Oleh karena itu dapat dipahami bahwa kemahiran menyimak seseorang akan
sangat berpengaruh terhadap keterampilan berbicara dan juga keterampilan komunikasi
lainnya. Berbicara adalah suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan sevara lisan.
Berbeda dengan menyimak, kegiatan komunikasi ini dapat dipahami dan diketahui
melalui perilaku serta bunyi-bunyian yang dihasilkan oleh pembicara. Melalui
pendengaran dan penglihatan kita dapat menyimak apa yang dibicarakan seseorang , apa
tujuannya dan bagaimana membawakannya.
Menurut Koch (1992:78) dalam proses berbicara ada lima unsur yang terlibat :
Setiap kali seseorang berbicara dan menyampaikan pesan kepada pihak lain,
kelima unsur tersebut hadir. Kelima unsur tersebut saling berinteraksi . secara sederhana
situasi berbicara dapat diringkas sebagai berikut :
Mendengar adalah kegiatan menangkap suara dan hanya sebagai langkah awal
dalam menyimak. Menyimak sendiri melibatkan pemaknaan atau pemahaman atas apa
yang didengar. Menyimak sebenarnya bersifat abstrak, tak terlihat. Kegiatan menyimak
dapat dikatakan suatu proses komunikasi yang misterius. Mengapa misterius? Karena
kegiatan tersebut bersifat internal, terjadi dalam diri seseorang. Hanya dia yang tahu pasti
apakah benar-benar menyimak atau tidak. Kita sering tidak tahu apakah orang benar-
benar menyimak apa yang kita sampaikan. Sama seperti guru, terkadang tidak
mengetahui apakah siswa benar-benar menyimak apa yang sudah disampaikan. Kita akan
tahu siswa menyimak atau tidak setelah mengajukan pertanyaan atau tugas yang
dikerjakan berdasarkan apa yang kita sampaikan.
Apakah penyimak selalu berhasil memahami apa yang dia simak? Kadang
berhasil dan kadang tidak. Penyebab kurang berhasilnya penyimak sebenarnya
dapat dilacak melalui satu atau lebih unsur yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi lisan : pembicara, pesan saluran,sasaran atau penyimak, atau
tanggapan.