Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Attending and
Listening
Modul Standar untuk digunakan dalam
Perkuliahan di Universitas Widyatama

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Teknik Informatika 06710002 Dr. Feri Sulianta, S.T., M.T.

Abstract Kompetensi
Mata kuliah ini memberikan Setelah menyelesaikan
pemahaman tentang materi ini mahasiswa
Kecakapan Atar Personal diharapkan akan mampu
yang bertujuan orang memahami kepribadian yang
berinteraksi dan dimiliki.
berkomuniksi dengan
pendekatan perilaku
manusia berdasarkan kajian-
kajian ilmiah dan juga
membantu mahasiswa dalam
proses pengolahan informasi
dalam diri dan bagaimana
proses tersebut menjadi
informasi. Yang akan
dipelajari adalah pengertian
dan pemahaman KAP, alasan
mengapa orang melakukan
interaksi antar personal dan
bagaimana hubungan
interpersonal.
Bagian Isi

ARTI PENTING MENYIMAK


Tujuan menyimak (mendengarkan adalah untuk mengidentifikasikan
sesuatu yang diinginkan oleh seorang selama dan sesudah mengikuti suatu pesan
atau informasi tertentu. Pada saat menetapkan tujuan seseorang perlu mengetahui
alasan melakukan penyimakan (mendengar). Secara umum, orang menyimak atau
mendengarkan sesuatu untuk memahami, mengingat, menganalisis, dan
mengevaluasi isi dari pesan atau informasi, dan meningkatkan hubungan empatik
dengan orang lain.
Menyimak (mendengarkan) adalah suatu orientasi penerima terhadap
proses komunikasi, karena komunikasi melibatkan sumber dan penerima,
menyimak terdiri atas peranan yang dimainkan si penerima dalam proses
komunikasi.
Pada proses menyimak atau mendengarkan terdapat peruses memahami
ide dalam suati informasi yang disampaikan oleh seseorang baik secara lisan
maupun non lisan. Pada waktu menyimak atau mendengarkan untuk memahami
konsep yang merupakan pokok informasi atau pesan harus dipisahkan dari uraian
tambahan.
Dalam dunia bisnis memandang menyimak sebagai sesuatu yang kritis
bagi keberhasilan suatu pekerjaan.
Faktor utama dalam komunikasi adalah kemampuan melihat gagasan dan
sikap yang diungkapkan dari sudut pandang orang lain.
Pesona dalam proses menyimak dapat membantu dalam melakukan
umpan balik, bekerja dalam kelompok, memberikan tanggapan keberatan dan
aspek-aspek komunikasi bisnis lainnya.
SIFAT PROSES MENYIMAK
Menyimak adalah suatu aktivitas tunggal , tetapi para penyimak
melakukan berbagaimaktivitas yang berhubungan dan berkaitan dengan upaya
mereka yang berfungsi sebagai penerima dalam proses komunikasi.
Memahami proses menyimak membuat orang mengetahui alasan yang
menyebabkan pesan komunikasi lisan seringkali tidak lengkap diterima audiens.
Menyimak merupakan rangkaian dari beberapa aktivitas antar lain :
1. Memperhatikan, dalam aktivitas ini orang mendengarkan dan mencatat
pesan. Penerimaan pesan dapat terganggu oleh suara gaduh, pendengaran
yang lemah, atau tingkat perhatian yng rendah.
2. Menafsirkan, memahami pesan sesuai dengan penilaian, ide, harapan, dan
pengalaman pribadi. Kerangka referensi pembicara dapat berbeda dengan
yang ada dalam pikiran audiens sehingga perlu mengetahui maksud
pembicaraan.
3. Mengingat, menyimpan pesan di dalam memori untuk referensi untuk
waktu yang akan datang. Selama menyimak, audiens harus mengingat pesan
yang didengarnya dengan membuat catatan di dalam ingatan tentang
informasi yang disampaikan.
4. Mengevaluasi, dengan kemampuan berpikir kritis, audiens akan menilai
pernyataan yang dilontarkan oleh pembicara, membedakan antara fakta dan
opini, dan mengevaluasi bukti yang dikemukakan.
5. Memberi tanggapan, pada komunikasi yang terjadi dalam kelompok,
tanggapan awal dapat berupa umpan balik secara verbal tetapi dapat saja
bentuk tanggapan berupa hal lain, seperti tepuk tangan, tertawa atau diam.

Terlihat bahwa perlu adanya perlakuan terhadap penyimak sebagai


partisipan aktif dalam proses komunikasi. Satu-satunya langkah yang
membutuhkan sedikit usaha pada pihak penyimak adalah mendengarkan. Karena
mendengarkan merupakan suatu kegiatan penerimaan suara. Mendengar pada
dasarnya merupakan syarat penting untuk melakukan penyimakan.

SYARAT-SYARAT MENYIMAK YANG EFEKTIF


Pada saat melakukan proses penyimakan ada beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan agar proses menyimak (mendengarkan) berjalan secara efektif
antara lain:
1. Mempunyai atensi untuk mendengarkan
2. Mendengarkan dan memahami arti kata-kata yang diucapkan pembicara
3. Menguasai bahasa yang dipergunakan pembicara
4. Memahami arti kalimat-kalimat dan ungkapan yang dipergunakan
pembicara
5. Menyaring inti dan memisahkannya dari bunga-bunga pembicaraan,
membedakan fakta dan opini pembicara
6. Memberikan reaksi terhadap pesan yang diberikan.

FAKTOR PENYEBAB PROSES MENYIMAK TIDAK EFEKTIF


Terkadang dalam melakukan proses menyimak (mendengarkan) sering
terjadi hal-hal yang kita simak menjadi tidak efektif, biasanya ini terjadi
dikarenakan faktor-faktor berikut ini:
1. Lebih Banyak Berbicara Daripada Menyimak
Kita sering kali lebih suka mendengar suara kita sendiri dan merasa bahwa
tak satupun yang dikatakan orang lain semenarik dengan kita. Biasanya
orang akan lebih dan ingin berbicara daripada menyimak. Hal ini
disebabkan dalam proses menyimak seseorang akan bersifat pasif yang
kadang kala akan menimbulkan kejenuhandan kebosanan.

2. Sindrom Hiburan
Pada dasarnya, setiap manusia memiliki kesukaan akan hiburan, setiap
penyimak selalu mengharapkan atau menuntut para pembicara
menyampaikan informasi yang menarik dan bersifat menghibur mereka.
Tidak semua pembicara mampu menyampaikan informasi yang bersifat
menarik dan mengandung unsur hibuan, hal ini yang sering kali
menyebabkan para audiens menjadi jenuh. Untuk itu setiap penyimak perlu
mengkondisikan kapan seorang pembicara harus menyampaikan informasi
yang bersifat menghibur, serta bagi pembicara hendaknya mampu
mangkombinasi materi yang disampaikan sedemikian rupa agar terlihat
menarik dan disukai audiens.

3. Mengutamakan Prasangka
Hal ini akan menimbulakan proses penyimakan yang kurang efektif karena
kurangnya perhatian dalam memahami pembicara serta adanya pemberian
analisis dan evaluasi yang buruk terhadap pesan yang disampaikan.
Walaupun berprasangka merupakan sesuatu yang tidak salah namun apabila
tidak pada tempatnya tentu akan menimbulkan persepsi yang berbeda antara
pembicara dan audiens.

4. Menyimak Secara Tidak Kritis


Terkadang dalam proses menyimak, paudiens dihadapkan pada kondisi
dimana kurangnya perhatian pada informasi yang disampaikan. Hal ini
tentunya dapat menyebabkan materi yang disampaikan idak sepenuhnya
dapat dimengerti oleh audiens dengan baik. Ini akan berdampak pada respon
atau tanggapan yang akan diberikan oleh audiens. Oleh karena itu
diperlukan proses penalaran dan pengkritisan terhadap materi-materi yang
disampaikan.

5. Terpengaruh Oleh Gangguan


Gangguan biasanya akan mengalihkan perhatian audiens ke hal-hal lain
diluar materi yang disampaikan. Biasanya gangguan tersebut dapat terjadi
dari faktor dalam diri audiens sendiri atau dari faktor lain yang ada
disekelilingnya. Tidak betah berlama-lama ditempat pertemuan, sifat
tergesa-gesa, sakit kepala, merasa bosan, dan lain sebagainya merupkan
contoh dari faktor yang ada dalam diri audiens. Faktor yang muncul dari
luar diri audiens biasanya menyangkut hal-hal yang terjadi disekitar
mungkin dapat saja disebabkan karena kondisi ruangan yang panas,
pengeras suara yang buruk, cuaca yang buruk yang menimbulkan
kegelisahan, suara-suara bising d luar gedung, dan sebagainya dapat saja
menjadi gangguan tersendiri bagi audiens dalam memahami informasi yang
disampaikan.

6. Rasa Takut Terhadap Materi yang Sukar


Dalam proses menyimak biasanya audiens dihadapkan pada hal-hal yang
sifatnya baru dan terkesan sukar untuk dimengerti. Biasanya hal ini terjadi
jika sebelumnya audiens tidak memiliki pengetahuan terlebih dahulu
terhadap materi tersebut. Pada saat dihadapkan pada kondisi seperti itu
biasanya audiens akan mencoba menghindar dengan alasan-alasan tertentu,
walaupun dalam kenyataannya ia harus tetap mengerti akan materi tersebut.
Alasan utama menhindar dari materi tersebut adalah ketakutan akan
kegagalan yang akan diterimanya.
Oleh karena itu bagi setiap audiens haruslah menerapkan sikap sabar serta
mencoba sekuat tenaga dan termotivasi untuk mampu memahami materi
yang sifatnya sukar dimengerti tersebut.

PETUNJUK PENYIMAKAN YANG EFEKTIF


Ada beberapa tips atau petunjuk yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian
agar proses menyimak dapat berjalan dengan efektif antara lain:
1. Memberikan Perhatian yang Besar
Hendaknya pada saat melakukan proses penyimakan (mendengarkan)
audiens mencoba mencoba menyisihkan sebagian dari dirinya untuk
mencoba memahami arti dari setiap pesan atau informasi yang disampaikan.
Pemahaman ini sangat penting untuk dilakukan karena berhasil atau
tidaknya seorang pembicara atau komunikator dalam menyampaikan
sesuatu tergantung dari sejaumana lawan komuniasi (audiens)
memahaminya. Agar mampu menciptakan perhatian yang besar, audiens
harus dapat menghilangkan berbagai macam gangguan yang mungkin akan
mengganggu konsentrasi dalam memahami pesan atau informasi.
2. Memahami Sifat Komunikasi Non Verbal
Terkadang dalam penyampaiannya, seorang komunikator atau pembicara
lebih sering menggunakan komunikasi nonverbalnya agar audiens lebih
cepat dalam memahami setiap pesan atau informasi. Tidak semua audiens
terntunya memiliki kemampuan dalam menafsirkan setiap bentuk
komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh pembicara. Bagi pembicara
hendaknya perlu memperhatikan kaidah atau petunjuk dalam menggunakan
komunikasi nonverbal, harus mampu menempatkannya dalam kondisi yang
sesuai, sehingga pesan yang disampaikan akan dimengerti oleh seluruh
audiens.
3. Memahami Simbol Verbal atau Pesan
Selaim memahami hal-hal yang bersifat nonverbal, inti dari proses
menyimak adalah mengerti akan pesan utama atau inti dari pesan yang
dimaksud. Biasanya para pembicara akan menggunakan berbagai macam
cara agar pesan yang ia sampaikan dapat mengena pada sasaran. Hal ini juga
menyangkut dari penyampaian materi pesan yang dibuat. Pesan yang
disampaikan harusnya disajikan dalam bentuk yang realistis dan tidak
mengada-ada, dapat berupa data, hasil penelitian maupun pesan dalam
bentuk tertulis lainnya. Bagi para audiens diperlukan kemampuan analisa
untuk memahami pesan-pesan tersebut.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK


Kemampuan menyimak (mendengarkan) dapat ditingkatkan dengan
mengembangkan kebiasaan secara sadar yang membedakan antara pendengar
yang efektif dan yang tidak.
Strategi yang dapat dilakukan setiap individu dalam meningkatkan
kemampuan menyimak (mendengarkan) dapat dilakukan melalui cara-cara seperti
terlihat dibawah ini, antara lain :
1. Mengetahui kelebihan pembicara dalam subjek yang merupakan sesuatu
yang belum pernah diketahui oleh audiens.
2. Bersikap netral agar dapat mengurangi dampak emosional terdapad sesuatu
yang disampaikan, dan dapat menahan sikap menolak sampai seluruh pesan
di dengar.
3. Mengatasi gangguan dengan menutup pintu atau jendela dan lebih
mendekati pembicara.
4. Mendengar konsep dan pokok pikiran, serta mengetahui perbedaan antara
ide, dan contoh, bukti dan argumen.
5. Meninjau ulang pokok pembicaraan.
6. Tetap berpikir terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang
mengklarifikasikan pemahaman.
7. Tidak menyela pembicaraan.
8. Memberikan umpan balik (feed back)
9. Mengevaluasi dan mengkritisi isi pembicaraan, bukan pembicaranya.
10. Membuat catatan tentang pokok pembicaraan.

Selain yang sudah disebutkan diatas, untuk meningkatkan kemampuan


menyimak (mendengarkan) secara efektif, tingkat penerimaan informasi
diidentifikasikan dalam empat tahapan yang dapat membantu pengukuran
efektivitas menyimak. Dapat dilihat pada ilustrasi gambar dibawah ini.

UMPAN BALIK (FEED BACK)


Umpan balik (feed back) berhubungan erat dengan proses menyimak
(mendengarkan). Oengembangan pemahaman dan pengetahuan tentang cara kerja
umpan balik dapat meningkatkan kemampuan menyimak (mendengarkan).
Umpan balik terdiri dari semua pesan verbal dan nonverbal yang
disampaikan baik secara sadar atai tidak dalam merespon komunikasi dari pihak
lain. Umpan balik seringkali diungkapkan secara implisit.
Umpan balik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Umpan Balik Evaluatif
Respon yang diungkapkan pada saat orang memberikan penilaian atas
sesuatu yang dibicarakan. Pada saat seseorang meminta penilaian atas
aktivitas yang dilakukan akan mengundang respon yang bersifat evaluatif.
Umpan balik ini cenderung membentuk perilaku yang bersifat tetap selama
perilaku tersebut bergerak sesuai dengan arah perilaku yang
terdahulu.Umpan balik jenis ini juga bersifat korektif yang berfungsi
mencegah perilaku konikator atau pembicara yang tidak diharapkan.
2. Umpan Balik Non-evaluatif
Bersifat tidak diungkapkan secara terbuka pada tindakan pembicara
(komunikator), melainkan diterapkan pada saat seseorang ingin mengetahui
lebih banyak tentang perasaan orang lain untuk merumuskan pendapatnya
tentang suaru subjek tertentu. Pada saat menawarkan umpan balik ini
seseorang tidak mengacu pada pendapat dan penilaian pribadi, melainkan
hanya memberikan penjelasan, bertanya, atau menunjukkan minat pada
subjek yang sedang dikomunikasikan. Meskipun tidak bersifat memberi
penilaian,umpan balik ini sering diartikan sebagai sesuatu yang positif, yaitu
sikap lawan komunikasi semakin percaya pada waktu orang lain mencermati
dan menawarkan dukungan ketika dia berusaha mengatasi persoalan yang
dihadapi. Umpan balik jenis ini memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengatasi sendiri permasalahan yang dihadapinya untuk mendapatkan
solusi.
Umpan balik ini meliputi tiga klasifikasi antara lain :
a. Penyelidikan, yaitu teknik nonevaluatif untuk memperoleh informasi dari
pihak lain dan menunjukkan kesedian untuk mendengarkan masalah yang
dihadapi.
b. Pemahaman, pada saat berusaha memahami perkataan pihak lain,
seseorang akan mengulanghi perkatan yang didengarnay. Pengulangan
menunjukkan perhatian kepada pihak lain dan permasalahan yang dihadapi.
c. Dukungan, Biasanya diberikan dalam bentuk kata-kata empatik untuk
membangkitkan semangat dan harapan.
Daftar Pustaka
1. Pengembangan Kepribadian, Euis Winarti, Penerbit Graha Ilmu.
2. Meniti Sukses Menata Masa Depan, M. Syahrial Yusuf,dkk. Penerbit Graha Ilmu.
3. Pengembangan Diri, Lembaga Pengembangan Kepribadian John Robert Powers.
4. Professional Image, A. B. Susanto.
5. Mengatur Waktu Secara Efektif, Lothar J. Seiwert, PT Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai