muhammadazwan252@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Oleh sebab itu dapat di katakan bahwa wacana merupakan cabang ilmu
bahasa yang kajiannya lebih luas dari kalimat atau klausa dan oleh karena itu dapat
juga dimaksudkan sebagai satuan linguistik yang lebih besar, misalnya percakapan
lisan atau tertulis. Sejalan dengan pandangan bahwa bahasa itu terdiri atas bentuk dan
makna, hubungan dalam wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu hubungan
bentuk yang disebut kohesi dan hubungan makna atau hubungan semantis yang
disebut koherensi.
Wacana dapat dibagi menjadi dua macam yaitu wacana lisan dan wacana
tulis. Wacana lisan adalah jenis wacana yang disampaikan secara lisan atau langsung
dengan bahasa verbal. Jenis wacana ini sering disebut sebagai tuturan atau
ujaran.Untuk wacana yang disampaikan secara tertulis, penyampaian isi atau
informasi disampaikan secara tertulis. Ini dimaksudkan agar tulisan tersebut dapat
dipahami dan diinterprestasikan oleh pembaca.
Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang
lain dalam wacana sehingga tercipta pengertian yang apik atau koheren. Halliday dan
Hasan mengungkapkan bahwa penentu utama untuk menentukan apakah seperangkat
kalimat itu merupakan suatu teks sangat bergantung pada hubungan-hubungan
kohesif yang ada di dalam dan di antara kalimatkalimat itu yang dapat membentuk
suatu jaringan atau tekstur texture (Aflahah, 2006:10).
Oleh karena itu penelitian ini menitik beratkan kepada analisis kesalahan
berbahasa tataran wacana dalam bidang kohesi dan koherensi pada penulisan karya
tulis ilmiah atau makalah yang di buat oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Islam Riau.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
No Judul Kutipan/data
1 Landasan Biologis pada Bahasa Ketergantungan dengan air menjadi
lebih kecil oleh tumbuhnya reptil.
2. Produksi ujaran Pada bagian isi, kedua pembicara juga
harus memiliki pengetahuan, latar
bersama, atau topik pembicaraan yang
sama.
3. Karya Tulis Ilmiah Menulis Paragraf Dalam kegiatan menulis ini, penulis
Deskripsi haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, maupun
kosa kata.
4. Penyimpanan dan Retrieval Kata Akan tetapi, gudang ini bukan
sembarangan gudang, karena tidak
hanya barangnya yang di simpan ini
unik, adalah kata, dan cara
pengaturannya juga sangat rumit.
5. Penyimpanan dan Retrieval Kata Dengan hal-hal seperti ini dapatlah di
duga atau disimpulkan bahwa kamus
mental kita yang lebih umum
dinamakan sebagai leksikon mental.
Data 1
Berdasarkan analisis di atas jika kita cermati dengan seksama, akan kita temukan
kesalahan dalam penggunaan konjungsi dalam wacana-wacana diatas, tepatnya pada
kata-kata yang bercetak miring. Akan lebih tepat jika konjungsi dalam wacana di atas
diganti seperti dibawah ini :
1. “Ketergantungan pada air menjadi lebih kecil dengan tumbuhnya reptil”.
2. “Pada bagian isi, kedua pembicara juga harus memiliki pengetahuan, latar
bersama, dan topik pembicaraan yang sama”.
3. “Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.”.
4. “Akan tetapi, gudang ini bukan sembarangan gudang, karena tidak hanya
barangnya yang di simpan disini unik, yaitu kata, tetapi cara pengaturannya
juga sangat rumit”.
5. “Dengan hal-hal seperti ini dapatlah di duga dan disimpulkan bahwa kamus
mental kita yang lebih umum dinamakan sebagai leksikon mental”.
Daftar Pustaka
Aflahah. (2006). Kohesi Dan Koherensi Dalam Wacana. Volume 1 No 7 hlmn 18.
diakses 30 April 2020.
Chaer, Abdul. (2015). Sintaksis zBahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faraba, Dkk. (2017). Pelesapan Subjek Dan Predikat Pada Judul-Judul Berita Line
News Populer. Jurnal Pena Indonesia Volume 3 No 1 hlmn 1–15. diakses 30
April 2020.
Hanafiah. (2014). Analisis Kohesi Dan Koherensi Pada Wacana Buletin Jumat.
Volume 11 No 2 hlmn 135–152. diakses 30 April 2020
Rahmawati, Linda Dwi. (2017). Kohesi Dan Koherensi Wacana Pembaca Menulis Di
Jawa Pos. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Volume 1 No 2 hlmn
8. diakses 30 April 2020
Setyawati. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Supriani.. (2012). Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa. Jurnal Edukasi Kultura
Volume 1 No 2 hlmn 67–76. diakses 30 April 2020
Wahyuni. (2015). Afiks Pembentuk Verba dalam Bahasa Bugis dialek Luwu Oleh
Nurul Wahyuni. Jurnal Humanika Volume 3 No 15 hlmn 1–19.
https://doi.org/1979-8296 diakses 30 April 2020
Widiatmoko, Widi. (2015). Analisis Kohesi Dan Koherensi Wacana Berita Rubrik
Nasional Di Majalah Online Detik. Jurnal Sastra Indonesia Volume 4 No 1
hlmn 1–12. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi%0AANALISIS. diakses
30 April 2020.
Wirawati, Denik. (2018). Analisis Wacana Naskah Drama Esok , Di Neraka. Volume
1 No 2 hlmn 1–14. diakses 30 April 2020.