Anda di halaman 1dari 6

Untuk memahami kehidupan organisasi melampaui budaya, termasuk nilai-

nilai,kisah,tujuan,praktik dan filosofi perusahaan, Micael Pacanowsky dan Nick O’Donell


Trujillo telah mengkonseptualisasikan teori budaya organisasi (Organizational Culture Today).
Mereka berdua percaya bahwa organisasi dapat paling baik dipahami dengan menggunakan lensa
budaya, , sebuah ide yang mulanya dikemukakan oleh seorang antropolog yang bernama Clifford
Geertz. Mereka percaya bahwa para peneliti terbatas dalam pemahaman mereka mengenai
organisasi ketika mereka mengikuti metode ilmiah. Mereka berargumen bahwa teori budaya
organisasi mengundang para peneliti untuk mengamati, mencatat dan memahami perilaku
komunikatif dari anggota-anggota organisasi. Para teoritikus menorehkan guratan kuas yang
lebar dalam pemahaman mereka akan organisasi dengan menyatakan bahwa “budaya bukanlah
sesuatu yang dimiliki oleh organisasi melainkan budaya adalah sesuatu yang merupakan
organisasi itu sendiri.”
Dalam organisasi budaya, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman, ras, etnis, dan
latar belakang individu, melainkan budaya itu adalah suatu cara hidup didalam sebuah
organisasi.Budaya organisasi mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini
mungkin mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas(Schrodt, 2002).
Budaya organisasi juga mencakup semua simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dan
seterusnya) dan makna-makna yang diletakkan orang pada simbol-simbol ini. Makna dan
pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen.

A. Metafora Budaya: Jaring Laba laba dan Organisasi


Kata culture(budaya) awalnya merujuk pada menyiapkan tanah untuk merawat tanaman
dan hewan. Kata ini d iinterpretasiakan sebagai mendukung
terjadinya pertumbuhan.Pancanowsky dan o’donnell mengartikan bahwa budaya organisasi
adalah esensi dari kehidupan organisasi. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa mereka
menerapkan prinsip prinsip antropologi untuk mengonstruksi teori mereka. Dan secara khusus
mereka mengadopsi pendekatan interpretasi simbolik yang dikemukankan oleh Clifford Geertz
dalam model teori mereka. Geertz menyatakan bahwa orang orang adalah hewan yang
bergantung dalam jaringan kepentingannya.Geertz menggunakan gambaran mengenai laba laba
bukan tanpa tujuan, ia yakin bahwa budaya seperti jaring yang dipintal oleh laba laba. Yang
artinya jaring ini terdiri atas desain yang rumit, dan tiap tiap jaring berbeda dengan yang lainnya.
Geertz beragumen bahwa budaya-budaya semuanya berbeda dan keunikan ini harus dihargai.
Pancanowsky dan O’Donnell Trujillo menerapkan prinsip-prinsip dasar ini pada organisasi. Baik
karyawan maupun manajer memintal jaring mereka sendiri. Mereka menyatakan bahwa anggota-
anggota dari organisasi terlibat di dalam banyak perilaku komunikasi yang memberikan
kontribusi untuk perusahaan. Singkatnya, jaring dari sebuah budaya organisasi telah dipintal.
Perspektif yang luas ini menggarisbawahi mengapa Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo
berargumen bahwa budaya organisasi “bukanlah sebuah potongan puzzle, melainkan budaya
adalah puzzle itu sendiri.”

B. Asumsi Teori Budaya Organisasi


Terdapat tiga asumsi pada Teori Budaya Organisasi yang dikemukakan oleh Pacanowsky
dan O’Donnell Trujillo, yaitu:

1. Anggota-anggota organisasi mencipakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki


bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik
mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
Asumsi ini berhubungan dengan pentingnya orang dalam kehidupan organisasi. Secara khusus,
individu saling berbagi dalam menciptakan dan mempertahankan realitas. Individu-individu ini
mencakup karyawan, supervisor dan atasan. Inti asumsi ini adalah yang dimiliki oleh organisasi.
Nilai adalah standar dan prinsip-prinsip dalam sebuah budaya yang memiliki nilai intrinsik(nilai
yang terkandung) dari sebuah budaya. Nilai menunjukkan kepada anggota organisasi apa saja
yang penting. Orang berbagi dalam proses menemukan nilai-nilai perusahaan. Menjadi anggota
dari sebuah organisasi membutuhkan pertisipasi aktif dalam organisasi tersebut.
2. Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.
Maksudnya adalah realitas organisasi ditentukan oleh simbol-simbol. Perspektif ini
menggarisbawahi penggunaan simbol dalam organisasi. Simbol merupakan representasi untuk
makna. Simbol-simbol ini sangat penting bagi budaya perusahaan. Simbol-simbol mencakup
komunikasi verbal dan non verbal di dalam organisasi. Seringkali simbol-simbol ini
mengkomunikasikan nilai-nilai organisasi. Simbol dapat berupa slogan yang memiliki makna.
Sejauh mana simbol-simbol ini efektif bergantung tidak hanya pada media tetapi bagaimana
karyawan perusahaan mempraktikannya.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda dan interpretasi tindakan dalam
budaya ini juga beragam.
Asumsi mengenai teori budaya organisasi berkaitan dengankeberagaman budaya
organisasi. Dengan kata lain budaya organisasi sangat lah bervariasi. Persepsi mengenai tindakan
dan aktifitas di dalam budaya budaya ini jugaseberagam budaya itu sendiri.

C. Pemahaman Etnografi: Mendasarkannya pada yang Mendalam


Seorang ahli bernama Geertz beragumen bahwa untuk memahami budaya, maka
seseorang harus melihatnya dari sudut pandang anggota budaya tersebut. Untuk melakukan hal
ini, Geertz percaya bahwa salah satu caranya adalah menjadi seorang etnografi.Etnografi
merupakan sejenis deskripsi tebal(thick description) atau penjelasan mengenai lapisan-lapisan
rumit dari makna yang mendasari sebuah budaya.
Para etnografi sering menyatakan bahwa cara yang mereka gunakan dalam mempelajari
budaya lebih natural dibandingkan cara yang digunakan oleh para peneliti kualitatif. Geertz
menyatakan bahwa etnografi bukan ilmu eksperimental melainkan sebuah metedologi yang
menguak makna.
Dalam budaya organisasi terdapat beberapa performa yang merupakan komponen penting
dalam teori budaya organisasi.
1. Performa komunikatif
Pancanowsky dan O’Donnell menyatakan bahwa anggota organisasi melakukan peforma
komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya organisasi yang unik. Peforma
adalah metafora yanng menggambarkan proses simbolik dari pemahaman perilaku manusia
dalam sebuah organisasi. Peforma organisasi sering kali memiliki insur teatrikal, dimana baik
supervisor maupun karyawannya memilih untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam
suatu organisasi. Para teoritikus menjabarkannya kedalam lima performa budaya, yaitu:
ritual,hasrat,sosial,politik,dan enkulturasi.
A. Performa Ritual
Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut performa ritual.
Ritual terbagi atas empat jenis yaitu: personal,tugas.sosial dan organisasi.
 Ritual Personal: Ritual ini mencakup semua hal yang anda lakukan rutin di tempat kerja.
 Ritual Tugas: Ritual ini merupakan perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan
seseorang.
 Ritual Sosial: Ritual ini adalah rutinitas verbal dan non verbal yang biasanya
mempertimbangkan interaksi orang lain.

 Ritual Organisasi: Ritual ini merupakkan kegiatan yang dilakukan secara rutinitas dan
berhubungan dengan organisasi.
B. Performa Hasrat
Kisah-kisah mengenai organisasi yang sering kali diceritakan dengan secara antusias oleh
para anggota organisasi dengan orang lain. Contohnya seperti seorang karyawan yang suka
menceritakan pengalaman bekerja dengan atasan nya.
C. Performa Sosial
Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk mendorong
kerja sama diantara anggota organisasi. Contohnya seperti seorang anggota yang tersenyum dan
mengucapkan selamat pagi kepada anggota lain.
D. Performa Politis
Performa Politis merupakan perilaku organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau
kontrol. Kebanyakan organisasi bersifat hierarkis yaitu harus ada seseorang yang menjadi
penguasa untuk mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan
dasar-dasar yang ada.
E. Performa Enkulturasi
Peforma ini merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dankeahlian
untuk menjadi anggota organisasi yang mamapu berkontribusi. Peforma inidapat berupa sesuatu
yang berani ,hati hati dan mendemonstrasikan kompetensi anggota dalam sebuah organisasi.
Performa ini dapat membantu anggota karyawan dalam menemukan maknda dari menjadi
anggota suatu organisasi.

Kesimpulan

Teori budaya organisasi dicetuskan oleh pacanowsky dan o’donnell, teori ini merupakan
teori yang memiliki pengaruh penting dalam teori dan penelitian dibidangkomunikasi
organisasi.Pacanowsky dan O’Donnell merupakan dua dari beberapa peneliti yang memepelajari
mengenai kehidupan organisasi dengan melihat baik pada karyawan maupun perilaku
mereka.Teori ini berguna karena informasinya dapat diterapkan pada hampir semua karyawan
dalam sebuah organisasi. Pendekatan ini berguna karena banyak informasi dari teori memiliki
hubungan pada karyawan pada bagaimana karyawan bekerja dan identifikasi mereka terhadap
lingkungan kerja

Anda mungkin juga menyukai