar dapat digabung, dan
tidak mesti mengambil satu bahan ajar aja.

2. Apa perbedaan pendekatan intergrated dengan pendekatan multidisiplin serta


contohnya ?
Jawab :
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Sedangkan pendekatan
multidisiplin merupakan pendekatan dalam pemecahan suatu masalah
dengan menggunakanberbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan.
Namun yang lebih efektif menurut saya, ialah pendekatan intergrated. Hal ini
dikarenakan dalam pendekatan ini tentunya akan memperkaya pengetahuan
siswa karena adanya pemahaman antar budang studi, memptivasi siswa
dalam belajar. Selain itu, pada pendekatan ini mwmbuat pembelajaran
menjadi lebih efesien dan efektif.

3. Apakah ada kendala dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik ? dan
apa saja dampat negative dan positifnya ?
Jawab :
Kendala yang sering terjadi pada umumnya adalah faktor minat
belajar, minat belajar merupakan hal terpenting yang harus dimiliki siswa
debelum menjalani sebuah pembelajaran. Siswa yang memiliki minat belajar
rendah tentuny akan sulit dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan pada
faktor lingkungan yang menjadi kendala guru meliputi karakter siswa yang
berbeda-beda. Selain itu kesiapan guru dan faktor kurikulum juga menjadi
salah satu kendala dalam ketiga aspek tersebut.
“STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN IPS”

Kelompok : 4

A. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pembelajaran IPS di SD dapat dikatakan sebagai kiat-kiat baik pemrosesan
maupun pengarahan dalam proses pembelajaran IPS untuk mencapai hasil atau tujuan
yang maksimal. Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal:
1) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pembelajar.
2) Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar
mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik belajar mengajar.
3) Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

B. KONSEP MODEL PEMBELAJARAN


4. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati
perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif. Model
pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning
style) dan gaya mengajar guru (teaching style).
5. Ciri-ciri Model Pembelajaran
a) Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
b) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai).
c) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil.
d) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (Trianto, 2011:23).
C. STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL, KOOPERATIF, DAN SAINTIK
UNTUK PEMBELAJARAN IPS.
1. Pembelajaran Kontekstual
Ada 6 kunci dasar pembelajaran kontekstual, yaitu:
a. Pembelajaran bermakna
b. Penerapan pengetahuan
c. Berfikir tingkat tinggi
d. Kurikulum yang di kembangkan berdasarkan standar
e. Responsif terhadap budaya
f. Penilaian autenik
2. Pembelajaran Kooperatif
Pada strategi ini kegiatan belajar berpusat pada diskusi dan menyelesaikan tgas
bersama, siswa juga dapat saling mendukung dalam memecahkan masalah.
Strategi pembelajaran kooperatif ini dapat di tempuh dengan 3 langkah yaitu :
Orientasi, kerja kelompok, tes/kuis, penghargaan kelompok.
3. Pembelajarn Saintifik
Yaitu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat
membangun konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
untuk dapat mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesismegumpulkan dan menganaliis data, dan
dapat menarik kesimpulan.

D. BERBAGAI STRATEGI YANG RELEVAN DENGAN PEMBELAJARAN IPS


1. Strategi Urutan Penyampaian Suksesif
2. Strategi Penyampaian Fakta
3. Strategi Penyampaian Konsep
4. Strategi Penyampaian Materi Pembelajaran Prinsip
5. Strategi penyampaian prosedur
6. Strategi Mengajarkan/Menyampaikan Materi Aspek Sikap (Afektif)
7. Strategi pembelajaran inkuiri
8. Strategi pembelajaran ekspositori

E. BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENYAJIKAN


PEMBELAJARAN IPS DENGAN PAIKEM
1. Definisi PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan. PAIKEM memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang
beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan keterampilannya sendiri
dalam arti tidak semata-mata disuapi guru. Diantara metode-metode mengajar
yang amat digunakan untuk mengimplementasikan PAIKEM adalah sebagai
berikut.
a. Metode ceramah
b. Metode diskusi
c. Metode demonstrasi
d. Metode role-play
e. Metode simulasi
2. karakteristik PAIKEM
a. Berpusat pada siswa
b. Belajar yang menyenangkan
c. Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu
d. Belajar secara tuntas
e. Belajar secara berkesinambungan
f. Belajar sesuai dengan kekinian dan kedisinian
3. Penjabaran PAIKEM
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Pembelajaran yang menyenangkan.
4. Model-model pembelajaran IPS
Contoh model-model pmbelajaran IPS yang mendorong siswa aktif dan kreatif
serta inovatif. adalah sebagai berikut:
a) Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
b) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative learning)
c) Model Pengajaran Berdasar Masalah (Problem Base Instruction)
d) Model Belajar Melalui Penemuan (Inkuiry)

F. KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN


1. Beberapa kriteria yang biasa dijadikan acuan dalam pemilihan strategi
pembelajaran, yaitu :
a. Relevansi, yaitu derajat kaitan antara fungsional antara strategi pembelajaran
sebagai dimensi instrumental dengan tujuan /sasaran belajar, dengan tolak
ukur dari segi bagaimana sesuatu itu dipelajari dan bukannya dari segi apa
yang di pelajari.
b. Efektivitas, yaitu tingkat instumentalitas atau hubungan kausal linier antara
strategi pembelajaran dengan tujuan yang ingin dicapai.
c. Efesiensi yaitu, berkaitan dengan perbandingan upaya (proses belajar) dengan
hasil (pencapaian tujuan) khususnya ditinjau dari prinsip ekonomis seperti
pemilihan strategi pembalajaran yang lebih sederhana, murah dan mudah, serta
bervariasi tetapi mencapai tujuan yang optimal.
2. Pembelajaran Untuk Mewujudkan Visi dan Misi Pendidikan

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Dengan demikian, para guru dituntut untuk
memilih dan menetapkan strategi pembelajarannya tidak sekedar bermaksud
membelajarkan muridnya sesuai pesan kurikulum untuk mencapai tujuan
pembelajaran, indicator, bahkan kompetensi, tetapi juga serentak dengan itu,
namun juga harus berupaya mencapai tujuan yang lebih luas yakni ikut
merealisasikan visi dan misi pendidikan nasional.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Hal-hal apa saja yang perlu disiapkan mocki pembelajaran, menyajikan


pembelajaran IPS dengan PAIKEM?
Jawab:

Pembelajaran IPS dengan PAIKEM yakini menuntut adanya


penerapan multi metode, multi media, dan praktek kerja dalam tim serta
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Sehingga guru
perlu lingkungan serta alat yang memadai dalam pembelajaran IPS berbasis
PAIKEM. Selain itu, guru juga perlu memilih metode serta media yang
baik untuk menunjang keberhasilan dalam pembelajaran.

2. Apa sih yang menjadi pembeda dalam model dan strategi serta kelebihan
dan kekurangan (inquiry dan problem)?
Jawab:

Pada strategi inquiry, materi ditemukan sendiri oleh siswa. Dan guru
atau penagajar tidak membawa atau memiliki materi apapun sebagai
pengacuan, melainkan hanya sebagai fasilitator. Sedangkan strategi
problem guru sudah menyediakan materi untuk dibahas namun guru tidak
secara langsung memberikan materi tersebut. Adapun kelebihan dan
kekurangan model pembelajaran Inquiry yaitu :
 Kelebihan: terjadi peningkatan kemampuan ingatan dan pemahaman
terhadap mataeri pembelajaran oleh siswa, dan membuat pendidikan
sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia
kerja.
 Kelemahan: permasalahan dengan waktu yang dialokasikan (tidak efisen),
selain itu pada hal ini juga sangat memerlukan keterampilan guru dalam
menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat
berpikir siswa.

3. Mengapa seorang guru harus memilih karakteristik dan strategi?


Jawab:

Karena untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri, guru harus


membangun interaksi/komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan secara maksimal dan
berjalan dengan lancar sebagaimana mestisnya.
“PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS”

Kelompok ; 5

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS


Perencanaan pembelajaran adalah suatu pembuatan model, rencana,
model, pola, bentuk, konstukrsi yang melibatkan giuru, peserta didik, serta
fasilitas lain yang dibutuhkan, yang tersusun secara sistematis agar terjadi
proses pembelajaran yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Yang berfungsi sebagai alat yang
membentuk, mempola, membuat model, dan mengkontruksi proses
pembelajaran agar tujuan pembejalaran dapat tercapai secara efektif dan
efesien. Adapun manfaatnya yaitu :
a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketetapan dalam kelambatan kerja.
e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya.
Prinsip-prinsip dari perencanaan pembelajaran yaitu : Kompetensi
yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas dan konkrit,
sederhana serta fleksibel, kegiatannya dapat menunjang pembelajaran, utuh
serta menyeluruh, jelas pencapaiannya. Selain itu, unsur-unsurnya adalah
memiliki tujuan serta strategi untuk mencapai tujuan, sumber daya yang
mendukung, dan implementasi setiap keputusan.

B. RANAH DAN TINGKATAN KATA KERJA KOGNITIF, AFEKTIF, DAN


PSIKOMOTORIK DALAM IPS
1. Ranah Kognitif (cognitif domain), bloom membagi domain kognitif ke
dalam 6 tingkatan yaitu, mengenal, pemahaman, penerapan atau aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
2. Ranah Afektif, mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, dan nilai. Terbagi menjadi duabagian, yakni pada pandangan atau
pendapat (opinion) dan sikap atau nilai (attitude,value). Dirincikan lagi ke
dalam 5 tingkatan, yaitu ; menerima atau memperhatikan, menanggapi,
menilai atau menaggapi, mengatur atau mengorganisasikan, dan
karakterisasi dengan suatu niai atau nilai komplek.
3. Ranah Psikomotor, yaitu ranah yang berhubungan erat dengan kerja otot
sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari
gerakan yang paling sederhana, seperti melipat kertas sampai gerakan
yang paling kompleks seperti merakit suku cadang televisi serta
computer. Hasil belajar psikomotor adalah lanjutan dari hasil belajar
kognitif dan belajar afektif.

C. BENTUK PROGRAM TAHUNAN PEMBELAJARAN IPS


1. Program Tahunan (Prota), yaitu rancangan kegiatan belajar mengajar
secara garis besar yang dibuat dalam jangka waktu satu tahun dengan
memperhatikan analisis kurikulum beserta perhitungan pecan efektif.
2. Pemetaan Kompetensi dasar, yaitu mengurutkan pencapaian kompetensi
dalam satu tahun.
3. Minggu efektif, merupakan hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun
pelajaran berlangsung.

D. BENTUK SILABUS DALAM PEMBELAJARAN IPS


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu. Komponen silabus terdiri dari identifikasi, standar
kompetensi, kompetensi dasar, matri poko, kegiatan pembelajaran, indicator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat.

E. BENTUK RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
kedalam silabus. Lingkup RPP paling sedikit mencakup satu kompetensi
dasar dengan satu indikator atau lebih. Komponen yang harus ada dalam RPP
adalah, tujuan pembelajaran, materi, skenario pembelajaran, sumber belajar/
media, serta penilaian prosrs dan hasil. Langkah- langkah untuk membuat
RPP adalah sebagai berikut :
1. Mengisi kolom identifikasi
2. Menentukan KD
3. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan
4. Membuat peta KD dan materi
5. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan KD dan indikator
yang telah ditentukan
6. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/
pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan
uraian dari materi pokok/ Pembelajaran.
7. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
8. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan awal, inti, dan akhir
9. Menentukan alat/ bahan/ sumber belajar yang digunakan.
10. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal,
teknik penskoran, dll.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Apa-apa sajakah yang menjadi kendala dalam pembuatan perencanaan


pembelajaran IPS dan solusinya?
Jawab:
Kendala yang sering kali terjadi dalam pembuatan perencanaan
pembelajaran IPS yakni, yang pertama guru belum memahami benar seluk
beluk penyusunan RPP, perubahan kurikulum, selain itu minimumnya
penguasaan teknologi juga seringkali menjadi kendala dalam penyusunan
RPP.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah: sebagai
seorang guru yang profesional kita harus mengkaji secara detail dulu RPP
yang kita buat apakah sudah sesuai dengan karakteristik anak SD yang akan
kita ajarkan. Selain itu RPP yang dibuat tentunya harus menyesuaikan dengan
kurikulum yang berlaku, dan hal yang terpenting adalah guru harus banyak
belajar lagi tentang teknologi supaya dapat melaksanakan pembeljaran
berbasis teknologi supaya tidak ketinggalan zaman.

2. Bagaimana proses perencanaan pembelajaran itu terjadi? Dan apakah bisa


proses perencanaan pembelajaran dapat dijadikan indikator keberhasilan
pembelajaran?
Jawab:
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran :
 Mencantumkan identitas
 Merumuskan tujuan pembelajaran
 Menentukan materi pembelajaran
 Menentukan metode pembelajaran memilih sumber belajara
 Menetapkan kegiatan pembelajaran
 Memilih sumber belajar
 Menentukan penilaian.

Bisa, dikarenakan dalam proses perencanaan pembelajaran tentunyaakan ada


tahap penilaian. Pada tahap penilaianlah guru dapat menilai peguasaann siswa
pada materi yang telah disampaikan

3. Mengapa dalam proses pembelajaran harus ada pendahuluan, isi dan penutup?
Jawab :
Semua itu dilakuakn agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
dan sesuai dengan rencana pembelajaran. Sehingga menciptakan pemeblajaran
yang efektif dan efisen. Dan terciptanya kelas yang kondusif, kegiatan
pembelajaran yang sistematis.
“PEMBELAJARAN NILAI DAN KETERAMPILAN HIDUP DALAM IPS”

Kelompok : 6

A. PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI DALAM IPS


Pembelajaran IPS berfungsi dalam pembentukan karakter peserta didik. Yang
mana sesuai dengan tujuan IPS dalam K13 yaitu, “nilai-nilai kejujuran, kerja keras,
sosial, budaya, kebangsaan, cinta damai dan berperikemanusiaan, serta kepribadian
yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut”. Ada 18 nilai yang harus dikembangkan
oleh sekolah dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter,yaitu : Religius,
jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokartis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung jawab.

B. MEMASUKKAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM IPS


Upaya dalam pembentukan karakter untuk menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai yang baik atau positif pada diri anak sesuai dengan etika
moral yang berlaku. Sehingga sesuai dengan tujuan IPS sendiri adalah peserta didik
dapat bertanggung jawab kepada masyarakat,bangsa dan Negara. karena pembelajaran
IPS juga terdaapat unsur-unsur nilai yang harus ditanamkan kepada peserta didik
seperti nilai-nilai edukatif,nilai praktis,nilai filsafat,dan nilai teoritis.

C. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERFIKIR DALAM IPS


IPS bertujuan meningkatkan dan menumbuhkan pengetahuan, kesadaran dan
sikap sebagai warga negara yang bertanggung jawab, menuntut pengelolaan
pembelajaran secara dinamis dengan mendekatkan siswa kepada realitas objektif
kehidupannya, maka dalam pembelajaran IPS, guru perlu melatih ketrampilan sosial
untuk mengembangkan kecerdasan sosial anak. Media cerita merupakan alat bantu
yang digunakan untuk menyampaikan informasi materi pelajaran IPS, sedangkan
metrik ingatan merupakan sebagai alat bantu mengingat dan menghafal fakta dan
konsep pada materi IPS yang diajarkan.

D. PENGEMBANGAN KETERAMPILAN HIDUP SISWA DALAM


PEMBELAJARAN IPS
Fokus utama yang mempunyai rasa dari program IPS adalah membentuk
individu-individu yang memahami kehidupan sosialnya, aktivitas, dan interaksinya.
Ada tiga kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD,
yaitu:

1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa


2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial

E. ANALISIS MASALAH BELAJAR DAN SOLUSINYA


1. Faktor Intern,meliputi gangguan psiko fisik siswa,yakni :
a) Yang bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas intelektual.
b) Yang bersifat afektif antara labilnya emosi dan sikap.kelemahan
emosional Seperti merasa tidak aman,kurang menyesuaikan diri serta
ketidak matangan Emosi.
c) Yang bersifat psikomotor antara lain terganggunya alat indra,cacat
tubuh,serta Kurang berfungsinya organ-organ perasaan.
d) Kurangnya motivasi belajar akan menimbulkan rasa malas bagi anak
atau siswa.
e) Rasa percaya diri,yang timbul dari keinginan berhasil dalam belajar.
f) Konsentrasi belajar yang kurang baik.
g) Kebiasaan belajar,yang mempengaruhi kemampuannya dalam berlatih
da menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru.
h) Kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran sekolah, malas dalam
belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.

2. Faktor Ekstern,yang meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan siswa


yang tidak kondusif bagi terwujudnya aktifitas-aktifitas belajar yang
termasuk faktor ini yaitu :
a) lingkungan keluarga, seperti ketidak harmonisan hubungan antara ayah
dan ibu, dan rendahnya tingkat ekonomi keluarga.
b) Lingkungan masyarakat,seperti wilayah yang kumuh,teman
sepermainan yang nakal.
c) lingkungan sekolah,seperti kondisi dan letak gedung sekolah yang baik
atau buruk, Seperti dekat pasar,kondisi guru,serta alat-alat belajar yang
berkualitas rendah.
d) Guru sebgai Pembina siswa belajar, Guru adalah pengajar yang
mendidik. Dia tidak hanya menajar bidang studi yang sesuai dengan
keahliannny, tetapi juga menjadi pendidik pemuda bangsa.
e) Kurikulum sekolah, Adanya kurikulum baru akan menimbulkan
masalah seperti tujuan yang akan dicapai mungkin juga berubah, isi
pendidikan berubah,kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pun
berubah.
f) Terlalu berat beban siswa dan guru.
g) Metode belajar yang kurang memadai.
h) Sikap orang tua yang tidak memperhatikan anaknya.
i) Keadaan ekonomi.

Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan oleh orangtua maupun guru untuk
meningkatkan minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan pengertian yang benar tentang belajar pada siswa sejak dini.
1. Berikan contoh belajar pada peserta didik.
2. Berikan intensif jika siswa belajar.
3. Orang tua sering mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang diajarkan di
sekolah pada anak.
4. Mengajarkan kepada siswa pelajaran-pelajaran dengan metode tertentu yang
sesuai dengan kemampuan siswa.
5. Komunikasi..
6. Menciptakan disiplin.
7. Pilih waktu belajar yang tepat dan anak merasa bersemangat untuk belajar
8. Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman.
9. Menghibur dan memberikan solusi yang baik dan bijaksana pada anak,
apabila anak sedang sedih atau sedang sakit, sedang tidak ada motivasi
untuk belajar.
10. Gunakan imajinasi peserta didik.
11. Mengarahkan peserta didik untuk berteman dan hidup dalam lingkungan
yang baik dan mendukung.
12. Tidak memfokuskan bahwa belajar hanya dari buku saja. Tetapi dari
lingkungan sekitar juga dapat digunakan untuk belajar.
13. Mengidentifikasi siswa yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam
belajar.
14. Membangun motivasi atau minat belajar siswa.
15. Menyiapkan ruang kelas yang nyaman, kondusif, sehingga siswa dapat
belajar dengan nyaman.
16. Guru dalam mengajar harus melibatkan anak secara aktif melalui kegiatan
diskusi, tugas kelompok agar anak tidak bosan di dalam kelas
17. Guru harus mempunyai model pembelajaran yang bervariasi dalam setiap
pertemuan agar tidak monoton
18. Melakukan pendekatan terhadap siswa.

Langkah-langkah mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan atau


masalah belajar:

1. Menunjukkan prestasi yang menurun atau rendah, dibawah rata-rata.


2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan.
3. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
4. Prestasi menurun drastis
5. Peserta didik sering bolos, masuk tanpa keterangan.
6. Bila ada tugas selalu tidak mengerjakan.

Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik :

1. Melakukan kunjungan rumah.


2. Meneliti pekerjaan siswa jika ada tugas rumah.
3. Mengamati tingkah laku peserta didik.
4. Komunikasi dengan orangtua mengenai perkembangan anak dan
tingkah laku disekolah.
5. Bekerjasama dengan masyarakat dan lembaga untuk membantu
memecahkan masalah peserta didik.
6. Menyelenggarakan bimbingan belajar atau kelompok untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
7. Meneliti kemajuan peserta didik disekolah maupun diluar sekolah.
KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Sebutkan masalah pendidikan nilai dan karakter beserta solusinya?


Jawab:

Banyak sekali kasus tentang pendidikan nilai serta karakter yang terjadi di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya seperti masalah tentang
kekerasan dikalangan anak sekolah, pornografi yang pelakunya anak sekolah, dan
berbagai berita bohong (hoax), dan yang lain-lain. Upaya yang dapat dilakukan
yaitu pertaman adalah membenahi sistem pendidikan nasional, rekrutmen guru
dan pendirian sekolah, keteladanan, taat pada konsensus dan azas.

2. Bagaimana cara guru membuat siswa agar tertantang dalam pembelajaran IPS?
Jawab:

Hal yang harus dilakukan guru agar siswa merasa tertantang dalam
pembelajaran IPS adalah :

a. Menciptakan lingkungan yang menginspirasi bagi siswa, buat lingkungan


senyaman mungkin bagi siswa.
b. Menciptakan proses belajar efektif dan menyenangkan, buat suasana belajar
menjadi menyenangkan. Agar anak dapat lebih menangkap materi yang kita
sampaikan dengan baik.
c. Adakan kompetensi yang baik dikelas.
d. Ciptakan sumber belajar semenrik mungkin, agar menarik minat anak dalam
membacanya.

3. Bagaimana cara menanggapi anak yang introvert?


Jawab:
1) Hal pertama yang harus dilaukan adalah, kenalkan anak pada lingkungan.
2) Lalu kembangkan bakat yang ada dalam dirinya.
3) Berikanlah Ia kebebasan dalam memilih apa yang ia sukai.
4) Bantu ia membangun kepercayaan dalam dirinya dengan memberikan pujian.

4. Bagaimana cara mengajarkan nilai sosial pada anak?


Jawab:
 Melakukan pembinaan hubungan dengan orang dewasa.
 Melakukan pembinaan dengan kelompok.
 Melakukan pembinaan dengan anak lain.
 Membina anak sebagai individu yang baik.
“PENGEMBANGAN SUMBER DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS”

Kelompok : 7

A. KRITERIA PEMILIHAN SUMBER BELAJAR


Untuk dapat mendapatkan susunan materi yang baik maka sangat diperlukan sumber-
sumber pembelajaran yang baik, dalam pemilhan sumber belajar hendaknya guru
menggunakan criteria tertentu untuk menentukan sumber belajar yang akan digunakan. Hal
ini bertujuan agar proses belajar mengajar efektif dan efisien. Adapun kriteria dalam memilih
sumber belajar yaitu, kriteria umum dan kriteria khusus.

1. Kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar yaitu, ekonomis, praktis, mudah
diperoleh, fleksibel, dan memiliki nilai positif.
2. Sedangkan kriteria khususnya yaitu :
 Sumber belajar dapat memotivasi siswa dalam proses belajar.
 Sumber belajar untuk tujuan pengajaran.
 Sumber belajar untuk penelitian.
 Sumber belajar untuk memecahkan masalah.
 Sumber belajar untuk presentasi.

Adapun manfaat dari sumber belajar adalah sebagai berikut:

1. Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkrit kepada peserta didik.
2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan secara langsung, tidak dapat
dikunjungi atau dilihat secara langsung.
3. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru.
4. Dapat memberi motivasi yang positif apabila diatur dan direncanakan pemanfaatanya
secara tepat.
5. Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

B. KRITERIA PEMILIHAN BUKU TEKS IPS


Kriteria penilaian buku pelajaran meliputi beberapa aspek,yaitu :

1. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak.


2. Buku teks itu haruslah membuat ilustrasi yang menarik hati para siswa
3. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek aspek lingustik
sehingga sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya .
4. Buku teks itu haruslah mampu memberikan motivasi kepada para siswa
yang memakainya .
5. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view “
yang jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut
pandangan para pemakainya yang setia .
6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi ,merangsang aktivitas-aktivitas
pribadi para siswa yang menggunakannnya .
7. Buku teks itu haruslah mampu memberikan pemantapan,penekanan pada
nilai-nilai anak dan orang dewasa .
8. Buku teks ini haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep
yang samar-samar dan tidak biasa ,agar tidak sempat membingungkan para
siswa yang memakainya .
9. Buku teks haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para
siswa.
10. Buku teks itu isinya harus menghubungkan erat dengan pelajaran-pelajaran
lainnya;lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana
,sehingga semuannya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.

Selain itu, aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan buku teks yaitu :
kesesuaian materi, penyajian materi, penggunaan bahasa dan keterbacaannya, kualitas
latihan dan soal yang disajikan, serta aksesibilitas terhadap buku teks.

C. MEMADUKAN BERBAGAI REFERENSI DALAM SUMBER AJAR IPS


1. Berdasarkan Jenisnya

Cara memadukan referensi dalam sumber ajaran Ilmu Pengetahuan Sosial :

a. Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seorang dapat


melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku.
b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan
tingkah laku bagi peserta didik.
c. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapaat dibaca sevara mendiri
oleh peserta didik.
d. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusushan, peristiwa
berencana, dan peristiwa lainya.
2. Berdasarkan Sumber Materi Belajar
3. Sumber belajar IPS dapat dibagi dua macam, yaitu :
a. Sumber materi belajar bacaan sepeti : Buku teks/buku paket/modul, buku
ensiklopedia, buku biografi, buku kumpulan sajak.
b. Sumber materi berupa non bacaan seperti : Berita atau informasi dari media
elektronik (TV, Radio, Internet dsb, Lingkungan alam sekitar (manusia,
maupun alam), Guru dan siswa itu sendiri.

D. KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN DALAM IPS


Media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium)
untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media dapat
membantu guru menyalurkan pesan. Semakin baik medianya, makin kecil
distorsi/gangguannya, makin baik pesan tersebut diterima siswa. Fungsi media antara
lain, yaitu :
 Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
 Media dapat mengatasi ruang kelas.
 Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungan
 Media menghasilkan keseragaman pengamatan
 Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
 Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
 Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.
 Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit
sampai kepada sesuatu yang abstrak
Ada berbagai macam jenis media dalam pembelajaran IPS adalah sebagai
berikut, alat-alat visual yang dapat dilihat, alat-alat yang bersifat auditif atau hanya
dapat didengar, alat-alat yang dapat dilihat dan didengar, dramatisasi, bermain peran,
sosiodarma, sandirwara boneka, dsb.
Selain itu media pengajaran juga digolongkan menjadi beberapa katagori :
a) Berdasarkan atas penggunaannya, media pengajaran terdiri dari: Media yang
tidak diproyeksikan (non-projected) dan media yang diproyeksikan (projected).
b) Berdasarkan atas gerakannya, media pengajaran terdiri dari, Media yang tidak
bergerak (still) dan media yang bergerak (motion).
c) Berdasarkan fungsinya:
 Visual media, media untuk dilihat seperti, gambar, foto, bagan, skema, grafik,
film, slide.
 Audio media, yaitu media untuk didengarkan seperti: radio, piringan hitam, tape
recorder.
 Gabungan a dan b: misalnya film bicara, TV, videotape.
 Print media: misalnya barang-barang cetak, buku, surat kabar, majalah, buletin.
 Dispay media, seperti: papan tulis, papan buletin, papan flannel.
 Pengalaman sebenarnya dan tiruan, misalnya praktikum, permainan, karyawisata,
dramatisasi, simulasi.
Jenis-jenis media pengajaran yang dapat di siapkan dan dikembangkan dalam
pengajaran IPS antara lain:
 Media yang tidak diproyeksikan (gambar diam, bahan-bahan grafis, model dan
realita)
 Media yang diproyeksikan, terbagi 2 yaitu ada yang tidak bergerak (Slide, film strip,
overhead projector, opaque projector), dan bergerak (film, film loop, televise, video
tape recorder).
 Media audio (radio pendidikan, rekaman pendidikan).
 Sistem multimedia (kombinasi dari media dasar audio visual dan visual).

E. KRITERIA PEMILIHAN MEDIA


Adapun kriteria untuk memperoleh media pembelajaran yang baik dan dapat
membantu guru dalam proses belajar mengajar di kelas diantaranya yaitu : Media
harus sesuai dengan tujuan, praktis, dan bermutu/berkualitas.

Manfaat media pembelajaran antara lain :

 Memperjelas penyajian pesan.


 Mengatasi keterbatasan ruang.
 Mengatasi sikap pasif siswa.

F. PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


IPS
Guru harus bisa mengkaitkan kelas dengan lingkungan masyarakat
memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kemampuan dasar
untuk melakukan tindakan (action) di masyarakat dalam bentuk partisipasi. Di dalam
masyarakat terdapat sejumlah kegiatan yang memungkinkan siswa dapat melakukan
actionnya antara lain: kegiatan sosial politik, proyek kemasyarakatan, proyeksosial
(sukarelawan), studi kemasyarakatan, permagangan dan program model. Untuk dapat
memberikan berbagai keterampilan yang dibutuhkan siswa, sebaiknya guru bidang
studi IPS betul-betul memanfaatkan potensi lingkungannya sebagai sumber belajar
dan media belajar. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa guru bidang studi IPS
masih banyak yang tidak memanfaatkan potensi s ekitarnya dalam pembelajaran,
sehingga sumber belajar yang berdasarkan potensi sekitar belum dikembangkan
secara maksimal.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Apakah semua lingkungan bisa dijadiakan sebagai sumber belajar?


Jawab:
Bisa, dikarenakan pengertian dari sumber belajar itu sendiri adalah dimana anak
itu dapat mengambil atau mempelajari hal-hal yang belum diketahuinya
dimanapun tempatnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua lingkungan
dapat dijadikan sumber belajar bagi anak, tidak hanya semata-mata buku, tapi
lingkungan disekitarnya juga dapat dijadiakan sebagai sumber belajar bagi
mereka.

2. Apa kelebihan dan kekurangan media proyeksi dan tidak diproyeksikan?


Jawab:
Kelebihan dan kekurang media proyeksi:
a. Gambar yang bersifat individual, yang dapat memudahkan guru dalam
mengatur urutan penyajian.
b. Materi pelajaran dapat dibuat sendiri oleh guru.
c. Cara penyimpanannya mudah.
d. Pembuatan bahan membutuhkan biaya
e. Tidak dapat memberikan kesan yang berhubungan dengan gerak, emosi,
maupun suara
f. Gambar yang bersifat individual dapat hilang.
Kelebihan dan kekurangan media tidak diproyeksikan

 Kelebihan: dapat menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar dan
mempermudah menangkap materi yang diberikan, mudah didapat, dan bentuknya
bervariasi.
 Kelemahan: tidak adanya audi, lambat, kurang praktis dan lain-lain.

3. Bagaimana cara memadukan referensi supaya sistematis dan terstruktur?


Jawab:
Untuk membuat refrensi yang sistematis dan terstruktur kita dapat melakukannya
dengan membuat berbagai macam buku. Agar memiliki banyak referensi dan
acuan sebagaibahan untuk membuat bahan ajar yang baik, semakin banyak
bahan/refrensi, maka semakain baik juga bahan ajar yang kita buat.

4. Perbedaan sumber belajar di kota dan di desa?


Jawab:
Pada wilayan perkotaan kita dapat menggunakan sumber belajar yang berbasis
teknologi, karena didukung dengan jaringan yang memadai. Sedangkan pada
pedesaan biasanya sumber belajarnya adalah lingkungan itu sendiri, karena
sulitnya mengakses internet di desa. Sehingga, mengharuskan siswanya belajar
dari lingkungan sekitaranya.
“MENGINTEGRASIKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL, PENDIDIKAN
KARAKTER DAN PENDIDIKAN GLOBAL DALAM IPS”

Kelompok : 8

A. PENTINGNYA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


Multikulturalisme secara sederhana dapat diartikan sebagai pengakuan atas pluralisme
budaya. Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang
dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang
berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas
dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya. Tujuan utama dari
pendidikan multikultural adalah untuk menanamkan sikap simpatik, respek, apresiasi,
dan empati terhadap penganut agama dan budaya yang berbeda. Terdapat tiga prinsip
pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh Tilaar, antara lain sebagai berikut:
a. Pendidikan multikultural didasar pada pedagogik kesetaraan manusia (equity
pedagogy).
b. Pendidikan multikultural ditujukan kepada terwujudnya manusia Indonesia yang
cerdas dan mengembangkan pribadi-pribadi Indonesia yang menguasai ilmu
pengetahuan dengan sebaik-baiknya.
c. Prinsip globalisasi tidak perlu ditakuti apabila bangsa ini arah serta nilai-nilai baik
dan buruk yang dibawanya.

B. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


Ada tujuh karakteristik yang disampaikan oleh Nieto, yaitu:
1) Antiracist education (pendidikan yang tidak membenci ras orang lain).
2) Basic education (pendidikan dasar).
3) Important for all students (penting bagi semua siswa).
4) Pervasive (luas)
5) Education for sosial justice (pendidikan untuk keadilan sosial).
6) Critical pedagogy (pendidikan kritis).
7) Critical pedagogy (pendidikan kritis).
C. INTEGRASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM IPS

Implementasikannya pendidikan multikultural baik pada substansi


maupun pada model pembelajaran yang mengakui dan menghormati
keanekaragaman budaya, untuk memberikan pembekalan dan membantu
perkembangan wawasan pemikiran dan membantu perkembangan wawasan
pemikiran dan kepribadian serta melatih kepekaan peserta didik dalam
menghadapi gejala-gejala atau masalah-masalah sosial yang terjadi pada
lingkungan masyarakat. Dalam pembelajaran IPS siswa dapat mempelajari cara
memecahkan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat mauun di sekolah
dengan cara mengimplikasikan pendidikan multikultural di dalam kurikulum
maupun pada waktu pembelajaran berlangsung di dalam kelas maupun pada
waktu ekstrakulikuler.

D. BERBAGAI KARAKTER YANG HARUS ADA DALAM PEMBELAJARAN


IPS

Pendidikan karakter bertujuan agar peserta didik menjadi warga negara


yang baik. Pendidikan karakter akan mengantarkan warga belajar dengan potensi
yang dimilikinya dapat menjadi insan-insan yang beradab, dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kehambaan, dan
kekhalifahan. kuratif secara personal maupun sosial.

Keberhasilan pendidikan karakter tidak hanya ditentukan oleh besarnya


peranan pendidik dalam memberikan pengajaran atau bimbingan tetapi juga
ditentukan oleh lingkungan sosial dalam memberikan situasi yang kondusif.
Contoh implementasi dalam pembelajaran IPS yaitu, ketika menjelaskan tentang
penyimpangan sosial disertai dengan akibat dan penanggulangan disertai dengan
ajakan untuk menghindari perilaku menyimpang. Dengan mempelajari dan
memahami perilaku menyimpang siswa dapat sebisa mungkin untuk menghindari
perilaku tersebut. Implementasi ini akan memberikan hasil optimal apabila
integrasi pada proses pembelajaran telah dirancang dalam perangkat
pembelajaran secara eksplisit dan selanjutnya dilaksanakan secara konsisten dan
berkelanjutan.
E. MEMASUKKAN UNSUR PENDIDIKAN KARAKTER DALAM IPS

Beberapa nilai yang harus ditanamkan dalam dalam pembelajaran IPS


adalah nilai ketuhanan, nilai edukatif, nilai praktis, nilai filsafat, dan nilai teoritis.
Yang dimana nilai-nilai tersebut sangat sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
pendidikan karakter, sehingga melalui pembelajaran IPS ini seorang guru harus
bisa dalam menanamkan unsur-unsur nilai pendidikan karakter dalam
pembelajaran IPS.

Melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS diharapkan mampu


membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat,
dan warga negara yang baik, sehingga mampu mengantisipasi gejala krisis moral
dan berperan dalam rangka pembinaan generasi muda. Pendidikan karakter sejalan
dengan tujuan pendidikan IPS yaitu membina anak didik menjadi warga negara
yang baik. Dan untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan
membelajarkannya, tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan dan
keterampilan saja, melainkan juga meliputi aspek akhlak serta bertanggung jawab
sesuai dengan yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila.

F. PENTINGNYA PENDIDIKAN GLOBAL

Globalisasi dapat dipandang sebagai menyempitnya dunia dan


intensifikasi kesadaran bahwa dunia sebagai suatu keseluruhan. Banyak persoalan
yang menyangkut kependudukan, lingkungan, narkoba, hak asasi manusia,
pendidikan, dan lain-lain merupakan masalah global yang tidak lagi dapat
dibatasi oleh adanya batas geografis.

Pendidikan Global diartikan sebagai sebuah upaya menanamkan


pandangan mengenai dunia yang diajarkan kepada peserta didik dengan
mengaitkan antar budaya, kondisi manusia dan planet bumi. Tentunya sangat
diperlukan dan memanfaatkan Pendidikan global sangat memanfaatkan
keunggulan global dalam berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, bahasa,
seni budaya, ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
sebagainya, yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan. Adapun beberapa
tujuan dari pendidikan global yang perlu diperhatikan, antara lain :
a) Menumbuhkan kesadaran bahwa masing-masing dari kita merupakan anggota
masyarakat manusia
b) Membiasakan agar bisa hidup dengan penuh tanggung jawab dan bijaksana,
sebagai seorang manusia
c) Menyadarkan bahwa Anda temasuk pelaku aktif atau partisipan dalam lingkup
masyarakat global.
d) Menyadarkan bahwa masing-masing dari kita merupakan bagian dari penghuni
di dunia ini, dan tentu kehidupan Anda sangat tergantung dengan planet bumi.
Selain itu, Dengan melihat ruang lingkup yang ada, pendidikan global
terlihat mempunyai beberapa karakteristik yang baik, sebagaimana berikut ini.
Saling berhubungan antar manusia Menyajikan tantangan global sebagai sebuah
arena yang menarik bagi peserta didik Materi pengajaran akurat dan didalamnya
tidak berisi segala hal yang masih klise Membiasakan manusia untuk menerima
segala bentuk keragaman Manusia mempunyai tanggung jawab di masa depan
dengan tidak melakukan propaganda sesuai pandangannya sendiri. Pendidikan
berwawasan global akan menekankan pembahasan materi yang mencakup:

a) adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia,


b) adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu,
c) adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok
dalam masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya untuk saling
memahami budaya yang lain,
d) adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia ini memiliki berbagai
keterbatasan antara lain dalam wujud ketersediaan barang-barang kebutuhan
yang jarang, dan
e) untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil
menimbulkan konflik-konflik.

Implikasi dari pendidikan berwawasan global menurut perspektif


reformasi tidak hanya bersifat perombakan kurikulum, melainkan juga
merombak sistem, struktur, dan proses pendidikan. Dalam pembelajaran IPS,
Peningkatan kualitas pendidikan suatu bangsa harus diprioritaskan. Dan
tentunya dengan bantuan ilmu pengetahuan, teknologi,dan wawasan global
proses pendidikan di Indonesia tentunya akan membuat negara Indonesia bisa
bersaing dengan negara asing. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk
menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan yaitu:

1. Guru harus menjadi pendidik profesional dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik dijalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
2. Peserta didik, Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Sehingga
mampu memilah mana yang baik dan yang benar.
3. Orang tua, Orang tua atau keluarga sebagai tempat pendidikan awal
bagi anak sebelum mereka dikenalkan denga dunia luar
harus memberikan dasar-dasar pendidikan kepada anak yang nantinya
akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak di masa
mendatang.

KESIMPULAN TANYA JAWAB


1. Cara memperkenalkan multikultural pada karakter siswa yang
berbeda?
Jawab:
Guru mempunyai peran penting dalam memperkenalkan multikultural
kepada anak. Misalnya contoh kecil yang dapat diambil yaitu perbedaan
agama. Disini guru berperan guru mengenalkan/ menjaga toleransi antar
siswa agar tidak terjadi benturan selain itu, seorang guru juga harus
bersikap demokratis. Yakni, tidak memihak kepada sebelah. Guru harus
mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap kejadian-kejadian tertentu
yang berhubungan dengan agama, dan perbedaan lainnya.
2. Apa saja kendala dalam multikultural dan pendidikan karakter di
sekolah?
Jawab:
Yang menjadi kendala dalam multikultural dan pendidikan karakter di
sekolah yakni, sekolah belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang
sesuai dengan visinya serta pemahaman guru dalam konsep pendidikan
karakter yang masih belum menyeluruh. Guru belum dapat memilih nilai-
nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran, sehingga guru kurang
mampu menjelaskan tentang multikultural kepada anak.
3. Kelemahan dan keunggulan pendidikan global?
Jawab:
Kelemahan dari pendidikan global yakni, begitu cepatnya pengaruh global
masuk dalam kehidupan anak, karena semakin canggihnya teknologi yang
dapat menyebabkan kerusakan bangsa bila tidak dijaga baik-baik.
Sedangkan kelebihannya yaitu mudahnya untuk akses pembelajaran apa
yang kita cari, sangat efesien bila digunakan dengan seabaik-baiknya dan
masih banyak lagi yang lain.
“EVALUASI HASIL BELAJAR DALAM PENDIDIKAN IPS SD”

Kelompok : 9

A. KONSEP PENILAIAN DAN EVALUASI


Pengertian evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu pengukuran, penilaian, dan
evaluasi. Ketiga istilah ini merupakan satu kesatuan, namun memiliki arti yang
berbeda. Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan hal satu dengan hal
lainnya. Pengukuran dilakukan dengan pemberian angka kepada suatu objek. Hasil
pengukuran biasanya bersifat kuantitatif dalam bentuk angka. Sedangkan penilaian
dapat diartikan sebagai sebuah proses penentuan kualitas suatu objek yang dilakukan
dengan cara membandingkan antara hasil ukur dengan satandar penilaian tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah sebuah proses yang tersusun
dengan sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, serta menginterprestasikan
informasi untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap pelaksanaannya.
Tujuan penilaian antara lain : menilai proses pemebelajaran, mengetahui prestasi tiap
siswa, untuk evaluasi program, serta refleksi tujuan penilaian. Selain itu, Penilaian
harus dilakukan secara komprehensif, untuk menilai dimulai dari masukan (input),
proses, hingga keluaran (output) pembelajaran yang mencakup ranah pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.

B. PENILAIAN HASIL BELAJAR IPS


Penilaian pada pembelajaran IPS dalam satu topik/tema meliputi beberapa
kompetensi dasar. Hasil belajar biasanya akan diukur dari hasil tes ulangan harian
dan kemudian disesuaikan dengan kompetensi pelajaran yang diajarkan, dan diukur
secara kuantitatif. Sehingga nilai hasil belajar dapat dianggap sebagai pemahaman
siswa terhadap materi yang telah di ajarkan. Penilaian yang telah dikembangkan
mencakup teknik, bentuk serta intrumen yang digunakan pada lampiran.

1. Teknik penilaian, yaitu cara yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian.


 Tes (Kuis, tes harian)
 Non tes (observasi, angket, wawancara, tugas, proyek, dan
portofolio)
2. Bentuk Instrumen, yaitu alat yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian,
pengukuran, ataupun evaluasi terhadap pencapaian kinerja peserta didik.
 Tes (isian, benar-salah, menjodohkan, plihan ganda, dan uraian)
 Non tes (panduan observasu, kuesioer, panduan wawancara, rubric,
dan petunjuk kerja)
3. Instrumen, yaitu sebuah alat yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur
tingkat tercapainya kinerja peserta didik.

C. PRINSIP PENILAIAN IPS


Prinsip- prinsip yang perlu diperhatikan seorang guru dalam pelaksanaan
penilaian hasil belajar yaitu :

1. Mendidik, yaitu mampu memberikan sumbangan positif pada


peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik.
2. Valid, artinya menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
3. Objektif, artinya penilaian terhadap peserta didik tidak dipengaruhi
oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-
ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
4. Transparan/terbuka, artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian
dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta
didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
5. Adil, yang artinya penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena terkebutuhan khusus serta
perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial onomi, dan gender.
6. Terpadu, artinya penilaian tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
7. Keseluruhan dan berkesinambungan, artinya evaluasi hasil belajar harus dapat
mencakup aspek berfikir, kejiwaan, sikap, dan nilai yang dapat
menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada
diri peserta didik sebagai makhluk hidup. Dan dilaksanakan secara teratur,
terencana dan terjadwal.
8. Bermakna, artinya penilaian mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat,
dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan
orangtua serta masyarakat.
9. Sistematis, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
10. Akuntable, yang artinya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
11. Beracuan kriteria, penilaian biasanya beracuan pada 2 standar yaitu, standar
penilaian acuan norma PAN (penilaian yang menggunakan acuan pada rata-
rata kelompok) dan PAP (penilaian yang menggunakan acuan pada tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai siswa.).

D. TEKNIK PENILAIAN IPS


1. Evaluasi dengan penilaian tes, melalui evaluasi penilaian tes guru dapat
mengetahui tingkat penguasaan siswa, serta dapat melihat perbedaan
kemampuan, bakat, sikap, minat atau aspek-aspek kepribadaian lainnya.
Dalam penyusunan soal guru harus memperhatikan validitas, reliabilitas,
objektivitas, serta efisiensi.
2. Evaluasi dengan penilaian non tes, penilaian IPS tidak terbatas pada aspek
kognitif, tetapi mencangkup aspek ketrampilan (intelectual skill and social
skill) dan juga mencangkup aspek afektif. Oleh karena itu, IPS harus mampu
melaksanakan ketiga penilaian yaitu : penilaian keterampilan, penilaian
dengan membuat karangan (laporan), penilaian dari segi afektif, skala pilihan,
studi kasus dan portofolio.
3. Evaluasi dengan penilaian otentik, yakni proses pengumpulan informasi oleh
guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik. Yang mana merupakan penerapan dari kurikulum berbasis
kompetensi terhadap penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Prinsip dari
penilaian otentik adalah sebagai berikut: keeping track, checking up, finding
out, dan sumning up.

Tujuan penilaian otentik adalah sebagai berikut :


a. Menilai kemampuan individual melalui tugas tertentu.
b. Membantu dan mendirong guru untuk mengajar yang lebih baik
c. Meningkatakan kualitas pendidikan.
d. Menentukan strategi pembelajaran.

E. RAMBU-RAMBU PENILAIAN KELOMPOK DALAM IPS


1. Bentuk rubrikyang sama pada semua kegiatan pembelajaran.
2. Terdapat ketidaksesuaian antara kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi IPS dengan instrument penilaian yang disusun.
3. Terdapat ketidaksesuaian antara kegiatan pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan kompetensi IPS dengan instrument penilaian yang disusun.

F. PENENTUAN STANDAR PENILAIAN


Analisis tentang kesesuaian antara instrument penilaian dengan standar
penilaian kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: instrument penilaian sikap,
instrument penilaian pengetahuan, dan instrument penilaian pengetauan

G. PROSEDUR PENILAIAN
1. Menetapkan tujuan
2. Kajian materi pembelajaran
3. Memilih teknik penilaian
4. Perumusan kisi-kisi

H. PENGOLAHAN DAN PENAFSIRAN HASIL PENILAIAN UNTUK


MENENTUKAN KELULUSAN PEMBELAJARAN IPS
Prosedur pelaksanaan pengolahan hasil penilaian adalah sebagai berikut :
menskor, mengubah skor menjadi skor standar, mengkonversikan skor standar ke
dalam nilai. Pengolahan hasil penilaian memberikan kepada guru sejumlah skor
standar dan nilai bagi setiap siswa, maka guru harus mampu menafsirkannya.
Penafsiran terhadap hasil penilaian dapat dibedakan menjadi dua, yakni penafsiran
yang bersifat individual dan penafsiran yang bersifat klasikal.
KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Cara penilaian berdasarkan dengan yang ada di PPT?


Jawaban:
Yaitu penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu membuat para
siswa berprestasi dan menemukan potensi unik yang dimiliki oleh
setiap siswa. Guru juga harus menyadari adanya keteraturan dalam
menilai peserta didik dan membuat soal yang penuh dengan keteraturan
yang menjadi sandaran guru.

2. Bagaimana jika guru yang memberikan penilaian tidak objek, bisa


karena faktor ekonomi (keluarga kaya)?
Jawaban:
Sebagai seorang guru yang paham akan demokratis. Kita harus bisa
memberi perhatian terhadap kasus-kasus sepertinya ini. Karena sebagai
guru kita harus bisa bersikap professional dan adil dalam penilaian
tanpa memandang latar belakang/status siswa. Sebelum kita
menanamkan nilai kejujuran kepada anak, ada baiknya bagi guru untuk
menanamkan nilai kejujuran terlebih dahulu dalam dirinya. Agar dapat
menjadi contoh yang baik bagi anak, dan orang tua siswa.

3. Bagaimana teknik penilaian yang benar?


Jawab:
Dengan menggunakan teknik penilaian tertulis, lisan, praktek. Pada
tahap penilaian Non tes ada terdapat pengamatan, penugasan, produk,
dan juga portofolio.
“MEMBUAT BAHAN AJAR IPS SD”
Kelompok : 10

A. KRITERIA BAHAN AJAR IPS YANG BAIK


Bahan ajar IPS disusun berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang disusun dalam kurikulum di tingkat sekolah, karena IPS merupakan mata
pelajaran yang diajarkan secara terpadu. Bahan ajar IPS juga memuat materi yang
berupa ide, fakta, konsep, prinsip, kaidah atau teori serta informasi dalam
pembelajaran IPS jugamtode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang menarik.
Beberapa kriteria antara lain: self instructional, self contained, stand alone, adaptive,
user friendly.

B. BERBAGAI PERTIMBANGAN PEMBUATAN KONTEN BAHAN AJAR


Berbagai hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan bahan
ajar, yaitu:
1. Prinsip relevansi, yaitu bahan ajar yang akan digunakan haruslah mempunyai
keterkaitan dengan pencapaian SK dan KD.
2. Prinsip konsistensi, artinya keajegan (keteraturan serta tidak berubah).\
3. Prinsip kecukupan, yakni materi yang diajarkan kepada siswa harus lah memiliki
kecukupan sesuai kompetensi yang terdapat dalam KD dan SK, jangan terlalu
sedikit serta jangan juga terlalu banyak.

C. BAHAN AJAR BERMUATAN LIFE SKILL SISWA


Istilah kecakapan hidup (life skill) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki
seseorang. Menurut Rusman (2009:504) secara umum pendidikan Kecakapan Hidup
bertujuan mengembalikan pendidikan pada fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi
siswa untuk menghadapi peranannya dimasa datang. Adapun secara khusus life skill
bertujuan untuk:
1) Mengaktualisasikan potensi siswa sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
problema yang dihadapi,
2) Memberi kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad basededucation)
dan
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dilingkungan sekolah dengan
memberikan peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di masyarakaat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah (school-based management).
Adapun macam-macam aspek kecakapan hidup adalah sebagai berikut :
kecakapan dasar, kecakapan instrumental, general life skill, spesifik skill, personal
skill, social skill, environmental skill, dan occupational skill.
Sebagai pengajar kita harus memperhatiakan segala sapek yang bisa menunjang
keterampilan siswa. Oleh karena itu, guru harus bisa membuat metode atau model
pembelajaran yang sesuai juga sangat berperan penting dalam mengembangkan
kecakapan hidup (life skill) siswa. Sehingga akan tercipta peserta didik yang mampu,
sanggup, dan terampil menjaga kelangsungan dan perkembangannya dimasa yang
akan datang, dan sangat diharapkan agar dapat menumbuhkan kesadaran nilai-nilai
kecakapan-kecakapan hidup untuk membekali peserta didik agar lebih mandiri dalam
menghadapi tantangan kehidupan di masa.

D. PEMILIHAN GAYA BAHASA BAHAN AJAR YANG BAIK


Penggunaan bahasa menjadi salah satu faktor yang penting dakam pemiloihan bahan
ajar. Karena walaupun isi bahan ajar sudah cermat, menggunakan format yang
konsisten, serta dikemas dengan menarik, namun jika bahasa yang digunakan tidak
dimengerti oleh siswa, maka bahan ajar itu tidak akan bermakna apa-apa. Ragam
bahasa yang digunakan dalam bahan ajar biasanya ragam bahasa nonformal atau
bahasa komunikatif yang lugas dan luwes. Sehingga pembaca merasa seolah-olah
sedang berdialog secara intelektual melalui sapaan, pertanyaan, ajakan, dan
penjelasan, seolah-olah dialog dengan orang kedua itu benar-benar terjadi. Namun,
walaupun ragam bahasa komunikatif yang digunakan, hendaknya kaidah bahasa yang
baik dan benar tidak ditinggalkan atau dilanggar. Hal ini sangat perlu sebagai salah
satu persyaratan dari keterbacaan bahan ajar yang ditulis atau dikembangkan.
Penggunaan kalimat efektif menekankan perlunya penyampaian informasi dilakukan
melalui kalimat positif dan aktif, karena kalimat positif dan aktif dipercaya dapat
menimbulkan motivasi peserta untuk melakukan tugas-tugas yang ditetapkan dalam
bahan ajar, dan lebih mudah dimengerti oleh peserta. Selain itu, penyusunan
paragraph mempersyaratkan adanya gagasan utama untuk setiap paragraf, serta
keterpaduan, keruntutan dan koherensi antar kalimat dalam sebuah paragraph.
E. TAMPILAN BAHAN AJAR YANG BAIK UNTUK MENGGUGAH SEMANGAT
BELAJAR SISWA SD
Media merupakan suatu alat alat yang beragam bentuk dan tampilannya dan
difungsikan untuk menyampaikan tujuan pembelajaran, selain itu media juga sangat
membantu ugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik. Berikut beberapa contoh media, yakni :
hypermedia, proyektor transparasi (OHP), rekaman audio-tape, film dan video, dan
media berbasis cetak.

KESIMPULAN TANYA JAWAB

1. Bagaimana cara guru menerapkan bahan ajar yang bermuatan life skill sehingga
kecakapan mereka meningkat?
Jawab:
Untuk menerapkan bahan ajar yang bermuatan life skill guru dapat
melakukannya dengan mengajak anak murid keluar, sehingga pembelajaran
tidak semata-mata berlangsung didalam kelas saja. Kita dapat sesekali mengajak
anak murid untuk belajar diluar ruangan untuk menciptakan suasana belajar
yang baru.
2. Bagaimana kita sebagai seorang guru menciptakan bahan ajar yang dapat
menarik meski berada di daerah pedalaman?
Jawab:
Sebagai seorang guru profesional kita tak kenal di kota atau di pedalamn itu
sama saja, tinggal bagaimana kita sebagai seorang guru untuk mengemas
pembelajaran dengan menarik. Kita ambil contoh seperti soal tadi di pedalaman,
kita dapat menciptakan bahan ajar semenarik mungkin tapi dari bahan yang
mudah di dapat di pedalaman itu tersebut, ciptakan semenarik mungkin dan
buktikan kalau guru di sokolah pedalaman dapat menciptakan bahan ajar yang
berkualitas tinggi.
3. Jelaskan tentang inviromental skill, meliputi memelihara lingkungan nyata,
memelihara lingkungan ghaib, dan bahan ajar apa yang bermuatan life skill?
Jawab:
Maksudnya disini yaitu memelihara alam sekitar. Seperti halnya tidak
membuang sampah sembarangan dan lain-lain. Hidup rukun tidak saling
menghujat dengan alam sebelah karena kita harus yakini di dunia ini ada
makhluk yang tidak dapat dilihat seperti jin. Bahan ajar yang memuat life skill
yaitu bahan ajar yang dapat meningkatkan keahlian anak dalam belajar,
misalnya menciptakan bahan ajar yang berhubungan dengan lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai