Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

PUBLIC
SPEAKING

MODUL 4: PROSES
MENDENGARKAN (LISTENING)
DALAM PUBLIC SPEAKING

Tatap Muka Kode Mata Kuliah : PBI3307


Fakultas :

Program Studi : BAHASA INGGRIS


04 Disusun Oleh : SYERLI HARYATI, SS, M.IKOM
OMUNIKASI SEBAGAI PEMBICARA
PENDAHULUAN
KOMPETENSI KOMUNIKASI SEBAGAI PEMBICARA

Komunikasi menjadi kunci utama dalam membangun hubungan baik dengan orang
lain. Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis diharapkan orang dapat memahami apa
yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu pesan secara lisan
maupun tertulis memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau
mendengar apa yang dikatakan dengan baik dan benar. Komunikasi yang efektif sangat
bergantung pada ketrampilan seseorang dalam mengirim maupun menerima pesan. Banyak
proyek atau program perusahaan yang gagal karena masalah mis-komunikasi. Begitu pula
saat, rapat, diskusi, seminar bahkan di ruang kelas sekalipun informasi yang dapat diserap
dalam benak pikiran peserta mungkin hanya setengah dari yang diucapkan pembicara.
Beberapa hari kemudian, pesan yang masih diingat mungkin tinggal seperempatnya. Begitu
pula halnya dengan mahasiswa dalam mengikuti kuliah, pada hari pertama mungkin banyak
hal yang didapatkan, dipahami dan dimengerti. Namun, pada hari-hari berikutnya materi yang
masih dapat diingat, dipahami dan dimengerti sudah semakin banyak berkurang atau
terlupakan. Masalah yang paling sederhana dan sering muncul itu di karenakan adalah
kurangnya keterampilan mendengarkan dalam berkomunikasi. Keterampilan mendengarkan
seharusnya mengiringi keterampilan bertanya dalam public speaking. Sebaik apapun seorang
pembicara tanpa di iringi dengan kemampuan mendengarkan maka upaya public speaking
tidak efektif.

MENDENGARKAN

Bahasa Inggris membedakan istilah “listening” dengan “hearing”, yang sama2


terjemahannya adalah “Mendengarkan”. Dalam Bahasa Indonesia, “Hearing” mengacu pada
aktivigas fisiologis saat getar suara diterima oleh gendang telinga kita dan diteruskan ke otak.
Sedang “listening” mengacu pada kegiatan memperhatikan dan memahami apa yang kita
dengar. Istilah “mendengarkan” yang dipakai dalam pembahasan ini mengacu pada makna
istilah “listening” dalam Bahasa Inggris.
Mendengarkan merupakan proses intelektual dan emosional. Dengan proses itu orang
mengumpulkan dan mengintegrasi antara input, fisik, emosional dan intelektual dari orang lain

1
dan berusaha menangkap pesan serta maknanya. Menurut Courtland dan John (2013:66)
mendengarkan merupakan ketrampilan paling penting yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan di tempat kerja. Mendengarkan secara efektif memperkuat hubungan organisasi,
meningkatkan pengiriman produk, menyiapkan organisasi akan peluang inovasi, dan
memungkinkan organisasi tersebut mengelola pada era yang ditandai dengan meningkatnya
keragaman angkatan kerja dan pelanggan yang dilayani perusahaan. Mendengarkan secara
efektif sangat penting dalaam proses membangun kepercayaan bukan saja antar organisasi,
tetapi juga antar individu. Memahami sifat alami mendengarkan merupakan langkah pertama
menuju perbaikan ketrampilan dalam mendengarkan, yang memengaruhi apa yang mereka
dengar dan arti yang mereka serap. Pendengar yang berorientasi pada orang bisa saja
melewatkan petunjuk penting mengenai deadline yang akan segera datang, sedangkan
pendengar yang berorientasi pada tindakan bisa saja melewatkan petunjuk penting bahwa
ada masalah pribadi yang sedang memanas di antara dua anggota. Ketika anda membaca
mengenai tipe-tipe umum mendengarkan, renungkan kecenderungan anda sebagai
pendengar, dan pertimbangkan bagaimana belajar menggunakan metode tertentu bisa
membuat kegiatan mendengarkan lebih efektif.
Berikut ada 3 tipe mendengarkan:
1. Mendengarkan isi (content listening) adalah memahami dan menguasai pesan
pembicara. Mendengarkan isi pembicaraan, penekanannya adalah pada informasi dan
pemahaman anda dapat mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperjelas materi. Anda
coba abaikan gaya pembicaraan dan keterbatasan apa pun dalam menyampaikannya,
fokuskan hanya pada informasinya.

2. Mendengarkan dengan kritis (critical listening) adalah memahami dan mengevaluasi


arti pesan pembicara pada beberapa tingkat: logika argument, bukti yang kuat, kesimpulan
yang valid, implikasi pesan untuk anda dan organisasi anda, maksud dan motif pembicara,
dan setiap informasi atau poin relevan yang dihilangkan. Bila anda ragu, ajukan
pertanyaan untuk menyelidiki sudut pandang dan kredibilitas pembicara. Perhatikan
pembicara yang mungkin mewarnai cara informasi yang disampaikan, dan berhati-hatilah
untuk selalu memisahkan antara opini dan fakta.

3. Mendengarkan dengan empati (emphatic listening) adalah memahami perasaan,


kebutuhan, dan keinginan pembicara sehingga anda dapat menghargai sudut pandangnya,
terlepas dari apakah anda mempunyai perspektif yang sama dengannya.

2
Dengan mendengarkan dengan cara menunjukkan empati, anda membantu individu tersebut
melepaskan emosi yang mencegah pendekatan yang cerdas dan tenang terhadap subjek
pembicaraan.

PROSES MENDENGARKAN

Dalam proses mendengarkan terdapat tahapan yang perlu dipahami agar public
speaking kita berjalan dengan baik, seperti berikut ini:
1. Tahap Seleksi (select). Tugas pembicara adalah mengembangkan presentasi Anda untuk
memotivasi audiens untuk focus pada pesan yang Anda sampaikan

2. Tahap kedua adalah Perhatian (Attention) Pembicara harus mampu menarik perhatian
Audiens dengan focus pada “suara” yang terdengar oleh pendengar dengan jelas. Umumnya,
audiens mendengarkan suara pembicara pada delapan detik pertama. Sehingga tantangan
bagi pembicara adalah bagaimana kita dapat mempertahankan perhatian Audiens terhadap
pembicaraan kita. Disini, sering sekali pembicara menggunakan metode ice breaking agar
audiens mau tertarik dan memperhatikan pembicara di depan mereka.

3. Tahap ketiga adalah Pemahaman (understanding). Bagaimana Pembicara mampu


memberikan pemahaman kepada audiens atas materi yang ia sampaikan. Pemahaman dapat
diberikan dengan cara berbagi pengalaman dan perasaan saat situasi yang sedang
dibicarakan. Dengan begitu, audiens diharapkan menjadi tertarik untuk mendengarkan
pengalaman tersebut. Pembicara harus mampu menggunakan istilah-istilah yang mudah
dipahami oleh pendengarnya dan menghubungkan pesan yang sesuai dengan audiensnya.

4. Tahap keempat adalah Mengingat (Remember) Pembicara harus mampu mendorong


audiensnya untuk mengingat pesan yang disampaikannya. Orang tiap hari banyak menerima
suatu informasi, dan dari sekian banyak informasi yang dapat diingat dengan baik disebabkan
orang tersebut mau “mendengarkan”. Proses mengingat dalam kognisi manusia terdapat di
dalam Memori. Ada dua jenis memori yaitu memori jangka pendek (short term memory) dan
Memori Jangka Panjang (long term memory). Proses mengingat berawal dari bagaimana
Anda menangkap informasi yang Anda dengar, informasi itu akan masuk ke dalam Memori
Jangka Pendek. Jutaan informasi yang tertampung di dalam Memori Jangka Pendek. Dan
tidak semua, informasi tersebut masuk kedalah memori jangka panjang jika Anda tidak
memusatkan perhatian kepada informasi tersebut dan tidak berusaha untuk memahaminya.

3
Anda akan menyeleksi informasi yang masuk berdasarkan seberapa banyak Anda
mendengarkan pesan tersebut kemudian memahami pesan tersebut penting bagi dirinya.

5. Tahap kelima adalah Menanggapi (respon). Tahap terakhir dari proses mendengarkan
adalah merespon pesan yang diterima audiens. Bila anda berkomunikasi dari satu orang ke
satu orang lainnya atau dalam kelompok kecil, respons awal biasanya berupa umpan balik
lisan. Bila anda salah satu dari banyak audiens, respons awal anda mungkin berupa tepuk
tangan, tertawa, atau diam. Baru kemudian anda mungkin bertindak berdasarkan apa yang
anda dengar. Kegiatan mendengarkan orang lain merupakan kegiatan yang sudah sering
dilakukan, baik yang dilakukan melalui bertatap muka (face-to-face) maupun dalam suatu
kelompok. Setiap individu memiliki berbagai macam tujuan ketika mendengarkan sesuatu,
antara lain berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi, mengatasi masalah, dan
saling berbagi perasaan dengan orang lain. Kegiatan mendengarkan (menyimak) suatu
percakapan dengan orang lain merupakan bagian penting dalam memahami suatu pesan
yang disampaikan oleh orang lain. Dalam hal ini, istilah mendengarkan (listening) bukanlah
kegiatan yang statis tetapi dinamis, yaitu kegiatan mendengar secara aktif percakapan
dengan orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak terpengaruh oleh
factor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan tersebut.

CARA MENGATASI HAMBATAN SAAT MENDENGARKAN

HAMBATAN TUGAS PENDENGAR TUGAS PEMBICARA


Information overload Concentrate harder on the message; Develop a message that is clear and
identify the most important parts of easy to understand. Use interesting
the message. supporting material. Build in
redundancy.
Personal Concern Focus on the speaker’s message Use attention-holding strategies and
rather than on your own self-talk “wake-up” messages.
Outside distractions Assertively attempt to control the Monitor the physical arrangements
listening environment before you begin your speech. Take
action by doing such things as closing
the shades if there are distractions
outside, or turning up the
airconditioner
if it’s too warm.
Prejudice Focus on the message, not on the Use strong opening statements that
messenger. focus on listeners’ interests.
Differences between speech Mentally summarize the speaker’s Build in redundancy. Be well
rate and thought rate message while you listen. organized
and use strategies to maintain your
listeners’ attention throughout your
speech.

4
Receiver apprehension • Clearly communicates • Makes no effort to respond
listening appropriately to a speaker’s
expectations message
• Expects others to have the
• Is sensitive to and tolerant of same beliefs, values and
differences cultural expectations he or
she has

KEUNTUNGAN BAGI PEMBICARA SAAT MENDENGARKAN


1. Untuk mendapatkan umpan balik dari public apabila kita mendengarkan pertanyaan
audiens dengan baik sehingga pembicara dapat mengetahui apakah audiens mengerti isi
pesan yang disampaikan pembicara.

2. Pembicara dapat menjawab pertanyaan audiens dengan baik bila memahami dengan
benar apa maksud pertanyaan tersebut.

3. Pembicara dapat menyesuaikan isi pesan dengan konteks (budaya, psikologis, sejarah,
fisik) pembicara karena sensitivitas pembicara saat audiens mendengarkan dalam konteks
tersebut.

4. Ketrampilan mendengarkan diperlukan untuk mengumpulkan informasi dan ide sebelum


kita melakukan public speaking.
5. Ketrampilan mendengarkan menjadi cara untuk mengasa berpikir kritis karena saat
mendengarkan kita harus memperhatikan apakah isi pesan yang kita terima konsisten satu
sama lain, apakah ada kesamaan makna yang disampaikan oleh pembicara dengan yang
diterima oleh pendengar, serta dapat menilai kualitas pesan dan kualitas pembicara.

Sebuah artikel di Newsweek (19 Oktober 2009) menceritakan pendapat Joe Biden,
Wakil Presiden Amerika Serikat akan keahlian Presiden Barrack Obama dalam rapat. Saat
rapat, Barack Obama mendengarkan pendapat yang pro dan kontra peserta yang berdebat
hingga akhirnya Obama mengeluarkan keputusannya yang dirasa terbaik dari hasil
mendengarkan tadi.

Berikut hasil penelitian mengenai tanda orang yang mendengarkan dan tidak
mendengarkan pada masyarakat Amerika Serikat, sebagai berikut:

5
TANDA ORANG TIDAK MENDENGARKAN TANDA ORANG MENDENGARKAN
Kaku, tanpa gerakan, muka tidak Gerakan normal, senyum, wajah
menunjukkan ekspresi, kontak mata tidak menampakkan mimic tertarik, kadang
terputus, kelopak mata menurun , duduk memandang langsung ke mata, badan
merosot condong ke depan
Gerakan gelisah, mata jelalatan, melihat Kadang bergerak, kadang melihat jam
sekeliling ruangan, mengetukan pensil (terutama bila waktu presentasi sudah akan
secara berirama, terus menerus melihat jam berakhir)
Mengerutkan kening, memicingkan mata, Posisi badan terbuka, mengubah mimic
tangan bersedekap di dada, mengangkat sesuai isi pesan, kadang menganggukan
alis sebelah atau memutar mata kepala

Hal-hal yang dapat dilakukan seorang pembicara untuk mempermudah audiens


mendengarkan pesan pembicara:

1. Menceritakan pengalaman pribadi dalam pesan. Ini akan membuat audiens merasa
mengenal si pembicara lebih dalam dan menciptakan rasa kedekatan dengan si pembicara.

2. Atur kecepatan berbicara. Berbicaralah lebih lambat untuk memberikan tekanan atau
menimbulkan penasaran, lalu berbicaralah lebih cepat saat bercerita atau mendeskripsikan
suatu hal agar audiens tidak melamun.

3. Lakukan usaha untuk menarik perhatian audiens di awal presentasi. Melontarkan lelucon
menjadi metode ice breaking yang ampuh di awal presentasi.

4. Gunakan alat bantu visual secara efektif.

MENJADI PENDENGAR YANG AKTIF


Verderber menyaraknkan beberpa hal yang dapat meningkatkan kemampuan kita
untuk menjadi pendengar yang aktif. Caranya:
a. Menyiapkan diri secara fisik dan mental dengan duduk sedikit membungkuk ke depan,
menata mata pembicara, dan berusaha focus.
b. Berusaha tetap memperhatikan walau ada ide atau pesan yang disampaikan pembicara
tidak kita sepakati.
c. Identifikasi apa saja manfaat yang kita terima dengan mendengarkan materi pembicara.

6
Sementara Lucas menyebutkan ada empath al yang menyebabkan orang sulit menjadi
pendengar yang baik yaitu:
a. Tidak berkonsentrasi.
b. Berusaha terlalu keras untuk mendengarkan. Apabila kita berusaha mengingat setiap kata
yang diucapkan pembicara, maka ada resiko kita justru kehilangan poin utama pembicara.
c. Memusatkan perhatian pada cara penyampain dan tampilan pembicaraan. Penampilan
pembicara yang tidak sesuai dengan selera atau aksen khas dalam berbicara, jika pendengar
memfokuskan pada hal tersebut,akan kehilangan pesan utama dari pembicara.
d. Terlalu cepat menarik kesimpulan. Tidak semua pembicara menyampaikan poin utama
pesannya diawal pembicaraan.

DAFTAR PUSTAKA

7
Beebe, Steven A dan Susan J. Beebe, (2012), Public Speaking: An Audience Centered
Approach, 8th edition, New York: Pearson Education, Inc.
Hendriyani dan Yohana Purnama Dharmawan, (2017), Public Speaking, Buku materi

Universitas Terbuka, Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai