Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan tentang analisis kontrastif secara umum dan kaitkan dengan hipotesis kuat

serta lemah!

2. Apa yang dimaksud dengan interferensi? Berikan contohnya

3. Apa tujuan dari analisis kesalahan berbahasa?

4. Jelaskan pentingnya menentukan frekuensi kesalahan dalam menganalisis kesalahan

berbahasa!

5. Identifikasi kalimat di bawah ini!

“Ramai orang dari desa tertarik ke Jakarta untuk bekerja di sana, tetapi karena mereka

tanpa keterampilan, banyak dari mereka pengangguran, lalu mereka membuat jahat.”

Jawaban

1. Analisis Kontrastif

Analisis kontrastif memiliki dua aspek penting, yaitu hakikat linguistik kontrastif dan

analisis linguistik kontrastif.

 Hakikat Linguistik Kontrastif

Linguistik kontrastif adalah ilmu bahasa yang meneliti perbedaanperbedaan,

persamaan, dan keterkaitan yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih. Meoliono

(1988:32) mengungkapkan bahwa linguistik kontrastif adalah membandingkan dua

bahasa (atau lebih) dari segala komponennya secara sinkronis sehingga ditemukan

perbedaan, persamaan atau kemiripan, dan perbedaan yang ada pada bahasa yang

diperbandingkan. Kridalaksana (2008:145) mengungkapkan bahwa linguistik kontrastif

adalah metode sinkronis yang digunakan untuk menganalisis bahasa yang bertujuan

untuk memperlihatkan perbedaan dan persamaan antara bahasa-bahasa atau dialek-

dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan secara praktis, seperti pengajaran

berbahasa dan penerjemahan.


Bapak linguistik kontrastif yaitu Robert Lado menyatakan bahwa linguistik kontrastif

adalah perbandingan bahasa-bahasa pada periode tertentu atau satu zaman. Contohnya

membandingkan kosakata bahasa Madura, Jawa, dan Sunda pada zaman Majapahit

(Pateda 1988:48). Selain itu, Pateda (1994:48) mengungkapkan bahwa kontrastif adalah

suatu cara yang digunakan untuk menganilis bahasa yang dilihat dari satu kurun waktu.

Linguistik kontrastif membatasi pada pembangunan bahasa pada periode-periode

tertentu atau satu zaman.

Analisis kontrastif adalah suatu kajian terhadap unsur-unsur kebahasaan. Menurut Lado

(1975), analisis kontrastif adalah cara untuk mendeskripsikan kesulitan atau kemudahan

pembelajar bahasa dalam belajar bahasa kedua dan bahasa asing. Analisis kontrastif

bukan saja untuk membandingkan unsur-unsur kebahasaan dan sistem kebahasaan

dalam bahasa pertama.

2. Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich

untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada adanya penyimpangan dalam

menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem bahasa lain. Serpihan-serpihan

klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat bahasa lain juga dapat dianggap sebagai

peristiwa interferensi. Sedangkan, menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160)

interferensi terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu

atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.

Contoh : Interferensi dalam bidang fonologi

Contoh : jika penutur bahasa Jawa mengucapkan kata-kata berupa nama tempat yang

berawal bunyi /b/, /d/, /g/, dan /j/, misalnya pada kata Bandung, Deli, Gombong, dan
Jambi. Seringkali orang Jawa mengucapkannya dengan /mBandung/, /nDeli/,/nJambi/,

dan /nGgombong/.

3. Azis (2007:55) mengungkapkan bahwa tujuan analisis kesalahan berbahasa yaitu

 menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas atau buku teks,

misalnya urutan mudah-sukar;

 menentukan urutan jenjang relatif penekanan, penjelasan dan latihan berbagai butir

yang diajarkan;

 merencanakan latihan dan pengajaran;

 memilih butir pengujian kemahiran siswa.

4. Analisis kesalahan berbahasa ditujukan kepada bahasa yang sedang dipelajari atau

ditargetkan sebab analisis kesalahan dapat membantu dan bahkan sangat berguna

sebagai kelancaran program pengajaran yang sedang dilaksanakan. Maksudnya,

dengan analisis kesalahan para guru dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa.

5. Banyak sekali orang yang berada di kabupaten berharap jika bekerja di Jakarta akan

meningkatkan penghasilan padahal jika tidak mempunyai keterampilan akan susah

mencari pekerjaan, Dan tentunya selain menaikan akan pengangguran akhirnya banyak

orang yang akan berbuat jahat


Sumber

https://pusatbahasaalazhar.wordpress.com/hakikat-hakiki-kemerdekaan/interferensi-dan-

integrasi/#:~:text=Interferensi%20mengacu%20pada%20adanya%20penyimpangan,dapat

%20dianggap%20sebagai%20peristiwa%20interferensi.

Modul 3 PBIN 4326 

Anda mungkin juga menyukai