Anda di halaman 1dari 7

BERBICARA DAN MENYIMAK

Akuntansi H Malam
Oleh:
Kelompok 12

1. Ni Putu Muspita Sari (1902622010394/ 05)


2. Adek Ayu Suastari Milenia (1902622010414/ 25)
3. Ni Made Novita Artha Wiranti (1902622010418/ 29)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

2019
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Bicara :

1) Pengetahuan : Semakin luas pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang maka semakin
kaya perbendaharaan kata yang dapat memberikan dorongan seseorang berbicara
lebih lancar.
2) Pengalaman : Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh seseorang akan
menyebabkan seseorang itu terbiasa menghadapi segala sesuatunya.
3) Intelegensi : Orang yang intelegensinya rendah biasanya kurang lancar dalam
berbicara dan perbendaharaan bahasa yang baik.
4) Kepribadian Sifat dan karakteristik : orang akan membedakan dalam hal Ia berbicara.
Orang yang mempunyai sifat pendiam, pemalu, tidak percaya diri biasanya kurang
lancar dalam hal berbicara.
5) Biologis Masalah biologi berhubungan dengan alat-alat berbicara pada orangtersebut,
misalnya kelaian pada rahang, bibir, gigi, dan lidah. Factor tersebutmenyebabkan
sesorang menghadapi masalah pada saat berbicara, khususnya bila harus berbicara
dihadapan orang banyak. Hal itu karena kata-kata yang keluar tidak jelas, gagap
atau bahkan bisa menyebabkan orang tersebut menjadi merasa malu.

2. Bentuk-Bentuk Berbicara Dalam Bisnis :

a. Komunikasi Verbal (verbal communication)

Merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan
(written) maupun lisan (oral).Contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal, seperti :

 Mengirim pesan atau menelpon orang tua, teman, pacar; mengobrol/berbimcang-


bincang dengan teman; menggosip dengan tetangga sebelah; membaca puisi di muka
kelas; mempresentasikan makalah dalam seminar; dan sebagainya.
 Mengirim pesan-pesan, seseorang dapat mengguna kan tulisan (menulis) dan ucapan
(berbicara/lisan). Untuk menerima pesan-pesan dapat menggunakan pendengaran
(mendengarkan) dan bacaan (membaca).
 Berbicara dan Menulis Mengirim pesan-pesan bisnis, orang lebih senang berbicara
(speaking) karena praktis daripada menulis (written) yang relatif jarang. Bukan berarti
penyampaian pesan bisnis dengan tertulis tidak penting, karena tidak semua pesan
bisnis bisa disampaikan secara lisan. Pesan yang sangat penting dan kompleks akan
lebih tepat menggunakan tulisan, seperti surat, memo, laporan, dan sebagainya.
 Mendengarkan dan Membaca Suatu komunikasi dikatakan efektif, apabila merupakan
komunikasi dua arah. Dalam dunia bisnis ada kecendeungan
menggunakan/memanfaatkan waktu untuk memperoleh informasi daripada
menyampaikannya. Oleh karena itu untuk bisa melakukannya memerlukan
ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).

b. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi
noverbal, yakni menggunakan gerakan-gerakan tubuh atau bahasa isyarat (body language),
ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna, intonasi suara, dsb sebagai
alat untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari.
Komunikasi nonverbal juga bebrbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian
pesan. Dalam komunikasi nonverbal,pesan disampaikan secara spontan atau bersifat alami
(natural) dan tidak penah direncanakan sebelumnya.
Contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonvebal :

 Tersenyum dan bejabat tangan dengan orang lain untuk menunjukkan rasa senang,
simpati, dan penghormatan.
 Membuang muka menunjukkan sikap tidak senang tehadap orang lain
 Menggelengkan kepala menunjukkan sikap menolak
 Menganggukan kepala sebagai tanda setuju
 Bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat kurang terstruktur, sehingga sulit untuk
dipelajari. Komunikasi nonverbaljuga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal
penyampaian pesan. Dalam komunikasi nonverbal, pesan disampaikan secara spontan
atau bersifat alami (natural) dan tidak penah direncanakan sebelumnya.

3. Persiapan Berbicara :

 Persiapan pengetahuan atau pengalaman

Materi yang akan disampaikan dan telah dimiliki pembicara, Seorang pembicara harus
memahami secara baik topik yang aka dibahas. Hal ini dapat dilakukan apabila pembicara
mempelajari secara seksama bahan atau materi yang berkaitan dengan topik yang akan
disajikan.

 Persiapan sistematika atau organisasi urutan berbicara

Pembicara yang berhasil adalah pembicara yang dalam uraian materi pembicaraannya
mudah dipahami oleh pendengar atau peserta. Hal ini dapat terjadi apabila pembicara mampu
membuat format penyajian materinya secara runtut dengan bahasa yang jelas dan urutan
sajian tersusun sedemikian rupa.

 Persiapan penguasaan unsur kebahasaan

Persiapan unsur kebahasaan sangat penting dilakukan pembicara sesuai dengan kondisi
dan situasinya. Khususnya, kegiatan berbicara formal yang memerlukan fasilitas kebahasaan
yang juga bersifat resmi.

 Persiapan penyajian atau unsur nonkebahasaan

Kesiapan menyajikan atau tampil di depan umum merupakan faktor kesiapan mental
kejiwaan seorang pembicara, disebut juga faktor nonkebahasaan. Kesiapan dalam menyajikan
atau tampil dihadapan massa yang banyak yang amat penting dalam keberhasilan kegiatan
berbicara formal.
4. Menyimak (Listening)
Merupakan hal yang penting dalam dunia bisnis karena keahlian berkomunikasi yang
sering digunakan dalam interaksi manusia. Kebiasaan menyimak yang kurang tepat sering
kali mengakibatkan orang gagal dalam mengingat atau memahami apa yang dikatakan oleh
orang lain. Hal ini menimbulkan berbagai masalah seperti penyimpangan pesan (distorsi) dan
evaluasi pesan yang buruk, hubungan antar persona dipengaruhi secara berlawanan, peluang
– peluang hilang, waktu berharga pun terbuang.
Kemampuan menyimak ini dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain merupakan
penting dari keberahasilan dalam bisnis. Belajar menyimak dengan baik akan sangat
membantu meningkatkan hubungan dengan orang lain. Bila mengingat Kembali pentingnya
umpan balik, bekerja dalam kelompok, memberikan tanggapan keberatan, dan aspek – aspek
komunikasi bisnis lainnya maka, akan diketahui bahwa bagian antar persona dalam
menyimak merupakan sesuatu yang sangat penting.

5. Proses Menyimak :
Adapun proses menyimak diantaranya yaitu:

1. Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan dalam arti hearing didefinisikan sebagai aktivitas fisik dimana
seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. Oleh karena itu, seseorang perlu
mendengar (hearing) agar dapat menyimak (listening).
2. Memperhatikan (attention)
Perasaan seseorang secara terus menerus dibombardir dengan berbagai stimuli/rangsangan
yang berasal dari luar.Contohnya, pada saaat seseoranng berada di Mall,maka lingkungan
akan Memberikan stimuli, seperti musik dari setiap counter atau toko,tayangan interaktif
sebagai penarik konsumen, suara orang menawarkan atau memengaruhi konsumen, lampu
yang berpijar, balon-balon promosi, dan barang-barang lain untuk menarik konsumen. Suatu
rangsangan yang kuat biasanya mendapat perhatian dengan segera.
3. Memahami (understanding)
Kedua tahap di atas, yakni mendengar (hearing) dan perhatian belum sampai pada
memberikan makna terhadap pesan yang di sampaikan. Pada tahap selanjutnya,yakni tahap
memahami, pesan yang dikirim dalam simbol-simbol yang dilihat atau di dengar akan diberi
makna. Pengertian simbol bukan hanya menyakup kata-kata yang dikirim, tetapi juga
termasuk suara-suara yang dihasilkan dari tepukan tangan,bunyi peluit,dan bunyi sirine.
4. Mengingat (remembering)
Pesan yang telah diterima dan diinterprestasikan kemudian diletakkan dalam ingatan. Setelah
masuk ke dalam ingatan, pesan tersebut akan dihubungkan dengan pesan yang sudah
mengendap dalam ingatan sehingga membentuk suatu rangkaian ingatan baru. Jika
dibutuhkan, pesan akan dikeluarkan lagi dari ingatan.
5. Mengevaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluasi, pesan yang di sampaikan akan di ukur bukti-buktinya,akan dibedakan
mana fakta dan mana yang opini, dan menentukan apakah pesan itu mengandung bisa atau
tidak. Pada tahap ini pula listener dimungkinkan untuk membuat pertimbangan-pertimbangan
berkaitan dengan pesan yang disampaikan.
6. Menanggapi (responding)
Tahap keenam merupkan tahap akhir dalam proses menyimak, yaitu menanggapi
pembicaraan atau pesan yang disampaikan dengan memberikan umpan balik (feedback).
Meskipun pesan yang dikirim sama, tetapi umpan balik antara listener satu dengan yang lain
bisa berbeda.

6. Tipe Menyimak :

Terdapat dua tipe menyimak (listening), yaitu menyimak secara aktif (active listening) dan
menyimak secara pasif (passive listening).
1. Menyimak secara aktif
Proses menyimak di mana listener memiliki keterlibatan yang tinggi dan memberikan umpan
balik yang jelas.Dalam hal ini umpan balik dapat diberikan secara langsung dan lisan, tetapi
dapat diberikan secara tidak langsung, yaitu secara tertulis.
2. Menyimak secara pasif
Proses menyimak dimana penyimak memiliki keterlibatan yang rendah dan tidak
memberikan umpan balik atau memberikan, tetapi tidak cukup.Masalah selanjutnya adalah
memahami sebab-sebab menyimak yang tidak efektif tersebut.

7. Sebab-sebab Penyimakan Tidak Efektif :

 1. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan atau sering disebut faktor gangguan adalah segala sesuatu yang
mengalihkan perhatian seseorang dari apa yang ingin atau perlu diperhatikan (Custis
et.all. 1996:71). Faktor lingkungan dapat dipisah-pisahkan lagi menjadi suara dan jarak.

 Suara : Suara aneka musik yang keras dan ramai di suatu pusat perbelanjaan akan
mengganggu ketika seorang pramuniaga memberikan penjelasan kepada calon pembeli.
Kondisi itu menyebabkan proses menyimak tidak efektif.
 -Jarak : Jarak juga akan memengaruhi perilaku menyimak dalam suatu kelompok.
Orang yang berbicara dalam jarak yang relatif jauh memungkinkan orang untuk
menyimak secara tidak efektif.

2. Sumber pesan
Pada saat menyimak, penyimak akan memiliki penilaian tersendiri terhadap orang yang
menyampaikan pesan tersebut. Menyimak akan dilakukan dengan sungguh-sungguh apabila
sumber pesan tersebut adalah orang yang terhormat dan terpandang.
3. Pesan
Pesan atau materi yang baru dan sukar akan menyebabkan penyimakan tidak efektif.
Sebagai contoh, Seorang karyawan PT. PLN yang sudah mendekati usia 50 tahun (menjelang
pensiun) diberikan tugas mengikuti kursus internet. Bagi karyawan tersebut, internet
merupakan hal yang baru dan menurutnya sanngat sulit dipelajari. Situasi seperti itu
menyebabkan karyawan tersebut menyimak secara tidak efektif.
4. Individu Penyimak
Meskipun sistem akustik ruangan baik, pembicaraannya juga orang yang dihormati, dan
pesan yang disampaikan juga menarik, tetapi komunikasi tidak akan terjadi tanpa adanya
penyimak.

8. Pentingnya Menyimak Dalam Dunia Bisnis :

1. Memecahkan konflik
Orang-orang dalam perusahaan akan bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang
terbatas, atau terjadi konflik karena tujuan dan nilai yang dianut berbeda. Kedua hal di atas
disebut sumber konflik.
2. Menanggulangi perlawanan
Salah satu bagian dari penyelesaian konflik atau masalah adalah memengaruhi orang lain
agar menerima ide/pendapat kita.
3. Mengadakan negosiasi
Dalam kehidupan sesungguhnya, seseorang sering melakukan transaksi
sehingga diperlukan ketrampilan negosiasi. Negosiasi adalah penggunaan keterampilan
komunikasi dan tawar menawar mengenai subjek bisnis tertentu atau untuk mengatasi konflik
dan mencapai hasil yang memuaskan. (Stoner dalam Haryani, 2001:249).

Daftar Pustaka

BENTUK DAN CONTOH KOMUNIKASI BISNIS | andinatwins97 (wordpress.com)


Tri: Rangkuman tentang MENYIMAK (3-tri.blogspot.com)
https://id.scribd.com/doc/58233937/Menyimak-Dalam-Lingkungan-Bisnis-Dan-
Mengumpulkan-Informasi-Melalui-Wawancara

Anda mungkin juga menyukai