Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

KETERAMPILAN BERBAHASA

Nama :
Jurusan :
Kelas :

Jawablah soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Mengapa manusia harus menguasai 4 keterampilan berbahasa? Sejak kapan
manusia memperoleh keterampilan berbahasa?
2. Berdasarkan pengalaman Anda saat berkomunikasi di lingkungan sekolah,
keluarga, atau dalam pergaulan sehari-hari, pernahkah lawan bicara Anda
salah paham terhadap perkataan Anda? Apa yang menjadi penyebab
kesalahpahaman tersebut? Jelaskan!
3. Jelaskan perbedaan keterampilan berbahasa reseptif dan produktif!
4. Berikan 5 contoh kegiatan menyimak!
5. Pada praktik kegiatan belajar mengajar di kelas, manakah jenis menyimak
yang paling sering digunakan dalam kelas Anda? Jelaskan alasannya!

Note:
Cermati setiap pertanyaan sebelum menjawab!

Selamat mengerjakan!
JAWABAN
Manusia harus menguasai 4 keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca,
dan menulis karena:
Keterampilan berbahasa merupakan model untuk mengembangkan kemampuan
intelektual, sosial, dan karakteristik peserta didik
Keterampilan berbahasa juga erat kaitannya dengan literasi.Salah satu faktor dalam
mencapai kemampuan literasi yang baik adalah menguasai empat keterampilan
berbahasa
Keempat keterampilan berbahasa saling berkaitan satu sama lain dalam kehidupan
sehari-hari Seseorang dapat dikatakan terampil berbahasa jika menguasai keempat
komponen berbahasa tersebut
Keterampilan berbahasa juga penting dalam berkomunikasi dan mengekspresikan diri.
Dengan bahasa, seseorang bisa menjelajahi apa saja dan berpetualang ke mana saja.
Keterampilan berbahasa juga penting dalam meningkatkan kemampuan akademik dan
karir. Seseorang yang terampil dalam berbahasa akan lebih mudah memahami dan
menyerap ilmu pengetahuan, serta lebih mudah dalam berkomunikasi dan bekerja
dalam lingkungan kerja yang multikultural.
Ketika kita membaca dan mendengarkan, kita terpapar pada berbagai jenis informasi
dan pendapat. Ini memungkinkan kita untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, yaitu kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan merespons berbagai
argumen dan gagasan.
Kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis juga membantu dalam
mengatasi permasalahan dan konflik. Komunikasi yang efektif dapat membantu
dalam negosiasi, penyelesaian konflik, dan pemecahan masalah.

Dengan menguasai keempat keterampilan berbahasa, seseorang akan lebih mudah dalam
berkomunikasi, mengekspresikan diri, meningkatkan kemampuan akademik dan karir, serta
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

2. Ya, seringkali dalam berkomunikasi, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dalam
pergaulan sehari-hari, terkadang lawan bicara bisa salah paham terhadap perkataan saya.
Kesalahpahaman dalam komunikasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

➢ Perbedaan Pemahaman: Setiap orang memiliki latar belakang, pengalaman, dan


pengetahuan yang berbeda. Oleh karena itu, pemahaman terhadap suatu kata atau
kalimat dapat bervariasi. Apa yang saya maksudkan dengan suatu kata atau frasa
mungkin berbeda dengan pemahaman lawan bicara saya. Ini dapat mengarah pada
kesalahpahaman.
➢ Konteks yang Berbeda: Kesalahpahaman juga dapat muncul ketika kita tidak
mempertimbangkan konteks percakapan dengan baik. Suatu kata atau kalimat yang
memiliki makna spesifik dalam satu konteks dapat memiliki makna yang berbeda
dalam konteks yang lain. Jika kita tidak memahami konteks percakapan dengan benar,
kesalahpahaman dapat terjadi.
➢ Penggunaan Bahasa yang Tidak Jelas: Penggunaan bahasa yang tidak jelas atau
ambigu dalam berbicara dapat menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, penggunaan
kata-kata ganda atau ungkapan yang ambigu dapat membuat lawan bicara tidak yakin
tentang apa yang sebenarnya kita maksudkan.
➢ Kemampuan Mendengarkan yang Kurang: Kadang-kadang kesalahpahaman dapat
disebabkan oleh kurangnya kemampuan mendengarkan dengan cermat. Jika kita tidak
mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan lawan bicara, kita mungkin
melewatkan informasi penting atau nuansa dalam percakapan.
➢ Perbedaan Bahasa dan Kultural: Perbedaan bahasa dan budaya juga dapat
menyebabkan kesalahpahaman. Kata-kata atau ungkapan dalam bahasa yang berbeda
mungkin tidak memiliki padanan langsung atau makna yang sama. Selain itu, norma
budaya yang berbeda dapat mempengaruhi cara kita mengartikan pesan.
➢ Ekspresi Emosional yang Tidak Tepat: Emosi yang kuat atau ekspresi emosional
yang tidak tepat dalam berbicara dapat membingungkan lawan bicara dan
menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, ketika kita marah atau frustasi, pesan yang
kita sampaikan mungkin tidak disampaikan dengan jelas.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam komunikasi, penting untuk berusaha menjadi


lebih jelas dalam berbicara, mendengarkan dengan baik, memperhatikan konteks, dan
menyadari perbedaan dalam pemahaman, bahasa, dan budaya. Keterampilan komunikasi
yang baik dan kesadaran terhadap potensi kesalahpahaman dapat membantu
memperlancar komunikasi dan mengurangi risiko kesalahpahaman.
3. Keterampilan berbahasa terdiri dari dua aspek utama, yaitu keterampilan berbahasa
reseptif dan keterampilan berbahasa produktif. Perbedaan antara keduanya terletak pada
bagaimana individu berinteraksi dengan bahasa, baik dalam hal menerima informasi
(reseptif) atau dalam hal menghasilkan informasi (produktif). Berikut adalah penjelasan lebih
lanjut mengenai perbedaan antara keterampilan berbahasa reseptif dan produktif:
✓ Keterampilan Berbahasa Reseptif:
- Bersifat penerimaan atau penyerapan, seperti yang tampak pada kegiatan menyimak
dan membaca.
- Keterampilan berbahasa reseptif mencakup kemampuan individu untuk memahami
dan menerima informasi dalam bahasa yang mereka dengar atau baca.
- Ini termasuk mendengarkan percakapan, membaca teks, atau menonton presentasi.
Keterampilan ini fokus pada pemahaman dan penafsiran pesan yang disampaikan oleh
penutur atau penulis.
- Contoh dari keterampilan berbahasa reseptif meliputi kemampuan mendengarkan
pembicaraan, memahami teks bacaan, dan menafsirkan arti dari pesan yang diterima.
✓ Keterampilan Berbahasa Produktif:
- Keterampilan berbahasa produktif mencakup kemampuan individu untuk
mengungkapkan diri dalam bahasa tertentu, baik melalui berbicara atau menulis.
- Ini melibatkan kemampuan seseorang untuk menyusun kalimat, berbicara dengan
baik, menulis esai, atau membuat komunikasi tertulis.
- Keterampilan berbahasa produktif memerlukan pemilihan kata dan tata bahasa yang
tepat untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.

Perbedaan utama antara kedua keterampilan ini adalah bahwa keterampilan berbahasa
reseptif lebih berfokus pada pemahaman dan interpretasi pesan, sedangkan
keterampilan berbahasa produktif lebih berfokus pada ekspresi dan penyampaian
pesan. Keterampilan berbahasa reseptif dapat berupa "mendengarkan" dan
"membaca," sementara keterampilan berbahasa produktif dapat berupa "berbicara"
dan "menulis." Penting untuk diingat bahwa kedua aspek ini penting dalam
komunikasi sehari-hari. Seorang individu yang mahir dalam keterampilan berbahasa
reseptif akan lebih baik dalam memahami pesan dari orang lain, sementara individu
yang mahir dalam keterampilan berbahasa produktif akan lebih efektif dalam
menyampaikan pesan mereka kepada orang lain. Kombinasi kedua keterampilan ini
mendukung komunikasi yang efektif dalam berbagai situasi.

4. Berikut adalah 5 contoh kegiatan menyimak:


• Menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan atau hal-hal yang
dianggap tidak benar dari apa yang disampaikan oleh pembicara dengan alasan kuat
dan masuk akal. Contoh kegiatan ini adalah menyimak pidato politik dan mencari
kesalahan atau kekurangan dalam pidato tersebut.
• Menyimak ekstensif, yaitu kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan
langsung seorang guru. Contoh kegiatan ini adalah menyimak radio atau televisi
untuk mengetahui berita terbaru.

• Menyimak estetik, yaitu kegiatan menyimak untuk menikmati atau menghayati


sesuatu, seperti pembacaan puisi atau rekaman drama. Contoh kegiatan ini adalah
menyimak lagu atau musik untuk menikmati irama dan liriknya.
• Menyimak sekunder, yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan secara kebetulan,
seperti saat kita belajar dan tiba-tiba mendengar suara anggota keluarga kita bercanda
di ruang tamu atau suara radio.
• Menyimak konsentratif, yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan untuk memahami
makna yang dikehendaki. Contoh kegiatan ini adalah menyimak kuliah atau
presentasi untuk memahami materi yang disampaikan dengan baik.

5. Saya bukan seorang guru atau instruktur, tetapi saya dapat memberikan informasi umum
tentang jenis menyimak yang sering digunakan dalam kelas dan alasannya.
Dalam konteks kegiatan belajar mengajar di kelas, ada dua jenis menyimak yang biasanya
digunakan:
. Menyimak Mendengarkan (Listening Comprehension)
Dalam kelas, menyimak mendengarkan sering saya gunakan ketika saya memberikan
penjelasan, ceramah, instruksi, atau cerita kepada para siswa. Siswa perlu mendengarkan
dengan cermat untuk memahami materi yang diajarkan. Alasannya adalah sebagai berikut.
- saya mengkomunikasikan informasi penting kepada siswa, dan siswa perlu memahami
materi tersebut agar dapat belajar dengan efektif.
- Mendengarkan adalah cara efisien untuk memahami konsep yang kompleks, melibatkan
interaksi langsung antara guru dan siswa.
- Menyimak mendengarkan juga melatih siswa dalam keterampilan mendengarkan yang
penting dalam komunikasi sehari-hari.
Menyimak Membaca (Reading Comprehension)
Menyimak membaca umumnya saya gunakan ketika siswa diminta membaca teks tertulis,
seperti buku teks, artikel, atau tugas tertulis, lalu memahami, mengevaluasi, dan merespons
teks tersebut. Alasannya adalah :
- Membaca adalah keterampilan penting yang diperlukan untuk memahami berbagai jenis
materi pelajaran, termasuk sumber-sumber teks.
- Siswa perlu belajar cara menguraikan dan merespons teks tertulis secara efektif untuk
memahami dan menginterpretasikan informasi.
- Melalui menyimak membaca, siswa dapat belajar mengembangkan pemahaman mereka
terhadap teks dan meningkatkan kemampuan membaca mereka.
Kedua jenis menyimak ini memiliki peran penting dalam proses pembelajaran di kelas.
Penggunaannya tergantung pada konteks pembelajaran dan materi yang diajarkan. Siswa
perlu menguasai kedua jenis menyimak ini agar dapat belajar dengan baik dan
mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik-topik yang diajarkan dalam
kelas.

Anda mungkin juga menyukai