Anda di halaman 1dari 27

1.

Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan antara dua atau lebih orang yang


dilakukan oleh pewawancara dan narasumber. tanya jawab dengan seseorang
(pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau
pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui
radio, atau ditayangkan pada layar televisi; 2 tanya jawab direksi (kepala personalia,
kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; 3 tanya jawab peneliti
dengan narasumber

Ada juga yang mengatakan bahwa definisi wawancara adalah suatu bentuk
komunikasi lisan yang dilakukan secara terstruktur oleh dua orang atau lebih,
baik secara langsung maupun jarak jauh, untuk membahas dan menggali
informasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula.

Wawancara (interview) memiliki tujuan yang jelas dan memiliki makna yang


melebihi maksud dari percakapan biasa. Proses wawancara ini terjadi dengan
adanya komunikasi bolak-balik antara pewawancara dengan orang yang
diwawancarai, untuk menggali topik tertentu yang dibahas.

Pengertian Wawancara Menurut Para Ahli

Untuk lebih memahami apa arti wawancara, kita dapat merujuk kepada
pendapat beberapa ahli. Di bawah ini adalah pengertian wawancara menurut
para ahli:

1. Lexy J. Moleong

Menurut Lexy J. Moleong pengertian wawancara adalah suatu percakapan


dengan tujuan-tujuan tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden
berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan
dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan
penelitian.
2. Charles Stewart dan W.B. Cash

Menurut Charles Stewart dan W.B. Cash pengertian Wawancara adalah proses
interaksi dengan sebuah tujuan serius yang memiliki maksud dan tujuan untuk
bertukar perilaku dan melibatkan aktivitas tanya jawab.

3. Denzig

Menurut Denzig pengertian wawancara adalah suatu kegiatan yang dipandu dan
rekaman pembicaraan atau tatap muka suatu percakapan, di mana seseorang
mendapat informasi dari orang lain.

4. Robert Kahn dan Channel

Menurut Robert Kahn dan Channel, pengertian wawancara adalah suatu pola
khusus dari sebuah interaksi yang dimulai secara lisan untuk suatu tujuan
tertentu dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik dengan suatu proses
eliminasi dari bahan-bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.

5. Koentjaraningrat

Menurut Koentjaraningrat pengertian wawancara adalah suatu cara yang


digunakan untuk tugas tertentu, mencoba untuk mendapatkan sebuah
informasi dan secara lisan pembentukan responden, untuk berkomunikasi
secara tatap muka.

6. Sugiyono

Menurut Sugiyono pengertian wawancara adalah suatu teknik pengumpulan


data yang dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat
dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan jaringan telepon.

7. Arikunto

Menurut Arikunton pengertian wawancara adalah dialog yang dilakukan


pewawancara untuk mendapatkan informasi dari terwawancara.
Fungsi Wawancara

Seperti yang disebutkan pada definisi wawancara di atas, fungsi wawancara


secara umum adalah untuk menggali informasi dari narasumber. Selengkapnya,
berikut ini adalah beberapa fungsi wawancara tersebut:

1. Menghindari kesalahan informasi/ data yang simpang siur


2. Informasi/ data dari hasil wawancara merupakan pelengkap informasi
awal
3. Memperoleh informasi secara komprehensif, akurat, jujur, dan
mendalam
4. Mendapatkan informasi dan data yang objektif dan berimbang
5. Menggali kemunkinan adanya perspektif baru atas suatu masalah

Tujuan Wawancara

Tujuan wawancara secara umum adalah untuk mendapatkan informasi yang


akurat dari narasumber dengan menyampaikan beberapa pertanyaan tertentu
kepada narasumber.

Secara khusus, berikut ini adalah beberapa tujuan wawancara:

1. Untuk menggali dan mendapatkan informasi atau data dari orang


pertama (primer).
2. Untuk melengkapi informasi/ data yang dikumpulkan dari teknik
pengumpula data lainnya
3. Untuk mendapatkan konfirmasi dengan menguji hasil pengumpulan
data lainnya

Jenis-Jenis Wawancara

Dilihat dari sisi pelaksanaannya, wawancara dapat dikelompokkan menjadi tiga


jenis. Berikut ini adalah jenis-jenis wawancara:
1. Wawancara Terpimpin

Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara sudah memiliki daftar


pertanyaan yang lengkap dan terinci untuk diajukan kepada narasumber.

2. Wawancara Bebas Terpimpin

Ini adalah jenis wawancara dimana pewawancara melakukan kombinasi antara


wawancara terpimpin dengan wawancara bebas, dimana pelaksanaannya sesuai
dengan pedoman mengenai topik yang dibahas.

3. Wawancara Bebas

Wawancara bebas adalah jenis wawancara dimana pewawancara bebas


memberikan pertanyaan kepada responden, namun harus tetap
memperhatikan kaitan antara pertanyaan dengan data yang diperlukan. Pada
wawancara bebasa terkadang pertanyaan menjadi tak terkendali jika tidak
berhati-hati.

Ciri-Ciri Pewawancara

Seorang pewawancara harus bisa membangun suasana yang kondusif dan tidak
kaku selama wawancara. Dengan begitu, responden atau narasumber dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan. Berikut ini adalah sikap-
sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara:

1. Netral

Pewawancara harus bisa bersikap netral, dalam artian tidak memberikan


komentar setuju atau tidak setuju terhadap pernyataan yang disampaikan oleh
narasumber. Tugas utama pewawancara adalah mengajukan pertanyaan dan
merekam semua keterangan yang disampaikan narasumber.
2. Ramah

Pewawancara harus mampu menciptakan suasana yang menarik minat


responden atau narasumber. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat
sebuah narasi terkait pertanyaan yang akan disampaikan.

3. Adil

Pewawancara harus dapat menempatkan diri sebagai orang yang netral dan
memperlakukan responden dengan sama. Dengan kata lain, pewawancara tetap
sopan dan menghormati semua narasumber tidak perduli bagaimanapun
keadaannya.

4. Menghindari Ketegangan

Pewawancara sebaiknya menghindari ketegangan dalam proses wawancara,


sehingga responden tidak merasa dihakimi atau diuji. Hal ini dapat dicapai
dengan memberikan pertanyaan yang sesuai dengan topik dan terarah

2. Ceramah

Ceramah merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan yang mempunyai tujuan


untuk memberikan nasehat, petunjuk maupun petuah kepada pendengar secara
lisan. Pendengar bisa berarti siapa saja, masyarakat luas atau khalayak.

Pengertian Ceramah Menurut Para Ahli

 Menurut Sumantri M. Dkk

Menurut Sumantri M, dkk, metode ceramah diartikan sebagai penyajian pelajaran


oleh seorang penceramah dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada
orang yang mendengarkannya.Ceramah merupakan suatu metode yang paling
populer dan paling banyak digunakan oleh para pengajar atau guru di sekolah.Hal ini
menunjukkan bahwa dalam ceramah ini mudah digunakan dan efektif dalam
menyampaikan informasi.

 Menurut Dimyati Dkk

Metode ceramah adalah sebuah bentuk interaksi belajar mengajar yang dilakukan
melalui penuturan dan penjelasan secara lisan oleh seorang guru terhadap
sekelompok anak didiknya.
Fakta bahwa ceramah itu sangat dipengaruhi oleh kepribadian dan kemampuan
guru yang didapatkan dari pengalaman-pengalaman hidupnya serta bakat yang
dimiliki dan penguasaan materi.

Seorang guru atau penceramah harus memiliki keterampilan yang baik dalam
mengemas sebuah informasi dalam sebuah ceramah lisan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami.

Kualitas ceramah ini dipengaruhi oleh gaya bahasa, penampilan suara, prosedur,
kelancaran, dan sebagainya yang membuat para audiens lebih mudah menyerap
informasi yang disampaikan.

 Menurut M. Basyiruddin Usman

Metode ceramah adalah sebuah teknik penyampaian pesan dalam pelajaran yang
sudah lazim disampaikan oleh seorang guru di sekolah.

Ceramah diartikan sebagai sebuah cara penyampaian dan penjelasan bahan secara
lisan oleh seorang guru bila mana diperlukan.

 Menurut Muhibbin Syah

Metode ceramah diartikan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis


untuk menyampaikan informasi.

Selain itu, ceramah juga sangat efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau
rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.

 Menurut KBBI

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut dengan metode
ceramah adalah salah satu cara belajar mengajar yang menekankan pada
pemberitahuan satu arah dari seorang pengajar kepada para pelajar.

Ciri – Ciri Ceramah

 Ceramah disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang


atau disiplin ilmu tertentu.
 Memiliki struktur yang lengkap, terdiri atas pendahuluan, isi, penutup.
 Isi ceramah sesuai dengan kegiatan yang ada.
 Isi ceramah harus objektif, jelas, dan benar.
 Isi ceramah tidak akan menimbulkan pertentangan di masyarakat.
 Bahasa yang digunakan penceramah mudah dipahami pendengar.

Ciri – Ciri Pembicara Yang Baik

 Mereka memandang suatu hal dari sudut pandang yang baru, mengambil titik
pandang yang tak terduga pada hal-hal umum.

 Mereka mempunyai cakrawala luas. Mereka memikirkan dan membicarakan


isu-isu dan beragam pengalaman di luar kehidupan mereka sehari-hari.
 Mereka antusias, menunjukkan minat besar pada apa yang mereka perbuat
dalam kehidupan mereka, maupun pada apa yang Anda katakan pada
kesempatan itu.

 Mereka tidak pernah membicarakan diri mereka sendiri.

 Mereka sangat ingin tahu. Mereka bertanya, “Mengapa?” Mereka ingin tahu
lebih banyak mengenai apa yang Anda katakan.

 Mereka menunjukkan empati. Mereka berusaha menempatkan diri mereka


pada posisi Anda untuk memahami apa yang Anda katakan.

 Mereka mempunyai selera humor, dan tidak keberatan mengolok-olok diri


sendiri. Sungguh, konversasionalis terbaik sering mengisahkan pengalaman
konyol mereka sendiri.

 Mereka punya gaya bicara sendiri.

Jenis – Jenis Ceramah

 Ceramah Umum

Ceramah umum merupakan pesan yang tujuannya untuk memberikan sebuah


nasehat serta petunjuk-petunjuk yang ditujukan terhadap khalayak ramai, atau
masyarakat luas. Pada umumnya ceramah umum bersifat menyeluruh, maksudnya
tak ada batasan apapun baik itu dari audiens yang sudah tua maupun yang masih
muda, materinya pun tidak ditentukan, sesuai dengan acara.

 Ceramah Khusus

Ceramah khusus merupakan ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat


dan petunjuk-petunjuk terhadap mad’u atau khalayak tertentu dan bersifat khusus
baik itu materinya ataupun yang lainnya. Pada ceramah khusus ini, banyak batasan-
batasan yang dibuat contohnya materi yang menyesuaikan dengan keadaan.
Misalnya Peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Unsur – Unsur Ceramah

 Penceramah
Unsur dari ceramah yang pertama adalah penceramah itu sendiri yaitu orang
yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk menjadi seorang penceramah,
wajib memiliki ilmu yang mumpuni terhadap materi yang diberikan kepada
pendengar.

 Pendengar
Unsur ceramah yang kedua adalah pendengar. Pendengar merupakan orang
yang menerima nasehat dan petunjuk dari penceramah.
 Materi
Materi yang diberikan dalam ceramah berasal dari ajaran-ajaran suatu
agama. Namun, ceramah yang baik adalah ceramah yang mampu dan
sanggup membuat pendengar terdorong dan tergugah untuk melakukan
nasehat-nasehat yang telah diberikan oleh penceramah. Selain itu, materi
ceramah harus disusun secara sistematis agar materi disampaikan dapat
diterima dengan baik oleh pendengar.

Tujuan Teks Ceramah

 Informatif/instruktif : artinya untuk memberikan informasi kepada pendengar


mengenai suatu hal sehingga pendengar dapat memahami atau mengerti isi
informasi dengan jelas dan benar.

 Persuasif : artinya mengajak pendengar supaya mengikuti apa yang telah


pembicara sampaikan agar keyakinan pendengar semakin bertambah untuk
melakukan sesuatu kearah yang lebih baik lagi.

 Argumentatif : artinya untuk meyakinkan pendengar mengenai suatu hal.

 Deskriptif : artinya untuk menggambarkan atau melukiskan tentang suatu


keadaan.

 Rekreatif : artinya untuk menghibur atau menggembirakan pendengar agar


merasa puas.

 Naratif : artinya untuk menceritakan sesuatu hal kepada pendengar.

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

 Menggunakan kalimat simpleks/tunggal dan kompleks/majemuk.


 Menggunakan kata kerja mental, misalnya memprihatinkan.
 Kalimatnya bersifat deklaratif dan imperatif (persuasif/ajakan).
 Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-
akibat) satu dengan yang lainnya.
 Menggunakan kata-kata teknis/peristilahan yang berkenaan dengan topik
yang dibahas penceramah.
 Menggunakan kata sapaan orang kedua atau ketiga yang sesuai dengan
bahasa adat setempat, santun serta sesuai dengan kondisi/situasi.

Metode Ceramah

 Ekstemporan : merupakan metode ceramah dengan cara hanya menuliskan


pokok pembahasan atau gagasan utama saja,
 Impromptu : merupakan metode yang paling sering digunakan oleh para
penceramah senior dan berpengalaman, karena tidak ada persiapan dan
menyampaikan ilmu yang dimiliki yang diingatnya,
 Membaca naskah : biasanya metode ini digunakan oleh para penceramah
baru dan pemula karena mudah untuk membaca naskah secara lengkap,
 Menghafal : merupakan metode dengan menghafal teks ceramah terlebih
dahulu.

Struktur Teks Ceramah

 Pendahuluan

Pembuka: bagian ini berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, dan ucapan
syukur.
Pengantar: bagian ini adalah paragraf pengantar yang mengarah pada topik.
Biasanya pengantar berasal dari informasi atau berita yang faktual yang masih
terkait dengan topik ceramah.

 Isi Ceramah

Inti: berisi paparan dari penceramah, pandangan umum, ilustrasi dari materi yang
disampaikan.
Gagasan: berisi ide besar yang ingin disampaikan kepada pendengar. Ceramah
yang baik berisi satu gagasan besar yang kemudian dikembangkan dalam subtopik.

 Penutup

Simpulan
Ucapan permintaan maaf
Salam penutup

Contoh Teks Ceramah


Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kepada kita semua nikmat sehat serta nikmat iman sehingga kita dapat berkumpul di
tempat yang insya Allah mulia ini.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita NAbi Agung
Muhamamd SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman
ilmiah yang terang benderang seperti sekarang ini. Juga kepada keluarganya,
sahabatnya, serta para pengikutnya dan sampailah kepada kita selaku umatnya.
Aamiin.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Allah serta Rasul-Nya telah mengajarkan kepada kita untuk dapat menjalani hidup
dengan lapang dan tenang. Salah satu sifat yang harus kita miliki untuk dapat hidup
lapang dan tenang adalah adalat sifat sabar. Kata sabar berasal dari bahasa arab
yang artinya menahan diri. Apabila diartikan dalam kehidupan sehari-hari maka
cakupan artinya sangat luas.
Kita akan semakin mudah untuk dapat bersabar dalam menghadapi cobaan apabila
kita semakin sadar akan siapa diri kita sebenarnya. Untuk itu hal pertama yang
dapat kita bangun dalam diri kita adalah dengan menyadari bahwa kapanpun dan di
manapun kita berada pasti tidak akan pernah lepas dari yang namanya cobaan.

Dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang membahas mengenai balasan bagi
orang-orang yang bersabar. Beberapa ayat tentang sabar ada dalam surah Al-
Baqarah ayat 153, 155,156,157. Untuk ayat 153 berbunyi yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat. Sungguh Allah akan bersama pada orang-orang yang sabar.

Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya mengajak saudara – saudara semua
untuk selalu meningkatkan kualitas sabar kita mengenai hal apapaun yang telah
terjadi dalam hidup kita. Sehingga hati kita dapat lebih tenang dalam menerima apa
yang telah Allah takdirkan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3.role playing
Role playing atau bermain peran. Sebagai salah satu metode pembelajaran yang
dapat diterapkan oleh guru pada siswa. Artikel ini akan memberikan penjelasan
tentang metode pembelajaran dengan teknik ini.
Apakah yang dimaksud dengan metode pembelajaran role playing? Akan dijelaskan
di artikel ini. Selain itu, masih ada banyak hal lagi yang akan dijelaskan pada artikel
ini. Semoga pembahasan metode pembelajaran dengan teknik role playing akan
dapat membantumu untuk memahami metode tersebut

Pengertian Metode Pembelajaran Teknik Role Playing


Apakah metode role playing itu? Sandra de Young dalam Nursalam dan Efendi
(2008) menyatakan bahwa metode role playing atau dikenal dengan bermain peran
merupakan salah satu bentuk drama. Dalam metode ini, siswa diminta untuk
bermain suatu drama, secara spontan untuk memperagakan peran – perannya
dalam berinteraksi. Peran yang dilakukan berhubungan dengan masalah maupun
tantangan dan hubungannya dengan manusia.
Pendapat lain Perdana (2010) menyatakan bahwa metode bermain peran
merupakan suatu metode pembelajaran, di mana subjek diminta untuk berpura –
pura menjadi seseorang dengan profesi tertentu yang digeluti orang tersebut. Selain
itu, subjek juga diminta untuk berpikir seperti orang tersebut agar dia dapat
mempelajari tentang bagaimana menjadi seseorang dengan profesi tersebut.

Tangdilintin (2008) menyatakan bahwa metode role playong dapat juga disebut
sebagai sosiodrama. Dia menyatakan bahwa metode ini dapat menunjukkan
dampak dari tekanan yang kita berikan ke orang lain, mampu menunjukkan suatu
kondisi kehidupan yang nyata, dan menghentika sementara suatu drama secara
tepat untuk mencari tahu dan merefleksikan perasaan yang ditunjukkan oleh peran
tersebut. Fatmawati (2015) menyatakan role playing atau bermain peran merupakan
suatu model pembelajaran yang meminta siswa untuk melaksanakan suatu peran
sesuai dengan skenario yang telah disusun. Tujuannya untuk mencapau kompetensi
yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Kartini (2007) menyatakan bahwa metode bermain peran merupakan suatu cara
yang digunakan untuk meniru cara bertingkah laku seseorang dalam sebuah drama.
Tingkah laku yang ditekankan dalam metode bermain peran, kaitannya dengan
hubungan sosial. Santoso (2010) menyatakan bahwa metode bermain peran
mendayagunakan pengaruh kinestetik atau gerakan, sebab subjek diminta untuk
melakukan suatu peranan tertentu. Metode ini digunakan untuk mengembangkan
kemampuan interpersonal atau kemampuan individu untuk melakukan interaksi
dengan orang lain.

Selanjutnya, pendapat lain Wicaksono (2016) menyatakan bahwa metode role


playing memiliki dua macam pengertian. Pertama, bermain peran merupakan
kegiatan yang bersifat sandiwara. Artinya terdapat permain – pemain maupun tokoh
– tokoh yang memainkan suatu peran tertentu, peran tersebut sesuai dengan tokoh
yang telah ditulis dalam skenario, dan tujuan dari bermain peran ini adalah untuk
memberikan hiburan pada orang lain. Kedua, metode bermain peran merupakan
suatu kegiatan yang bersifat sosiologis, di mana pola – pola dalam berperilaku yang
ditunjukkan oleh seseorang, ditentukan oleh norma – norma sosial yang hidup di
masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode bermain
peran, meminta subjek untuk memainkan peran tertentu, melalui suatu interaksi
dengan lingkungan sosialnya. Metode pembelajaran dengan  teknik ini dapat dipilih
guru untuk diterapkan pada siswa, sebab memiliki kelebihan tertentu. Apa saja
kelebihannya? Akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Pembelajaran dengan Teknik Role Playing


Penggunaan metode role playing atau bermain peran, memiliki beberapa kelebihan,
yaitu sebagai berikut.
1. Permainan yang diperankan sendiri, membantu dalam memahami masalah – masalah yang
sedang dihadapi (Santoso, 2010).
2. Bagi peserta yang memainkan peran sebagai orang lain, maka peserta tersebut dapat
menempatkan dirinya sendiri seperti watak dari karakter yang dimainkan itu (Satoso, 2010).
3. Mampu merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain. Hal tersebut mampu
menumbuhkan sikap saling memperhatikan orang lain (Santoso, 2010).
Selain memiliki beberapa kelebihan, metode role playing atau bermain peran juga
memiliki beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut.
1. Apabila pelatih tidak menguasai metode bermain peran dalam setiap sesi yang diadakan
dalam pelatihan, maka akan menjadikan metode bermain peran ini menjadi tidak berhasil
(Santoso, 2010).
2. Langkah – langkah dalam metode bermain peran yang tidak dipahami trainer dengan baik,
dapat menimbulkan kekacauan selama kegiatan berlangsung (Santoso, 2010).
Ternyata dalam metode role playing ini akan menjadi suatu kelemahan, ketika guru
atau pembimbing atau pelatih tidak memahami dengan baik, tentang langkah –
langkah dalam melasanakan metode role playing. Pembahasan yang selanjutnya
akan memberikan penjelasan tentang langkah langkah dalam role playing yang perlu
dilakukan oleh guru. Sebagai pembanding penting juga untuk mempelajari Metode
Simulasi, jadi pelajari juga metode tersebut.
Langkah – langkah Metode Pembelajaran dengan Teknik Role Playing
Adapun langkah – langkah yang perlu dilakukan oleh guru, ketika menerapkan
metode pembelajaran dengan menggunakan teknik bermain peran. Langkah –
langkah tersebut (Wicaksono dkk. 2016) dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Guru atau pembimbing perlu untuk menyusun atau menyiapkan tentang skenario
yang akan ditampilkan di kelas.
2. Guru membentuk siswa dalam kelompok – kelompok.
3. Guru memberikan penjelasan pada siswa tentang kompetensi – kompetensi yang
ingin dicapai melalui kegiatan pembelajaran role playing.
4. Kemudian, guru memanggil siswa yang telah ditunjuk untuk memainkan peran
sesuai dengan skenario yang telah disiapkan oleh guru.
5. Masing – masing siswa berada dalam kelompoknya, kemudian siswa tersebut
melakukan pengamatan pada siswa yang sedang memperagaka skenarionya.
6. Guru meminta masing – masing kelompok untuk menyusun dan menyampaika hasil
kesimpulan berdasarkan skenario yang dimainkan oleh kelompok yang lain.
7. Pada langkah terakhir ini, guru memberikan kesimpulan dari kegiatan role
playing yang dilakukan bersama siswa. Kesimpulan yang diberikan guru bersifat
umum.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa ada tujuh langkah yang harus dilakukan
oleh guru, ketika menerapkan suatu teknik bermain peran dalam kegiatan
pembelajaran. Skenario sebagai bagian yang penting dalam bermain peran perlu
disusun oleh guru dengan cara sebaik mungkin. Meninjau dari skenario yang harus
disusun oleh guru, sebenarnya apakah tujuan dari metode pembelajaran yang
menerapkan teknik bermain peran? Di bawah ini penjelasannya.

Tujuan dari Metode Pembelajaran dengan Teknik Role Playing


Sama hal nya dengan metode – metode pembelajaran dengan teknik yang lain,
metode role playing atau bermain peran, juga memiliki tujuan. Tujuan dari
metode role playing atau bermain peran, yaitu mengajarkan tentang empati pada
siswa (Ismail, 1998). Siswa diajak untuk mengalami dunia dengan cara melihat dari
sudut pandang orang lain. Siswa diminta untuk membayangkan dirinya di posisi
orang lain agar bisa menyelami perasaan dan sikap yang tunjukkan oleh orang lain,
memahami dan peduli terhadap tujuan dan perjuang dari orang lain, dan mencoba
untuk berperan yang tidak biasa. Dalam artian memainkan peran orang lain yang
mungkin dapat berbeda dengan karakteristik yang ada dalam dirinya.
Penjelasan di atas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan metode
pembelajaran yang menerapkan teknik bermain peran, semoga dapat membantu
saudara dalam memahami teknik role playing. Selamat belajar dan sukses selalu.

Pengertian Metode Role Playing

Role-play adalah suatu aktifitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai


tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Role-play berdasarkan pada tiga aspek utama dari
pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari:
1) Mengambil peran (Role-taking), yaitu tekanan ekspektasiekspektasi sosial terhadap
pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan
anak perempuan), atau berdasar juga tugas jabatan(bagaimana seorang agen polisi harus
bertindak)dalam situasi-situasi sosial.
2) Membuat peran (Role-making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah
secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi
peran sewaktu-waktu diperlukan
3) Tawar-menawar peran (Role-negotiation), yaitu: tingkat dimana peran-peran
dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan
hambatan interaksi sosial.
Pengertian Metode Role Playing
Suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi
dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa
dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang
diperankan.
 
Langkah-langkah model pembelajaran Role Playing
Langkah-langkah model pembelajaran role playing ini adalah:
 guru menyiapkan scenario pembelajaran,
 menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut,
 pembentukan kelompok siswa,
 penyampaian kompetensi,
 menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
 kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon,
 presentasi hasil kelompok,
 bimbingan penyimpulan dan refleksi.
 
Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Role Playing
Kelebihan Metode Role Playing
Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai
kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga
dapat belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:
 Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.
 Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam
situasi dan waktu yang berbeda.
 Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu
melakukan permainan.
 Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
 Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias
 Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
 Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan
siswa sendiri
 Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan / membuka kesempatan bagi lapangan kerja
 
Kelemahan Metode Role Playing
Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang
sempurna,semua ilmu ada kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role
Playing dalam dalam cakupan cara dalam prooses mengajar dan belajar dalam
lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat kelemahan:
1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak
2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan,
bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan
pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini
 
Tujuan Metode Role Playing
Bermain peran dalam proses pembelajaran yang ditujukan agar siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
hubungan sosial atau manusia. Menurut Santosa (2010 : 18) tujuan bermain peran
adalah agar siswa dapat:
 memahami perasaan orang lain,
 menempatkan diri dari situasi orang lain,
 mengerti dan menghargai perbedaan pendapat.
Dengan demikian peran mereka dapat menghayati peranan apa yang dimainkan,
mampu menempatkan diri dalam situasi orang lain yang dikehendaki guru. Siswa
tersebut juga bisa belajar watak dari orang la in, cara bergaul dengan orang lain, cara
mendekati dan berhubungan dengan orang lain, dalam situasi itu mereka harus bisa memecahkan
masalahnya sendiri.

4.sosial drama
. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama terdiri dari dua suku kata “sosio” yang artinya masyarakat, dan
“drama” yang artinya keadaan seseorang atau peristiwa yang dialami orang, sifat
dan tingkah lakunya, hubungan seseorang, hubungan seseorang dengan orang lain
dan sebagainya. Metode sosiodrama adalah suatu metode mengajar dimana guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan
peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat sosial.
Sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk
tingkah laku dalam hubungan sosial.
Langkah-langkah dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan
Sosiodrama.
Langkah-langkah pelaksanaan sosiodrama:
1. Menentukan secara pasti situasi masalah.
2. Menentukan pelaku dan pemeran.
3. Permainan sosiodrama atau peragaan situasi.
4. Menghentikan peragaaan setelah mencapai klimaks.
5. Menganalisa dan membahas permainan peran.
6. Mengadakan evaluasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan sosiodrama:
1. Masalah yang dijadikan tema-tema hendaknya dialami oleh sebagian besar
siswa.
2. Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi diri sendiri.
3. Jangan terlalu banyak menyutradai, biarkan murid mengembangkan kreatifitas
dan spontanitas mereka.
4. Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan terhadap baik atau
buruknya lakon seorang murid.
5. Kesimpulan diskusi dapat dirumuskan oleh guru.
6. Sosoidrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan peranan situasi
sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja.
. Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode Sosoidrama
Kelebihan metode Sosiodrama:
1. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. disamping
merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.
2. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan
penuh antusias.
3. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.
4. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat
memetik butir-butir hikmah yang terkandung didalamnya dengan penghayatan
siswa sendiri.
5. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat
menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Kekurangan metode sosoidrama:


1. Situasi sosial yang diciptakan dalam suatu lakon tertentu, tetap hanya
merupakan situasi yang memiliki kekurangan kualitas emosional dengan situasi
sosial yang sebenarnya.
2. Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak cemerlang untuk
memecahkan sebuah masalah.
3. Perbedaan adat-istiadat, kebiasaan dan kehidupan didalam masyarakat akan
mempersulit pengaplikasian metode ini.
4. Kadang-kadang anak-anak tidak mau memainkan suatu adegan karena kurangnya
rasa percaya diri.
5. Metode ini memerlukan waktu yang cukup panjang.
6. Anak-anak yang tidak mendapatkan giliran akan menjadi pasif.
7. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. Dan ini tidak semua guru memilikinya.
8. Apabila pelaksanaan sosiodrama mengalami kegagalan, bukan saja dapat
memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak
tercapai.
9. Tidak semua mata pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.
10. Pada mata pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode
sosiodrama.

C. Tujuan sosiodrama
Tujuan sosiodrama antara lain sebagai berikut:
1. Agar anak didik mendapatkan keterampilan sosial sehingga diharapkan nantinya
tidak canggung menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menghilangkan perasaan kurang percaya diri dan rendah diri yang tidak pada
tempatnya.
3. Mendidik dan mengembangkan kemampuan dan untuk mengemukakan pendapat
didepan teman sendiri atau orang lain.
4. Membiasakan diri untuk sanggup menerima dan menghargai pendapat orang lain.

Metode drama wajar digunakan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang


mengandung sifat-sifat sebagai berikut:
1. Memahami perasaan orang lain
2. Membagi pertanggungan jawab dan memikulnya
3. Menghargai pendapat orang lain
4. Mengambil keputusan dalam kelompok
5. Memperbaiki hubungan sosial
6. Mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap
7. Menanggulangi atau memperbaiki sikap-sikap salah.

D. Bentuk-bentuk Dramatisasi
Terdapat beberapa bentuk dramatisasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran
di antaranya:
1. Permainan bebas
Pendidik hanya mengemukakan cerita dan memberikan sedikit saja pengarahan,
kemudian peserta didik melakukan sesuai dengan apa yang dapat diserapnya
menurut fantasi dan imajinasinya sendiri.
2. Melakonkan suatu cerita
Melakonkan suatu cerita atau mempertunjukkan suatu tingkah laku tertentu yang
disimak dari suatu cerita. Caranya dapat bermacam-macam. Cerita itu dibacakan
keras-keras baik oleh pendidik maupun oleh salah seorang peserta didik dan
kemudian peserta didik mencoba menirukan tingkah laku atau perbuatan yang
diceritakan itu melalui pantomim. Pendidik mungkin terlebih dahulu mendiskusikan
tingkah-tingkah yang sekiranya dapat dilakonkan dan peserta didik berfantassi atau
membayangkan betapa tingkah-tingkah yang dibicarakan itu dapat dinyatakan
dalam bentuk dramatisasi.
3. Sandiwara boneka dan wayang
Peserta didik juga dapat bebas memainkan boneka atau wayang yang dibawa
mereka atau yang telah disediakan oleh sekolah. Ide-ide cerita dapat dirangsang
melalui berbagai media seperti : cerita pendidik, cerita dari buku, radio, televisi,
maupun film.

5.peer teaching
Metode Pembelajaran Peer Teaching
Senin, 10 Desember 2012

Metode Pembelajaran “ Peer Teaching “

Pembelajaran model peer teaching adalah metode belajar yang melibatkan siswa secara
aktif. Jadi disini satu siswa akan mengajari siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami
materi yang diberikan. Ada ujaran yang menyebutkan bahwa “orang tua dua puluh tahun yang akan
datang adalah pemuda pada masa kini” Pendidikan sebagai upaya terorganisasi, terencana,
sistimatis, untuk mentransmisikan pengetahuan dalam arti luas (sikap, moral dan nilai-nilai hidup
dan kehidupan, ketrampilan, dll.) dari suatu generasi ke generasi lain, bertujuan ingin mencapai
perubahan sikap dan perilaku tertentu.

Bagi kita sebagai bangsa dalam suatu negara bangsa (nation state) yang merdeka,
pendidikan kita niscaya dilandasi oleh pengetahuan dari mulai dilahirkan dan sudah kita sepakati dan
anut bersama. Aktifitas apapun yang dilakukan manusia memerlukan daya nalar yang tinggi. Dan
untuk menguji dan mengasah daya nalar tersebut manusia harus melakukan latihan demi latihan.
Sejak manusia berada dalam kandungan telah diberikan oleh Tuhan akal dan pikiran. akal dan pikiran
tersebut harus digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia terutama guru sebagai agen perubahan
tersebut.

Dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, guru dituntut memberikan layanan
terbaiknya agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan dan tersalurkan secara tuntas, dan
indikator yang diharapkan dapat direspon positif oleh peserta didik. Strategi pembelajaran yang
tepat akan menuntun siswa untuk mencapai tujuan tersebut.

Selain tukar pikiran, strategi lain yang masih dapat digunakan adalah siswa saling memberi
pengetahuannya kepada sesama temannya atau mengajar teman sejawat (peer teaching). Peer
Teaching adalah pola belajar antar sesama siswa. Dalam proses ini guru tak dapat dipisahkan dari
proses perubahan afeksi siswa dalam belajar.

Untuk menerapkan strategi ini selain membutuhkan skil yang memadai, juga perlu
penguasaan konsep materi yang akan diajarkan kepada siswa. Biologi sebagai salah satu
pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang menuntut daya fikir siswa untuk lebih kreatif dan
mandiri.

Materi biologi berkaitan dengan alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran biologi dibutuhkan
pemahaman dari suatu konsep secara universal. Satu metode yang sesuai dengan tuntutan KTSP
dapat dilakukan dengan menerapkan Peer Teching.
Pembelajaran Biologi dapat dikatakan berhasil dan berkualitas dari segi proses apabila
seluruh dan sebagai besar peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu
menyerap materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran biologi tersebut dapat dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan daya pikIr terhadap suatu konsep yang telah ditetapkan.

Langkah – langkah Pelaksanaan Metode Peer Teaching

1.        Cara pertama dalam menggunakan strategi ini yaitu, setelah melakukan apersepsi atau memberi
salam dan melakukan pre test terhadap materi minggu lalu, guru juga menghubungkan materi
minggu lalu dengan topik yang akan dibahas pada waktu itu. Kemudian guru menerangkan secara
umum tentang topik yang dibahas pada waktu itu. Kemudian guru membuat kelompok antar siswa
secara merata, artinya dalam satu kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar.
Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.

2.        Langkah berikutnya adalah menjelaskan secara detil materi yang akan dibahas pada waktu itu
meliputi indicator yang harus dicapai oleh siswa pada waktu itu. Selanjutnya siswa diberikan
lembaran berisi tugas berupa pertanyaan untuk didiskusikan menurut pengetahuan yang mereka
kuasai.

3.        Dalam lembaran tersebut setiap kelompok diminta untuk memberikan pendapat menurut persepsi
mereka sendiri masing-masing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai permasalahan yang di
indikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di tuntut setiap anggota kelompok memberikan
tanggapan serta pendapat mereka sendiri yang nantinya akan di satukan dalam satu kesimpulan
yang mengerucut pada tujuan yang hendak dicapai dalam materi tersebut. Peran guru di sini adalah
mengawasi serta mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan setiap kelompok siswa, serta
memberikan bantuan bila mereka mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu, namun bukan
berarti guru harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai pemecahan masalah tersebut,
setiap kelompok siswa harus memikirkannya sendiri dan tidak keluar dari batasan materi yang
diberikan pada waktu itu. Bila ada yang menyimpang dari koridor, maka guru harus mengembalikan
perdebatan mereka ke materi semula.

4.        Bila masing-masing setiap kelompok telah selesai melaksanakan semua instruksi yang ada dalam
lembaran kerja tersebut, maka setiap kelompok harus merumuskan hasil diskusinya dalam satu
kesimpulan yang telah disepakati bersama. Kemudian hasil diskusinya diserahkan ke guru dalam
bentuk lembaran yang ditulis rapi.

5.        Selanjutnya guru memerintahkan setiap kelompok satu per satu membacakan hasil diskusinya. Hasil
diskusi yang dibacakan di depan kelompok yang lainnya. Sementara kelompok yang lain memberikan
tanggapan tentang hasil diskusi kelompok tersebut serta memberikan pendapat atau sanggahan
kepada kelompok tersebut. Setiap masalah baru yang muncul, dicatat guru.
6.        Terakhir, semua masalah yang muncul pada waktu diskusi kelompok tersebut diberikan solusinya
oleh guru. Dan guru mengevaluasi serta menyimpulkan semua masalah dan pemecahannya kepada
seluruh anggota kelas. Sehingga terdapat satu pemahaman yang seragam bagi setiap siswa. Terakhir
guru memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum semua penjelasan guru tadi untuk
dikumpulkan sebagai post test bagi siswa.

Metode ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang memiliki mahasiswa dalam jumlah
banyak. Aktivitas ini memberikan simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab lebih
baik.

Aktivitas yang akan dideskripsikan disini merupakan ”cooperative learning activity” yang
merupakan suatu strategi dimana mahasiswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok kecil dengan
tujuan untuk memaksimalkan pembelajaran anggota kelompok yang ada didalamnya (Cooper,
KcKinney dan Robinson 1991). Metode tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan proses belajar.

Metode Peer-Teaching ini diberikan sebagai berikut:

1. Pada akhir suatu bagian, misalnya akhir suatu bab, mahasiswa diberikan latihan yang
berhubungan dengan materi yang telah dibahas sebelumnya. Latihan ini harus dikerjakan oleh
mahasiswa diluar jadwal. Materi pada latihan tersebut merupakan pertanyaan yang terstruktur dari
prosedur yang mudah sampai prosedur yang bersifat konseptual. Tujuan dari latihan ini adalah untuk
memfasilitasi pembelajaran dan tidak berhubungan dengan nilai. Mahasiswa bebas untuk
mengerjakan atau tidak mengerjakan latihan tersebut. Mahasiswa yang dapat menyelesaikan latihan
tersebut dan merasa percaya diri untuk menerangkan kepada temannya dijadikan volunteers
teacher.
2. Dosen kemudian mengadakan prepatory meeting dengan tujuan untuk menyusun tim
pengajar (teaching teams) yang terdiri dari mahasiswa yang bersedia untuk menjadi volunteers
teachers kemudian mendiskusikan semua pertanyaan yang timbul dari latihan yang telah mereka
kerjakan sebelumnya.
3. Setelah semua pertanyaan didiskusikan, mahasiswa dari teaching teams masing-masing
membentuk suatu kelompok dari diluar teaching teams untuk dijadikan ”peer”.
4. Mahasiswa dari teaching teams bertindak sebagai instruktur kepada anggotanya untuk
menerangkan latihan yang telah diberikan sebelumnya (peer-teaching).
5. Partisipasi student-students ataupun teacher-student merupakan kegiatan yang bersifat
optional dan tidak berhubungan dengan nilai mahasiswa. Penilaian disini berasal dari indiviual
assignment ataupun dari hasil ujian.
Esensi dari aktivitas ini adalah untuk mencari tempat dan waktu yang tepat baik
untuk prepatory meeting ataupun peer teaching. Namun kuncinya adalah jika mahasiswa yang
dijadikan volunteers teachers telah menyelesaikan latihan yang diberikan, maka prepatory meeting
tersebut dilakukan dengan efektif tanpa membuang waktu.

Keuntungan untuk mahasiswa yang berperan sebagai mahasiswa adalah remoteness yang
menyebabkan mahasiswa enggan untuk bertanya pada kelas reguler dapat diminimalisir. Bukan
hanya karena adanya jumlah anggota kelompok yang sedikit, adanya kesamaan usia dan gaya
diantara peers membuat para anggota kelompok nyaman untuk bertanya mengenai materi yang ada
sehingga memudhkan pembelajaran.

Sedangkan untuk mahasiswa yang berperan sebagai teacher adanya metode ini akan
semakin meningkatkan pemahaman mahasiswa tersebut akan materi yang ada. Selain itu dengan
adanya kompetisi antara kelompok mendorong mahasiswa yang berperan sebagai pengajar akan
menngkatkan kualitas kelompoknya.

Pelaksanaan Peer Teaching

            Metode peer teaching dilaksanakan di luar jadwal kuliah. Mahasiswa dibagi menjadi 8
kelompok, masing-masing beranggotakan 9-10 mahasiswa yang dipandu oleh seorang volunteers
teacher. Materi dalam peer teaching ini terdiri atas materi kebidangan dan materi problem based
learning. Materi kebidangan bertujuan menjabarkan silabi statistika dengan memberikan contoh-
contoh kasus ekonomi dan perbankan. Dengan demikian mahsiswa menjadi paham ruang lingkup
statistika. Materi problem based learning, bertujuan untuk menghidupkan berbasis pada ”student
centerred learning” untuk mem ”back up” materi perkuliahan. Dengan demikian wawasan statistika
tidak hanya dipahami secara teoritis saja melainkan secara nyata melalui studi kasus di lapangan.
Materi khusus terdiri dari membuat makalah mengenai data-data ekonomi dan perbankan.

Ada pola ajar yang mungkin tepat bagi guru untuk menyampaikan materi ajarnya. Yaitu
tukar pendapat atau brain storming dimana materi yang disampaikan hanya sebatas materi pokok,
selanjutnya diberikan waktu bagi siswa untuk memberikan tanggapan atau respon materi tadi, lalu
guru memberikan jawaban atas respon tadi dengan menyelipkan indicator yang ingin disampaikan.

Keunggulan dan Kelemahan Metode Peer Teaching


a.    Keunggulan metode peer teaching

 Meningkatkan motivasi belajar siswa


 Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
 Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
 Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
 Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
 Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
 Membangun semangat bekerja sama
 Melatih keterampilan berkomunikasi
 Meningkatkan hasil belajar
b.        Kelemahan metode peer teaching

 Memerlukan waktu yang relatif lama


 Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka metode ini menjadi tidak
efektif
 Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang ingin menonjolkan
diri
 Tidak semua guru benar-benar memahami cara masing-masing siswa bekerja di kelompok
 Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa SD (teknik ini biasanya diterapkan di PT)
 Memerlukan perhatian guru yang ekstra ketat

6. Curah pendapat

A.    Pengertian Metode Brainstorming atau curah pendapat


 
Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di
dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa
menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut
berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satiu cara untuk
mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah
2001: 73).

B.    Langkah-langkah metode Brainstorming

Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini adalah memberikan masalah yang mampu
merangsang pikiran siswa, sehingga mereka menanggapi, dan guru tidak boleh
mengomentari bahwa pendapat siswa itu benar/ salah, juga tidak perlu disimpulkan, guru
hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, sehingga semua siswa di dalam
kelas mendapat giliran, tidak perlu komentar atau evaluasi.
Siswa bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar atau
bertanya, atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan
pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik. Siswa yang kurang aktif perlu
dipancing dengan pertanyaan dari guru agar turut berpartisipasi aktif, dan berani
mengemukakan pendapatnya.
Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode
brainstorming :
 Pemberian informasi dan motivasi
 Guru menjelaskan masalah yang dihadapi beserta latar belakangnya dan mengajak
peserta didik aktif untuk menyumbangkan pemikirannya.
 Identifikasi
 Pada tahap ini peserta didik diundang untuk memberikan sumbang saran pemikiran
sebanyak-banyaknya. Semua saran yang masuk ditampung, ditulis dan tidak dikritik.
Pimpinan kelompok dan peserta hanya boleh bertanya untuk meminta penjelasan. Hal
ini agar kreativitas peserta didik tidak terhambat.
 Klasifikasi
 Semua saran dan masukan peserta ditulis. Langkah selanjutnya mengklasifikasikan
berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa
berdasarkan struktur/ faktor-faktor lain.
 Verifikasi
 Kelompok secara bersama melihat kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan.
Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahannya. Apabila terdapat
sumbang saran yang sama diambil salah satunya dan sumbang saran yang tidak
relevan bisa dicoret. Kepada pemberi sumbang saran bisa diminta argumentasinnya.
 Konklusi (Penyepakatan)
 Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir
alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil
kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.

C.    Keunggulan metode brainstorming


 Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat.
 Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
 Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan oleh guru.
 Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
 Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari
guru.
 Terjadi persaingan yang sehat.
 Anak merasa bebas dan gembira.
 Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.

D.    Kekurangan metode brainstorming


 Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam
kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi.
Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin.
Caranya yaitu dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan
membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang.

7. Simulasi
Metode simulasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberikan
penyajian berupa pelajaran dengan menggunakan situasi maupun suatu proses
yang nyata. Dalam metode jenis ini, siswa diminta untuk terlibat secara aktif dalam
melalukan interaksi dengan situasi yang ada disekitar lingkungannya. Siswa diminta
untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh atau yang telah dipelajari
sebelumnya.
Pengertian di atas menunjukkan bahwa dalam metode simulasi penerapan antara
teori dengan kehidupan nyata dalam bentuk praktek, sangat diperlukan oleh siswa.
Sebenarnya apa sih tujuan dari metode pembelajaran dengan teknik simulasi ini?
Sehingga siswa diminta untuk menerapkan teori yang telah di pelajari.

Tujuan Metode Pembelajaran Teknik Simulasi


Setiap metode pembelajaran tentu saja memiliki tujuan – tujuan tertentu yang ingin
dicapai, ketika telah diterapkan pada siswa. Lalu, apakah tujuan dari metode
simulasi ini? Tujuan dari metode pembelajaran dengan teknik simulasi, yaitu:

1. Membantu siswa dalam menerapkan keterampilan untuk membuat keputusan dan dalam
menyelesaikan masalah.
2. Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi antarsesama
manusia.
3. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan tentang berbagai prinsip dan
teori.
4. Membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.
Tujuan – tujuan di atas merupakan hal – hal yang ingin dicapai dari penerapan
metode pembelajaran dengan teknik simulasi ini. Kemudian, apa sajakah jenis –
jenis dari metode pembelajaran teknik simulasi ini? Hal tersebut akan dijabarkan di
bawah ini.

Jenis – Jenis Metode Pembelajaran dengan Teknik Simulasi


Sandra de Young dalam Nursalim dan Efendi (2008) menyatakan terdapat tiga jenis
dari simulasi. Jenis – jenis dari simulasi dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Latihan simulasi atau simulation exercise. Merupakan suatu metode pembelajaran, di mana


memberikan penyajian tentang situasi nyata yang dapat dikontrol. Siswa berhak untuk
melakukan manipulasi terhadap situasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
situasi tersebut secara lebih baik. Simulasi jenis ini, dapat meliputi: simulasi dengan
menggunakan audio visual dan live simulated patient.
2. Simulation game atau permainan simulasi.
3. Role playing atau bermain peran. Merupakan salah satu metode pembelajaran dengan
menggunakan drama. Siswa secara spontan memperagakan suatu peran dalam
berinteraksi yang berhubungan dengan masalah dan hubungan antarmanusia.Metode
simulasi ini tidak dapat dilakukan secara langsung pada klien. Melainkan dilakukan dengan
cara mempraktikkan seolah – olah nyata. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan yang lebih fatal. Teknik bermain peran, terdapat tiga jenis, yaitu kasus aktif,
model, dan klien.
Ada tiga jenis metode pembelajaran dengan teknik simulasi yaitu latihan simulasi,
simulasi permainan, dan bermain peran. Ketiga jenis tersebut, dapat digunakan oleh
guru dengan memilih jenis yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Menerapkan
salah satu jenis dari metode simulasi, tidak akan lengkap, tanpa memahami tentang
petunjuknya. Petunjuk dalam penggunaan metode simulasi dapat dijelaskan di
pembahasan selanjutnya.

Petunjuk Penggunaan dari Metode Simulasi


Terdapat beberapa petunjuk yang harus dilakukan oleh guru, ketika menerapkan
metode simulasi. Petunjuk – petunjuk tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Guru atau pembimbing dalam melakukan suatu simulasi, diharapkan harus dapat
meningkatkan dalam mencapai suatu tujuan.
2. Memperhatikan syarat dalam pelaksaan simulasi. Syarat – syarat tersebut berhubungan
dengan jumlah siswa, waktu yang diperlukan untuk melakukan simulasi, alat yang
digunakan untuk simulasi, dan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi.
3. Guru atau pembimbing harus memahami tentang pelaksanaan dari simulasi.
4. Melakukan uji coba pada kelompok siswa yang telah dikenal oleh guru atau pembimbing.
5. Siswa yang telah memiliki latar belakang berkaitan dengan teori dan keterampilan yang
dibutuhkan, diminta untuk ikut berperan serta dalam pelaksanaan simulasi.
6. Siswa harus sudah mengerti tentang tujuan dari peran sertanya pada kegiatan simulasi.
7. Siswa diberikan petunjuk tertulis yang lengkap.
8. Guru atau pembimbing memiliki tanggung jawab untuk menginterupsi simulasi. Hal tersebut
terjadi, apabila waktu yang digunakan telah melewati batas dan muncul suatu masalah,
selain itu siswa yang terlibat, belum kompeten terhadap kegiatan yang dilakukan.
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan metode pembelajaran dengan teknik simulasi ini. Lebih lanjut,
akan dijelaskan tentang proses pembimbingan pada metode pembelajaran dengan
teknik simulasi.

Proses Pembimbingan Metode Pembelajaran dengan Teknik Simulasi


Terdapat beberapa proses yang harus diperhatikan dalam proses pembimbingan
untuk metode simulasi. Proses – proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Guru maupun pembimbing perlu menyampaikan tentang tujuan dari simulasi yang
dilakukan.
2. Guru maupun pembimbing perlu memberikan penjelasan tentang jalannya simulasi.
3. Guru maupun pembimbing perlu untuk mengatur siswa dalam memainkan perannya sesuai
dengan perannya dalam kegiatan simulasi.
4. Guru atau pembimbing perlu untuk melakukan uji coba. Uji coba ini dapat dilakukan pada
siswa yang dikenal oleh pembimbing.
5. Guru atau pembimbing perlu untuk memberikan komentar atau pendapatnya setelah
simulasi selesai dilaksanakan. Kondisi ini terjadi, jika ditemukan suatu masalah dan siswa
kurang dapat untuk menguasai masalah yang sedang dihadapi.
6. Guru atau pembimbing perlu untuk melakukan diskusi. Diskusi dimaksudkan untuk
membahas proses dari kegiatan simulasi.
Penjabaran di atas memberikan gambaran pada guru maupun pembimbing, ketika
memberikan suatu bimbingan yang menerapkan metode pembelajaran dengan
menggunakan teknik simulasi. Memahami tentang metode pembelajaran dengan
teknik simulasi, tidak akan lengkap rasanya tanpa mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari metode jenis ini. Berikut ini pembahasan yang selanjutnya akan
menguraikan tentang kelebihan dan kelemahan dari metode simulasi.

Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Pembelajaran dengan Teknik Simulasi


Kelebihan dari metode simulasi, yaitu sebagai berikut.

1. Metode simulasi dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selain itu,
memberikan pengalaman secara tidak langsung yang diperlukan oleh siswa untuk
menghadapi permasalah yang berhubungan dengan sosial.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk menyalurkan perasaannya yang terpendam. Perasaan
yang terpendam tersebut, akan memperoleh kepuasan, kesegaran, dan kesehatan jiwa
dengan menerapkan teknik simulasi ini.
3. Metode simulasi dapat membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuan
yang dimiliki.
Setelah dijabarkan tentang kelebihan dari metode simulasi, selanjutnya akan
dijelaskan tentang kelemahan dari metode simulasi, yaitu sebagai berikut.

1. Metode simulasi tidak selalu tepat dalam memberikan pengalaman pada siswa. Ketepatan
tersebut berhubungan dengan kenyataan di lapangan atau kehidupan.
2. Metode simulasi tidak jarang dijadikan sebagai ajang hiburan bagi siswa, sehingga
mengabaikan fungsi belajarnya.
3. Kurangnya pengalaman dalam menerapkan metode simulasi, dapat menyebabkan
kesalahan arah dan menjadi kaku dalam pelaksanaannya.
4. Pengaruh emosional dalam menerapkan metode simulasi ini, memberikan dampak yang
cukup signifikan.

8. Demonstrasi

A.    Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan


pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan diikuti dengan
meniru pekerjaan yang didemonstrasikan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan
dengan bahan pelajaran.
Metode demonstrasi merupakan suatu sumber metode mengajar dimana seorang guru,
orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau anak menunjukkan kepada
kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau suatu proses, misalnya
bagaimana membuat peta timbul, bagaimana cata menggunakan kamera dengan hasil
yang baik dan sebagainya.

B.     Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi


1.      Manfaat Metode Demonstrasi
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah :
a.       Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b.      Proses belajar anak lebih terarah pada materi yang sedang dipelahari.
c.       Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri anak
Di samping itu, metode demonstrasi memiliki 2 fungsi, yaitu :
a.       Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi
kepada anak.
b.      Membantu meningkatkan daya pikir  anak usia dini terutama daya pikir dalam
anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen dan
berpikir evaluatif.
Metode demonstrasi memberikan kesempatan kepada anak untuk memperkirakan apa
yang akan terjadi, bagaimana hal itu dapat terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.

2.      Tujuan Metode Demonstrasi


Demonstrasi merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak
dapat menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode
demonstrasi adalah peniruan terhadap model yang dapat dilakukan dan memberikan
pengalaman belajar melalui penglihatan dan pendengaran.

C.    Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi


Kelebihan Metode  demonstrasi antara lain :
1.     Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja
suatu benda/peristiwa.
2.      Memudahkan berbagai jenis penjelasan
3.      Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret.
4.      Perhatian anak dapat lebih terpusatkan
5.      Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dilanjutkan dengan
eskperimen
6.      Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak
mencoba sendiri.
7.      Beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat suatu
proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas

Kelemahan metode demonstrasi antara lain :


1.      Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda/peristiwa yang akan
dipertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu
kecil. Sehingga metode demonstrasi hanya efektif untuk sistem kelompok dan kurang
efektif apabila menggunakan sistem klasikal
2.      Tidak semua benda/peristiwa dapat didemonstrasikan.
3.  Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.
4.      Apabila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kemungkinan anak menjadi
lupa, dan materi belajar tidak akan bermakna karena tidak menjadikan pengalaman
belajar

D.    Rancangan Kegiatan Demonstrasi


Secara umum persiapan yang perlu dilakukan guru dalam merancang kegiatan
demonstrasi adalah sebagai berikut :
1.      Menetapkan tujuan dan tema kegiatan demonstrasi
Dalam menetapkan tujuan demonstrasi guru mengidentifikasikan perbuatan-perbuatan
apa yang akan diajarkan kepada anak dalam pernyataan-pernyataan yang spesifik dan
operasional (teknis). Dalam menetapkan tema yang harus diperhatikan guru adalah
tema yang dekat dengan kehidupan anak, menarik dan menantang aktivitas belajar
anak.
2.      Menetapkan bentuk demonstrasi yang dipilih
Sebelum menetapkan kegiatan, guru menentukan bentuk demonstrasi, misalnya dengan
cara penjelasan, sosiodrama atau cara lainnya
3.      Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan
Ada dua jenis bahan dan alat yang dibutuhkan yaitu :
a.       Bahan dan alat yang diperlukan oleh guru untuk mendemonstrasikan sesuatu.
b.      Bahan dan alat yang diperlukan anak untuk menirukan  contoh yang dilakukan
guru.
4.      Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi
Langkah-langkah ini bersifat fleksibel tergantung jenis kegiatan.
5.      Menetapkan penilaian kegiatan demonstrasi

E.     Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui
Metode Demonstrasi

Di dalam kegiatan anak usia dini, banyak jenis kegiatan yang tidak cukup dimengerti
oleh anak apabila hanya disampaikan dengan penjelasan verbal, tetapi perlu penjelasan
dengan cara memperlihatkan suatu cara kerja berupa tindakan/gerakan. Misalnya,
dalam kegiatan keterampilan yang  berupa melipat, menggunting, membentuk.
Demonstrasi dapat dilakukan sebagai improvisasi  maupun dirancang terlebih dahulu.
Keduanya sangat efektif dalam kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Metode
demonstrasi yang dipadukan dengan metode penemuan, memungkinkan guru
membimbing anak menemukan hal-hal baru berdasarkan praduga atau hipotesis yang
disusun oleh anak. Dari hasil pembuktian itu anak akan dapat menarik kesimpulan yang
berlaku secara umum. Anak-anak membuat praduga dengan menerapkan pengetahuan
yang telah dimilikinya dan mengujinya pada kegiatan demonstrasi tersebut.
Demonstrasi dapat pula dipadukan dengan metode ekspositorik. Dalam metode
ekspositorik guru menyajikan informasi kepada anak dengan cara menjelaskan melalui
buku, film atau slide. guru menjelaskan kepada anak apa yang diharapkan terjadi
apabila guru melakukan tindakan tertentu.
Metode demonstrasi bisa juga dilakukan melalui dramatisasi. Dramatisasi banyak
dipergunakan dalam  bidang bahasa maupun sosial. Berdasarkan hasil penelitian, baik
demonstrasi murni ( menjelaskan – menunjukkan - mengerjakan) maupun demonstrasi
sebagai kegiatan dramatisasi merupakan kegiatan yang efektif bagi anak usia dini.
Pembelajaran dikatakan efektif apabila guru dapat membimbing anak-anak memasuki
situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang menimbulkan kegiatan belajar
pada anak.

9. Pameran
10. Cst

Anda mungkin juga menyukai