Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM WACANA TULIS

Disusun oleh :

Novita Anggelina Siagian 1901020040

Dosen pengampu : Junifer Siregar, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
PEMATANG SIANTAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat
waktu. Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, untuk
itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Junifer Siregar, S.Pd.,
M.Pd. , yang telah membantu dan membimbing saya dalam proses menyelesaikan tugas saya ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna dikarenakan pemahaman saya yang masih minim.
Untuk itu saya mohon maaf, serta mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
mendidik untuk perbaikan selanjutnya. Walaupun demikian saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua yang membacanya. Terima kasih.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
BAB II ISI

BAB I
PENDAHULUAN

1.11 Latar belakang


Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari. Bahasa juga dapat dikatakan sebagai hal yang paling penting dalam mengungkapkan
segala sesuatu yang ada pada diri manusia karena dapat mengekspresikan perilaku manusia.
Bahasa digunakan untuk mengungkapkan segala yang ada dipikiran dan ide kita kepada orang
lain. Kita menyadari bahwa segala aktivitas dan berinteraksi tidak ada artinya tanpa bahasa
(Wahyuni, 2015:11).
Menurut (Chaer, 2015:1) bahasa adalah Fenomena yang menghubungkan dunia makna
dengan dunia bunyi. Lalu sebagai penghubung di antara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh
tiga buah komponen, yaitu komponen leksikon, komponen gramatikan, dan komponen fonologi.
Bahasa merupakan suatu sistem dan ketiga komponen tersebut merupakan subsistem yang terkait
dengann dunia pragmatik atau dunia konteks. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi yang mampu
mengekspresikan perilaku dan mampu mengungkapkan ide serta pemikiran kepada orang lain.

1.12 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

- Apakah yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa ?


- Apakah yang dimaksud dengan wacana ?
- Apakah yang dimaksud dengan kohesi ?
- Apakah yang dimaksud dengan koherensi ?
- Apakah yang dimaksud dengan konjungsi ?

1.13 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari makalah ini adalah :

- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa !


- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan wacana !
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kohesi !
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan koherensi !
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konjungsi !
1

BAB II
ISI
2.11 Pengertian
Menurut (Faraba, 2017:2), dalam ilmu bahasa atau linguistik terdapat beberapa cabang
ilmu seperti fonoligi, morfologi, sintaksis, semantic, pragmatik, dan analisis wacana. Semua
cabang ilmu yang ada di dalam ilmu bahasa, mempunyai peranan dan fungsi masing-masing.
Kemudian dari pada itu dari setiap cabang ilmu tersebut terdapat kesalahan-kesalahan
penggunaan oleh masyarakat tutur yang didasari oleh faktor-faktor tertentu. Hal ini jelas
menimbulkan kesenjangan karena kesalahan tersebut akan berakibat kepada perubahan dari
sistem suatu bahasa tersebut.
Pengertian kesalahan berbahasa dikemukakan oleh Corder ( dalam Supriani, 2012:69 )
bahasa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode
berbahasa. Pelanggaran ini bukan bersifat fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang
sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Analisis kesalahan berbahasa
merupakan ilmu yang mempelajari atau membahasa penggunaan bahasa yang tidak sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan berdasarkan tata bahasa baku/standar baku. Kesalahan
tersebut dapat terjadi pada tataran linguistik seperti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
hingga wacana.
Menurut ( Setyawati, 2010:146 ) kesalahan bahasa tataran wacana meliputi (a)
keasalahan dalam kohesi dan (b) kesalahan dalam koherensi. Wacana yang kohesif dan koheren
merupakan wacana yang utuh, yakni informasi dalam suatu wacana runtut dari awal sampai
akhir. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih mudah memahami isi dalam informasi yang
disajikan penulis. Pada dasarnya, kohesi merujuk pada perpautan bentuk, sedangkan koherensi
merujuk pada perpautan makna.
Tarigan ( dalam Setyawati, 2010:145 ) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan
bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat, atau klausa dengan koherensi dan
kohesi tinggi yang berkesinambung yang mempunyai awal dan akhir nyata disampaikan secara
lisan atau tertulis. Wacana dapat direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh ( novel, buku,
seri, ensiklopedia, dsb ), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap.
Wacana adalah unsur gramatikal tertinggi yang direalisasikan dalam bentuk karangan
yang utuh dan dengan amanat yang lengkap dengan koherensi dan kohesi yang tinggi. Wacana
utuh harus dipertimbangkan dari segi isi ( informasi ) yang koheren sedangkan sifat kohesifnya
dipertimbangkan dari keruntutan unsur pendukungnya yaitu bentuk ( Wirawati, 2018:3). Wacana
dapat terbagi menjadi dua macam yaitu wacana lisan dan wacana tulisan atau wacana langsung
dengan bahasa verbal.

2
2.12 Kohesi
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam
satu wacana. Halliday dan Hasan mengungkapkan bahwa penentu utama untuk menentukan
apakah seperangkat kalimat itu merupakan suatu teks sangat bergantung pada hubungan-
hubungan kohesif yang ada di dalam dan di antara kalimat-kalimat yang dapat membentuk suatu
jaringan atau tekstur ( Aflahah, 2006:10 ). ( Rahmawati, 2017:18 ) mengungkapkan bahwa
kohesi leksikal merupakan keterpautan makna dalam wacana juga dilihat pada segi kosakatanya,
sedangkan kohesi gramatikal merupakan unsur-unsur wacana yang berupa kata atau kalimmat
yang digunakan untuk menyusun suatu wacana sehingga memiliki keterkaitan yang padu dan
utuh.
2.13 Kesalahan di bidang Kohesi, Koherensi dan Konjungsi
- Kesalahan dalam Kohesi
Kesalahan penggunaan acuan memiliki kaitan dengan realisasi suatu benda ataupun subjek yang
acuannya tidak sesuai dengan kehendak penulis atau pembicara.
“Satukan hati wujudkan cita-citanya”
Pada kalimat di atas kata cita-citanya sebagai pengacuan tidak tepat, dan yang benar adalah “
Satukan hati wujudkan cita-cita pelajar “, karena biasanya yang dimaksudkan untuk
mewwujudkan cita-cita adalah pelajar.

- Kesalahan dalam Koherensi


Pada judul berita : Jasaraharja and Police go to Campus, 14 November 2014.
Wacana Tidak Baku
...dalam kesempatan ini juga dia adakan turing keliling kota Pekanbaru.
Wacana di atas tidak koheren dan tidak padu penggunaan katanya. Penggunaan kata yang tepat,
padu, dan logis akan menghasilkan kalimat yang koheren. Sebaiknya kalimat di atas diperbaiki
menjadi kalimat yang koheren.
Wacana Baku
...dalam kesempatan ini juga kami adakan turing keliling kota Pekanbaru.

3
- Kesalahan Penggunaan Konjungsi
Pada judul berita : Memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 2014.
Wacana Tidak Baku
...pada upacara ini bertindak sebagai inspektur upacara adalah wakil rektor satu UIR Dr.
Nurman S, Sos.,M.Si.
Pada kutipan dari sebagian wacana di atas, terjadi penghilangan kata penghubung yang. Untuk
menambah kapadanan bentuk wacana tersebut, sebaiknya menggunakan kata penghubung yang
sebelum kata bertindak.
Wacana Baku
...pada upacara ini yang bertindak sebagai inspektur upacara adalah wakil rektor satu UIR Dr.
Nurman S, Sos.,M.Si.

- Kekurangefektifan Wacana karena Tidak Ada Pelesapan


Pada judul berita : Sarjana Usia 55 Tahun, 24 September 2014.
Wacana Kurang Efektif
Apa yang saya raih ini bukanlah untuk kebahagiaan saya semata, tetapi ini adalah untuk
memotivasi anak dan cucu saya atau bahkan untuk saya dan kita semua.
Kata yang bercetak miring pada wacana di atas merupakan penggunaan yang kurang efektif.
Untuk keefektifan kalimat, ekonomis dalam penggunaan bahasa, dan mencapai aspek kepaduan
wacana. Maka sebaiknya kata yang bercetak miring tersebut dilesapkan.
Wacana yang Efektif
Apa yang saya raih ini bukanlah untuk kebahagiaan semata, tetapi ini adalah untuk
memotivasi anak dan cucu saya atau bahkan untuk kita semua.

4
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa dalam
tataran wacana meliputi :

- Kesalahan kohesi
- Kesalahan koherensi
- Kesalahan konjungsi.
Kesalahan yang paling sering ditemui dalam penulisan kebanyakan adalah
kesalahan yang telah dijelaskan di atas. Sebagian bahasa yang tertuang di dalam
penulisan kurang memperhatikan kohesi, koherensi, dan konjungsinya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Aflahah. (2006). Kohesi Dan Koherensi Dalam Wacana. Volume 1 No 7 hlmn 18. diakses 30
April 2020.
Chaer, Abdul. (2015). Sintaksis zBahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faraba, Dkk. (2017). Pelesapan Subjek Dan Predikat Pada Judul-Judul Berita Line News
Populer. Jurnal Pena Indonesia Volume 3 No 1 hlmn 1–15. diakses 30 April 2020.
Hanafiah. (2014). Analisis Kohesi Dan Koherensi Pada Wacana Buletin Jumat. Volume 11 No 2
hlmn 135–152. diakses 30 April 2020
Rahmawati, Linda Dwi. (2017). Kohesi Dan Koherensi Wacana Pembaca Menulis Di Jawa Pos.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Volume 1 No 2 hlmn 8. diakses 30 April
2020
Setyawati. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma
Pustaka.
Supriani.. (2012). Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa. Jurnal Edukasi Kultura Volume 1
No 2 hlmn 67–76. diakses 30 April 2020
Wahyuni. (2015). Afiks Pembentuk Verba dalam Bahasa Bugis dialek Luwu Oleh Nurul
Wahyuni. Jurnal Humanika Volume 3 No 15 hlmn 1–19. https://doi.org/1979-8296 diakses
30 April 2020
Widiatmoko, Widi. (2015). Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik Nasional Di
Majalah Online Detik. Jurnal Sastra Indonesia Volume 4 No 1 hlmn 1–12.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi%0AANALISIS. diakses 30 April 2020.
Wirawati, Denik. (2018). Analisis Wacana Naskah Drama Esok , Di Neraka. Volume 1 No 2
hlmn 1–14. diakses 30 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai