Anda di halaman 1dari 16

WAWANCARA MENDALAM

(INDEPTH INTERVIEW)
KELOMPOK 3:
FIRDA
YULIANA
MUSDALIFA
ROSMAWATI
INDAH SARI
A. PENGERTIAN
Wawancara mendalam atau indepth interview adalah suatu jenis
wawancara yang dilakukan oleh seorang pewawancara untuk
menggali informasi, memahami pandangan, kepercayaan,
pengalaman, pengetahuan informan mengenai suatu hal secara
utuh.
Apa yang dapat kita pelajari dari wawancara mendalam?
Wawancara mendalam digunakan untuk mempelajari ekspresi
seorang individu, wawancara mendalam juga digunakan sebagai
teknik pengumpulan data yang efektif untuk menggali perasaan ,
pendapat dan pengalaman seseorang.
B. PERBEDAAN ANTARA WAWANCARA MENDALAM
DENGAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
 Wawncara mendalam digunakan untuk menggali pengalaman,
pendapat, dan perasaan seseorang, dan topik yang sensitif.
Kekuatan untuk menggali tanggapan yang beragam dan
kontradiksi, untuk menggali peristiwa, Fenomena dan
kepercayaan.
 Sedangkan FGD untuk mengidentifikasi norma kelompok,
menggali pendapat tentang norma kelompok, menemukan
variasi dalam kelompok. Kekuatan FGD adalah menggali
informasi dalam rentang norma dan pendapat dalam waktu yang
singkat. Kekuatan lainnya adalah dalam dinamika kelompok,
stimulasi, percakapan, dan reaksi peserta diskusi (Mack, 2005)
C. JENIS-JENIS WAWANCARA MENDALAM
Patton (1990) membagi 3 jenis wawancara mendalam yaitu:
1. Wawancara informal (wawancara tidak terstruktur)
Jenis wawancara ini berbentuk bicara obrolan dan selama wawancara informan kadang -
kadang lupa bahwa ia sedang diwawancarai. Sebagian besar pertanyaan yang diajukan
akan mnegalir dari hubungan pewawancara dan yang diwawancarai secara spontan.
2. Wawancara semi terstruktur (guided interview)
Jenis wawancara ini digunakan unuk menggali informasi mengenai topik khusus, namun
si Pewawancara bebas menggali informasi dan mengajukan pertanyaan yang menarik
bagi pewawacara.
3. Wawancara Terstruktur
Jenis wawancara ini menggunakan pertanyaan terbuka yang standar dengan
menggunakan kalimat dan kata-kata yang mudah dimengerti infroman dan diatur
sedemikian rupa untuk menminimalkan variasi dalam mengajukan pertanyaan.
D. PENGGUNAAN WAWANCARA MENDALAM
Wawancara mendalam dapat digunakan untuk menggali:
1. Life History
Dalam life history ini, pewawancara ingin mengetahui tentang pengalaman
dalam kehidupan seseorang dan arti yang diberikan seseorang tersebut
terhadap pengalamannya.
2. Wawancara Informan Kunci
Wawancara informan kunci sebagai kunci sumber informasi, dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai peristiwa yang sudah lampau di mana
informasi langsung tidak dapat dilakukan.
3. Wawancara Mendalam dengan Sejumlah Individu
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam
mengenai situasi, keadaan masyarakat, dan lain-lain. Wawancara ini dilakukan
terhadap sejumlah orang dalam waktu yang relatif singkat misalnya wawancara
dengan ibu-ibu balita di masyarakat.
E. PEMILIHAN TEKNIK WAWANCARA MENDALAM
Setiap teknik pengumpulan data memiliki kekuatan dan
kelemahan. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipasi
merupakan teknik yang paling baik dilbandingkan dengan teknik
lainnya, karena memberikan informasi yang terinci yang diperoleh
dengan cara langsung mengobservasi dan mendengarkan apa
yang telah dikatakan informan. Wawancara mendalam tepat untuk
hal-hal berikut:
1. Ruang lingkup penelitian jelas
2. Penelitian ditujukan untuk menggali informasi yang telah lampau
3. Peneliti mempunyai hambatan waktu
Kelemahan –kelemahan teknik wawancara mendalam adalah
sebagai berikut:
1. kadang-kadang ada perbedaan mengenai apa yang dikatakan
seseorang dengan apa yang sebenarnya dilakukan.
2. Apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan seseorang berbeda
dalam situasi yang berbeda.
3. Karena wawancara mendalam tidak melakukan observasi
langsung dalam kehidupan sehari-hari, maka terjadi
pembatasan pada hal-hal yang menjadi perhatian peneliti.
F. PEMILIHAN INFORMAN
Pemilihan informan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
adalah:
1. Dengan cara snowballing yaitu pertama kali peneliti mencari
seorang informan dan selanjutnya peneliti meminta kepada informan
tersebut untuk memperkenalkan temannya kepada peneliti untuk
dijadikan informan.
2. melakukan personal kontak dengan cara mencari informan secara
langsung di masyarakat.
3. Melakukan pendekatan kepada organisasi-organisasi. Misalnya
seorang peneliti yang ingin meneliti kesehatan balita maka ia mencari
data balita dari puskesmas, RT/RW, Posyandu.
G. TEKNIK WAWANCARA
1. Mengajukan pertanyaan yang jelas
2. Mengajukan pertanyaan tunggal
3. Mengajukan pertanyaan terbuka (patton,1990)
4. Ajukan pertanyaan tentang pengalaman atau perilaku sebelum mengajukan
pertanyaan tentang pendapat, perasaan, persepsi, karena akan membantu
informan untuk mengekspresikan perasaan dan pendapatnya.
5. Urutan pertanyaan
6. Probing dan pertanyaan penelitian (kvale, 1996)
7. Hindari pertanyaan yang sensitif
8. Mengembangkan rapport (hubungan baik)
H. TEKNIK PROBING
Salah satu kunci dalam wawancara mendalam adalah mengetahui kapan dan
bagaimana melakukan probing. Ada beberapa teknik probing yang netral dapat
digunakan dalam wawancara mendalam yaitu:

Silent Probe adalah teknik probing untuk menstimulasi tanya jawab lebih lanjut denngan
cara pewawancara berhenti sesaat menunggu penjelasan lebih lanjut dari informan,
sementara itu pewawancara tetap menetap informan.

Echo probe adalah teknik probing dengan cara pewawancara mengulangi jawaban
informan, misalnya informan menyatakan: “menurut saya itu adalah perencanaan yang
bagus”, dilanjutkan dengan pertanyaan dari pewawancara “menurut saudara perencanaan
itu bagus”?.

Requestion Probe adalah teknik probing dengan cara pewawancara mengulangi sebagian
dari pertanyaan. Misalnya “menurut anda apalagi yang diperlukan untuk menigkatkan
kesehatan masyarakat?”
Recapitulation probe adalah teknik probing yang meminta informan untuk mengatakan
dengan cara lain. Bertujuan untuk memberikan waktu lebih banyak bagi pewawancara
untuk menulis jawaban informan untuk menjelaskan jawabannya lebih terinci.

Encouragement probe adalah teknik probing yang memberikan dorongan, perhatian pada
jawaban informan

Repeat probe. Apabila informan bingung, tidak mengerti pertanyaan yang diajukan makan
sebaiknya pewawancara mengulangi pertanyaan yang diajukan.

Clarification probe adalah teknik probing yang dilakukan jika jawaban informan tidak
sesuai, selalu berubah, atau berlawanan.

Elaboration probe adalah teknik probing dengan cara mengajukan pertanyaan yang
seksama dan terinci untuk mendapat jawaban yang lebih lengkap.
I. PERANAN DAN KETERAMPILAN
PEWAWANCARA
• Upaya yang perlu dilakukan agar wawancara berhasil (Van Dijk Marieke, 2002) :

Persiapan lingkungan Tempat Wawancara

Gender sensitif

Sikap pewawancara
• Bersahabat, santai, jangan tergesa-gesa
• Mendengarkan dengan baik
• Gunakan bahasa yang mudah
• Jangan terkejut atau heran dengan jawaban informan
• Tunjukkan secara verbal dan dengan bahasa tubuh, untuk menunjukkan bahwa
pewawancara menghargai informan
J. ETIKA PENELITIAN
Jelaskan tujuan wawancara

• Peneliti harus menjelaskan tujuan penelitian kepada informan secara jujur dan
juga manfaat serta risiko penelitian yang harus diantisipasi, kepada informan dan
masyarakat, lembaga yang mengadakan penelitian.

Apa yang harus peneliti jelaskan agar informan percaya bahwa


infromasi yang diberikan akan dirahasiakan?
• Pewawancara harus menyakinkan informan bahwa informasi yang diberikan tidak
akan disampaikan kepada orang lain dan masyarakat.
• Pewawancara harus memahami dan menjelaskan prosedur penelitian yang
dituliskan dalam protokol penelitian untuk melindungi kerahasiaan informan,

Bagaimana persetujuan informasi (inform consent) digunakan


dalam penelitian
• Peneliti harus menjelaskan persetujuan informasi (inform consent) sesuai
prosedur penelitian
• Biasa dijelaskan secara lisan, memakai tape recorder, dan ada juga
menggunakan lembaran inform consent.
K. LOGISTIK WAWANCARA MENDALAM DAN
PERANAN PEWAWANCARA
• Tanggung Jawab Pewawancara
Mempersiapkan Wawancara
• Mempersiapkan rekaman dan tempat dilangsungkannya wawancara
• Menguasai tujuan penelitian dan siap untuk menjawab pertanyaan informan
yang berhubungan dengan penelitian
• Peneliti harus disiplin
• Siap untuk melakukan wawancara dan memenuhi semua janji yang
disampaikan kepada informan.
• Mengajukan semua pertanyaan yang tercantum dalam paduan
pertanyaan,dan menggali jawaban informan untuk mendalami jawaban
informan.
• Mendapatkan dokumen persetujuan informasi (inform consent).
• Merekam hasil wawancara dengan rekaman dan membuat copy cacatan hasil
wawancara.
• Melakukan observasi dan mencatat perilaku informan pada saat wawancara
dan hal-hal yang berhubungan dengan wawancara.
• Mengembangkan segera catatan singkat hasil wawancara setelah selesainya
wawancarA
Keterampilan Pewawancara

• Pewawancra harus mampu mendengarkan, tanpa berperan sebagai


penasihat/konselor, mendorong informan untuk mengelaborasi jawabannya
tanpa memberikan pernyataan setuju atau tidak
• Tetap mengatur dan melaksanakan wawancara secara alamiah dan
menghormati informan sebagai seorang ahli.

Mengatur Wawancara

• Agar wawancara efektif, pewawancara perlu menjelaskan tujuan penelitian.


• Menjelaskan keterbatasan waktu
• Mengecek panduan pertanyaan agar pewawancara tetap pada jalur
pertanyaan
SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai