Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI ATAU KIAT-KIAT DALAM MENDENGARKAN

SECARA EFEKTIF

DISUSUN OLEH:

Ghulam Prasetyo Utomo

163112706440064

UNIVERSITAS NASIONAL

TEKNIK INFORMATIKA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan
karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah “Mendengarkan Secara Efektif”. Makalah ini di susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Berkomunikasi.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah keterampilan berkomunikasi Bapak Prof. Dr. Iskandar Fitri S.T M.T yang telah
memberikan tugas terhadap penyusun. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini yang tidak bisa penyusun
sebutkan satu persatu.

Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun, maka kritik
dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat
berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

         Jakarta, 30 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………………………………………….……………………….……2
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…………………….……..3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………………...............4
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………..............4
3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...…4
4. Manfaat Penulisan……………………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Mendengar Aktif…………...……….….…………………….….………..6
2. Tujuan mendengarkan…………………………….........................................…...6
3. Empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi……....6
4. Alasan menjadi pendengar aktif…………………………………….……….…...7
5. Kemampuan menjadi pendengar yang baik……………………….……….…….7
6. Tips mendengarkan aktif………………………………………………….……..7
7. Jenis – jenis Pertanyaan……………………………………………….……………..8
8. Bertanya efektif……………………………………………………………………...9
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN…………………….………………………………………….….…11
2. SARAN……………………………………………………………………………...11

DAFTAR PUSTAKA……………………………...……………………………………………...12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Keterampilan dalam observasi dalam komunikasi tentu dipengarui beberapa faktor yang
dapat mendukung ataupun menghambat jalanya komunikasi, baik dari bidan sebagai maupun
klien / lawan bicara. Salah satu point sebagai yang mempengarui dalam keterampilan observasi
adalah mendengarkan aktif.
Mendengarkan (attentive listening), Seorang petugas kesehatan yang mendengarkan klien /
lawan bicara tidak saja memakai telinganya tetapi seluruh dirinya. Ia memfokuskan seluruh
perhatiannya tidak hanya pada apa yang disampaikan klien / lawan bicara tetapi bagaimana
klien / lawan bicara menyampaikannya. Melalui sikap tubuh dari , klien / lawan bicara bisa
merasa apakah siap dan berminat untuk mendengarkannya.
Dengan adanya keterampilan mendengar, harapannya akan mempermudah bidan dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan klien / lawan bicara, keluhan – keluhan tersebut
dapat diamati dari jenis pertanyaan yang diajukan oleh klien / lawan bicara kepada . Namun tidak
semua bidan sebagai mampu mendengarkan secara aktif, sehingga tergerak hati kami untuk
menguraikan melalui makalah tentang “keterampilan mendengar aktif”, dengan harapan dapat
dijadikan bekal oleh mahasiswa ketika praktik dilapangan kerja.

1.2  Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah penulisan makalah :
a.       Apa definisi keterampilan mendengar aktif?
b.      Apa saja jenis – jenis pertanyaan yang mendukung keterampilan berkomunikasi?
c.       Bagaimana bertanya yang efektif?

1.3  Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah :
a.       Untuk dapat mengetahui definisi keterampilan mendengar aktif.
b.      Untuk dapat menelaah jenis – jenis pertanyaan yang mendukung keterampilan berkomunikasi.

4
c.       Untuk dapat mengetahui bagaimana bertanya yang efektif dalam berkomunikasi.
1.4  Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah :
Bagi penulis :
a.       Sebagai media untuk memperluas ilmu pengetahuan terutama dalam keterampilan komunikasi
dan konseling dalam praktik .
b.      Melatih kemampuan berfikir kritis dan sistematis mengenai keterampilan mendengar aktif.
Bagi pembaca :
a.       Dapat menambah wawasan mengenai keterampilan mendengar aktif dalam menjalin komunikasi
antara bidan sebagai dengan pasien atau klien / lawan bicara.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mendengar Aktif


Mendengar aktif (active listening) adalah mendengarkan lebih dari sekedar pasif, tetapi
mendengarkan sambil berpikir dan mengevaluasi apa yang dikatakan.
Mendengar aktif berasal dari teori Carl Rogers “terapi-berpusat-orang”. Pada metode
mendengarkan ini seseorang mendengarkan seseorang dan kemudian menanggapinya dengan
menggunakan teknik seperti parafrase di mana pendengar menyatakan kembali apa yang telah
dikatakan untuk menunjukkan empati, menunjukkan bahwa dia mendengarkan dan memahami
apa yang dibicarakan, dan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan dan perasaan klien
/ lawan bicara.

Tujuan mendengarkan dan bertanya adalah:


1.      Mendorong klien / lawan bicara untuk berbicara.
2.      Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien / lawan bicara.
3.      Memberi arahan percakapan terhadap klien / lawan bicara.
4.      Meningkatkan kesadaran terhadap perasaan klien / lawan bicara.
5.      Untuk memperoleh informasi.
6.      Memberi suatu arahan percakapan terhadap klien / lawan bicara.

Terdapat empat bentuk mendengarkan yang bisa digunakan sesuai dengan situasi yang
dihadapi :
a.       Mendengar pasif (diam)
Mendengar pasif dilakukan bilamana klien / lawan bicara sedang menceritakan masalahnya,
berbicara tanpa henti, mengebu –gebu dengan ekspresi perasaan kesal atau sedih. Seain itu bila
berhenti sejenak dapat mendengar pasif untuk memberi kesempatan menenangkan diri.
b.      Memberi tanda perhatian verbal dan noverbal

6
Memberi tanda perhatian verbal atau nonverbal bila dilakukan bidan selaku dengan mengatakan
yaa, lalu,oh begitu, terus,.. atau sesekali menganguk. Tindakan ini juga bisa dilakukan sewaktu
klien / lawan bicara berbicara panjang tentang peristiwa yang terjadi pada dirinya.
c.       Mengajukan pertanyaan untuk mendalami dan klarifikasi
Mengajukan peranyaan dilakukan bila ingin mendalami apa yang diucapkan atau atau
diceritakan klien / lawan bicara.
d.      Mendengar aktif
Yaitu adanya feedback (umpan ballik) yang diberikan atau mereflesikan isi ucapan ayau perasaan
klien / lawan bicara. Refleksi isi adalah menyatakan kembali ucapan klien / lawan bicara dengan
menggunakan kata – kata lain, memberi masukan kepada klien / lawan bicara dari keluhan yang
disampaikan klien / lawan bicara.
Adapun refleksi perasaan berkaitan denganpengungkapan perasaan klien / lawan bicara yang
teramati oleh dari intonasi suara, raut wajah, dan bahasa tubuh klien / lawan bicara maupun dari
hal – hal yang tersirat dari kata – kata klien / lawan bicara.

Menjadi pendengar aktif sangat penting karena :


1)      Menunjukkan kepedulian
2)     Merangsang dan memberanikan klien / lawan bicara bereaksi secara spontan terhadap ,
3)      Menimbulkan situasi yang mengajarkan,
4)      Klien / lawan bicara membutuhkan gagasan - gagasan baru
Untuk mencapai tujuan dari komunikasi perlu saling memahami dan saling mendengarkan.

Untuk menjadi pendengar yang baik harus memiliki kemampuan sebagai berikut :
1)      Mampu berhubungan dengan orang diluar kalangannya.
2)      Mempunyai cara- cara untuk membantu klien / lawan bicara.
3)      Memperlakukan klien / lawan bicara untuk menimbulkan respon yang bermakna.
4)      Bertanggung jawab bersama klien / lawan bicara dalam konseling

Tips mendengar aktif


1.      Menerima klien / lawan bicara / lawan bicara apa adanya.
2.      Mendengar apa yang dikatakan klien / lawan bicara / lawan bicara dengan sepenuh hati.

7
3.      Mendengar pasif dengan memberi waktu klien / lawan bicara / lawan bicara untuk berpikir,
bertanya, dan berbicara.
4.      Gunakan kata-kata yang mendorong klien / lawan bicara / lawan bicara untuk tetap berbicara,
seperti: ”lalu?”, ”maksudnya?”.
5.      Menghindari gerakan yang mengganggu jalinan komunikasi.
6.      Ajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara apabila klien / lawan bicara / lawan bicara
belum paham.
7.      Melakukan pengulangan (refleksi) agar ada pemahaman.

2.2 Jenis – jenis Pertanyaan


Bertanya merupakan keterampilan yang cukup penting dan strategis dalam proses
komunikasi baik dalam memulai, selama proses atau ataupun dalam mengakhiri.

a.      Pertanyaan Tertutup


Pertanyaan tertutup bermanfaat untuk mengumpulkan informasi yang faktual (biasanya
dilakukan pada awal-awal percakapan), yang menghasilkan jawaban singkat ( ya atau tidak).
Pertanyaan tertutup menciptakan keadaan tidak nyaman saat berkomunikasi dan dalam proses
pengambilan keputusan, karena bidan mengontrol jalannya percakapan dan klien / lawan bicara
hanya akan memberikan informasi sebatas pertanyaan yang diajukan.
Contoh : untuk menanyakan biodata klien / lawan bicara, riwayat kesehatan
“ apakah ibu bekerja? ”
“ apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelumnya? ”

b.      Pertanyaan Terbuka


Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberi kebebasan menjawab dan memungkinkan
adanya berbagai macam jawaban. Pertanyaan terbuka akan dapat memfasilitasi klien / lawan
bicara untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi.
Cara ini efektif untuk menggali informasi yang lebih lengkap dari klien / lawan bicara, Juga
perlu digunakan intonasi suara yang menunjukkan minat dan perhatian.
Contoh: Untuk mengetahui kepercayaan, pengetahuan dan perasaan klien / lawan bicara.
” Bagaimana dukungan suami dan keluarga ibu dengan kehamilan ini? ”

8
c.       Pertanyaan Mendalam
Pertanyaan mendalam digunakan untuk menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh klien /
lawan bicara.
Contoh: “ ibu tadi mengatakan bahwa kehamilan ini sangat menyulitkan, bisa ibu ceritakan labih
lanjut?”
d.      Pertanyaan Mengarahkan (bersifat sugestif)
Jenis pertanyaan ini sangat tidak tepat untuk digunakan dalam melakukan komunikasi dengan
klien / lawan bicara, bahkan sebaiknya dihindari.
Contoh: “ pasti ibu tidak akan melupakan anjuran yang telah saya sebutkan barusan  kan? ”

2.3 Bertanya Efektif


Keterampilan bertanya dapat dikembangkan dengan memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut :
1)      Perhatikan suasana konseling klien / lawan bicara.
2)      Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan.
3)      Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan terarah, serta tidak keluar dari topik.
4)      Segera beri respon/ umpan balik terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan dengan sikap yang
baik dan empati.
Bertanya dengan efektif kepada klien / lawan bicara sangat penting, karena:
a.       Dapat menilai kebutuhan klien / lawan bicara.
b.      Dapat menilai pemahaman dan pengalaman klien / lawan bicara berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan, serta lingkup yang lain. Sehingga dapat mempermudah dalam memberikan solusi
atau dalam pemecahan masalah.
c.       Dapat menghemat waktu klien / lawan bicara dan bidan.

Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan agar bisa bertanya secara efektif :
1)     Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban. Jangan terlalu
cepat/lambat atau terlalu keras/ lemah. Karena suara yang terlalu lemah dan lambat akan susah
didengar dan sering membuat ngantuk karena seolah- olah kita dibuai oleh suara seperti itu.

9
Begitu pula suara yang terlalu keras akan membuat telinga sakit dan mengurangi konsentrasi
untuk mendengar.
2)      Gunakan kata- kata yang difahami klien / lawan bicara, karena bahsa- bahasa ilmiah yang tidak
dipahami klien / lawan bicara tidak akan bisa terjadi atau bahkan menyebabkan salah arti. Ini
sering terjadi pada bidan- bidan diawal pekerjaannya. Istilah- istilah sering digunakan untuk
berkomunikasi dengan klien / lawan bicara yang tidak memahami istilah tersebut.
3)      Ajukan pertanyaan satu persatu. Jangan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Karena ini
tidak efektif kadang klien / lawan bicara hanya ingat pertanyaan yang terakhir saja sehingga kita
harus mengulang- ulang lagi. Sehingga ajukan pertanyaan satu persatu agar bisa terjawab sesuai
apa yang kita butuhkan.
4)     Tunggu jawaban dengan penuh minat, jangan memotong. Biarkan klien / lawan bicara
menyelesaikan kalimatnya karena pemotongan ditengah kalimat bisa menimbulkan salah
persepsi.
5)     Gunakan kata- kata yang mendorong klien / lawan bicara untuk tetap bicara. Dengan demikian
klien / lawan bicara merasa diperhatikan dan lebih semangat untuk mengungkapkan
pembicaraannya.
6)     Bila harus menanyakan hal yang sangat pribadi, jelaskan mengapa hal itu harus ditanya. Kadang-
kadang klien / lawan bicara malu untuk mengungkapkan dan menutupi hal- hal tersebut. Dengan
penjelasan bahwa hal itu untuk tujuan penyembuhan dll maka klien / lawan bicara akan
mengungkapkan secara sukarela dan terbuka.
7)     Hindari penggunaan kata tanya “ mengapa “ karena kemungkinan kita dapat merasa disahkan. 

10
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian pembahasan makalah diatas, dapat disimpulkan :
a.       Mendengarkan yang aktif yaitu adanya feedback (umpan ballik) yang diberikan atau
mereflesikan isi ucapan ayau perasaan klien / lawan bicara. Refleksi isi adalah menyatakan
kembali ucapan klien / lawan bicara dengan menggunakan kata – kata lain, memberi masukan
kepada klien / lawan bicara dari keluhan yang disampaikan klien / lawan bicara.
b.      mendengarkan dapat menghasilkan beberapa keuntungan:
1.   Menumbuhkan hubungan saling percaya dan membuat seorang konselie merasa dia dihargai.
2.  Membuat seorang lebih mengenal konselienya terutama pada saat konselie/klien / lawan
bicara mencoba mengungkapkan persaan atau masalahnya.
3.  Konselie/klien / lawan bicara belajar untuk lebih mengenal dirinya.

3.2 Saran
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih dirasa sangat kurang sempurna.
Oleh karenanya, harapan kami adanya kritik dan saran dari pembaca yang sangat bersifat
membangun dalam pembuatan kami selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://rinidwiyanarosa.blogspot.com/2013/04/ketrampilan-observasi.html
http://www..net/tag/makalah-keterampilan-observasi/

12

Anda mungkin juga menyukai