Anda di halaman 1dari 3

Nama : Eneng Tatu Nur’aeni

Kelas : 7B

Nim : 836301826

JAWABAN :

1. Menyimak (Mendengarkan)
Menyimak atau mendengarkan adalah keterampilan berbahasa untuk dapat memusatkan
perhatian dan mencerna informasi-informasi yang ada.
Seseorang kerap kesulitan untuk mengasah keterampilan berbahasa ini karena seseorang
dituntut untuk memahami inti pembicaraan, bukan hanya mengetahui setiap kata.
Penyimak atau pendengar harus memusatkan perhatian pada suatu pembicaraan. Keterampilan
berbahasa menyimak atau mendengar dapat dilatih setiap waktu. Dalam kehidupan sehari-hari,
topik pembicara dan kode-kode visual dapat membantu kita mencerna pesan-pesan.
Untuk melatih keterampilan berbahasa ini, kita dapat sering-sering menyimak atau mendengar
diskusi dan pembicaraan yang dibawakan oleh orang-orang dengan latar belakang yang berbeda
dengan kita.
- Berbicara
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi. Kita berkomunikasi dengan orang lain,
mengekspresikan ide-ide kita, dan juga memahami ide-ide orang lain.
Maka dari itu, alat komunikasi akan berfungsi maksimal ketika faktor-faktor yang menunjang
keterampilan produktifnya dikuasai.
Keterampilan berbicara diperlukan untuk dapat mengungkapkan ide atau gagasan yang ada
pada diri kita. Ide atau gagasan itu tidak hanya disampaikan, tetapi dapat dicerna dengan jelas
oleh si penerima informasi.
Bagaimana caranya menyampaikan ide atau gagasan dengan baik? Kita dapat menggunakan
struktur kalimat yang sederhana, serta bersifat efektif dan efisien. Keterampilan berbahasa ini
dapat digunakan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
- Membaca
Membaca adalah keterampilan dalam memahami. Membaca dapat membantu kita
mengembangkan seluruh bagian-bagian berbahasa, seperti kosakata, ejaan, struktur bahasa
atau kalimat, dan penulisan.
Membaca mampu meningkatkan intuisi berbahasa dengan cara yang sesuai. Saat kita membaca,
otak berusaha mencerna informas-informasi dan mengimitasinya, lalu informasi itu akan
disimpan dan pada lain kesempatan, informasi-informasi ini dapat kita gunakan untuk berbicara
maupun menulis.
- Menulis
Salah 1 dari 4 keterampilan berbahasa yang terakhir adalah menulis. Menulis adalah kegiatan
mendokumentasikan informasi ke dalam suatu sarana tulis. Dengan berkembangnya media
sosial, hampir semua orang menuliskan kegiatannya sebagai bentuk ekspresi diri.
Tak salah lagi, keterampilan menulis kini tampak dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang
paling perlu dikuasai.
Tulisan yang bagus adalah tulisan yang mudah dicerna melalui penggunaan kalimat-kalimat yang
sederhana, efektif, dan efisien. Ketika seseorang dapat dengan mudah memahami pokok
bahasan suatu tulisan, maka tulisan itu dapat dianggap bagus karena ditulis dengan terampil.
Keterampilan menulis pun tidak dapat tumbuh sendiri tanpa adanya penguasaan keterampilan
berbahasa yang lain.
2. Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk membuat
kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga mengembangkan prosedur-
prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis), mengakui dan menghargai saling ketergantungan bahasa.
3. - Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan hanya karena kebetulan dan tidak
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti:
menyimak radio, televisi, percakapan orang, pengumuman, dan sebagainya.
- Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan
penuh konsentrasi untuk menangkap makna dan informasi yang dikehendaki, dan terjadi
tidak dengan kebetulan melainkan keinginan sendiri untuk menyimak.
4. - Berbicara menghibur, biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak berarti bahwa berbicara
menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara menghibur tersebut pembicara
berusaha membuat pendengarnya senang gembira dan bersukaria.
Contoh:
Jenis berbicara ini, antara lain lawakan, guyonan dalam ludruk, srimulat, cerita kabayan, cerita
Abu Nawas dan lain-lain.
- Berbicara menginformasikan. Dalam suasana serius, tertib dan hening. Berbicara
menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan tepat isi agar informasi
benar-benar terjaga keakuratannya.
Contoh:
.1Penjelasan menteri Sekneg sehabis sidang kabinet
2. Penjelasan menteri penerangan mengenai sesuatu kejadian, peraturan pemerintah, dan
sebagainya.
- Berbicara menstimulasi, berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa
kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat disebabkan oleh wibawa,
pengetahuan, pengalaman, jabatan atau fungsinya yang memang melebihi pendengarnya.
Berbicara menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga
pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebih baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih
berkesenambungan. Pembicara biasa dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan,
harapan, dan inspirasi pendengar.
Contoh:
Nasehat guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya
- Berbicara meyakinkan, sesuai dengan namanya, bertujuan meyakinkan pendengarnya,
suasananya pun bersifat serius, mencekam dan menegangkan. Pembicara berusaha mengubah
sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati dari
tidak mau membantu menjadi mau membantu. Pembicara harus melandaskan
pembicaraannya kepada argumentasi dan nalar, logis masuk akal, dan dapat
bertanggungjawabkan dari segala segi.
Contoh:
Pidato petugas KBN didepan masyarakat yang anti keluarga berencana
- Berbicara menggerakkan, juga menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun dari
segi pendengarnya. .Pembicara dalam berbicara mendengarkan haruslah berwibawa, tokoh,
idola, panutan masyarakat.
Misal:
- Bung Tomo dapat membakar semangat juang para pemuda pada peristiwa 10
November 1945 di Surabay

Anda mungkin juga menyukai