Anda di halaman 1dari 3

1.

Jelaskan kaitan keterampilan berbicara dengan keterampilan membaca!

2. Apa saja yang harus dilakukan oleh calon pembicara untuk meminimalisasi hambatan

ketika berbicara di depan khalayak atau umum?

Jawaban

1. Membaca merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat resesif, sedangkan berbicara

bersifat produktif (menghasilkan/menyampaikan gagasan dan pemikiran). Keterampilan

membaca berkaitan dengan ragam tulis, sementara keterampilan berbicara berkaitan

dengan ragam lisan. Membaca menghubungkan sisi penyampaian gagasan secara tidak

langsung : penulis kepada pembaca lewat tulisan, sedangkan berbicara secara otomatis

membutuhkan arus dua arah yakni  face to face.

Keduanya semacam kegiatan dengan tujuan yang berkebalikan namun pada akhiranya

sama penting dan saling mendukung. Kegiatan membaca sangat memberikan pengaruh

terhadap keterampilan berbicara. Seperti dalam buku antologi kisah-kisah inspiratif

yang berjudul Cinta Membaca mengatakan, “Dengan membaca, aku mampu berbicara.

Berbicara dengan wanita, juga orang-orang. Terutama jika aku dihadapkan

tes interview yang harus aku lalui ketika seleksi melamar pekerjaan”. (Wirasatriaji,

2012 : 86). Mengutip pernyataan Wirasatriaji maka dapat dimaknai bahwa membaca

sebagai ladang pengetahuan memberikan kontribusi terhadap diri pembaca untuk bisa

berbicara apa yang diketahui lewat kegiatan membaca.

Hubungan keterkaitan antara berbicara sebagai bidang lisan dan membaca di bidang

bahasa tulis dapat diketahui melalui telaah penelitian. Data yang ditulis oleh Tarigan

pada buku Membaca : Sebagai Keterampilan Berbahasa (2008) menyebutkan


beberapa poin penting manfaat dan tujuan dari membaca untuk berbicara. Hal-hal

penting tersebut adalah sebagai berikut:

 Penampilan membaca berbeda dengan kecakapan bahasa lisan.

 Pola pelajaran ujaran dari tuna aksara/ buta huruf dapat mengganggu pelajaran

membaca pada seorang anak.

 Pada perkembangan dan pertumbuhan usia, membaca memberikan kesadaran

linguistik terhadap istilah-istilah baru, struktur kalimat yang baik dan efektif, serta

penggunaan kata-kata yang sesuai.

 Kosa kata khusus harus diajarkan langsung. Artinya, apabila terdapat istilah kosa

kata baru, hendaknya guru untuk mendampingi dan memberikan

pemngertian/pemaknaan agar seperti yang diharapkan sebelum memulai kegiatan

membaca.

2. Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang harus

dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian audiens. Untuk menarik

perhatian audiens, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara

selain persiapan materi yang matang, yaitu:

 Mempersiapkan mental dengan baik, yakni dengan memahami kondisi ruangan

dan psikologis audiensnya.

 Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin, dengan maksud agar pembicara

mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.

 Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.

 Berupaya untuk menjadi diri sendiri.

 Menyelipkan humor-humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang

disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa bosan.


Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang akan

muncul ketika seseorang berbicara di depan umum. Gangguan tersebut diantaranya

adalah kurang antusiasnya audiens untuk memperhatikan pembicaraan yang

disampaikan, tidak mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik audiens yang di

luar perkiraan.

Anda mungkin juga menyukai