hubungan antara ide-ide . Hal ini dapat membantu untuk melihat kelemahan dalam penalaran orang lain.
Berpikir kritis dapat membuat perbedaan dalam banyak hal pada kehidupan.
Proses komunikasi saat berpidato secara keseluruhan meliputi tujuh unsur : pembicara , pesan , saluran ,
pendengar , umpan balik , gangguan , dan situasi.
Interferensi adalah segala sesuatu yang menghambat proses komunikasi dalam penyampaian pesan dalam
situasi waktu serta tempat di mana komunikasi pidato terjadi . Interaksi tujuh elemen ini adalah apa yang
menentukan hasil di setiap contoh komunikasi pidato .
Chapter 3 Listening
Kebanyakan orang adalah pendengar yang buruk . Bahkan ketika kita berpikir kita mendengarkan dengan
baik, kita biasanya memahami hanya setengah dari apa yang kita dengar. Meningkatkan keterampilan
mendengar adalah salah satu keharusan untuk menjadi public speaker yang baik.
Penyebab paling penting dari proses mendengarkan yang kurang baik ada pada gangguan fisik dan mental.
Sering sekali kita membiarkan pikiran kita berkeliaran daripada berkonsentrasi pada apa yang dikatakan.
Akhirnya, kita sering menilai orang dengan penampilan mereka atau cara mereka berbicara bukannya
mendengarkan apa yang mereka katakan.
Anda dapat mengatasi kebiasaan mendengarkan yang buruk dengan beberapa langkah . Pertama ,
mendengarkan dengan serius dan berkomitmen untuk menjadi pendengar yang baik . Kedua , berusaha
untuk menjadi pendengar yang aktif . Berikan perhatian penuh untuk pembicara dalam upaya untuk
memahami dirinya atau ide-idenya . Ketiga , menolak gangguan . Berusaha untuk menjaga pikiran Anda
pada apa yang dikatakan pembicara . Keempat , cobalah untuk tidak dialihkan oleh penampilan. Sisihkan
penilaian berdasarkan penampilan atau cara bicara seseorang .
Kelima , menahan penilaian sampai Anda dapat mendengar seluruh pesan pembicara. Keenam , fokus
mendengarkan dengan memperhatikan poin utama , bukti , dan teknik pembicara. Dan catatan adalah cara
terbaik untuk meningkatkan konsentrasi dan untuk melacak ide-ide pembicara .
C h a p t e r 4 S e l e c t i n g a Top i c a n d a P u r p o s e
Langkah pertama berpidato adalah memilih topik . Untuk berpidato biasanya kita memilih topik yang kita
kuasai atau memiliki pengalaman pribadi, tetapi kita juga bisa berhasil dengan topik dari hasil penelitian
sendiri untuk dijadikan bahan dalam berpidato. Jika Anda memiliki kesulitan memilih topik , Anda dapat
mengikuti setidaknya empat prosedur jajak pendapat. Pertama , membuat catatan cepat tentang hobi,
minat , keterampilan , pengalaman , keyakinan , dan sebagainya. Kedua, menggunakan teknik clustering
dan menuliskan pada selembar kertas topik pertama yang terpikirkan dalam beberapa kategori. Ketiga ,
mencari referensi. Keempat , browsing materi yang ingin anda sampaikan guna menambah hasil
penelitian.
Setelah memilih topic, sangat diperlukan untuk tetap pada tujuan umum pidato. Biasanya tujuan umum
akan menginformasikan atau membujuk para audiens. Ketika tujuan umum untuk menginformasikan ,
Anda bertindak sebagai guru. Tujuan Anda adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas ,
akurat , dan menarik. Ketika tujuan umum Anda adalah untuk membujuk, Anda bertindak sebagai
advokat. Tujuan Anda adalah untuk menarik audiens ke sudut pandang Anda.
C h a p t e r 5 An a l y z i n g t h e Au d i e n c e
Speaker yang baik adalah dapat menjadi pusat perhatian audiens. Dalam hal ini terdapat tiga pertanyaan
dalam pikiran : Untuk siapa saya bicara ? Apa yang saya ingin mereka tahu , percaya , atau lakukan
sebagai hasil dari pidato saya ? Apa cara paling efektif menyusun dan menyajikan pidato saya untuk
mencapai tujuan itu?
Untuk menjadi pembicara yang efektif , Anda harus tahu sesuatu tentang psikologi penonton. Persepsi
pendengaran selektif . Bahkan ketika orang memperhatikan , mereka tidak memproses pesan pembicara
persis seperti speaker yang dimaksud. Orang mendengar apa yang ingin mereka dengar. Orang juga yang
egosentris . Mereka biasanya mendekati pidato dengan satu pertanyaan paling penting dalam pikiran : "
Mengapa hal ini penting bagi saya ? " Oleh karena itu , Anda perlu mempelajari audiens dan beradaptasi
terhadap pidato yang ingin disampaikan dan memiliki maksud langsung terhadap keyakinan dan
kepentingan mereka.
Tahap pertama untuk belajar tentang audiens adalah melakukan analisis khalayak demografi . Ini
melibatkan identifikasi ciri-ciri demografis yang penting dari audiens seperti usia, jenis kelamin, orientasi
seksual, agama, dan latar belakang ras, etnis, atau budaya . Tahap kedua dalam belajar tentang audiens
adalah untuk melakukan analisis khalayak situasional. Mengidentifikasi penonton untuk mengetahui
situasi saat pembicaraan tertentu. Hal ini termasuk dalam karakter penonton , sikap yang dipengaruhi oleh
fisik , dan disposisi pendengar terhadap topik , dan ke arah mana sebagai pembicara.