Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA PUBLIC SPEAKING

TERHADAP ESKALASI SOFTSKILL SESEORANG

Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia


Dosen Pembimbing: Hubby Saufan Hilmi, M.Pd.

Oleh:
Naufintya Rizky Brillianie
18102099
S1 IF-06-C

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi tidak
harus verbal tetapi bisa juga non verbal. Tanpa adanya komunikasi, maka akan
sulit untuk berinteraksi dengan individu lainnya.
Pengertian komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari
seseorang kepada orang lain yang bertujuan untuk memberitahu,
mengemukakan pendapat, dan mengubah perilaku atau mengubah sikap yang
dilakukan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Empat komponen inti
dari komunikasi ialah sumber, penerima, pesan, dan saluran (Lidya: 2008).
Komunikasi yang baik dan benar merupakan salah satu syarat dalam
berbicara di depan umum dan bisa berbicara di depan umum merupakan bekal
serta nilai tambah dalam mendaftar di suatu pekerjaan. Maka dari itu, kita,
sebagai genersi z, dituntut untuk dapat dengan berani terjun ke lapangan untuk
memberikan pengabdian atau penyuluhan terhadap masyarakat atau lingkungan
sekitar.
Istilah retorika telah lebih dulu digunakan sebelum istilah public speaking,
yang artinya “keakhlian berbicara atau berpidato”. Dalam perkembangan
retorika mengenal tiga bentuk, yaitu demi penemuan kebenaran (Socrates,
disebut Bapak Retorika), demi kekuasaan ataupun kemenangan saja (sesuai
dengan filsafat Sophisme), dan sebagai alat persuasi yang banyak menggunakan
penemuan-penemuan terakhir bidang ilmu jiwa dan karenanya mulai
menggunakan nama “Scientific rhetoric”.
Retorika penting sebagai metode pendidikan, alat untuk mencapai
kedudukan dalam pemerintahan, dan alat mempengaruhi rakyat (Plato).
Retorika orang harus mengatakan dengan jelas, singkat, dan meyakinkan
(Aristoteles: 384-322).
Namun, seperti yang kita sadari, masih banyak orang yang merasa tidak
percaya diri untuk berbicara di depan umum. Seperti yang saya bahkan Anda
sekaligus rasakan, terdapat beberapa halangan yang menjadikan diri kita merasa
tidak mampu, baik itu berasal dari diri kita maupun karena faktor lingkungan.
Oleh karena itu, saya tertarik untuk membahas permasalahan ini sebagai bahan
penulisan makalah.
Apakah syarat untuk dapat berbicara di depan umum harus telah memiliki
softskill yang bagus di dalam diri seseorang? Jawabannya tentu tidak. Softskill
dapat kita latih seiring berjalannya waktu. Bahkan masih banyak public speaker
yang telah terkenal mengatakan bahwa dirinya selalu mengalami panik sesaat
sebelum berbicara di depan para calon pendengarnya. Artinya, keterbatsan
softskill tidak menjadi alasan untuk tidak mampu berbicara di depan umum.
Ketidakpercayaan diri dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang
mempersiapkan dirinya untuk tampil di depan publik, baik dari segi
pembicaraan, topik, fisik, bahkan mental. Halangan yang penting namun sering
disepelekan adalah kurangnya penguasaan materi yang akan disampaikan. Hal
ini sangat penting karena dengan kita menguasai materi, maka saat kita
berbicara di depan umum akan lebih matang diiringi dengan timbulnya rasa
percaya diri perlahan-lahan.
Akan tetapi, sebagian orang cenderung merasa rendah diri terhadap
permasalahan ini. Khususnya saat ia membandingkan dirinya dengan tingkat
penampilan, nilai, atau kecerdasan pesaing atau penonton.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengatasi permasalahan untuk berani berbicara di depan
umum?
2. Bagaimana teknik-teknik berkomunikasi yang efektif untuk dapat menjadi
public speaker?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara mengatasi permasalahan untuk berani berbicara di
depan umum.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik berkomunikasi yang efektif untuk dapat
menjadi public speaker.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aspek yang Dibutuhkan dalam Diri Saat Akan Melakukan Public Speaking
Sebelum melakukan public speaking, terdapat aspek yang harus dimiliki
oleh seorang public speaker. Aspek-aspek tersebut hanya dapat diatur oleh diri
sendiri, seperti kepercayaan diri. Orang yang mengikuti organisasi atau sering
berkecimpung di daerah luar biasanya mempunyai kepercayaan diri yang lebih
besar dibandingkan dengan orang yang hanya belajar di kampus saja. Adapun
Lauster dalam Alsa menyatakan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri meliputi:

1. Yakin pada kemampuan sendiri, artinya keyakinan pada diri sendiri pada
semua hal yang berhubungan dengan kemampuan dirinya dalam
mengevaluasi dan menghadapi berbagai hal.
2. Mampu mengambil keputusan sendiri, artinya kemampuan untuk
menentukan pilihan atau keputusan untuk melakukan suatu tindakan tanpa
keterlibatan orang lain.
3. Mempunyai rasa positif pada diri, artinya menilai baik diri sendiri entah dari
pandangan ataupun perbuatan sehingga timbul rasa positif atas dirinya dan
masa depan.
4. Berani menyatakan pendapat, artinya mampu mengemukakan apa yang ada
dalam benaknya kepada orang lain tanpa paksaan atau keraguan yang
menghambat pengungkapannya (2006: 49).

2.2 Mengatasi Permasalahan yang Dialami oleh Public Speaker

Public speaker mempunyai tugas, yaitu menyampaikan gagasan atau ide


kepada para pendengar dan gagasan atau ide tersebut memiliki potensi untuk
memengaruhi tindakan para pendengar. Maka dari itu, public speaker harus
memiliki persiapan yang matang sebelum melakukan presentasi di depan para
pendengar. Terdapat beberapa persiapan dan strategi yang biasanya dilakukan
seorang public speaker sebelum tampil, di antaranya:
1. Lakukan persiapan dengan baik, seorang public speaker yang sudah handal
saja akan melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang
baik dan matang diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta
mengurangi rasa takut yang ada pada diri kita.
2. Melakukan relaksasi, ketika akan tampil di depan umum, biasanya tubuh
akan merasa gugup dan tegang. Rasa takut pada diri kita terkadang membuat
tubuh menjadi kaku, berkeringat, maupun gemetar. Lakukanlah relaksasi
agar tubuh menjadi lebih rileks, santai, dan tidak tegang. Lakukan pula
pengaturan pernafasaaan dengan baik, kemudian ambil nafas dalam-dalam
lalu keluarkan secara perlahan-lahan. Ulangi beberapa kali saat akan tampil.
3. Lawan pikiran negatif ganti dengan pikiran positif, ini merupakan salah satu
alasan mengapa orang takut untuk berbicara di depan umum. Karena pikiran
mereka sudah dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif. Pemikiran yang negatif
itu seperti takut salah, takut dinilai buruk oleh penonton, takut tidak bisa
membawakan materi dengan baik, atau lupa. Jika pemikiran seperti itu
mulai timbul segera ganti dengan hal-hal yang positif. Diharapkan dengan
berpikir hal-hal yang positif dapat membuat pikiran Anda menjadi lebih
tenang.
4. Pengenalan penonton, pengenalan penonton dapat memberikan kita bekal
dalam memilih bahan, menyusun, dan menyajikannya dengan strategi yang
tepat. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita tentang publik akan menjadi
konkret. Untuk mengenali calon penonton, terdapat berbagai hal umum dan
hal khusus yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Hal umum, yaitu jumlah penonton, rentang usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan adat budaya.
b. Hal khusus, yaitu perhatikan motivasi kedatangan penonton, tingkat
pengetahuan penonton, dan reaksi atau sikap penonton.
5. Pengenalan tempat, seorang pembicara yang baik akan mengenali terlebih
dahulu medan dimana ia akan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu hadir maksimal satu jam sebelum acara dimulai untuk melihat kondisi
fisik secara keseluruhan, pastikan posisi yang nyaman bagi Anda maupun
pendengar saat akan berbicara, perhatikan outdoor atau indoor, perhatikan
syarat kebutuhan Anda untuk berbicara, seperti kelengkapan audio visual.
6. Penampilan fisik, penonton cenderung akan memberikan penilaian ketika
mendapat kesan pertama yang diberikan oleh pembicara. Maka dari itu,
banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetail, salah satunya adalah
kerapian, kebersihan, dan kesesuaian pakaian, penampakan fisik saat
tampil, seperti berdiri santai tetapi tegap, kaki harus rapi dan terlihat sopan,
serta keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerak.
7. Pengorganisasian materi, semakin banyak informasi yang didapatkan, maka
akan semakin baik persiapan materinya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu mengetahui informasi yang dibutuhkan, sumber
informasi, memilih beberapa informasi dari sumber yang telah didapatkan,
dan menyusun struktur materi.
8. Lakukan dengan maksimal jangan pikirkan hasilnya, cara lebih baik saat
mengatasi takut adalah mengelola rasa takut itu sendiri. Selain itu, kita harus
melawan rasa takut dengan melakukan hal yang kita takutkan. Salah satunya
jika kamu takut berbicara di depan umum, maka kamu harus melakukan hal
tersebut agar menjadi berani.

2.3 Teknik yang Efektif dalam Berkomunikasi untuk Public Speaker


Jika mempelajari suatu hal, tentunya terdapat teknik-teknik yang
berfungsi untuk mempermudah suatu pembelajaran. Dalam berkomunikasi juga
terdapat teknik yang baik dan benar. Hal ini menjadi kemampuan dasar yang
pasti dan harus dimiliki oleh seorang public speaker. Berkomunikasi yang baik
dan benar dapat diasah melalui latihan berbicara dan gaya di depan cermin,
mengatur tata kata, serta memperbanyak kosa kata. Berikut merupakan teknik-
teknik dalam berkomunikasi di depan umum:
1. Teknik Ice Breaking
Pembukaan adalah impresi pertama, artinya hal tersebut dapat
mempengaruhi pandangan penonton terhadap public speaker selama
presentasi. Apabila pembukaannya menarik, maka penonton akan semakin
penasaran terhadap isi dari topik yang akan dibahas. Waktu yang singkat
tidak menjadi halangan untuk pembukaan yang hangat. Pembukaan dapat
dilakukan dengan sebuah ilustrasi atau cerita yang sedang viral, tetapi
relevan dengan topik pembiaraan. Saat menyampaikannya, tunjukkan wajah
yang ramah, bersahabat, dan hangat. Sebisa mungkin hidari penggunaan
humor yang berlebihan karena mengandung resiko. Alasannya karena hal
tersebut sifatnya universal, sedangkan selera humor tiap individu sangat
personal dan individual. Tetapi, meskipun mengandung resiko, humor yang
baik dan sehat dapat menjadi awal yang efektif untuk mencari dan
mendapatkan perhatian para pendengar. Bahan-bahan humor sangat luas,
karena dapat diambil dari berbagai cerita, kasus sehari-hari, gambar iklan,
pengalaman orang lain, hasil riset, dan sebagainya.
2. Teknik Vokal
Penyampaian vokal yang baik akan didapatkan apabila seorang public
speaker menguasai tiga hal berikut, di antaranya:
a. Pernapasan, posisi yang baik untuk mengontrol pernapasan adalah
berdiri tegak supaya memberikan ruang yang lebih baik kepada paru-
paru. Untuk berbicara di depan umum, sangat diperlukan ruang suara
yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang panjang pada volume
suara yang benar.
b. Volume, keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh
kerasnya suara. Volume suara ketika berbicara di depan umum hanya
sedikit lebih keras dari volume berbicara sehari-hari. Berbicara dengan
volume keras hanya diperlukan pada bagian-bagian tertentu saja.
Selebihnya, berbicara keras terlalu sering dapat menyebabkan
tenggorokan rusak dan penonton pun bosan.
c. Ekspresi vokal, ekspresi termasuk faktor yang penting dalam
pengolahan suara. Suara yang baik akan lebih berarti jika disertai
dengan ekspresi yang tepat. Ekspresi sendiri terdiri atas tiga komponen,
yaitu:
- Pitch, faktor tinggi rendahnya suara.
- Pace, faktor kecepatan berbicara.
- Phrasing, faktor kecakapan memenggal kalimat disertai jeda.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah terdapat pengaruh kepercayaan diri
terhadap kecemasan berbicara di depan umum. Semakin tinggi kepercayaan diri
seseorang, maka akan semakin rendah kecemasan berbicara di depan umum,
sedangkan semakin rendah kepercayaan diri seseorang, maka akan semakin
tinggi kecemasan berbicara di depan umum. Oleh karenanya, kita harus banyak
latihan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, berbicara di depan
umum yang baik dan benar juga harus menguasai teknik-teknik dalam
berkomunikasi.

3.2 Saran
Saran dengan dibikinnya makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan dalam mempelajari kiat-kiat tentang public speaking dan lebih
ditekankan bukan hanya dalam strategi komunikasi public speaking-nya saja
tetapi juga komunikasi persuasif secara umum.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sandra, Agus, "PERCAYA DIRI BERBICARA DI DEPAN PUBLIK


BEKAL MENJADI SEORANGPUBLIC SPEAKER," 20 Juni 2010.
[Online]. Available:
http://agusa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/makalah-public-speaking/.
[Accessed 26 Desember 2018].

[2] Wafa, Nihlah Fauziyatul, "4 Kiat Atasi Rasa Takut Berbicara di Depan
Umum, Yuk Dicoba," Liputan 6, 26 Desember 2018. [Online]. Available:
https://www.liputan6.com/citizen6/read/3857208/4-kiat-atasi-rasa-takut-
berbicara-di-depan-umum-yuk-dicoba. [Accessed 29 Desember 2018].

[3] Martono, L. H. dan Joewana Satya, Menangkal Narkoba dan Kekerasan,


Jakarta: PT Penerbitan dan Percetakan Balai Pustaka, 2006.

[4] Burhanudin, A. M., "KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING,"


KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA JURUSAN KPI IAIN
SYEKH NURJATI: PROBLEMATIKA DAN SOLUSINYA, p. 12, 2018.

[5] Bukhori, Baidi, "Kecemasan Berbicara Di Depan Umum," KECEMASAN


BERBICARA DI DEPAN UMUM DITINJAU DARI KEPERCAYAAN
DIRI DAN KEAKTIFAN DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN,
vol. 06, no. 01, pp. 165-166, 2016.

Anda mungkin juga menyukai