PUBLIC
SPEAKING
MODUL 4: PROSES
MENDENGARKAN (LISTENING)
DALAM PUBLIC SPEAKING
Komunikasi menjadi kunci utama dalam membangun hubungan baik dengan orang
lain. Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis diharapkan orang dapat memahami apa
yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara lisan
maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau
mendengar apa yang dikatakan dengan baik dan benar. Komunikasi yang efektif sangat
bergantung pada ketrampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Banyak
proyek atau program perusahaan yang gagal karena masalah mis-komunikasi. Begitu pula
saat, rapat, diskusi, seminar bahkan di ruang kelas sekalipun informasi yang dapat diserap
dalam benak pikiran peserta mungkin hanya setengah dari yang diucapkan pembicara.
Beberapa hari kemudian, pesan yang masih diingat mungkin tinggal seperempatnya. Begitu
pula halnya dengan mahasiswa dalam mengikuti kuliah, pada hari pertama mungkin banyak
hal yang didapatkan, dipahami dan dimengerti. Namun, pada hari-hari berikutnya materi yang
masih dapat diingat, dipahami dan dimengerti sudah semakin banyak berkurang atau
terlupakan. Masalah yang paling sederhana dan sering muncul itu di karenakan adalah
kurangnya keterampilan mendengarkan dalam berkomunikasi. Keterampilan mendengarkan
seharusnya mengiringi keterampilan bertanya dalam public speaking. Sebaik apapun seorang
pembicara tanpa di iringi dengan kemampuan mendengarkan maka upaya public speaking
tidak efektif.
MENDENGARKAN
1
dan berusaha menangkap pesan serta maknanya. Menurut Courtland dan John (2013:66)
mendengarkan merupakan ketrampilan paling penting yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan di tempat kerja. Mendengarkan secara efektif memperkuat hubungan organisasi,
meningkatkan pengiriman produk, menyiapkan organisasi akan peluang inovasi, dan
memungkinkan organisasi tersebut mengelola pada era yang ditandai dengan meningkatnya
keragaman angkatan kerja dan pelanggan yang dilayani perusahaan. Mendengarkan secara
efektif sangat penting dalaam proses membangun kepercayaan bukan saja antar organisasi,
tetapi juga antar individu. Memahami sifat alami mendengarkan merupakan langkah pertama
menuju perbaikan ketrampilan dalam mendengarkan, yang memengaruhi apa yang mereka
dengar dan arti yang mereka serap. Pendengar yang berorientasi pada orang bisa saja
melewatkan petunjuk penting mengenai deadline yang akan segera datang, sedangkan
pendengar yang berorientasi pada tindakan bisa saja melewatkan petunjuk penting bahwa
ada masalah pribadi yang sedang memanas di antara dua anggota. Ketika anda membaca
mengenai tipe-tipe umum mendengarkan, renungkan kecenderungan anda sebagai
pendengar, dan pertimbangkan bagaimana belajar menggunakan metode tertentu bisa
membuat kegiatan mendengarkan lebih efektif.
Berikut ada 3 tipe mendengarkan:
1. Mendengarkan isi (content listening) adalah memahami dan menguasai pesan
pembicara. Mendengarkan isi pembicaraan, penekanannya adalah pada informasi dan
pemahaman anda dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperjelas materi. Anda
coba abaikan gaya pembicaraan dan keterbatasan apa pun dalam menyampaikannya,
fokuskan hanya pada informasinya.
2
Dengan mendengarkan dengan cara menunjukkan empati, anda membantu individu tersebut
melepaskan emosi yang mencegah pendekatan yang cerdas dan tenang terhadap subjek
pembicaraan.
PROSES MENDENGARKAN
Dalam proses mendengarkan terdapat tahapan yang perlu dipahami agar public
speaking kita berjalan dengan baik, seperti berikut ini:
1. Tahap Seleksi (select). Tugas pembicara adalah mengembangkan presentasi Anda untuk
memotivasi audiens untuk focus pada pesan yang Anda sampaikan
2. Tahap kedua adalah Perhatian (Attention) Pembicara harus mampu menarik perhatian
Audiens dengan focus pada “suara” yang terdengar oleh pendengar dengan jelas. Umumnya,
audiens mendengarkan suara pembicara pada delapan detik pertama. Sehingga tantangan
bagi pembicara adalah bagaimana kita dapat mempertahankan perhatian Audiens terhadap
pembicaraan kita. Disini, sering sekali pembicara menggunakan metode ice breaking agar
audiens mau tertarik dan memperhatikan pembicara di depan mereka.
3
Anda akan menyeleksi informasi yang masuk berdasarkan seberapa banyak Anda
mendengarkan pesan tersebut kemudian memahami pesan tersebut penting bagi dirinya.
5. Tahap kelima adalah Menanggapi (respon). Tahap terakhir dari proses mendengarkan
adalah merespon pesan yang diterima audiens. Bila anda berkomunikasi dari satu orang ke
satu orang lainnya atau dalam kelompok kecil, respons awal biasanya berupa umpan balik
lisan. Bila anda salah satu dari banyak audiens, respons awal anda mungkin berupa tepuk
tangan, tertawa, atau diam. Baru kemudian anda mungkin bertindak berdasarkan apa yang
anda dengar. Kegiatan mendengarkan orang lain merupakan kegiatan yang sudah sering
dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka (face-to-face) maupun dalam suatu
kelompok. Setiap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu,
antara lain berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah, dan
saling berbagi perasaan dengan orang lain. Kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu
percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan
yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan (listening) bukanlah
kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu kegiatan mendengar secara aktif percakapan
dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh
factor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut.
4
Receiver apprehension • Clearly communicates • Makes no effort to respond
listening appropriately to a speaker’s
expectations message
• Expects others to have the
• Is sensitive to and tolerant of same beliefs, values and
differences cultural expectations he or
she has
2. Pembicara dapat menjawab pertanyaan audiens dengan baik bila memahami dengan
benar apa maksud pertanyaan tersebut.
3. Pembicara dapat menyesuaikan isi pesan dengan konteks (budaya, psikologis, sejarah,
fisik) pembicara karena sensitivitas pembicara saat audiens mendengarkan dalam konteks
tersebut.
Sebuah artikel di Newsweek (19 Oktober 2009) menceritakan pendapat Joe Biden,
Wakil Presiden Amerika Serikat akan keahlian Presiden Barrack Obama dalam rapat. Saat
rapat, Barack Obama mendengarkan pendapat yang pro dan kontra peserta yang berdebat
hingga akhirnya Obama mengeluarkan keputusannya yang dirasa terbaik dari hasil
mendengarkan tadi.
Berikut hasil penelitian mengenai tanda orang yang mendengarkan dan tidak
mendengarkan pada masyarakat Amerika Serikat, sebagai berikut:
5
TANDA ORANG TIDAK MENDENGARKAN TANDA ORANG MENDENGARKAN
Kaku, tanpa gerakan, muka tidak Gerakan normal, senyum, wajah
menunjukkan ekspresi, kontak mata tidak menampakkan mimic tertarik, kadang
terputus, kelopak mata menurun , duduk memandang langsung ke mata, badan
merosot condong ke depan
Gerakan gelisah, mata jelalatan, melihat Kadang bergerak, kadang melihat jam
sekeliling ruangan, mengetukan pensil (terutama bila waktu presentasi sudah akan
secara berirama, terus menerus melihat jam berakhir)
Mengerutkan kening, memicingkan mata, Posisi badan terbuka, mengubah mimic
tangan bersedekap di dada, mengangkat sesuai isi pesan, kadang menganggukan
alis sebelah atau memutar mata kepala
1. Menceritakan pengalaman pribadi dalam pesan. Ini akan membuat audiens merasa
mengenal si pembicara lebih dalam dan menciptakan rasa kedekatan dengan si pembicara.
2. Atur kecepatan berbicara. Berbicaralah lebih lambat untuk memberikan tekanan atau
menimbulkan penasaran, lalu berbicaralah lebih cepat saat bercerita atau mendeskripsikan
suatu hal agar audiens tidak melamun.
3. Lakukan usaha untuk menarik perhatian audiens di awal presentasi. Melontarkan lelucon
menjadi metode ice breaking yang ampuh di awal presentasi.
6
Sementara Lucas menyebutkan ada empath al yang menyebabkan orang sulit menjadi
pendengar yang baik yaitu:
a. Tidak berkonsentrasi.
b. Berusaha terlalu keras untuk mendengarkan. Apabila kita berusaha mengingat setiap kata
yang diucapkan pembicara, maka ada resiko kita justru kehilangan poin utama pembicara.
c. Memusatkan perhatian pada cara penyampain dan tampilan pembicaraan. Penampilan
pembicara yang tidak sesuai dengan selera atau aksen khas dalam berbicara, jika pendengar
memfokuskan pada hal tersebut,akan kehilangan pesan utama dari pembicara.
d. Terlalu cepat menarik kesimpulan. Tidak semua pembicara menyampaikan poin utama
pesannya diawal pembicaraan.
DAFTAR PUSTAKA
7
Beebe, Steven A dan Susan J. Beebe, (2012), Public Speaking: An Audience Centered
Approach, 8th edition, New York: Pearson Education, Inc.
Hendriyani dan Yohana Purnama Dharmawan, (2017), Public Speaking, Buku materi