Anda di halaman 1dari 13

Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan

Deteksi Tepi Sobel

Torkis Nasution
Program Studi Teknik Informatika, STMIK-AMIK Riau
torkisnasution@stmik-amik-riau.ac.id
torkisnasution.com

Abstrak Abstract
Dalam proses analisis citra digital, In the process of digital image analysis,
segmentasi merupakan salah satu proses yang segmentation is one of the important processes.
penting. Segmentasi digunakan untuk membagi Segmentation is used to split the image into
citra ke dalam beberapa bagian atau region several parts or homogeneous regions based on
yang homogen berdasarkan kriteria kemiripan its similarity (region based segmentation). One
tertentu (region based segmentation). Salah satu of the methods used to perform segmentation
metode yang dapat digunakan untuk melakukan based area (region based) is the clustering. In
segmentasi berbasis area (region based) adalah this research, the clustering methods applied is
clustering. Dalam penelitian ini metoda edge detection uses Sobel Method. Sobel method
clustering yang digunakan adalah deteksi tepi detects pixels from an image using sobel Matrix.
menggunakan metoda sobel. Metoda sobel, Matrix operation will result in a digital image of
mendeteksi piksel dari sebuah gambar dengan an object that is already segmented. In testing
menggunakan matrik sobel. Operasi matrik ini process, an application will be built with
akan menghasilkan objek dalam citra digital Microsoft Visual Basic. The first step in object
yang sudah tersegmentasi.Pada proses segmentation of digital image is choosing color,
pengujian akan dibuat aplikasi dengan bahasa then converting the image into binary, binary
pemrograman Microsoft Visual Basic. Langkah image will be filtered with low pass filter
pertama dalam segmentasi objek pada ctra method, and next the image will be edge-
digital adalah meneteapkan citra warna, detected by using Sobel method, objects that
kemudian mengkonversi ke dalam citra biner, have been produced was already identified
citra biner akan di filter dengan metoda low through the edges of an object, and then
pass filter, selanjutnya citra akan di di deteksi sharpening of the boundaries to define the result
tepi menggunakan metoda Sobel, objek yang di of the object segmentation.
hasilkan sudah teridentifikasi melalui batas-
batas tepi objek. Selanjutnya penajaman atas Keywords : edge detection, sobel, binary
batas tersebut untuk menetapkan objek hasil image, gray scale
segmentasi
1. Pendahuluan
Kata Kunci : deteksi tepi, sobel, citra biner,
gray scale Penggunaan citra digital sudah mulai
menggeser penggunaan citra analog. Banyak
16 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

orang sudah mulai menyimpan gmabar-gambar Citra digital merupakan citra yang berbentuk
ke dalam bentuk digital. Hal ini disebabkan array dua dimensi yang terdiri dari blok-blok
karena citra digital dapat disimpan dalam jangka kecil yang disebut piksel. Piksel merupakan
waktu yang lama, tidak mudah rusak dan dapat elemen penyusun warna terkecil yang menyusun
diperbanyak dengan mudah sesuai dengan suatu citra. Citra dibentuk dari kota-kotak
keinginan, cukup dengan meng-copy. Selain itu persegi yang teratur sehingga jarak horizontal
citra digital dapat dilihat dahulu sebelum di dan vertikal antara piksel adalah sama pada
cetak dan dapat diubah, hal ini tidak dapat seluruh bagian citra. Setiap piksel diwakili oleh
dilakukan pada citra analog. bilangan bulat (integer) untuk menunjukkan
Cukup banyak metoda dan algoritma yang lokasinya dalam bidang citra. Sebuah bilangan
tersedia untuk mengolah citra digital, antara lain bulat juga digunakan untuk menunjukkan cahaya
thresholding, shapebased, region growing, dan atau keadaan terang atau gelap piksel tersebut.
clustring masing-masing metoda memiliki
kelebihan dan kelemahan tergantung pada Kolom -----------
karakteristik dari citra yang akan di segmentasi.
Satu diantara tujuan utama pengolah citra digital
adalah untuk segmentasi objek, karena dengan
segementasi objek, pengolahan atau
pemanipulasian dapat dilakukan lebih mudah
dan lebih cepat. Segemntasi Objek adalah
pemisahan objek yang satu dengan objek yang
lain dalam suatu gambar. Secara umum, proses
segmentasi dikenal sebagai full segmentation dan
partial segmentation. Full segmentation adalah Gambar 1. Deskripsi piksel
pemisahan suatu object secara individu dari
background dan diberi ID (label) pada tiap-tiap di representasikan ke dalam matrik berukuran
segmen. Partial segmentation adalah pemisahan n x m menjadi :
sejumlah data dari background dimana data yang
disimpan adalah data yang dipisahkan saja untuk
mempercepat proses. Mengenal objek secara  i (1,1) i(1, 2) i (1, M ) 
otomatis dapat menggunakan deteksi tepi, dalam  i (2,1) i (2,2) i (2, M ) 
penelitian menggunakan metoda sobel. i
 
Keunggulan metoda ini, adalah kemampuannya  
dalam mempertajam tepi dari masing-masing i ( N ,1) i ( N ,2) i ( N , M )
objek, dengan demikian akan diperoleh hasil yang
jelas.
Citra yang di segmentasi dengan metoda sobel Untuk menunjukkan lokasi piksel,
adalah citra biner, hal ini akan lebih memperoleh koordinat (x,y) berfungsi untuk menunjukkan
hasil yang optimal. Untuk pengujian akan posisi sudut kiri atas pada citra, indeks x
dilakukan pada objek yang mudah di kenali, yaitu bergerak ke kanan dan indeks y bergerak ke
benda-benda kubus, balok, bola dengan format bawah. Koordinat (x-1,y-1) diguanakn untuk
yang berdiri sendiri, tidak ada overload masing- menunjukkan posisi kanan bawah dalam citra
masing objek. berukuran m x n piksel. Untuk menunjukkan
tingkat pencahayaan suatu piksel, digunakan
bilangan bulat yang besarnya 8 bit (1 byte) untuk
2. Citra Digital setiap piksel, dengan lebar selang antara 0 – 255,
di mana 0 untuk warna hitam, 255 untuk warna
putih dan tingkat keabuan ditandai dengan nilai 0
Torkis Nasution
17
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

-255. Berdasarkan sifat dari nilai Dan kekurangannya adalah tidak dapat
terkuantisasinya, citra digital dapat menampilkan citra secara realistis
diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Citra binar, yaitu citra digital yang tiap 2.2. Citra Biner
pikselnya hanya memiliki dua kemungkinan Citra Biner adalah citra yang hanya
nilai, yaitu 0 dan 1. mempunyai dua nilai derajat keabuan : hitam dan
2. Citra crayscale, yaitu citra yang setiap piksel putih. Citra biner banyak digunakan pada citra
merupakan sampel tunggal, yaitu informasi logo instansi (yang hanya memiliki warna hitam
intensitas. Citra jenis ini terbentuk hanya dari dan putih), citra kode batang (bar code), citra
warna abu-abu pada tingkatan yang berbeda- hasil pemindaian (scanner). Tujuan penggunaan
beda, mulai dari warna hitam pada tingkat citra biner untuk keperluan pattern recoginition
intensitas terendah hingga warna putih pada yang sederhana, pengenalan angka, pengenalan
tingkat intensitas tertinggi. Citra ini disebut huruf, pengenalan objek. Untuk memperoleh hasil
juga citra hitam putih atau citra yang optimal di sarankan untuk mengubah citra
monokromatik. gray scale menjadi citra biner, bukan dari citra
3. Citra warna, adalah citra digital yang setiap warna menjadi citra biner. Hal ini di dasarkan
pikselnya mengandung informasi warna.. pada proses penetapan derajat keabuan yang
informasi warna ini biasanya dibentuk dari mengambil nilai tengah. Untuk citra dengan
paling sedikit 3 sampel (saluran warna). derajat keabuan 256, maka nilai tengah nya
Saluran warna yang umum dipakai dalam adalah 128 sehingga untuk mengubah menjadi
komputer adalah Red-Green-Blue (RGB), citra biner dapat di tuliskan :
tetapi dalam konteks lain sering juga Jika x < 128 maka x = 0, jika x>=128 maka x =
digunakan warna lain seperti Cyan-Magenta- 255. Hasil dari konversi, pada citra biner akan
Yellow-Black memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Citra biner hanya mempunyai dua nilai
2.1. Jenis Citra Digital derajat keabuan, yaitu hitam dan putih.
Jenis citra digital dapat dibedakan menjadi 2. Pixel-pixel objek bernilai 1 dan pixel-pixel
dua tipe yaitu : latar belakang bernilai 0.
a. Tipe raster, merupakan suatu struktur dat 3. Pada waktu menampilkan gambar, 0 adalah
yang berbentuk dalam persegi-persegi kecil putih dan 1 adalah hitam.
(piksel), yang memiliki warna tersendiri. 4. Jadi pada citra biner, latar belakang berwarna
Raster dapat disimpan dalam suatu tipe data putih, sedangkan objek berwarna hitam.
dengan berbagai macam format (PSD, JPG,
GIF, TIF, BMP). Kelebihan dari tipe raster
adalah dapat menampilkan suatu citra secara
lebih realitstis yang membutuhkan variasi
warna yang kompleks. Dan kekurangannya
adalah apabila ukurannya diperbesar maka
ketajamannya akan hilang dan akan terlihat
balok-balok piksel
b. Tipe vector, adalah citra yang mengandung
vektor atau titik-titik yang telah disusun dan
terhubung untuk membneutk suatu objek.
(a) Citra digital
Kelebihannya adalah dapat dibentuk secara
matematis, sehingga dapat diperbesar atau
diperkecil tanpa mengurangi kualitas citra.
18 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

3. Pendekatan yg digunakan dalam operasi


pengambangan adalah pengambangan secara
global dan pengambangan secara lokal.

Proses pengambangan dapat melalui dua


metoda yaitu : Pengambangan secara global
(global image thresholding), dengan tahapan yang
dilakukan adalah :
1. setiap pixel di dalam citra dipetakan ke dua
(b) bentuk biner nilai, 1 atau 0 dengan fungsi pengambangan :
1, f (i, j)  T
Gambar 2. Deskripsi citra digital f B (i, j)   g
0, lainnya
Citra biner ukuran 9x7 piksel dan Dengan : fg (i, j) = Citra hitam putih
representasinya dalam data digital fb (i, j) = Citra biner
a. citra hasil scan text/buku T = nilai ambang yg
b. citra hasil deteksi tepi dispesifikasi
c. citra hasil threshold 2. Dengan operasi pengambangan tsb, objek
dibuat berwarna gelap (1 atau hitam),
Citra biner memiliki keunggulan pada sedangkan latar belakang berwarna terang (0
Kebutuhan memori kecil karena nilai derajat atau putih).
keabuan hanya mempunyai representasi 1 bit. 3. Jika nilai intensitas objek diketahui dalam
Waktu pemrosesan lebih cepat dibandingkan selang [T1, T2], maka kita dapat menggunakan
dengan citra hitam putih. Konversi citra gray fungsi pengambangan :
scale menjadi citra biner dilakukan untuk tujuan
: 1, T  f (i, j)  T2
1. Untuk mengindentifikasi keberadaan objek. f B (i, j)   1 g
2. Untuk lebih memfokuskan pada analisis  0, lainnya
bentuk morfologi. Pengambangan secara lokal adaptif (locally
3. Untuk menampilkan citra pada piranti adaptive image thresholding), tahapan yang
keluaran yang hanya mempunyai resolusi dilakukan adalah :
intensitas satu bit.
4. Untuk menampilkan citra pada piranti 1. Pengambangan secara lokal dilakukan
keluaran yang hanya mempunyai resolusi terhadap daerah-daerah di dalam citra, dengan
intensitas satu bit. memecah citra menjadi bagian-bagian kecil,
5. Mengkonversi citra yg telah ditingkatkan kemudian proses pengambangan dilakukan
kualitas tepinya (edge enhancement) ke secara lokal.
penggambaran garis-garis tepi. 2. Dengan pengambangan secara lokal adaptif,
secara subjektif citra biner yang dihasilkan
Proses yang dilakukan untuk konversi citra terlihat lebih menyenangkan.
gray scale menjadi citra biner adalah :
Proses pengambangan menghasilkan citra
1. Konversi dari citra hitam putih ke citra biner biner. Seringkali citra biner yang dihasilkan
dilakukan dengan operasi pengambangan mengandung beberapa daerah yang dianggap
(thresholding). sebagai gangguan. Biasanya daerah gangguan itu
2. Operasi pengambangan mengelompokkan berukuran kecil. Penapis luas dapat digunakan
nilai derajat keabuan setiap pixel ke dalam 2 untuk menghilangkan daerah gangguan tsb.
kelas, hitam dan putih. Dengan cara menyatakan daerah di luar objek
Torkis Nasution
19
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

dengan 0. Citra Biner umumnya dikodekan dimanipulasi dalam komputer diturunkan dari
dengan metode Run-length encoding (RLE), teknologi televisi, yang pertama kali
yaitu panjang run, dimulai panjang run 1. mengaplikasikannya untuk tampilan grafis
Contoh : Misalkan citra binernya adalah sebagai komputer. Jika dilihat dengan kaca pembesar,
berikut : tampilan monitor komputer akan terdiri dari
sejumlah triplet titik warna merah (RED), hijau
1110001100011110110111 (GREEN) dan biru (BLUE). Tergantung pada
0000111111111111101111 pabrik monitornyauntuk menentukan apak titik
1110000000000000111111 tersebut merupakan titik bulat atau kotak kecil,
tetapi akan selaluterdiri dari 3 triplet red, green
Hasil pengkodean adalah : dan blue.
Citra dalam komputer tidak lebih dari
3, 3, 2, 3, 4, 1, 2, 1, 3 sekumpulan sejumlah triplet dimana setiap triplet
0, 4, 13, 1, 4 terdiri atas variasi tingkat keterangan (brightness)
3, 13, 6 dari elemen red, green dan blue. Representasinya
dalam citra, triplet akan terdiri dari 3 angka yang
2.3. Citra Gray Scale mengatur intensitas dari Red (R), Green (G) dan
Blue (Blue) dari suatu triplet. Setiap triplet akan
Dalam komputasi, suatu citra digital merepresentasikan 1 pixel (picture element).
grayscale atau greyscale adalah suatu citra Suatu triplet dengan nilai 67, 228 dan 180
dimana nilai dari setiap pixel merupakan sample berarti akan mengeset nilai R ke nilai 67, G ke
tunggal. Citra yang ditampilkan dari citra jenis nilai 228 dan B k nilai 180. Angka-angka RGB
ini terdiri atas warna abu-abu, bervariasi pada ini yang seringkali disebut dengan color values.
warna hitam pada bagian yang intensitas Pada format .bmp citra setiap pixel pada citra
terlemah dan warna putih pada intensitas terkuat. direpresentasikan dengan dengan 24 bit, 8 bit
Citra grayscale berbeda dengan citra ”hitam- untuk R, 8 bit untuk G dan 8 bit untuk B, dengan
putih”, dimana pada konteks komputer, citra pengaturan seperti pada gambar 1.
hitam putih hanya terdiri atas 2 warna saja yaitu
”hitam” dan ”putih” saja. Pada citra grayscale .
warna bervariasi antara hitam dan putih, tetapi
variasi warna diantaranya sangat banyak. Citra
grayscale seringkali merupakan perhitungan dari
Gambar 3. Gambar true color
intensitas cahaya pada setiap pixel pada
spektrum elektromagnetik single band.
Citra grayscale disimpan dalam format 8 bit 4. Segmentasi Citra Digital
untuk setiap sample pixel, yang memungkinkan
sebanyak 256 intensitas. Format ini sangat Proses awal yang dilakukan dalam
membantu dalam pemrograman karena menganalisis objek di dalam citra biner adalah
manupulasi bit yang tidak terlalu banyak. Pada segmentasi objek. Proses segmentasi bertujuan
aplikasi lain seperti pada aplikasi medical mengelom-pokkan pixel-pixel objek menjadi
imaging dan remote sensing biasa juga wilayah (region) yang merepresentasikan objek.
digunakan format 10,12 maupun 16 bit. Pendekatan yang digunakan, adalah segmentasi
berdasarkan batas wilayah (tepi dari objek).
3. Citra Warna Pixel-pixel tepi ditelusuri sehingga rangkaian
pixel yang menjadi batas (boundary) antara objek
Suatu citra biasanya mengacu ke citra RGB. dengan latar belakang dapat diketahui secara
Sebenarnya bagaimana citra disimpan dan keseluruhan, dengan cara kerja :
20 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

5. Segmentasi Citra Digital


a. Pada citra biner, batas antara objek dengan
latar belakang terlihat jelas. Pixel objek Deteksi tepi Sobel merupakan metode edge
berwarna hitam sedangkan pixel latar detection yang termasuk dalam gradient edge
belakang berwarna putih. Pertemuan antara detector. Piksel dari sebuah gambar yang akan
pixel hitam dan putih dimodelkan sebagai dilakukan pendeteksian batas (edge) akan
segmen garis. Penelusuran batas wilayah menjadi sebuah edge jika piksel tersebut melewati
dianggap sebagai pembuatan rangkaian batas (threshold) tertentu. Sehingga apabila
keputusan untuk bergerak lurus, belok kiri threshold telah ditetapkan maka nilai dari setiap
atau belok kanan. Metode pendeteksian batas piksel dapat di tentukan apakah piksel tersebut
wilayah yang lain adalah pendeteksian secara merupakan batas edge atau bukan. Pendeteksian
topologi. batas (edge) dari sebuah gambar dilakukan
b. Pada metode topologi, setiap kelompok 4 dengan melakukan operasi matriks sobel terhadap
pixel bertetangga diperiksa dan bila kelompok gambar yang akan dilakukan pendeteksian
tersebut sama dengan salah satu bentuk pada gambar. Matrik sobel merupakan matrik yang
gambar berikut, maka pada titik tengah dari berukuran 3 x 3 dengan koefisien yang telah
kelompok pixel tersebut terdapat tepi. ditentukan. Berikut ini disajikan gambar dari
c. Wilayah (region) di dalam citra biner dapat matriks sobel.
direpresentasikan dalam beberapa cara. Salah
satu cara yang populer adalah representasi
wilayah dengan pohon empatan (quadtree). -1 0 +1 +1 +2 +1
d. Setiap simpul di dalam pohon empatan -2 0 +2 0 0 0
merupakan salah satu dari tiga kategori : -1 0 +1 -1 -2 -21
putih, hitam, dan abu-abu. Gx Gy
e. Pohon empatan diperoleh dengan membagi Gambar 4. Matrik Sobel
citra secara rekursif. Wilayah di dalam citra
di bagi menjadi empat upa wilayah yang pada gambar dapat dilihat sepasang matrik sobel
berukuran sama. yang digunakan untuk mendeteksi batas dari
f. Untuk setiap upa wilayah, bila pixel-pixel di sebuah gambar. Untuk melakukan deteksi tepi
dalam wilayah tersebut semuanya hitam atau batas gambar (edge), dilakukan dengan
semuanya putih, maka proses pembagian melkaukan perkalian terhadap matrik secara
dihentikan. terpisah. Matrik Gx, seperti terlihat pada
g. Sebaliknya, bila pixel-pixel di dalam upa gambar, berfungsi untuk memperkirakan gradient
wilayah mengandung baik pixel hitam pada arah sumbu x, sedangkan matrik Gy
maupun pixel putih (kategori abu-abu), maka berfungsi untuk memperkiarakan gradient pada
upa wilayah tersebut dibagi lagi menjadi arah sumbu y. berikut ini disajikan gambar dari
empat bagian. hasil pengolahan dengan edge detection dengan
h. Demikian seterusnya sampai diperoleh upa menggunakan metode sobel.
wilayah yang semua pixel-nya hitam atau
semua pixel-nya putih.
i. Proses pembagian tersebut digambarkan
dengan pohon empatan.
j. Dinamakan pohon empatan karena setiap
simpul mempunyai tepat empat anak.
k. Gambar berikut memperlihatkan contoh
representasi wilayah dengan pohon empatan.
Torkis Nasution
21
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

setelah melakukan operasi perkalian matrik sobel


diatas dengan gambar, maka akan dapat
dihasilkan gambar Citra Deteksi Tepi.

Peninjauan pengaturan pixel di sekitar pixelnya


(x,y) adalah :

(a) Citra True Color


Operator sobel adalah magnitudo dari gradien
yang dihitung dengan :

Dimana dalam hal ini turunan parsial dihitung


dengan :

Dengan konstanta c = 2. Dalam bentuk mask, sy


(b) Citra Gray Scale dan sx dapat dinyatakan sebagai :

Arah tepi dihitung dengan persamaan :

Berikut adalah contoh penggunaan operator sobel


. Konvolusi pertama dilakukan terhadap pixel
yang bernilai 1 (titik pusat mask) :
(c) Citra Deteksi Tepi

Gambar 5. Hasil deteksi tepi dengan metode sobel


22 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

Picture2 Appereance Flat


Command1 Caption Konversi Ke
Citra Biner
Command2 Caption Selesai

2. Setelah dilakukan penyesuaian terlihat


seperti berikut :
Nilai 18 pada citra hasil konvolusi didapatkan
dengan perhitungan :

6. Pengujian
6.1. Konversi Citra Bitmap ke Gray Scale
Proses konversi citra Bitmap ke dalam
grayscale akan menggunakan citra warna dapat Gambar 6. Desain tampilan konversi dari citra
diubah menjadi citra keabuan dengan cara warna ke citra grayscale
menghitung rata-rata setiap elemen warna, yaitu
Red, Green, dan Blue. Secara matematis, 3. Klik Command1, isikan program berikut:
perhitungan untuk konversi citra warna menjadi
citra keabuan dapat dirumuskan sebagai berikut: Private Sub Command1_Click()
For i = 1 To Picture1.Width Step 15
For j = 1 To Picture1.Height Step 15
Warna = Picture1.Point(i, j)
r = Warna And RGB(255, 0, 0)
= Derajat keabuan o di titik (x,y)
g = Int((Warna And RGB(0, 255, 0)) /
= Nilai komponen warna merah pada 256)
derajat keabuan i di titik (x,y) b = Int(Int((Warna And RGB(0, 0,
= Nilai komponen warna hijau pada 255)) / 256) / 256)
derajat keabuan i di titik (x,y) x = (r + g + b) / 3
Picture2.PSet (i, j), RGB(x, x, x)
= Nilai komponen warna biru pada
Next j
derajat keabuan i di titik (x,y)
Next i
End Sub
Berikut implementasi pengubahan citra warna ke
citra gray scale.
4. Pada Command2, isikanlah program berikut
:
1. Buat form baru dengan ketentuan sebagai
Private Sub Command2_Click()
berikut :
End
Objek Property Nilai
End Sub
Form Name CitraBiner
Caption Konversi Ke
Citra Biner 5. Pada Picture2, event MouseDown, ketik
Picture1 Picture Nama file source code berikut :
Appereance gambar
Flat
Torkis Nasution
23
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

Private Sub Picture2_MouseDown(Button Jika x<128 maka x=0, jika tidak maka x=255
As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y
As Single) Untuk membuat program Konversi ke citra biner,
Dim Psn As Byte langkahnya adalah sebagai berikut :
w = Picture1.Point(X, Y) 1. Buat form baru dengan ketentuan sebagai
r = w And RGB(255, 0, 0) berikut :
g = Int((w And RGB(0, 255, 0)) / 256)
b = Int(Int((w And RGB(0, 0, 255)) / 256) / Objek Property Nilai
256) Form Name CitraBiner
txtr = r Caption Konversi Ke
txtg = g Citra Biner
txtb = b Picture1 Picture Nama file
Psn = MsgBox("Warna Merah adalah " & Appereance gambar
Flat
txtr & vbCrLf & "Warna Kuning adalah "
Picture2 Appereance Flat
& txtg & vbCrLf & "Warna Biru adalah "
Command1 Caption Konversi Ke
& txtb, vbInformation + vbOKOnly,
Citra Biner
"Hasil") Command2 Caption Selesai
End Sub
2. Setelah dilakukan penyesuaian terlihat
6. Jalankanlah program diatas sehingga terlihat seperti berikut :
hasil sebagai berikut :

Gambar 8. Tampilan konversi dari citra


warna ke citra biner
Gambar 7. Tampilan konversi dari citra warna
ke citra grayscale
3. Klik Command1, isikan program berikut:

Private Sub Command1_Click()


6.2. Konversi Citra Warna ke Citra Biner Dim i As Integer, j As Integer
Dim X As Double, r As Double, g As
Citra Biner (hitam putih) merupakan citra Double, b As Double
yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan For i = 1 To Picture1.Width Step 15
pattern recognition yang sederhana seperti For j = 1 To Picture1.Height Step 15
mengenal angka atau pengenalan huruf. Untuk Warna = Picture1.Point(i, j)
mengubah suatu citra gray scale menjadi citra r = Warna And RGB(255, 0, 0)
biner, sebetulnya prosesnya sama dengan g = Int((Warna And RGB(0, 255, 0)) /
Thresholding yaitu mengubah kuantisasi citra. 256)
Untuk Citra dengan derajat keabuan 256 maka b = Int(Int((Warna And RGB(0, 0,
tengahnya adalah 128 sehingga mengubah 255)) / 256) / 256)
menjadi citra biner dapat dituliskan:
24 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

X = (r + g + b) / 3 Gambar 9. Tampilan hasil konversi dari citra


If X < 128 Then X = 0 Else X = 255 warna ke citra biner
Picture2.PSet (i, j), RGB(X, X, X) Untuk menguji nilai pada hasil konversi, dapat
Next j dilakukan dengan mengklik pada sembarang
Next i tempat, hasil :
End Sub

4. Pada Command2, isikanlah program berikut


:
Private Sub Command2_Click()
End
End Sub

5. Pada Picture2, event MouseDown, ketik


source code berikut : Penjelasan
Hasil dari program diatas tampak kurang
Private Sub Picture2_MouseDown(Button sempurna. Hal ini disebabkan distribusi nilai
As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y derajat keabuan tidak simetri antara yang
As Single) dibawah 128 dan yang diatas 128. Jika ingin
Dim Psn As Byte mendapatkan citra biner yang lebih baik maka
w = Picture1.Point(X, Y) harus dihitung dulu nilai rata-rata derajat
r = w And RGB(255, 0, 0) keabuan dan kemudian ditentukan
g = Int((w And RGB(0, 255, 0)) / 256) Thresholdingnya.
b = Int(Int((w And RGB(0, 0, 255)) / 256) /
256)
txtr = r 6.3. Deteksi Tepi Sobel
txtg = g
txtb = b Algoritma deteksi tepi dengan metoda Sobel
Psn = MsgBox("Warna Merah adalah " & dapat di buat ke dalam bahasa pemerograman,
txtr & vbCrLf & "Warna Kuning adalah " pembuktian ini dilakukan dengan Microsoft
& txtg & vbCrLf & "Warna Biru adalah " Visual Basic.
& txtb, vbInformation + vbOKOnly,
"Hasil") 1. Buat form baru dengan ketentuan sebagai
End Sub berikut :
Objek Property Nilai
6. Jalankanlah program diatas sehingga terlihat Form Name CitraBiner
hasil sebagai berikut : Caption Konversi Ke
Citra Biner
Picture1 Picture Nama file
Appereance gambar
Flat
Picture2 Appereance Flat
Picture3 Appereance Flat
Command1 Caption Konversi Ke
Citra Biner
Command2 Caption Selesai
Command3 Caption
Torkis Nasution
25
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

2. Setelah dilakukan penyesuaian terlihat Next i


seperti berikut : End Sub
6. Pada Command2, isikanlah program berikut
:
Private Sub Command2_Click()
Dim X(500, 500) As Integer
n1 = 0
For i = 1 To Picture2.ScaleWidth Step 15
'Picture1.ScaleWidth Step 15
n1 = n1 + 1
Gambar 10. Tampilan konversi dari citra n2 = 0
warna ke citra biner For j = 1 To Picture2.ScaleHeight Step
15
3. Bukalah source code, pada objek form, 'Picture1.ScaleHeight Step 15
dengan event load, ketik source code berikut Warna = Picture2.Point(i, j)
: r = Warna And RGB(255, 0, 0)
Private Sub Form_Load() g = Int((Warna And RGB(0, 255, 0)) /
h1(1, 1) = -1: h1(1, 2) = 0: h1(1, 3) = 1 256)
h1(2, 1) = -2: h1(2, 2) = 0: h1(2, 3) = 2 b = Int(Int((Warna And RGB(0, 0,
h1(3, 1) = -1: h1(3, 2) = 0: h1(3, 3) = 1 255)) / 256) / 256)
For i = 1 To 3 n2 = n2 + 1
For j = 1 To 3 X(n1, n2) = Int((r + g + b) / 3)
h2(i, j) = h1(j, i) Picture3.PSet (i, j), RGB(X(n1, n2),
Next j X(n1, n2), X(n1, n2))
Next i Next j
End Sub Next i

4. Pada general, ketik source code berikut : 'Proses filter prewitt dengan konvulasi
Dim h1(3, 3), h2(3, 3) As Single
For i = 1 To n1
5. Klik Command1, isikan program berikut: For j = 1 To n2
z1 = 0
Private Sub Command1_Click() z2 = 0
Dim i As Integer, j As Integer For u1 = -1 To 1
Dim X As Double, r As Double, g As For u2 = -1 To 1
Double, b As Double z1 = z1 + h1(u1 + 2, u2 + 2) *
For i = 1 To Picture1.Width Step 15 X(i + u1, j + u2)
For j = 1 To Picture1.Height Step 15 z2 = z2 + h2(u1 + 2, u2 + 2) *
Warna = Picture1.Point(i, j) X(i + u1, j + u2)
r = Warna And RGB(255, 0, 0) Next u2
g = Int((Warna And RGB(0, 255, 0)) / Next u1
256) z = Int(Abs(z1 + z2))
b = Int(Int((Warna And RGB(0, 0, If z > 255 Then z = 255
255)) / 256) / 256) Picture3.PSet ((i - 1) * 15 + 1, (j - 1) *
X = (r + g + b) / 3 15 + 1), RGB(z, z, z)
If X < 128 Then X = 0 Else X = 255 Next j
Picture2.PSet (i, j), RGB(X, X, X) Next i
Next j End Sub
26 Jurnal Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2012

7. Pada Picture2, event MouseDown, ketik


source code berikut :
Private Sub Picture2_MouseDown(Button
As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y
As Single)
Dim Psn As Byte
w = Picture2.Point(X, Y)
r = w And RGB(255, 0, 0)
g = Int((w And RGB(0, 255, 0)) / 256) Gambar 11. Citra hasil deteksi tepi
b = Int(Int((w And RGB(0, 0, 255)) / 256) /
256) 10. Periksalah nilai RGB masing-masing
txtr = r picture, dengan cara klik pada sembarang
txtg = g tempat, tentu posisi klik pada layar akan
txtb = b memperoleh hasil yang berbeda satu sama
Psn = MsgBox("Warna Merah adalah " & lainnya.
txtr & vbCrLf & "Warna Kuning adalah "
& txtg & vbCrLf & "Warna Biru adalah " a. Citra Warna, diperoleh :
& txtb, vbInformation + vbOKOnly,
"Hasil")
End Sub

8. Pada Picture3, event MouseDown, ketik


source code berikut :

Private Sub Picture3_MouseDown(Button


As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y
As Single)
Dim Psn As Byte b. Citra Gray Scale, diperoleh
w = Picture3.Point(X, Y)
r = w And RGB(255, 0, 0)
g = Int((w And RGB(0, 255, 0)) / 256)
b = Int(Int((w And RGB(0, 0, 255)) / 256) /
256)
txtr = r
txtg = g
txtb = b
Psn = MsgBox("Warna Merah adalah " &
txtr & vbCrLf & "Warna Kuning adalah "
& txtg & vbCrLf & "Warna Biru adalah "
& txtb, vbInformation + vbOKOnly,
"Hasil")
End Sub

9. Jalankanlah program diatas sehingga terlihat


hasil sebagai berikut :
Torkis Nasution
27
Segmentasi Citra Digital Berbasis Clustering Menggunakan Deteksi Tepi Sobel

7. Kesimpulan
Referensi
Setelah dilakukan pengujian program dalam
[1] Wan-Ting Lin, Chuen-Hong Lin, Tsung-Ho Wu,
bentuk training atas data, maka dapat di tarik Yung-Kuan Chan, Image Segmentation Using
kesimpulan sebagai berikut : the K-means Algorithm for Texture Features,
1. Sumber citra digital akan mempengaruhi World Academy of Science, Engineering and
Technology, Volume 41, 2010, pp 612-615
hasil pada deteksi sobel, citra digital harus [2] Pushpa. R. Suri, Mahak, Image Segmentation
bersumber dari citra biner. With Modfied K-Means Clustering Method,
International Journal of Recent Technology and
2. Penelitian ini masih dapat di kembangkan Enineering, ISSN 2277-3878, Volumen-1, Issue-
kedalam penerapan K-Mean sebagai 2, June 2012
algoritma segmentasi citra digital. [3] Albar, Ismail, Fibriyanti, Identifikasi dengan
Menggunakan Algoritma K-Means pada Plat
3. Kerumitan objek yang di segmentasi sangat Kenderaan, Poli Rekayasa ISSN: 1858-3709,
menentukan terhadap hasil akhir yang Volume 6, Nomor 1, Oktober 2010
diperoleh, semakin sederhana objek tersebut [4] Identifikasi dengan Menggunakan Algoritma K-
Means pada Plat Kenderaan
maka akan semakin mudah untuk dikenali, [5] Yiu-Ming Cheung, k-Means: A new
dan objek yang rumit akan semakin susah di generalized k-means clustering algorithm,
kenali. Pattern Recognation Letters, Elsevier, 2003

Anda mungkin juga menyukai