Anda di halaman 1dari 3

9.

Etika Komunikasi

Etika komunikasi adalah seperangkat prinsip, norma, dan nilai-nilai yang mengatur perilaku dan
interaksi dalam proses komunikasi antara individu atau kelompok. Prinsip-prinsip etika komunikasi
membimbing cara kita berbicara, mendengarkan, menulis, dan bertindak dalam berbagai situasi
komunikasi, baik itu dalam konteks pribadi maupun profesional. Tujuan utama dari etika komunikasi
adalah mempromosikan komunikasi yang bertanggung jawab, penuh penghargaan, dan efektif antara
individu atau kelompok. Hal ini melibatkan penghargaan terhadap kebutuhan dan hak-hak orang lain,
serta kesadaran akan dampak dari kata-kata dan tindakan kita terhadap orang lain.

Etika komunikasi juga melibatkan kesadaran akan konteks dan budaya dalam komunikasi. Setiap
situasi komunikasi memiliki norma dan aturan tersendiri yang perlu dipahami dan dihormati. Oleh
karena itu, penting untuk mempertimbangkan latar belakang budaya, nilai-nilai, dan norma-norma
dalam komunikasi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Secara keseluruhan, etika
komunikasi membantu menciptakan hubungan yang saling menghormati, memperkuat kepercayaan,
dan memfasilitasi pertukaran informasi yang bermakna dan konstruktif antara individu atau kelompok.

Berikut adalah beberapa prinsip dasar dalam etika komunikasi:

1) Kehormatan dan Penghargaan: Menghargai orang lain dalam setiap interaksi komunikasi, tanpa
memandang latar belakang, pendapat, atau identitas mereka.

2) Keterbukaan dan Jujur: Berkomunikasi dengan jujur dan terbuka, serta menghindari
menyembunyikan informasi yang relevan atau memberikan informasi yang menyesatkan.

3) Empati: Mencoba memahami sudut pandang dan perasaan orang lain dalam komunikasi,
sehingga memungkinkan kita untuk merespons dengan lebih sensitif dan penuh pengertian.

4) Kesopanan: Menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan dan menghormati orang lain,
termasuk dalam situasi yang mungkin menimbulkan konflik atau ketegangan.

5) Keterbukaan untuk Mendengarkan: Mendengarkan dengan seksama tanpa mengganggu atau


menyalahkan, sehingga memungkinkan orang lain untuk berekspresi dengan bebas.

6) Ketepatan Konteks: Menyesuaikan gaya dan tingkat formalitas komunikasi dengan konteks dan
audiens yang relevan.

7) Privasi dan Kerahasiaan: Menghormati privasi dan kerahasiaan informasi pribadi orang lain,
serta tidak menyebarkan informasi tersebut tanpa izin.

8) Tanggung Jawab: Bertanggung jawab atas kata-kata dan tindakan dalam komunikasi, serta siap
untuk menghadapi konsekuensi dari komunikasi tersebut.

9) Kejelasan dan Konsistensi: Mengkomunikasikan pesan dengan jelas dan konsisten, sehingga
menghindari kebingungan atau salah paham.

10) Respektabilitas: Berbicara dan bertindak dengan cara yang mencerminkan integritas dan nilai-
nilai moral yang tinggi.
10. Hambatan Komunikasi

Kompleksnya proses komunikasi, menyebabkan masalah dapat terjadi pada beberapa tingkatan pada
orang, kelompok, dan organisasi. Keterbatasan waktu, sumber, penyaringan, mendengarkan secara
selektif, dan faktor lainnya adalah beberapa hambatan utama dalam keberhasilan teknik komunikasi.

1. Menilai sumber

Menafsirkan atau memberi makna pada suatu komunikasi di bawah pengaruh


komunikator adalah proses mengevaluasi suatu sumber. Pengalaman persepsi dan tanggapan
penerima terhadap ide, pendapat, rekomendasi, dan tindakan dipengaruhi oleh sejarah
komunikator. Sekalipun seseorang yang dicap pernah mengutarakan gagasannya dengan itikad
baik, penerimanya akan tetap meragukan ketulusan pesannya.

2. Penyaringan

Manipulasi informasi, khususnya informasi yang kurang baik, berkaitan dengan


penyaringan. Penyaringan seperti ini biasanya terjadi dalam komunikasi bottom-up, ketika
materi yang mengganggu atasan kemudian dihilangkan.

3. Tekanan waktu

Tekanan waktu adalah kejadian umum dalam banyak aspek kehidupan dan
menimbulkan tantangan besar terhadap komunikasi yang efektif. Adalah umum bagi para
manajer untuk kekurangan waktu yang diperlukan untuk berbicara dengan setiap bawahannya.
Mereka sering mengabaikan fakta-fakta penting karena mereka sangat sibuk. Kadang-kadang
mereka yang seharusnya menjadi bagian dari saluran komunikasi resmi tidak diikutsertakan.
Hasilnya, pintasan mulai muncul.

4. Mendengarkan secara selektif

Orang sering kali hanya mendengarkan sedikit informasi tertentu dan mengabaikan
bagian lain karena berbagai alasan. Fenomena ini dikenal sebagai persepsi selektif, dan ini juga
mencakup pendengaran selektif. Individu mengabaikan informasi yang tidak ingin mereka
dengar dan hanya mendengarkan apa yang ingin mereka dengar.

5. Masalah bahasa

Proses komunikasi bersifat simbolis dan sangat bergantung pada kata-kata yang
digunakan untuk mengungkapkan makna. Orang-orang sering percaya bahwa mereka
berkomunikasi satu sama lain dan menggunakan bahasa yang sama, namun makna di balik kata-
kata yang mereka gunakan dapat berubah tergantung pada siapa mereka berbicara.

6. Bahasa kelompok

Organisasi profesional biasanya menciptakan jargon yang eksklusif untuk pemahaman


mereka sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi sekaligus mempercepat.
Terlebih lagi, dan lebih sukses lagi, tujuannya adalah menumbuhkan rasa bangga, solidaritas,
dan rasa memiliki. Hambatan komunikasi muncul karena kelompok lain seringkali tidak
memahami jargon teknis yang digunakan para ekonom, seperti biaya overhead, break event
point, dan lain-lain.

7. Perbedaan kerangka acuan

Proses pengkodean dan penguraian kode berdasarkan pengalaman umum diperlukan


untuk komunikasi yang efektif. Komunikasi bisa terputus jika orang yang berbicara tidak
mempunyai pengalaman yang sama. Dalam sebuah perusahaan, individu dari departemen atau
peran yang berbeda mungkin memiliki interpretasi yang berbeda-beda terhadap informasi yang
sama. Departemen manufaktur memandang penurunan penjualan sebagai akibat dari kurang
berhasilnya upaya pemasaran yang dilakukan oleh departemen pemasaran, sedangkan
departemen pemasaran mengaitkannya dengan kualitas produk yang buruk.

8. Beban komunikasi berlebihan

Komunikasi yang berlebihan terjadi ketika orang mendapatkan lebih banyak informasi
daripada yang bisa mereka proses. Para manajer sangat bergantung pada informasi dalam
proses pengambilan keputusan mereka, namun seiring dengan kemajuan teknologi informasi
yang pesat, mereka dibanjiri oleh informasi, sehingga menyulitkan mereka untuk memahami
dan memahami semua yang dibicarakan kepada mereka.

Anda mungkin juga menyukai