Anda di halaman 1dari 10

KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

RUTH MIRANDA ULI SIREGAR (1901020022)


VINALIA RATU MONICA SIREGAR (2001020033)
TRI AMELIA WIDIANTI (2001020036)
MICHAEL MARTHIN LUMBANTOBING (2001020051)

DOSEN PENGAMPU : JUNIFER SIREGAR, S.Pd., M.Pd

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul”KESALAHAN BERBAHASA TATARAN MORFOLOGI”
dengan tepat. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah analisis kesalahan berbahasa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Junifer Siregar, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah analisis kesalahan berbahasa telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami ikuti.

Penulis menyadari hasil makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan serta kelemahannya baik dalam isi maupun sistematikanya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pematangsiantar, 13 Januari 2023

Tim Penulis

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDUHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2

A. Pengertian Morfologi......................................................................................................2
B. Pengertian Kesalahan Berbahasa...................................................................................2
C. Pengertian Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi......................................2
D. Model Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi..............................................4
E. Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi...........................................5

BAB III PENUTUP......................................................................................................................6

A. Kesimpulan......................................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Salah
satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan adalah berkomunikasi, baik lisan
maupun tulis. Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan kemauan yang murni manusiawi, dengan pertolongan sistem lambang-
lambang yang diciptakan dengan sengaja. Maka, dengan adanya bahasa seseorang
dapat menyampaikan maksud atau memahami maksud orang lain. Namun,
kenyataannya sekarang banyak pemakai bahasa yang tidak menyadari bahwa bahasa
yang digunakan tidak benar atau masih terdapat kesalahan-kesalahan. Hal tersebut
terjadi karena kurangnya kompetensi mengenai bahasa atau karena seseoarng sedang
mempelajari bahasa kedua.
Dari cabang kajian lingustik (Fonologi, Morfologi, Sintaksis, Semantik, dan
Leksikologi)  dapat diperhatikan kajian ini lebih mengarah kepada data yang
bersumber dari bahasa lisan. Pada kajian Fonologi lebih terarah pada persoalan dan
proses bunyi yang diucapkan oleh alat ucap manusia. Pada kajian Morfologi lebih
terarah pada persoalan struktur internal kata, persoalan susunan kata dan kalimat.
Pada kajian Semantik lebih terarah pada persoalan makna kata. Pada kajian
Leksikologi lebih terarah pada persoalan perbendaharaan kata.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian morfologi?
2) Bagaimana pengertian kesalahan berbahasa?
3) Bagaimana pengertian kesalahanan berbahasa dalam tataran morfologi?
4) Bagaimana model analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi?
5) Bagaimana analisis dalam kesalahan berbahasa pada tataran morfologi?
C. Tujuan
1) Memahami pengertian morfologi.
2) Memahami pengertian kesalahan berbahasa.
3) Memahami pengertian kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi.
4) Memahami model analisis kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi.
5) Memahami analisis dalam kesalahan berbahasa pada tataran morfologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Morfologi
Chaer (2015), morfologi merupakan suatu ilmu tentang bentuk-bentuk dan
pembentukan kata. Ramlan (2019), morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari
seluk-beluk dan pengaruh perubahan bentuk kata pada golongan dan juga arti kata.
Dengan kata lain, bisa dikatakan morfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
mengenai seluk-beluk kata dan juga fungsi perubahan-perubahan bentuk tersebut,
baik itu dalam fungsi gramatik atau arti kata berdasarkan konteks penggunaan,
maupun fungsi semantik atau arti kata berdasarkan makna kamus/leksikal.
B. Pengertian Kesalahan Berbahasa
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan, khususnya suatu bentuk yang tidak diinginkan oleh penyusun program
dan guru. Menurut Vadman (dalam Our Learning Zone: 2013) bahwa yang pertama-
pertama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan adalah menetapkan
standar penyimpangan atau kesalahan.
Corder (Indihadi 2010), menggunakan 3 istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa
yaitu, Lapses, Error, Mistake.
C. Pengertian Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi sebahagian besar berkaitan
dengan bahasa tulis. Tentu saja kesalahan berbahasa dalam bahasa tulis ini berkaitan
juga dengan bahasa lisan apalagi bila kesalahan berbahasa dalam penulisan morfologi
itu dibacakan. Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi disebabkan oleh berbagai
hal. Kesalahan berbahasa bidang morfologi dapat dikelompokkan menjadi kelompok
afiksasi, reduplikasi, dan gabungan kata atau kata majemuk.
Berbicara mengenai pembetukan kata akan melibatkan komponen atau unsur
pembentukan kata, yaitu morfem, baik morfem dasar (bebas) maupun morfem terikat
(afiks dan dasar), dengan berbagai alat proses pembentukan kata itu, yaitu afiks dalam
proses pembentukan kata melalui proses afiksasi, duplikasi ataupun pengulangan
dalam proses pembentukan kata melalui proses reduplikasi, penggabungan dalam
proses pembentukan kata melalui proses komposisi. Jadi, ujung dari proses morfologi
adalah terbentuknya kata dalam bentuk dan dan makna sesuai dengan keperluan
dalam satu tindak pertuturan.

2
Kesalahan berbahasa dalam kajian morfologi mencakup;
1) Kesalahan Penggunaan Afiksasi
a. Salah menentukan bentuk dasar.
Contohnya :

KATA BENTUK DASAR BENTUK DASAR


(SALAH) (BENAR)
Perubahan Rubah Ubah
Menghimbau Himbaw Imbau

b. Fonem yang seharusnya diluluhkan tetapi tidak diluluhkan


Contohnya :
Me-+tertawakan, menertawakan (benar), mentertawakan (salah)
c. Fonem seharusnya tidak diluluhkan tetapi diluluhkan
Contohnya :
Me-+peroleh, memperoleh (benar), memeroleh (salah)
d. Penggunaan kombinasi
Contohnya :
Narasumber (benar), nara sumber (salah)
2) Kesalahan Penggunaan Reduplikasi
a. Berbahasa disebabkan kesalahan dalam menentukan bentuk dasar yang
diulang.
Contohnya :
Mengemasi diulang menjadi mengemas-kemasi, seharusnya mengemas-
ngemasi.
b. Kesalahan berbahasa terjadi karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya
hanya sebagian yang diulang.
Contohnya :
Kaki tangan diulang menjadi kaki-kaki tangan, seharusnya diulang seluruhnya
menjadi kaki tangan-kaki tangan.
c. Kesalahan berbahasa terjadi karena menghindar perulangan yang terlalu
panjang.
Contohnya :

3
Orangtua bijaksana diulang hanya sebagian yakni, orang-orang tua bijaksana,
seharusnya perulangannya penuh yaitu orangtua bijaksana-orangtua bijaksana.

D. Model Kesalahan Berbahasa Dalam Tataran Morfologi


Kesalahan berbahasa dalam tataran afiksasi dapat disebabkan oleh berbagai
hal. Pertama, kesalahan berbahasa karena salah menentukan bentuk asal. Misalnya
bentuk gramatik himbau, lola, lanjur, lunjur dianggap sebagai bentuk asal. Padahal
bentuk asal yang benar adalah imbau, kelola, anjur, unjur. Kedua, fonem yang
seharusnya luluh dalam proses afiksasi tidak diluluhkan. Misalnya fonem /t/ dalam
kata terjemah dan tertawa atau fonem /t/ dalam kata terjemah dan tertawa atau
fonem /s/ dalam kata sukses. Ketiga, fonem yang seharusnya tidak luluh dalam proses
afiksasi justru diluluhkan. Misalnya fonem /f/ dalam kata fitnah atau fonem /c/ dalam
kata cuci atau cinta. Keempat, penulisan klitika yang tidak tepat, penulisan kata depan
yang tidak tepat, dan penulisan partikel yang tidak tepat.
Kesalahan berbahasa dalam tataran reduplikasi disebabkan oleh hal-hal berikut
ini. Pertama, kesalahan berbahasa disebabkan kesalahan dalam menentukan bentuk
dasar yang diulang. Misalnya bentuk gramatik mengemasi diulang menjadi
mengemas-kemasi yang seharusnya mengemas-ngemasi. Kedua, kesalahan berbahasa
terjadi karena bentuk dasar yang diulang seluruhnya hanya sebahagian yang diulangi.
Misalnya bentuk gramatik kaki tangan diulang menjadi kaki-kaki tangan yang
seharusnya diulang seluruhnya, yakni kaki tangan-kaki tangan. Ketiga, kesalahan
berbahasa terjadi karena menghindari perulangan yang terlalu panjang. Misalnya
bentuk gramatik orang tua bijaksana diulang hanyasebahagian yakni, orang-orang tua
bijaksana. Seharusnya perulangannya penuh, yakni orang tua bijaksana-orang tua
bijaksana.
Dalam gabungan kata atau kata majemuk kesalahan berbahasa terjadi dalam
penggabungan, reduplikasi, dan afiksasi. Gabungan kata yang seharusnya serangkai
dituliskan tidak serangkai, misalnya matahari (serangkai) dituliskan tidak serangkai,
yakni mata hari. Inilah penyebab pertama kesalahan berbahasa dalam tataran kata
majemuk atau gabungan kata. Kedua,kesalahan berbahasa terjadi karena kata
majemuk yang seharusnya ditulis terpisah, sebaliknya ditulis bersatu. Misalnya kata
majemuk yang ditulis bersatu ini rumahsakit, tatabahasa, dan matapelajaran
seharusnya ditulis terpisah seperti berikut rumah sakit, tata bahasa, dan mata
pelajaran. Ketiga, kesalahan berbahasa terjadi karena kata majemuk yang sudah

4
berpadu benar kalau diulang seluruhnya harus diulang. Ternyata dalam penggunaan
bahasa hanya sebahagian yang diulang. Misalnya, segi-segitiga, mata-matahari, dan
bumi-bumiputra dituliskan secara lengkap menjadi segitiga-segitiga, matahari-
matahari, dan bumiputra-bumiputra. Keempat, kesalahan berbahasa terjadi karena
proses prefiksasi atau sufiksasi dianggap menyatukan penulisan kata majemuk yang
belum padu. Misalnya proses afiksasi ber- pada kata majemuk bertanggungjawab
seharusnya ditulis bertanggung jawab.
E. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Morfologi
Kesalahan berbahasa dalam tataran morfolofi menurut Setyawati (2010) dibagi
menjadi 4 yaitu, penghilangan afiks, peluluhan bunyi, dan penyingkatan morf.
1) Penghilangan Afiks
a. Penghilangan prefiks meng-
Contoh:
Kesalahan: Jangan anggap aku anak rajin kalau sering berangkat ke sekolah
pagi-pagi.
Pembetulan: Jangan menganggap aku anak rajin kalau sering berangkat ke
sekolah pagi-pagi.
b. Penghilangan prefiks ber-
Contoh:
Kesalahan: Kalau tak dituruti, siap-siaplah kena marah atau dipersulit di
kemudian hari.
Pembetulan: Kalau tak dituruti, bersiap-siaplah kena marah atau dipersulit di
kemudian hari.
2) Peluluhan Bunyi
Contoh:
Kesalahan: Teman-temanku selalu menyemook jika kuceritakan bahwa di luar
sana banyak tempat bagus untuk menambah ilmu dan pengalaman.
Pembetulan: Teman-temanku selalu mencemooh jika kuceritakan bahwa di luar
sana banyak tempat bagus untuk menambah ilmu dan pengalaman.
3) Penyingkiran Morf
4) Contoh:
Kesalahan: ‘Pembelinya sudah mesan dari tadi,’ kata bapak
Pembetulan: ‘Pembelinya sudah memesan dari tadi,’ kata bapak.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesalahan berbahasa merupakan bagaian integral dalam proses pembelajaran
berbahasa. Yang sangat penting sebagai alat komunukasi manusia. Tetapi didalam
praktiknya masih terdapat kesalahan-keslahan, seperti dalam ruang lingkup kajian
Morfologi.
Dari analisis kesalahan yang telah dibahas pada bagian isi dapat disimpulkan
kesalahan berbahasa dalam kajian Morfologi terletak pada penggunaan afiksasi,
reduplikasi.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi dari berbagai
sumber, sehingga apabila dalam memahami makalah ini untuk kepentingan studi
mengalami kendala atau kesulitan, penulis menyarankan untuk membuka sumber
yang ada pada daftar pustaka.

6
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-morfologi/
https://www.kompasiana.com/dasrimino/635e09a04addee73344d7df3/kesalahan-berbahasa-
pada-tataran-morfologi-laman-kompasiana?page=2&page_images=1
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awrx_vuVmr5jjoQJYtzLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3N
y/RV=2/RE=1673464597/RO=10/RU=https%3a%2f%2fserupa.id%2fmorfologi-pengertian-
proses-morfologis-morfofonemik%2f/RK=2/RS=.FBfVdAVbls2H7hI2Z4i6145P5U-

Anda mungkin juga menyukai