Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH PERBANDINGAN BAHASA NUSANTARA

“Metode dan Teknik Penelitian Bahasa Secara Kontrastif atau Komparatif


(perbandingan)”
Dosen pengampu: Hidayatunur, S.Pd., M.P.d

Disusun Oleh kelompok 8

Anis Latifa Nur : 176210765

Anita Karta : 176210430

Lestari Mahanani : 176210661

Neka Nopendra : 176211106

Yaiza Ike Aprilla : 176210018

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2020
Absensi Kelas dan Laporan Diskusi Kelompok 8

Absensi Kelas

1. Anis Latifa Nur


2. Anita Karta
3. Amalia Garnis
4. Bambang Irawan
5. Bella Sukmawati
6. Desi Asriana
7. Dwi Aprilla Wahyuni
8. Ella Ang Raeni
9. Endah Rahayu
10. Erlina Julia Putri
11. Iyut Nia Sari
12. Iva Febbiyen Fitri
13. Khairunnisa
14. Kuntum Khairul Ummah
15. Lestari Mahanani
16. Mela Khairani
17. Muhammad Azwan
18. Neka Nopendra
19. Nia Aprilina ZS.
20. Nofhika Dewi
21. Novrila Z
22. Rani Komala Dewi
23. Resti Pauziah
24. Rezki Ayu
25. Shella Oktoberiza
26. Silvia Valia Franciska
27. Siska Angraeni
28. Sri Murni
29. Sumarni
30. Susi Mariana P.
31. Susi Purnama Sari
32. Wirdatul Hasanah
33. Wulandari Eka Putri Nst.
34. Yaiza Ike Aprilla
35. Yulia Citra
36. Musliana Dewi
37. Miss Sareepah Samae
Laporan Hasil Diskusi

A. Pertanyaan

Pertanyaan Sesi 1

1. Rezki Ayu Kelompok 3


Bagaimana analisis kontrastif dalam kajian linguistik?
2. Sumarni Kelompok 6
Jelaskan perbendaan analisis kontrastif makro dan mikro, serta berika contohnya!
3. Silvia Valia Franciska Kelompok 2
Jelaskan perbedaan linguistik kotrastif dan linguistik komparatif!
4. Iyut Nia Sari Kelompok 2
Jelaskan tujuan dari linguistik kontrastif dan linguistik komparatif!
5. Yulia Citra Kelompok 3
Bagaimana eksistensi analisis kontrastif sebagai studi tentang interlanguage?

Pertanyaan Sesi 2

1. Mela Khairani Kelompok 7


Faktor apa saja yang mempengaruhi kesalahaan berbahasa?
2. Resti Pauziah Kelompok 4
Disebutkan bahwa analisis kontrastif disebut juga linguistik kontrastf, jelaskan maksud
dari peryataan tersebut!
3. Muhammad Azwan Kelompok 7
Mengapa dalam analisis kontrastif pengontrasan 2 bahasa tidak dapat dilakukan secara
menyeluruh melainkan perlu di seleksi terlebih dahulu. Berikan tanggapan kelompok
penyaji!
4. Iva Febbiyen Fitri Kelompok 5
Apa asumsi yang mendasari analisis kontrastif pada pengajaran bahasa!
5. Sri Murni Kelompok 4
Jelaskan bagaimana prosedur analisis kontrastif!
B. Jawaban

Jawaban Sesi 1
1. Pertanyaan Rezki Ayu dijawab oleh Yaiza Ike Aprilla
Analisis kontrastif dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu bahasa yang
tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga
kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat. Pada proses perbandingan
sendiri adalah suatu hal yang memungkinkan untuk menemukan persamaan atau
perbedaan.
Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal
ini, tersirat dua hal penting, yaitu (1) apa yang akan diperbandingkan, dan (2)
bagaimana cara memperbandingkannya. Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja,
yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan
struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa.
Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui
anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi
kesulitan-kesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi para
siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2.
Analisis kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-
an, sebagai suatu aplikasi linguisik struktural pada pengajaran bahasa, dan didasarkan
pada asumsi-asumsi berikut ini.
a. Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa yang baru
disebabkan oleh inteferensi dari bahasa pertama.
b. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diprakirakan oleh analisis
kontrastif.
c. Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif untuk
mengurangi efek-efek interferensi.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis


kontrastif adalah kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 (bahasa
pertama) dan struktur B2 (bahasa kedua) untuk mengidentifikasi perbedaan kedua
bahasa tersebut.
2. Pertanyaan Sumarni dijawab oleh Lestari Mahanani dan ditambahkan oleh
Wulandari Eka Putri
Mikro linguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam,
yaitu kaidah atau struktur bahasa itu sendiri. Sehingga analisis kontrastif mikro
adalah analisis kontrastif terhadap kaidah atau strukur bahasa yang pada umumnya
hanya sampai pada tataran kalimat yang meliputi unsurunsur fonologi, gramatika,
dan leksikologi.
Contoh: kata sifat "dalam".
Penggunaan kata diatas dalam bahasa jawa tengah, jawa timur, bahasa jawa
ngapak dan bahasa sunda bisa dikatakan hampir sama. #Kata "dalam" Bahasa jawa
tengahnya "jero"
#kata "dalam" bahasa jawa timurnya "jeru"
#kata "dalam" bahasa ngapaknya "njerok"
#kata "dalam" bahasa sundanya "jero"
Sedangkan Makro linguistik adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa
dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa itu, dan analisis kontrastif
makro adalah analisis kontrastif terhadap bahasa dalam kaitannya dengan faktor-
faktor di luar bahasa yang meliputi analisis teks dan wacana. Selain dari teks dan
wacana. Faktor diluar bahasa lainnya ialah masyarakat penutur bahasa tersebut.
Contoh nya kita bisa membandingkan dengan mencari perbedaan maupun
persamaan dari masyarakat yang menggunakan bahasa yang sama ataupun
masyarakat lain.
3. Pertanyaan Silvia Valia Franciska dijawab oleh Anis Latifa Nur
Analisis kontrastif atau linguistik kontrastif merupakan suatu kajian
perbandingan tentang dua bahasa atau lebih yang menitik beratkan pada perbedaan
atau ketidaksamaan namun tidak menafikan persamaan.Seperti halnya linguistik
kontranstif (contrastive linguistics), linguistik komparatif (comparativelinguistics)
juga mengadakan telaah banding antarbahasa.Sehingga tanpa linguistik kontrastif
mungkin disinonimkan dengan linguistik komparatif. Keduanya memang terdapat
persamaan, tetapi keduanya berbeda dari segi penekanan.
Kata ‘’kontrastif dan komparatif mempunyai komponen makna yang sama
ataupun mirip yakni perbandingan. Dua kata yang bersinonim itu setelah menjadi
istilah-istilah khusus, mengandung pengertian yang secara tegas berbeda. Kata
kontrastif mengandung pengertian pembandingan bahasa-bahasa yang tidak
serumpun sedangkan komparatif mengandung pengertian pembandingan bahasa-
bahasa yang serumpun. Linguistik komparatif bersifat diakronik, sedangkan analisis
kontrastif cenderung bersifat deskriptif yakni sinkronik.
4. Pertanyaan Iyut Nia Sari dijawab oleh Anita Karta
Tujuan analisis kontrastif ini dilihat dari koteks pengajaran bahasa kedua. Dalam
hal ini adalah pengajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tujuan utama analisis
kontrastif adalah mengatasi (solusi) masalah yang dihadapi oleh guru dan dialami
oleh siswa dalam proses pemerolehan bahasa kedua. Di awal, anda sudah mengetahui
bahwa masalah yang dihadapi oleh siswa dalam belajar bahasa kedua itu antara lain:
(1) siswa sering menghadapi kesulitan dalam pemerolehan bahasa kedua, dan (2)
siswa sering menghadapi kesalahan berbahasa dalam proses pembelajaran bahasa
kedua.
Tujuan analisis kontrastif, selain untuk membantu siswa dalam pembelajar
bahasa, juga untuk membantu para pakar pengajaran bahasa.
Tujuan linguistik historis komparatif yaitu:
a. Mempersoalkan bahasa-bahasa yang serumpun dengan membandingkan
mengenai unsur-unsur yang menunjukkan kekerabatannya. Bidang-bidang
yang digunakan untuk membandingkannya adalah fonologi dan morfologi.
b. Mengadakan rekonstruksi bahasa-bahasa yang ada pada saat ini. Pada bahasa
purba atau berusaha menunjukkan bahasa proto yang melahirkan bahasa
modern.
c. Mengadakan pengelompokkan bahasa yang termasuk bahasa serumpun.

Dalam hal ini contoh kajian linguistik historis komparatif adalah bahasa Sunda
dan bahasa Betawi dan hasilnya ada beberapa kata yang memiliki makna serta bentuk
yang sama yaitu Tuman, dan ada beberapa kata yang maknanya sama tetapi bentuk
yang sedikit berbeda yaitu Asap dan Belah. Hal tersebut menunjukkan bahasa Betawi
dan bahasa sunda memiliki hubungan kekerabatan dari bahasa serumpun karena
bahasa Sunda dan bahasa Betawi merupakan masuk ruang lingkup bahasa
Austronesia.

5. Pertanyaan Yulia Citra dijawab oleh Neka Nopendra


Interlanguage adalah bahasa yang mengacu kepada sistem bahasa di luar sistem
B1 dan kedudukannya berada di antara B1 dan B2 (Selinker, 1972). Istilah lain
adalah approximative system dan idiosyncratic dialect. Kajian studinya
menghasilkan analisis kegalatan (error analysis) dan membedakannya dengan
mistake.
Kajian bahasa antara membahas fenomena kebahasaan yang muncul (emergence)
akibat interaksi antarbahasa, bukan pada hasil akhir proses interaksi tersebut (catatan:
berupa kemampuan berbahasa kedua atau asing dan terjemahan). Analisis kontrastif
merupakan bagian dari kajian bahasa antara. Lingkup kajiannya membahas proses
yang terjadi dari persinggungan dua atau lebih bahasa, daripada fenomena yang
ditimbulkan dari persinggungan itu sendiri. Oleh karena itu, kontrastif analisis lebih
bersifat diakronik daripada sinkronik. Hal ini disebabkan karena fokus pembahasan
tentang proses tersebut membutuhkan waktu untuk mencari asal mula ataupun aspek
historis penyebab proses tersebut. Bagaimanapun, kajian Bahasa Antara sebagai
analisis bersifat diakronik dalam sebuah pengertian yang sedikit berbeda daripada
yang disinggung oleh Saussure. Saussure menyuguhkan tentang pengertian evolusi
bahasa yang terkait dengan sejarah atau filogeni yang menyinggung perubahan pada
generasi-generasi dan secara berabad-abad.
Beberapa contoh akan memperjelas pernyataan tersebut. Pertama, ada penelitian
tentang pemerolehan bahasa pada bayi, yang baru-baru ini dilontarkan Brown (1973).
Slobin (1971) memberi nama sebuah antologi penelitian tersebut dengan nama The
Ontogenesis of Grammar. Sejak anak membuat kemajuan dari sama sekali tidak
memiliki pengetahuan tentang bahasa lisan sampai pada tahap penguasaan yang
memadai pada usia lima tahun, dan sejak hanya satu bahasa yang dikuasai, pada
hakikatnya kajian tentang bahasa anak tidak lagi dibicarakan sebagai sebuah bentuk
kajian Bahasa Antara. Tetapi kajian tentang bahasa kedua atau pemelajaran bahasa
asing terkait dengan proses seseorang dari ekabahasawan (monolingual) menjadi
dwibahasawan (bilingual). Dalam hal ini ada 2 (dua) bahasa yang dilibatkan dalam
proses pemelajaran yaitu L1 dan L2. Oleh karena itu, James menyebutkan ada tiga
cabang kajian dalam linguistik interlingual (yang melibatkan dua bahasa), yaitu (1)
teori penerjemahan yang terkait dengan proses mengubah teks dari bahasa sumber ke
dalam bahasa target; (2) analisis kesalahan; (3) analisis konstrastif. Analisis
kesalahan dan analisis kontrastif dipakai dalam ruang lingkup proses monolingual
menjadi bilingual.
Jawaban Sesi 2

1. Pertanyaan Mela Khairani dijawab oleh Anita Karta


Selain kontak bahasa, menurut Weinreich (1970:64-65) ada beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya interperensi, antara lain:
a. Kedwibahasaan peserta tutur
Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi dan
berbagai pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah maupun
bahasa asing. Hal itu disebabkan terjadinya kontak bahasa dalam diri penutur
yang dwibahasawan, yang pada akhirnya dapat menimbulkan interprensi.
b. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima
Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung akan
menimbulkan sikap kurang positif. Hal itu menyebabkan pengabaian kaidah
bahasa penerima yang digunakan dan pengambilan unsur-unsur bahasa sumber
yang dikuasai penutur secara tidak terkontrol. Sebagai akibatnya akan muncul
bentuk interferensi dalam bahasa penerima yang sedang digunakan oleh penutur,
baik secara lisan maupun tertulis.
c. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima
Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada
pengungkapan berbagai segi kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat yang
bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh karena itu, jika
masyarakat itu bergaul dengan segi kehidupan baru dari luar, akan bertemu dan
mengenal konsep baru yang dipandang perlu. Karena mereka belum mempunyai
kosakata untuk mengungkapkan konsep baru tersebut, lalu mereka menggunakan
kosakata bahasa sumber untuk mengungkapkannya, secara sengaja pemakai
bahasa akan menyerap atau meminjam kosakata bahasa sumber untuk
mengungkapkan konsep baru tersebut. Faktor ketidak cukupan atau terbatasnya
kosakata bahasa penerima untuk mengungkapkan suatu konsep baru dalam bahasa
sumber, cenderung akan menimbulkan terjadinya interprensi.
d. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan
Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang dipergunakan cenderung akan
menghilang. Jika hal ini terjadi, berarti kosakata bahasa yang bersangkutan akan
menjadi kian menipis. Apabila bahasa tersebut dihadapkan pada konsep baru dari
luar, di satu pihak akan memanfaatkan kembali kosakata yang sudah menghilang
dan di lain pihak akan menyebabkan terjadinya interprensi, yaitu penyerapan atau
peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber.
e. Kebutuhan akan sinonim
Sinonim dalam pemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup penting,
yaitu sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk menghindari pemakaian kata
yang sama secara berulang-ulang yang bisa mengakibatkan kejenuhan. Dengan
adanya kata yang bersinonim, pemakai bahasa dapat mempunyai variasi kosakata
yang dipergunakan untuk menghindari pemakaian kata secara berulang-ulang.
Karena adanya sinonim ini cukup penting, pemakai bahasa sering melakukan
interferensi dalam bentuk penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa
sumber untuk memberikan sinonim pada bahasa penerima.
f. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa
Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interprensi,karena pemakai
bahasa ingin menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa yang dianggap
berprestise tersebut. Prestise bahasa sumber dapat juga berkaitan dengan
keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam berbahasa. Interprensi yang
timbul karena faktor itu biasanya berupa pamakaian unsur-unsur bahasa sumber
pada bahasa penerima yang dipergunakan
g. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu
Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang sedang
digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa dan
kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal ini dapat terjadi pada
dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional maupun
bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa kadang-kadang
kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka itulah kadang-kadang pada saat
berbicara atau menulis dengan menggunakan bahasa kedua yang muncul adalah
kosakata bahasa ibu yang sudah lebih dulu dikenal dan dikuasainya.
2. Pertanyaan Resti Pauziah dijawab oleh Yaiza Ike Aprilla
Analisis kontrastif disebut pula linguistik kontrastif (Hamied dalam Pranowo
1996: 42). Kridalaksana (mengungkapkan bahwa analisis kontrastif merupakan
metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan
perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat
diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan penerjemahan.

3. Pertanyaan Muhammad Azwan dijawab oleh Lestari Mahanani


Pengontrasan adalah proses, cara, perbuatan mengontraskan. Nah mengontraskan
itu sendiri ialah menjadikan kontras atau menjadikan nyata perbedaannya.
Analisis kontrastif ialah suatu cara membandingkan bahasa yang satu dengan
bahasa yang lain, yang menitikberatkan pada perbedaan atau ketidaksamaan. Akan
tetapi analisis ini juga tidak mengesampingkan sebuah kesamaan.
Menurut kelompok kami, pengontrasan tidak dapat dilakukan secara menyeluruh.
karena perlu adanya pengontrasan atau upaya untuk membandingkan dan
mengidentifikasi terhadap bahasa-bahasa yang dianalisis dan dimasukkan dalam
bagian-bagian. Yakni bagian persamaan dan perbedaan.
4. Pertanyaan Iva Febbiyen Fitri dijawab oleh Lestari Mahanani
Sebenarnya analisis kontrastif sudah dikembangkan dan dipraktikan mulai tahun
1950-an. Sebagai suatu aplikasi linguistik struktural pada pengajaran bahasa. Hal ini
didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
a. kesukaran yang timbul dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan oleh
interferensi dari bahasa pertama.
b. Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diperkarakan oleh analisis
kontrastif.
c. Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif untuk
mengurangi efe-efek interferensi.
Dari asumsi-asumsi yang sudah ada tadi. Dapat disimpulkan bahwa Analisis
kontrastif merupakan kegiatan membandingkan struktur bahasa pertama (B1) dan
struktur bahasa kedua (B2) untuk mengidentifikasi perbedaan kedua bahasa tersebut
yang terdapat pada diri seseorang (murid).

5. Pertanyaan Sri Murni dijawab oleh Anis Latifa Nur


Prosedur analisis kontrastif tebagi menjadi empat langlah yaitu. Pertama,
membandingkan struktur bahasa pertama dan kedua yang akan dipelajari oleh siswa.
Kedua, memperidiksikan kesulitan dan kesalahan berbahasa. Ketiga. Berkaitan
dengan penyusunan, pengurutan, dan penekanan bahan pengajaran. Keempat,
berkaitan dengan pemilihan cara-cara penyajian bahan pengajaran. Analisis
kontrastif juga dilakukan berdasarkan menggunakan hipotesis dan metode yang
sudah ada dan sudah digunakan dari waktu-kewaktu.
Kesimpulan

Analisis kontrastif atau linguistik kontrastif merupakan suatu kajian perbandingan


tentang dua bahasa atau lebih yang menitik beratkan pada perbedaan atau ketidaksamaan
namun tidak menafikan persamaan. Saat melakukan Analisis kontrastif ada kemungkinan
terjadinya kesulitan ataupun kemudahan. Sehingga dibutuhkan ruang lingkup untuk
membatasinya. Ruang lingkup analisis kontrastif dua kategori, yaitu Analisis Kontrastif
Linguistik Mikro (micro linguistic contrastive analysis) dan Analisis Kontrastif
Linguistik Makro (macro linguistic contrastive analysis).

Dalam pembelajaran bahasa, dengan melakukan analisis kontrastif, guru dapat


mengenali masalah kesulitan belajar bahasa yang dihadapi peserta didiknya. Dengan
demikian dia dapat mempersiapkan pembelajarannya dengan lebih baik, di antaranya
dalam mempersiapkan kurikulum, bahan ajar, maupun tehnik yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran dikelas.

Prosedur analisis kontrastif tebagi menjadi empat langlah yaitu. Pertama,


membandingkan struktur bahasa pertama dan kedua yang akan dipelajari oleh siswa.
Kedua, memprediksikan kesulitan dan kesalahan berbahasa. Ketiga, Berkaitan dengan
penyusunan, pengurutan, dan penekanan bahan pengajaran. Keempat, berkaitan dengan
pemilihan cara-cara penyajian bahan pengajaran. Analisis kontrastif juga dilakukan
berdasarkan menggunakan hipotesis dan metode yang sudah ada dan sudah digunakan
dari waktu-kewaktu.

Anda mungkin juga menyukai